Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga

Tangan lelaki itu berhenti, hanya diam di sana tidak bergerak, setelah dia merasakan wanita itu bertambah cepat, dia mulai menggerakan tangannya menuju ke telinga wanita itu. Mulutnya menggigit-gigit lembut daun telinga wanita itu yang sudah mulai memerah, dia merasakan rangsangan yang berlipat, di setiap senti tubuhnya terasa seperti tempat yang paling sensitif.

Sella Ye sudah tidak bisa menahan desahan dalam yang keluar dari mulutnya itu, seiring gerakan Bobby Shen bertambah cepat, dia dapat merasakan nafasnya semakin memburu. Akhirnya suara desahan yang menyambung pun tidak terelakan lagi, pelan-pelan terdengar seperti suara erangan.

Sella Ye khawatir suaranya itu akan terdengar oleh orang di luar, maka dia menggigit bahu Bobby Shen, dia merasa nikmat, dan juga tersiksa, dia ingin melanjutkannya, tapi juga takut didengar orang lain, hatinya kacau, dia tidak kuasa menahan diri untuk tidak bersuara.

Sella Ye walaupun sedang di bawah kendali Bobby Shen, namun dia masih dengan keras kepala berkata, "Pergi, kamu pergilah."

"Baiklah kalau begitu."

Seiring dengan perkataan itu, tangan yang sedang meraba tubuhnya itu, tiba-tiba menghentikan aksinya, dan ditarik menjauh dari tubuhnya, tanpa ampun. Sella Ye seketika merasa kosong, seakan yang tadinya berisikan penuh air, tiba-tiba dikosongkan, tiba-tiba menjadi kering, kosong.....ada sebuah perasaan tidak nyaman yang tidak bisa diungkapkan!

Sella Ye tahu, Bobby Shen memang sengaja berbuat demikian.

Dia dengan sengaja memberinya kenikmatan, kemudian tiba-tiba pergi, tanpa ampun, menurutnya ini adalah sebuah lelucon yang menggelikan.

"Apa kamu sudah menyesal?" Lelaki itu berkata dengan nakal ke telinga Sella Ye, kemudian menggigit daun telinganya, sambil sesekali menghembuskan nafasnya ke sana, sambil terkadang bertanya, "Apa kamu menginginkannya?"

Sella Ye memalingkan muka, mendesah pelan.

Bobby Shen tertawa di telinganya, dia menjulurkan tangannya menggelitiknya, "Apa aku sudah melakukan yang benar untukmu?"

Sella Ye tertawa dibuatnya, keinginannya tidak terpuaskan tepat waktu, akhirnya diam-diam terbawa pergi, dia kemudian hanya berkata, "Aku benar-benar akan pergi, pergi melihat-lihat kamar kos baru."

Bobby Shen membelai kepalanya, kemudian dengan nada manja berkata, "Kalau begitu kita pergi bersama. Sekalian makan. Kamu ingin makan apa?"

Sampai keduanya masuk ke dalam mobil, Sella Ye masih belum tahu ingin makan apa.

Maka, dengan kesabaran yang jarang sekali ditunjukannya, Bobby Shen memberinya beberapa saran——

"Pergi makan di restoran Jepang yang baru buka itu?"

"Tidak mau, di sana hanya ada sushi dan ramen, aku tidak mau makan makanan seperti itu."

"Kalau begitu pergi ke restoran makanan barat? Masakan Perancis? Atau Italia?"

"Tidak mau, aku mau makan masakan China."

"Kalau begitu kita pergi makan hotpot? Ini adalah masakan China."

"Tidak mau. Aku belakangan ini sedang panas dalam, tidak bisa makan hotpot."

"......"

Bobby Shen kali ini tidak tahu mau berkata apa lagi, dia hanya berkata, "Kalau begitu kamu saja yang memutuskan, bos!"

Sella Ye menutup rapat-rapat bibirnya, masih tidak terpikir olehnya mau makan apa.

Kebetulan lampu merah, pandangan Bobby Shen tertuju pada sebuah 'M' raksasa, di depannya duduk sebuah patung badut McDonald yang tersenyum bodoh.

Dia menatap Sella Ye sesaat, ingatannya tiba-tiba terbang menuju ke masa dia berumur belasan tahun. Waktu itu dia dikalahkan dalam sebuah permainan catur oleh Sella Ye, akhirnya dengan terpaksa dia menraktirnya makanan. Saat ditanyai dia ingin makan apa, Sella Ye berkata dia ingin makan es krim, dia kemudian membawanya ke McDonald terdekat untuk membelikannya es krim, dan kentang goreng. Sella Ye memakan kentang gorengnya dengan dicocol es krim, di hadapannya menghabiskan kentang goreng dan es krim, dengan wajahnya yang sangat puas. Kala itu dia merasa Sella Ye sangatlah bodoh, dia mengenangnya dengan melankolis. Secangksir es krim dan sekantong kentang goreng bisa membelinya, sungguh mudah sekali.

Berpikir sampai di sini, Bobby Shen tiba-tiba bertanya kepadanya, "Apa kamu ingin makan kentang goreng?"

Sella Ye yang tadinya terdiam melamun, mendengar kentang goreng, matanya langsung berbinar, lalu mengangguk dengan semangat, "Baiklah!"

......

Setelah memarkir mobil, kedua orang itu berjalan bersama masuk ke restoran cepat saji itu. Bobby Shen sudah lama sekali tidak berada di dalam lingkungan seperti itu. Dia terkejut McDonald masa sekarang sudah menggunakan komputer untuk memesan.

Sella Ye jauh lebih akrab dengan semua itu, dia dengan tenang berjalan menuju ke komputer pemesan, kemudian bertanya pada Bobby Shen dia ingin makan apa, lalu Sella Ye langsung menyerukan beberapa nama menu makanan. Bobby Shen terkejut sampai merasa dirinya sangat ketinggalan. Semua yang dipesan Sella Ye, tidak satupun dikenali Bobby Shen.

Satu-satunya yang dia kenali, hanyalah kentang goreng, dia lalu berkata, "Bebas, pilih yang kamu suka."

"Kalau begitu aku akan sembarang memesan ya?" Sella Ye, mendongak lalu tersenyum, berkata, "Ho..milk tea gelas kedua setengah harga! Aku akhirnya bisa membeli milk tea dengan harga lebih murah. Hehehe."

Bobby Shen merasa Sella Ye tertawa seperti seorang yang bodoh, membeli sebuah barang dengan harga lebih murah sedikit seperti itu saja sudah bisa membuatnya tersenyum demikian bodoh.

Sella Ye mencibir, "Apa kamu mengerti? Gelas kedua setengah harga, meminumnya akan membuat suasana hati membaik!"

Bobby Shen hanya bisa tertawa, dia semakin merasa tidak bisa mengikuti tren anak muda jaman sekarang.

Saat membayar, Bobby Shen sedikit terpaksa. Sewaktu bertemu dengan alat pemindai kode QR, Sella Ye sudah lebih cepat memindainya, lalu membayar, kemudian dengan cepat berkata, "Aih, makan kali ini aku yang mentraktirmu."

"Apa itu bagus?" Bobby Shen memainkan bibirnya, "Selama ini belum pernah ada wanita yang mentraktirku makan."

Sella Ye memutar bola matanya, "Kan sudah terbayar." Setelah berkata demikian dia menunggu di tempat mengambil pesanan.

Awalnya kedua orang itu berencana untuk makan di situ, tapi karena mereka datang di puncak ramai pengunjung, semisal mereka ingin makan di sana, mereka berdua harus menggabung ke meja orang lain.

Sella Ye tahu, hal yang paling dibenci tuan muda Bobby Shen ini adalah keramaian, tidak peduli pergi ke mana untuk menemani dia makan, setiap kali harus duduk di ruang VIP, kalau sekarang membuatnya duduk bersama dengan orang lain, bisa-bisa nanti dia akan dibunuhnya. Maka dari itu, Sella Ye memilih pesanan mereka agar dibungkus.

......

Setelah meninggalkan tempat makan itu, tangan Bobby Shen menjinjing satu tas plastik penuh dengan makanan, sedangkan tangannya yang satu menggandeng tangan Sella Ye, masuk ke dalam mobil.

Bobby Shen meletakan makanannya, lalu sambil menyetir, sambil tertawa, berkata, "Untung saja hari ini kamu tidak membuatku makan di tempat makan itu, ramai sekali."

Sella Ye menyeritkan dahi, "Aku tahu kamu tidak menyukai keramaian."

Bobby Shen tertawa, mobilnya baru melaju setengah jalan, sudah bertemu lagi dengan lampu merah, setelah menghentikan mobil, Bobby Shen menoleh ke arah Sella Ye, menarik muka Sella Ye, lalu mengecupnya di bibir, berkata, "Cuma kamu yang paling mengerti aku."

Sella Ye sedikit tidak nyaman mendorongnya menjauh, gerakannya sangat lembut, dia berkata, "Menyetirlah, aku sudah kelaparan, segera pulang, lalu makan kentang goreng."

"Kenapa terburu-buru?" Bobby Shen menciumnya lagi, "Malam ini kita ganti suasana, untuk memastikan kamu dapat makan sampai kenyang."

"Apa?" Wajah Sella Ye memerah.

"Apa kamu tidak mendengarnya?" Bobby Shen bersiul, meliihat mobilnya kembali dihentikan lampu merah, dia berakksi lagi, kemudian tertawa, lalu berkata, "Tunggu sampai kamu nanti selesai makan, malam ini aku akan membuatmu kelelahan."

Sella Ye memahami apa yang dimaksudkan lelaki ini, wajahnya merah, memelototi dia, dia berpura-pura tidak paham, lalu memalingkan muka, melihat pemandangan di luar jendela.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu