Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 157 Hatinya juga Geli
"Belum." Dia baru saja berbicara sepatah kata, Bobby Shen seakan membalas dendam dengan mencubit bagian paling sensitifnya. Sella Ye merasakan kedua kakinya langsung lemas tak bertenaga. Dia terhimpit antara Bobby Shen dan dinding di belakangnya, tubuhnya terdorong turun.
Bobby Shen merentangkan kedua kakinya, kemudian langsung membawanya masuk ke dalam pelukannya, tangannya menyangga punggung Sella Ye, setelah tangannya menemukan kancing bajunya, dia langsung membukanya, dan dalam sekejap wanita di hadapannya itu melolong, kepalanya dibenamkan dalam-dalam ke bahunya.
Jemari tangan Bobby Shen menari di situ, awalnya dia memainkan, memutarnya dengan nakal, kemudian setelah dia mendengar nafas Sella Ye mulai memburu, dia kemudian menghempasakannya ke atas sofa, membenamkan kepalanya ke bawah situ,kemudian memilinnya sambil mengecup-kecupnya.
Sella Ye tidak tahan lagi, kepalanya menggeleng ke sana kemari, dilihatnya meja yang sudah dipenuhi dengan makanan, kemudian dia sekali lagi mengingatkannya: "Steaknya sudah dingin!"
"Apa kamu yakin kamu bisa menahannya?" Bobby Shen berkata demikian sambil tangannya memilin-milin klitorisnya. Melihat Sella Ye menyampaikan dengan tubuhnya kalau dia sudah sangat ingin bersenggama, dia tiba-tiba tertawa, dia kemudian menutup kembali gaun tidur Sella Ye lalu berkata: "Ayo, kita makan dulu."
Dia seketika membangkitkan gairah Sella Ye, lalu meninggalkannya, benar-benar membuat Sella Ye tersiksa, hatinya sebal dibuatnya.
Tapi gaunnya sudah di turunkan kembali, Bobby Shen juga mulai merapikan baju yang dikenakannya, langkahnya yang panjang juga sudah menuju ke meja makan, bersiap untuk makan steak.
Sella Ye menggigit-gigit bibirnya, dia merasa sangat tersiksa, tapi akhirnya mengikuti Bobby Shen ke meja makan, bersama-sama dengannya makan.
Saat makan steak, Sella Ye sedikit tidak fokus. Bobby Shen bertanya padanya sambil tersenyum, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa tidak makan baik-baik? Kenapa memandangi mulutku terus? Apa kamu mau aku memakan punyamu?"
Sella Ye dengan segera menarik sorot matanya, dia sedikitpun tidak sadar baru saja bengong menatap bibir Bobby Shen beberapa waktu.
Dia terus tidak bisa fokus selama makan malam itu, tapi dirinya juga seperti tidak bisa merasa kenyang, dan juga merasa ada yang tidak enak.
Setelah Bobby Shen selesai memakan setengah dari steaknya, dia mengangkat gelas anggurnya kemudian bersulang dengan Sella Ye sambil berkata, "Ada perayaan apa hari ini, kamu bahkan menyiapkan anggur merah untuku?" Sambil berkata demikian dia mengelus kepala Sella Ye, kemudian telinganya, lalu terus turun sampai ke lehernya, ke tulang selangkanya.
Darah di sekujur tubuh Sella Ye bertambah panas, suaranya sedikit parau berkata, "Terima kasih kamu sudah membantu Hartini Shi, terima kasih karena kamu sudah mengutamakan keadilan daripada keluargamu."
"Apa maksudmu, Tanu si gendut bukan anak saudaraku." Bobby Shen mendengar nama Tanu, suasana hatinya langusng berubah menjadi kelam, dia menghabiskan anggur di gelasnya, kehilangan gairah.
Sella Ye dapat melihat itu, dia mengambil inisiatif dengan berkata, "Bagaimana cara kamu bisa membohongi Tanu si gendut agar masuk ke dalam perangkapmu?'
Bobby Shen bangkit berdiri, kembali berjalan ke tempat duduknya kemudian duduk di situ, dia tersenyum, "Bukankah itu hal yang mudah? Aku hanya perlu membeli pemilik bar itu, kemudian merekam telepon ancaman Tanu si gendut pada para pelaku pemerkosaan itu, lalu mencari pengacara untuk menemui para penjahat itu untuk memberitahunya kalau mereka mau bersaksi atas kejahatan yang dilakukan Tanu, keluarga mereka akan selamat. Oh, iya, Aku juga membantu mereka untuk merawat sanak saudaranya, kalau aku tidak melakukannya, maka dari awal mereka pasti sudah dihabisi oleh suruhan Tanu si gendut."
"Kalau begitu anggota keluarga para pelaku pemerkosaan itu juga harus berterima kasih kepadamu!"
"Itu tidak penting. "Bobby Shen berkata dengan datar.
Sella Ye mengiyakan, kemudian berkata, "Sayangnya Tanu si gendut hanya akan mendekam di penjara selama 7 tahun saja, dia menyuruh orang untuk memperkosa Hartini, menyakiti Hartini baik fisik maupun psikis, dan dirinya hanya perlu menebusnya dalam buih selama 7 tahun saja."
"Sebenarnya, "Bobby Shen berkata dengan halus, "Sebenarnya pelaku di balik semua itu sepertinya juga bukan Tanu si gendut."
"Apa?"
Melihat sorot mata Sella Ye, Bobby Shen akhirnya menggeleng kemudian berkata, "Tidak ada apa-apa." Terdiam sejenak, lalu melanjutkan, "Aku tidak akan semudah itu melepaskan Tanu si gendut, lagian dia sudah menyakiti Hartini Shi sampai demikian parah."
Di sela-sela perbincangan mereka berdua, tiba-tiba bel pintu berbunyi.
Bobby Shen menyeritkan dahi, "Siapa yang datang berkunjung selarut ini?"
Sella Ye mengenakan sandalnya, kemudian berjalan menuju ke pintu.
Begitu pintu dibuka, di mulut pintu, berdirilah Caroline Ji dengan sepiring sayap goreng yang masih hangat mengepul di tangannya. Melihat Sella Ye, dia berkata: "Sella,, kamu ternyata ada di rumah? Aku mengira kamu tidak ada di rumah. Malam ini aku menggoreng sayap ayam, aku merasa bosan memakannya sendirian, apa kamu mau kita makan ayam goreng sambil menonton film bersama?"
Sella Ye belum sempat membuka mulut untuk menjawabnya, mata Caroline Ji sudah menjelajah masuk ke dalam dan melihat Bobby Shen yang sedang duduk di meja makan, dia terkejut lalu berkata, "Ah, Tuan Shen sedang di sini juga rupanya." Sambil berkata demikian, dia mengangkat piring dengan ayam goreng itu tinggi-tinggi, kemudian tersenyum, "Apa kamu mau makan bersama?"
Bobby Shen mengangguk berterima kasih, lalu dengan wajah yang terpaksa berkata, "Tidak, terima kasih, aku sudah kenyang, kalian makanlah bersama."
Sambil berkata demikian, dia bangkit berdiri, kemudian berpamitan dengan Sella Ye, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.
Melihat raut wajah Bobby Shen yang tidak terlalu cerah, Sella Ye dengan tidak enak menatap ke arah Caroline Ji.
Caroline Ji seakan menyadarinya, dia kemudian bertanya kepada Sella Ye, "Apa yang terjadi dengan Tuan Shen? Apa dia tidak suka aku datang bermain ke sini?"
Sella Ye dengan buru-buru tersenyum lalu menjawab: "Pasti bukan begitu, kamu jangan berpikiran aneh-aneh, dia selalu begitu."
"Oh, kalau begitu baiklah." Caroline Ji menghela nafas lega, kemudian menatap Sella Ye, "Kalau begitu, ayo kita menonton film bersama!"
Sella Ye tidak tahu harus bagaimana lagi, dia juga tidak tahu mau bagaimana menolaknya, akhirnya dia hanya bisa berkata, "Baiklah."
Kemudian, Caroline Ji secara khusus duduk di sofa ruang tamu mereka, dia memilih sebuah drama Korea yang paling baru. Lalu sambil mengenalkan aktor-aktornya yang tampan, sambil memakan sayap goreng yang dia bawa, sambil sesekali menanyakan apakah kedatangan dirinya ke situ telah mengganggu Sella Ye dan Bobby Shen.
Bukankah ini sudah mengganggu dunia Sella Ye dan Bobby Shen berdua?
Sella Ye harus menjawab apa? Dia sangat putus asa!
Dia hanya bisa menemani Caroline Ji menonton drama dengan sabar, sambil dalam hati diam-diam berharap Caroline Ji cepat pulang.....
Sella Ye baru pertama kali ini merasakan Caroline Ji sangatlah menyebalkan. Dirinya yang biasanya melihat Caroline Ji sebagai sesosok yang baik hati, berpikiran terbuka, menyenangkan dan dewasa, kenapa hari ini dia merasa Caroline Ji seakan tidak bisa membaca keadaan? Sudah jelas-jelas tahu dirinya menunjukan sikap tidak begitu senang dengan kedatangannya, kenapa dia masih juga masuk, dan menganggap seperti masuk ke dalam rumahnya sendiri......
Caroline Ji saat sedang menonton drama, ketika sampai ke bagian yang lucu, tertawa sejadi-jadinya. Sella Ye bahkan sampai merasa tawa dia seakan dibuat-buat. Sella Ye juga menemaninya tertawa, namun dia tiba-tiba merasa canggung, karena dia sendiri tidak merasa drama yang mereka tonton itu ada lucu-lucunya. Dia menengok mencuri-pandang wajah Caroline Ji, tidak tahu kenapa, seketika dia merasakan sebuah kebencian.
Dia tiba-tiba merasakan bulu kuduknya berdiri, dan tubuhnya bergetar, di saat seperti ini, ponsel yang berada di atas lemari di ruang tamu berdering. Sella Ye berjalan menghampirinya, dia melihat ponsel Bobby Shen sedang bergetar. Sebuah pesan muncul di layar ponselnya——【Direktur Shen, pesawat anda menuju ke New York besok hari tidak berhasil saya pesankan, saya sudah memesankan tiket untuk lusa pagi. Apakah anda berkenan?】
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickPredestined
CarlyMy Lady Boss
GeorgeMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Enchanting Guy
Bryan Wu1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang