Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?

Ketika Sella Ye mendengar Bobby Shen mengatakan itu, dia segera bangkit dari lengannya dan menyandarkan kepalanya di kursi mobil.

Bobby Shen menatapnya dan tersenyum.

Mereka tidak banyak berbicara sepanjang perjalan, Bobby Shen tidak bertanya ke mana dia ingin pergi dan langsung membawanya ke hotel yang dia kunjungi terakhir kali, masih di kamar yang sama.

Memasuki ruangan, Bobby Shen bertanya padanya, "Apakah kamu mau mandi?"

Sella Ye mengangguk.

Bobby Shen meletakkan tangannya di pinggangnya, memegangnya, dan berkata dengan lembut, "Berdua?"

Stella Ye kaget. Dia tidak ingin mandi dengannya!

Melepas sepatu dan mantelnya, Sella Ye pergi ke kamar mandi dan cepat-cepat menutup pintu. Di kamar mandi, dia bersandar di pintu dan mengintip kearah Bobby Shen yang melihatnya dari luar, "Aku tidak mau mandi denganmu!"

Bobby Shen memegang gagang pintu kamar mandi dan berkata dengan senyum licik, "Bagaimana jika aku benar-benar mengiginkannya?"

"Jika kamu masuk aku akan mengeluarkanmu," Kata Sella Ye

Apa lagi yang bisa dikatakan Bobby Shen? Ada suara deras air di kamar mandi. Sella Ye sudah mandi.

Melihat ini, Bobby Shen tidak memaksa masuk ke kamar mandi. Dia berdiri mondar-mandir di kamar hotel, memikirkan apa yang terjadi pada Sella Ye malam ini. Dia mengambil sebatang rokok dan menelpon Tanu si gendut untuk menyuruhnya mengikuti tindak lanjut kejadian malam ini, dan melaporkan kepadanya sesegera mungkin.

Begitu dia menutup telepon, dia mendengar ponsel Sella Ye berdering. Dia melirik layar panggilan dan melihat bahwa layar telepon menunjukkan nama "Rio Lu".

Bobby Shen segera mengambil ponsel itu dan membawanya ke kamar mandi. Ketika sampai di pintu kamar mandi, ia terhenti sejenak. Mendengar bunyi dering yang tak kunjung berhenti, ia memutuskan untuk mendorong pintu dan langsung masuk kedalam.

Ketika Sella Ye melihatnya tiba-tiba masuk, dia berteriak gelisah. Tetapi ketika dia melihat Bobby Shen menggoyangkan ponselnya dengan wajah serius, dia segera berhenti berteriak.

Bobby Shen mendekatinya, mematikan shower dan menekan tombol jawab dan pengeras suara di ponselnya, dan meletakkannya kearas Sella Ye.

Sella Ye dengan cepat membuka suara, "Halo?". Suara pria yang akrab dari ujung telepon adalah Rio Lu.

Rio Lu bertanya padanya di ujung telepon, dengan lembut, "Sella, kamu sudah tidur?"

Reaksi pertama Sella Ye bukanlah bagaimana ia akan menjawab Rio Lu, tetapi bagaimana Bobby shen akan melecehkannya setelah mendengar pertanyaan Rio Lu.

Dengan suara gemetar, dia menjawab, "Belum, belum."

Suara Rio Lu terdengar melalui speaker : "Ada apa dengan suaramu? Apakah kamu tidak enak badan?"

Nada keprihatinan menyambar telinga Bobby Shen, yang membuatnya merasa sangat tidak bahagia. Dia sedikit mengernyit dan menatap setiap reaksi di wajah Sella Ye dengan hati-hati.

Sella Ye berdeham lagi, menegakkan punggungnya dan berkata, "Tidak, aku tidak sakit." Menatap raut Bobby Shen, dia bergidik lagi dan berkata, "Rio Lu, aku akan tidur. Jika tidak ada yang penting, aku akan ..."

Sella Ye sangat ingin mengakhiri panggilan, tetapi Rio Lu tampaknya tidak menangkap kode itu, dan dia mulai berbicara tentang malam ini——

"Sella, pria yang datang malam ini, adalah Bobby Shen. Apakah dia pacarmu?"

Sella Ye menatap wajah Bobby Shen dan tidak tahu harus menjawab apa.

Melihat keheningannya, Rio Lu menambahkan, "Maaf, jika kamu tidak ingin menjawab, anggap saja aku tidak pernah menanyakannya, aku hanya sekedar penasaran... Sebenarnya, malam ini aku khusus kerumahmu untuk menunggumu, tetapi setelah menunggu beberapa saat aku menelponmu, namun kamu tidak menjawab. Kupikir kamu sedang mandi atau sibuk, jadi aku menunggumu lagi di bawah. Ketika aku memanggilmu lagi beberapa saat kemudian, aku mendengar kamu meminta bantuan di ujung lain telepon...Sella, aku tidak menyangka bahwa kamu akan menghadapi bahaya seperti ini malam ini. Jika aku tahu, aku tidak akan ragu untuk naik ke atas ketika kamu tidak menjawab panggilan pertamaku. Kamu sebenarnya bisa terhindar dari kejadian ini. Ini salahku... Maksudku, Sella, jika kau bisa memberiku kesempatan, maksudku jika aku punya kesempatan untuk menjagamu, aku akan sangat menghargainya ... "

Ketika Rio Lu mengatakan ini, Sella Ye ingin memotongnya beberapa kali, bukan karena dia tidak tergerak, tetapi karena dia terlalu tergerak. Tapi dia tidak ingin Bobby Shen mendengar kata-kata ini. Raut Bobby Shen murung. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan bereaksi ketika setelah mendengar pembicaraan mereka.

Ketika Rio Lu menyelesaikan kalimatnya dan Sella Ye mendongak untuk melihat Bobby Shen lagi, dia menemukan bahwa wajahnya benar-benar gelap dan matanya penuh penghinaan.

Hati Sella Ye bergetar. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya bisa menjawab kata-kata Rio Lu dengan singkat, "Rio, aku benar-benar berterima kasih atas kejadian malam ini. Aku bersungguh-sungguh.Tanpa kamu, aku mungkin punya....Ah!

Di tengah pidatonya, dia tiba-tiba ditekan oleh Bobby Shen dan dipaku ke dinding kamar mandi. Tangan besar tebal pria itu meraih tempat terlembutnya. Tindakan kekerasan dan kekuatan jahatnya tampaknya sengaja membuatnya malu.

Rio Lu mendengar nada suaranya agak aneh dan bertanya dengan khawatir, "Ada apa denganmu, Sella?"

"Tidak, tidak ada." Dengan segenap kekuatannya, dia memaksa dirinya untuk mengatakan sesuatu yang terdengar normal. Tapi tangan pria itu semakin keras. Dia memilih tempat yang paling sensitif dan lembut. Sella Ye merasa bahwa dia tidak akan bisa menahannya lagi. Memikirkan hal ini, dia dengan cepat menemukan alasan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada "Rio, aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu sekarang. Haruskah kita membuat janji untuk membicarakannya nanti?"

Begitu suaranya jatuh, Bobby Shen meningkatkan kekuatan tangannya, dan langsung meraih bagian terlembut miliknya. Tubuhnya melemah, kakinya tidak stabil, dan dia menggigit bibirnya setengah mati, berusaha untuk tidak bersuara.

Bobby Shen melihat bahwa dia tidak bisa mengendalikan diri sama sekali, dan dengan "ramah" mengulurkan tangan dan membantunya, dengan bibir tipis di telinganya, membisikkan peringatan: "Aku akan masuk tanpa menutup telepon."

Sambil memperingati, ia mendorong jarinya dengan kekuatan penuh, membuat Sella Ye tak karuan.

Seluruh tubuhnya sekarang seakan mati rasa. Saat ini, pria yang telah mengekspos tubuhnya secara menyeluruh di dalam dan di luar dan memiliki kontrol yang jelas dari setiap inci titik sensitifnya sedang memegang bagian tubuh tersensitifnya. Dia bahkan tidak perlu menggunakan keterampilan, hanya dengan satu sentuhan ia dapat menghabisinya.

Dia memohon padanya dengan matanya untuk tidak melakukannya. Namun tatapan Bobby Shen menjadi lebih arogan dan mendominasi. Dia memberi isyarat padanya untuk mengakhiri panggilan dengan cepat.

Tubuh Sella Ye sepenuhnya dikendalikan oleh Bobby Shen. Tangannya melemah begitu pula dengan suaranya. Dia berkata kepada Rio Lu di ujung telepon, "Rio, kalau ada urusan kita bicarakan besok saja, ya?"

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu