Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
Setelah mengirim stiker 'babi yang sedang menari' itu, fokus Bobby Shen kembali lagi ke ruangan itu, memainkan bibir. Orang yang tadinya sedang berpresentasi juga melanjutkan presentasinya.
Pegawai itu batu saja terkejut bukan kepalang, hatinya berpikir, Direktur Shen benar-benar seseorang yang luar biasa! Tapi dia tiba-tiba mengirim babi itu sebenarnya kepada siapa? Sangat susah sekali membayangkan seorang lelaki dengan derajat sepertinya, masih berusaha untuk merayu seorang wanita!
Menunggu orang yang memberinya laporan itu pergi, Tanu lalu tertawa sambil berkata kepada Bobby Shen, "Bos, masalah yang semalam anda suruh saya menyelesaikan, pagi ini sudah saya selesaikan. Pihak kepolisian sudah berjanji akan mengusut perkara ini sampai tuntas. Orang bernama Mark itu sudah terlalu membahayakan, aku sudah berbincang dengan mamanya, kalau mereka dalam kurun waktu seminggu ini pergi meninggalkan Beijing, maka akan diperiksa polisi."
"Oh?" Bobby Shen menyeritkan dahi, memumat-mutar cincin di jemarinya, "Lalu apa katanya?"
"Dia juga tidak bodoh, dia tahu anaknya bersalah, dia dengan segera mengisyaratkan tunggu anaknya membaik, dia baru akan segera meninggalkan kota, selamanya tidak akan kembali lagi." Tanu si gendut menjawab dengan hormat.
Bobby Shen sekarang baru tersenyum puas, "Awasi baik-baik, jangan biarkan anaknya memiliki kesempatan mendekati Sella."
Tanu si gendut menghirup udara dalam-dalam, menegakan punggungnya, lalu berjanji: "Bos, anda jangan khawatir, aku pasti akan mengurusnya baik-baik." Selewat beberapa saat kemudian, Tanu menyebutkan dengan rasa bersalah, "Kejadian saat ulang tahun Sella yang lalu, bos, saya minta maaf....."
Bobby Shen terdiam, jemarinya yang panjang itu mengetuk-ngetuk meja.
Masalah yang awalnya sudah terlupakan, tapi Tanu si gendut setelah merenungkan cukup lama, merasa dirinya harus mengganti sesuatu yang masuk akal kepada Bobby Shen. Bobby Shen juga bukan seorang yang bodoh, dia tidak hanya tidak bodoh, dia juga bertangan besi, dia memiliki pemikiran yang cepat, mengerjakan sesuatu sangat berhati-hati, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat lolos dari matanya. Semisal dia menutup satu matanya, dan membuka mata yang satu, bukan karena dia ceroboh, melainkan karena dia tidak ingin membuat lawannya waspada.
Maka setelah berpikir panjang, Tanu si gendut memutuskan untuk berbicara jujur dengan Bobby Shen, "Bos, kejadian yang lalu, sebenarnya saya itu sungguh pasif, Yogi Zhou dia tertarik melihat Sella, kemudian memaksaku untuk mengantarnya menuju ke kamarnya di hotel.....maka aku..."
"Maka kamu memberinya obat?" Bobby Shen menanggapi dengan dingin, wajahnya dingin, "Kalau aku hari itu tidak pulang, kamu lihat Sella, bawahanmu, diperkosa oleh orang asing, apa kamu tidak tergerak hatinya merasa kasihan? Pernahkah kamu berpikir apa Sella menghendaki hal itu terjadi?"
"Bos, maka aku minta maaf, aku bersedia dengan semampuku bertanggung jawab."
"Tidak perlu." Nada bicara Bobby Shen masih dingin.
Begitu mendengarnya, seketika Tanu si gendut merasa langkah yang dilakukannya ini sudah tepat, kalau dari awal dia tahu reaksi Bobby Shen akan seperti itu, dia seharusnya membelokan fakta, dan tidak berbicara jujur.
"Aku melepasmu ini bukan karena aku ingin melepasmu. Tapi karena Sella Ye tidak ingin kamu kesusahan, tahu?" Bobby Shen berkata dengan datar, "Apa kamu masih berpikir Sella tidak mengetahui apa-apa? Dia itu hanya menghormatimu saja, kalau niatan baiknya saja kamu tidak tahu, hidupmu 30 tahun itu sia-sia."
Tanu si gendut menyeritkan dahi mendengar perkataan Bobby Shen, perasaan bersalah membanjiri dadanya, sangat tidak nyaman.
Bobby Shen menghela nafas, melanjutkan, "Yang sudah berlalu, biarlah berlalu, aku sangt senang hari ini kamu sudah berani berkata jujur kepadaku. Ini berarti kamu masih punya hati nurani, lain kali jangan berbuat jahat lagi, kalau sampai berbuat jahat lagi, aku tidak akan melepasmu semudah itu. Dan lagi...." Sampai di situ, Bobby Shen diam sejenak, terbatuk kemudian meneruskan, "dan lagi, lain kali saat aku sedang tidak berada di kantor, lindungilah Sella Ye."
Tanu si gendut tertawa lalu menyetujuinya, dia kemudian memicingkan mata melihat cincin di jari tangan Bobby Shen, lalu bertanya, "Direktur Shen, anda sudah memakai cincinnya, apa ini berarti anda dan Sella Ye sudah akan segera menikah?"
Bobby Shen menghela nafas, lalu memunggunginya, sambil melihat ke pemandangan di luar jendela, nadanya terdengar sedih, dia berkata, "Aku sebenarnya sudah memikirkannya, tapi juga harus melihat keadaan."
Dia kembali teringat sikap papa mamanya ketika berjumpa dengan Sella Ye, dia menghela nafas tak berdaya. Yang menikah bukan mereka berdua, semisal dalam pernikahan seseorang tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dengan orang di sisinya, bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan kebahagiaan?
Dia tidak tahu dengan jelas perasaannya untuk Sella Ye sudah sedalam apa, dia juga belum pernah memikirkannya. Yang dia yakin hanya satu, dia tidak ingin Sella Ye disalah-salahkan karenanya.
Tanu si gendut yang melihat Bobby Shen sedang tenggelam di dalam pikirannya sendiri, juga tidak berani mengganggunya, setelah berpamitan, dia segera pergi meninggalkan kantor.
......
Sore itu, Tanu si gendut memanggil Sella Ye ke kantornya sendirian.
Tanu tahu Sella Ye semalam menemui apa di kamar kosnya, tapi dia tidak secara langsung menyinggungnya. Beberapa orang tidak ada inisiatif untuk memberitahu sesuatu kepada orang lain, maka dia juga berpura-pura tidak tahu, sebisanya membantu di balik layar.
Tanu si gendut memanggil Sella Ye ke kantornya hanya ingin bertanya-tanya kepadanya mengenai kamar kosnya yang baru, dia juga berkata, "Semisal kamu tidak begitu menyukainya, aku di sini masih ada pilihan yang lain, hari ini juga aku bisa membawamu melihat-lihat."
Menerima perlakuan seperti itu, bagaimana Sella Ye bisa merasa nyaman, sekali lalu sekali dia menggunakan waktu istirahat atasannya, sesekali tidak masalah, dia kali mungkin masih bisa diampuni, dia dengan segera berterimakasih kepada Tanu si gendut, dia berkata, "Tanu, kamar yang kemarin sudah sangat bagus, aku sangat menyukainya, walaupun belum meninggalinya, tapi aku rasa tidak ada masalah."
Mendengarnya Tanu si gendut mengangguk-angguk, kemudian berkata, "Baiklah kalau begitu, semisal waktu kamu tinggal di sana menemui masalah, segera beri tahu aku, aku sangat mengenal makelarnya, kalau sampai waktunya, kamu tidak menyukainya, aku akan menyuruhnya mencarikan yang lain."
Sella Ye tersenyum, berkata, "Terima kasih, Tanu, kamu sudah membantuku walaupun kamu sesibuk itu."
"Kenapa sungkan-sungkan?" Dia berkata dengan hormat, "Aku yang seharusnya berterima kasih."
"Berterima kasih padaku?" Sella Ye terdiam sejenak, seakan dia mengerti maksud perkataan Tanu si gendut, dia kemudian berkata, "Kamu kalau benar-benar ingin berterima kasih denganku, bersikap lebih baiklah kepada Hartini, aku menganggapnya seperti adikku sendiri, jangan kamu bohongi dia, apalagi kerjai, kalau tidak aku akan membuat perhitungan denganmu."
Sella Ye mengatakannya dengan sembarang dan santai, tapi yang didengar oleh Tanu si gendut seperti sebuah jeritan keras yang menyambar menghancurkan Dalam sekejap, dia tahu Sella Ye sudah mengetahui apa yang semalam terjadi padanya dan Hartini Shi, Sella Ye kali ini hanya memperingatkan diri sendiri: Jangan sampai kamu mengerjai Hartini Shi, kalau sampai kamu melakukannya, aku akan membuatmu dikeluarkan dari perusahaan ini.
Tanu si gendut seketika banjir dengan keringat, dia mendongak menatap senyum kecil Sella Ye, wajah yang bersahabat itu, kulit seputih salju, menawan dan polos.
Dia menarik nafas dalam-dalam, berpikir, pantas saja Direktur Shen menyukainya, tidak hanya cantik dan hebat, pemikirannya pun jauh, sekiranya tidak ada seorang lelaki pun yang tidak menyukai seorang wanita dengan paras rupawan dan hati selembut dia.
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAdieu
Shi QiSee You Next Time
Cherry BlossomEternal Love
Regina WangPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang