Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 186 Jalan Buntu

Setelah Yoana Chen berkata demikian, dia dengan segera beranjak pergi. Caroline Ji mengawasi bayangannya sambil mengingat yang dikatakan barusan. Dia masuk ke dalam pikirannya.

Dia juga tahu Airin Jiang bukanlah orang yang baik, dirinya hari ini sudah menyanggupi untuk membantunya menghadapi Sella Ye, dan itu semua belum berakhir, bahkan baru saja mulai. Mulai dari hari ini, dia akan melangkah menuju ke jalan tanpa bisa berbalik lagi.

Tapi ini adalah jalan yang dipilihnya sendiri. Dia semisal kepalanya pecah sampai berdarah-darah pun, dia harus menjalaninya. Bahkan hanya untuk sebuah apartemen di pesisir pantai itu pun dia harus menjalaninya.

Dalam dunia ini, orang akan melakukan segalanya demi kekayaan. Seperti yang hari ini dia lakukan adalah agar dirinya bisa mewujudkan impiannya yang dulu. Mengenai apa yang dia lakukan untuk meraihnya, bahkan melakukan sesuatu yang tidak manusiawi pun, dia rasa itu semua layak untuk dilakukan. Bahkan jika dia harus membayarnya, dia rela bekerja dengan sungguh-sungguh.

Caroline Ji berpikir seperti itu, dia semakin yakin dengan keputusan yang tadinya membuatnya goyah.

Sekembalinya dia ke kantor, Caroline Ji pergi menemui atasannya di kantornya, dan menanyakan kepadanya mengenai komisi yang diperolehnya.

Dari awal atasannya langsung memahami maksud Caroline Ji, dia berkata, begitu kontraknya sampai, maka dia akan langsung mendapatkan komisi. Namun sekarang kontrak Airin Jiang sudah datang, dan janji atasannya itu belum juga ditepati.

Caroline Ji khawatir atasannya akan mengingkari janjinya, maka dia berencana untuk menanyakannya sekali lagi.

Atasannya hanya tertawa kemudian menjawab: "Jangan khawatir, milikmu tetap akan menjadi milikmu, aku tidak akan meraup milik pegawaiku."

Caroline Ji mengejar dengan bertanya lagi: "Kalau begitu kapan aku akan mendapatkan komisiku?"

Atasannya berkata: "Tunggu Airin Jiang melunasi pembeliannya, maka aku akan langsung mengirimnya padamu! Aku tidak pernah mengingkari janji!"

Mendengar perkataan bosnya, raut wajah Airin Jiang terlihat masam, dia dengan segera berakting sedih, "Kamu sendiri tahu perusahaan kita adalah perusahaan kecil, masalah keuangan memang sedari awal ada masalah, dengan susah payah kita menanti sesuatu seperti ini. Namun pembeli kita membelinya tahap demi tahap. Dengan demikian kita di sini juga mendapat tekanan. Tapi dengan demikian, juga ada baiknya bagimu, ada tekanan baru ada motivasi, kamu bisa lebih giat lagi menyelesaikan pembeliannya, benar bukan?"

Perkataan atasannya itu disampaikan dengan indah, tapi Caroline Ji tidak menyetujuinya, saat berjalan keluar dari kantornya, Caroline Ji menghela nafas panjang, lalu langsung melangkah menuju ke balkon kantornya untuk mencari udara segar.

Sekarang dia sudah tidak ada cara lain lagi, bosnya berencana untuk memotong uangnya, sedangkan Airin Jiang berencana untuk membayar secara bertahap, sebenarnya Airin Jiang hanya masih tidak percaya padanya.

Caroline Ji sekarang hanya bisa melangkah perlahan.

Dia teringat dengan rencana Airin Jiang yang diberitahukan kepadanya hari ini, dia memutar otaknya, sebenarnya bagaimana cara untuk janjian bertemu dengan Sella Ye. Hari ini Sella Ye sudah mulai tidak begitu mempercayainya, Airin Jiang sendiri juga tidak tahu bagaimana cara agar lawannya mau mendengarkan dirinya.

Singkatnya, sekarang ini, untuk berhadapan dengan Sella Ye, terburu-buru tidak akan mungkin bisa, sekarang yang bisa dilakukan adalah membuat Sella Ye percaya dulu, baru bisa melaksanakan tugas dari Airin Jiang dengan lancar, kemudian baru mendapatkan tempat impiannya di pesisir pantai.

Malam ini, dia berencana untuk memasak sesuatu yang enak untuk memikat Sella Ye, setidaknya menurunkan tingkat kewaspadaan Sella Ye kepada dirinya.

Toh Bobby Shen sedang pergi bertugas, dia sekarang pergi bermain ke tempat Sella Ye juga tidak akan menyalahi siapa pun, Caroline Ji berpikir sambil menyusun rencana, saat tiba waktunya pulang kantor, dia pergi ke supermarket untuk beli kola dan sayap ayam, berencana akan memasak sesuatu yang enak, lalu mengantarnya ke tempat Sella Ye dan makan bersama dengannya.

......

Sepulangnya dari kantor, Sella Ye langsung mandi. Saat dia sedang video call dengan Bobby Shen, bel pintu tiba-tiba berbunyi.

Sella Ye merasa ada yang aneh, waktu-waktu sekarang siapa yang datang membunyikan bel pintunya? Caroline Ji tetangganya, yang lalu setelah bertengkar sampai canggung, sudah sangat lama tidak bertegur sapa dengannya, kali ini siapa lagi yang datang?

Setelah berbincang dengan Bobby Shen, dia menutup video call, lalu berjalan menuju ke pintu. Saat dia membuka pintu, di hadapannya berdiri Caroline Ji dengan pakaian rumahan. Senyum menghiasi wajahnya, tangannya membawa kola dan ayam goreng.

Caroline Ji memperhatikannya, setelah menyapunya beberapa kali dengan sorot matanya, dia tersenyum lalau berkata pada Sella Ye: "Sella, apakah kamu sudah makan? Aku kebetulan hari ini membuat ayam gorengm dan belum sempat memakannya! Ayo kita makan bersama!"

Sella Ye tertawa kering, dia juga tidak enak menolaknya. Dia pun membuka pintu, mempersilahkan Caroline Ji masuk. Dia sudah mengantar makanan sampai ke depan pintu, dan juga mengajaknya makan bersama. Semisal dirinya lebih benci dari itu kepadanya pun, menutup pintu di depan wajahnya adalah hal yang sangat tidak sopan.

Caroline Ji berjalan masuk ke dalam apartemen, dengan terbiasa berjalan menuju ke sofa ruang tamu, lalu duduk di situ. Sambil menawarkan ayam goreng yang diletakannya di atas meja kecil di depan sofa itu, dia berkata kepada Sella Ye: "Sella ayo makan bersama!"

Sella Ye walaupun sudah membiarkan Caroline Ji masuk, namun dia sebenarnya masih was-was, dia berkata: "Aku sudah makan."

"Kamu sudah makan?" Caroline Ji sedikit tidak percaya kemudian berkata, "Bukankah pacarmu sedang bertugas keluar kota? Kenapa kamu bisa sesore itu makan?"

Sella Ye merasa ada yang aneh, dia menyeritkan dahi, "Dari mana kamu bisa tahu, pacarku sedang bertugas keluar kota?"

Caroline Ji dikejutkan dengan pertanyaan Sella Ye tersebut, dia terbatuk, hampir saja hilang kendali, dia dengan segera menambahkan, "Oh... Aku hanya sembarang menebak! Kamu lihat saja, pacarmu tidak berada di ruang tamu, maka aku menebak dia pasti sedang bertugas keluar kota!"

"Iyakah?" Terlepas dari keraguannya, Sella Ye memilih untuk duduk di ujung sofa masih tidak tenang.

Caroline Ji menengok, diam-diam memperhatikan perubahan raut wajah Sella Ye. Setelah dia mendapati Sella Ye tidak lagi menaruh rasa curiga kepadanya, dia baru diam-diam bernafas lega. Barusan sangat bahaya, hampir saja karena keteledorannya, dia mengacaukan segalanya! Caroline Ji berbicara dengan dirinya sendiri, setelah ini dia harus berhati-hati dalam bertutur kata! Kalau tidak rumah di pesisir pantai impiannya itu hilanglah sudah!

Keduanya duduk bersama di atas sofa, sambil menonton drama yang sedang ramai, sambil makan ayam goreng kola buatan Caroline Ji. Sella Ye tidak sering makan malam, maka makan beberapa potong ayam, baginya sudah cukup. Melihat itu, Caroline Ji merasa puas diri, dia rasa yang dilakukannya itu sudah tepat, rasa was-was Sella Ye terhadap dirinya sudah mulai berkurang!

Selanjutnya, dia hanya perlu menanamkan benih kepercayaan Sella Ye kepadanya, sampai dia benar-benar mengangkat pagar kewaspadaannya terhadap dirinya.

Malam itu pukul 10, Caroline Ji berkata dia ingin pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap beristirahat, karena keesokan harinya dia harus berangkat kerja, Sella Ye pun bangkit berdiri untuk menghantarnya.

Setelah berpamitan, Caroline Ji mengundang Sella Ye, "Belakangan ini sedang ganti musim, aku juga sudah tidak punya pakaian lagi, besok sore sepulang dari kantor, aku berencana untuk pergi berjalan-jalan. Apa kamu ada waktu? Aku ingin berjalan-jalan denganmu."

Sella Ye tanpa ragu menolaknya, "Tapi aku besok ada kerja lembur, sampai rumah mungkin sudah terlalu larut malam. Maafkan aku Caroline. Atau kamu cari orang lain saja untuk menemanimu jalan-jalan. Aku belakangan ini sedang banya kerjaanm setiap harinya perlu kerja lembur, tidak ada waktu sama sekali untuk berjalan-jalan."

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu