Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
Keesokan harinya, saat Sella Ye terbangun, Bobby Shen sudah selesai menyiapkan sarapan pagi.
Sella Ye sambil memakan sarapan yang sudah disiapkan sambil bertanya padanya: "Jam berapa kamu terbangun? "
"Jam 6. "
Bobby Shen menjawabnya sambil membaca berita dari komputer tabletnya.
"Ada berita apa? "
"Sementara ini tidak ada apa-apa. "Bobby Shen menutup komputer tabletnya, kemudian tersenyum menatap Sella Ye, "Tapi akan segera ada."
"Iya kah? "Sella Ye mangangkat alis, "Kenapa kamu bisa begitu yakin? "
"Karena...... "Bobby Shen mengatur perkataannya: "Karena demi menunggu hari ini, aku sudah mempersiapkan lama sekali. "
Sella Ye mengambil roti dan menggigitnya, kemudian tersenyum pada Bobby Shen, dalam hati dia berpikir, hari ini Bobby Shen terlihat gugup.
Setelah selesai sarapan, Sella Ye bertanggung jawab mencuci perabot makan, dia hari ini mengenakan baju terusan, mengenakan celemek dan berdiri di dapur, mencuci alat makan. Melihatnya, Bobby Shen merasa yang dia kenakan terlihat lucu, dia kemudian menggunakan kesempatan Sella Ye yang sedang terfokus dengan cucian di depannya, berjalan mengendap-endap ke belakangnya, lalu dengan sengaja mencipratkan busa cucian piring ke wajah Sella Ye. Sella Ye yang sedang fokus mencuci piring, mendapat cipratan busa itu, dengan segera merasa sebal, dia marah, menghentakan kaki, lalu berteriak, "Apa yang kamu lakukan! Menyebalkan! "
Bobby Shen memeluknya dari belakang, kemudian langsung menghimpitnya di atas meja cuci piring. Dia dari belakang, mulai menciumi titik sensitif Sella Ye, di belakang daun telinganya, yang membuat Sella Ye segera terangsang dan melenguh, "Jangan, jangan seperti ini, di tempat cuci piring...... "
"Sella Ye? "Bobby Shen menempelkan bibirnya di telinganya, nafasnya pendek dan memburu, "Sepertinya kita belum pernah melakukannya di dapur? "
"Apa.... "Sella Ye tidak jenak, wajahnya memerah, "Dulu sudah pernah, kamu saja yang lupa. "
"Dulu itu di meja makan, bukan di sini, "Bobby Shen berkata merayu, bibir tipisnya itu ditempelkan di telinga Sella Ye, sambil meniupinya dengan sengaja, "Kita belum pernah melakukannya di sini, apa kamu mau mencobanya? "
"Tidak mau. "Sella Ye menolaknya pun juga enggan, "Ini bukan tempatnya, banyak panci dan mangkuk di sini. Nanti semua bisa pecah, membuat keramaian bagi yang tinggal di bawah. "
"Kalau begitu aku akan melakukannya dengan lembut, "Saat Bobby Shen berkata demikian, dia sudah membalik badan Sella Ye berhadapan dengannya. Tangannya yang besar sudah mulai menggerayangi pahanya, kemudian langsung mengangkatnya ke meja marmer di sebelah kompor, dia melihat ke bawah, tangannya langsung menyibak terusan Sella Ye, dia merasa celemek yang dikenakannya itu mengganggu, maka dia melepaskan celemek itu, lalu melemparnya. Jemari tangannya mulai menari di pangkal paha Sella Ye, setelah dia merasa ada reaksi darinya, dia langsung menjulurkan tangannya masuk, dan mulai menggosoknya.
Sella Ye hampir bersamaan, mengeluarkan suara parau, "Ouhn......"
Bobby Shen menggunakan kesempatan Sella Ye tidak perhatian, dengan sekuat tenaga menusuknya. Sella Ye mendesah panjang, setelah dia tersadar dirinya sudah kelewatan, dia dengan segera menutup mulutnya dan berkata: "Mampus, kalau sampai terdengar oleh tetangga, apa yang akan terjadi? "
"Kalau begitu biarkan mereka mendengarkan, supaya mereka tahu, suamimu ini sekuat apa. "Jemari Bobby Shen mulai aktif beraksi.
Sella Ye tidak meronta saat Bobby Shen memulai gerakannya. Bagian tubuhnya yang paling sensitif sudah di bawah kendali Bobby Shen, yang atas, yang bawah, semua sama, Sella Ye merasa Bobby Shen benar-benar ahli, dia sembarangan menggunakan tangannya juga bisa membuat Sella Ye berteriak keenakan.
Bobby Shen lantas melepas ikat pinggangnya, merentangkan kedua kaki Sella Ye, di saat tangannya belum dia cabut keluar, dia memukulnya, kemudian dengan cepat melakukan penetrasi. Keduanya melenguh tertahan, Sella Ye tanpa sadar mencengkram bahu Bobby Shen, saat dirinya mulai terengah-engah, dia merasakan gelombang emosi yang dahsyat, mulutnya pun mulai bergumam: "Cepat.......ooh...bertambah cepatlah...... "
Bobby Shen berusaha sekuat tenaga memuaskannya, saat dirinya hampir mencapai klimaks, dia mempercepat gerakannya, mencabutnya dengan cepat, dan saat memasukannya, dia juga membuatnya merasa enak. Setelah selesai sekali, dia masih di dalamnya, berusaha memulihkan diri, dia bergerak perlahan, Sella Ye sudah tidak tahan lagi, dia mendesah-desah liar.
Wajah Sellla Ye memerah, Bobby Shen tidak membuatnya menunggu lebih lama lagi, dia kemudian menciumi kulitnya, sambil menyetubuhinya dengan gila.
Di dalam kamar yang sepi itu, suara tempat tidur yang terkena hantaman berulang kali terdengar kencang, Sella Ye yang sedari awal menahan diri, akhirnya berteriak sangat kencang.
Setelah semua benar-benar selesai, Bobby Shen selesai mandi, berjalan keluar dari kamar mandi. Sella Ye masih terbaring di tempat tidur, beristirahat. Bobby Shen berjalan mendekatinya, membelai wajahnya, kemudian tersenyum nakal: "Aku benar-benar tidak menyangka, tapi sudah satu atau dua minggu tidak menyetubuhimu, kamu sudah kembali ke bentuk asal, dan berteriak seakan beberapa tahun tidak bersenggama. "
Sella Ye dibuatnya malu, yang dia katakan tidak salah, dia baru saja berteriak seperti orang gila.
Sepertinya tepat seperti yang dikatakan Bobby Shen, dia sudah terlalu lama tidak berhubungan badan dengannya, tadi dia merasa gerakan cepatnya sangat menggairahkan, sangat merangsang, sampai-sampai di mana saja jarinya menyentuh, membuatnya bereaksi.
"Jangan-jangan benar apa yang dikatakan orang, wanita berumur 30 tahun sangat liar? "Bobby Shen tertawa lalu memainkan rambut Sella Ye, "Sella Ye, apa kamu ini memasuki usia 30 tahun lebih dini? "
Sella Ye menggigit bibirnya, bibir dan wajahnya merona merah, menatap Bobby Shen, jantungnya berdegup kencang.
Sella Ye merasa sedikit malu, menarik selimut dan membenamkan kepalanya di dalam, Bobby Shen mencoba untuk menarik selimutnya beberapa kali, tapi tidak berhasil menarik terbuka selimutnya. Akhirnya dia menyerah, dan membiarkan Sella Ye bersembunyi di dalamnya.
Kebetulan, ada panggilan masuk, Bobby Shen ada suatu urusan, maka dia bangkit berdiri dan bertukar pakaian.
Sella Ye mendengar ada gerakan, dari dalam selimut, menjulurkan kepalanya dan menatapnya, "Kamu akan pergi ke mana? "
"Mengurus sesuatu. "
"Urusan apa? "
"Sesuatu yang penting, "Bobby Shen menjawab sambil mengancingkan bajunya, nadanya datar, "Beristirahatlah dengan baik di sini. "
Sella Ye merasa Bobby Shen tidak ingin menyinggung-nyinggung soal urusan itu, maka dia tidak banyak bertanya lagi.
"Aku hari ini berencana pergi ke rumah sakit. "
Bobby Shen mencibir melihatnya tersenyum, "Bukannya kamu lelah?"
"Lelah karena apa? "Sella Ye menundukan kepalanya, "Aku tidak lelah. "dalam hati menambahkan: Yang lelah seharusnya Bobby Shen.
Bobby Shen seakan mendengar perkataannya dalam hati, dia tertawa lalu menambahkan: "Benar juga, orang yang hanya berbaring dan menikmatinya mana mungkin berasa lelah? "
"Apa...... "Sella Ye tidak begitu senang, "Aku jelas-jelas juga ikut bergerak. "
"Benar, kamu juga bergerak, bergerak di atas tubuhku. "Bobby Shen berkata demikian, lalu tertawa.
Sella Ye mencibir, "Kamu memang pandai menggangguku. "
Bobby Shen memandangnya sekali lagi, tidak mengatakan apa-apa, lalu melanjutkan berpakaian.
Sella Ye hat siluetnya, dia sedang bertukar pakaian, tubuhnya yang tinggi, bentuk tubuhnya yang bagus, terutama saat dia mengenakan sebuah setelan jas, kakinya terlihat sangat panjang. Sinar matahari yang menyorot dari luar jendela ke atas kepalanya, dari jauh mengawasinya, dia merasa seluruh tubuhnya dilingkupi sebuah lingkaran cahaya.
Hatinya tergerak sedikit.
Tapi dia juga merasa sedikitnya itu tidak terasa nyata.
Sella Ye melamun menatapnya, bahkan saat Bobby Shen menengok, lalu berjalan ke hadapannya dan duduk di depannya, dia tidak mengetahuinya. Sampai Bobby Shen mengetuk dahinya, dia baru mendadak tersadar, lalu menatap Bobby Shen.
"Apa yang kamu lakukan? "Bobby Shen menatapnya, "Aku pergi terlebih dahulu? Malam ini kita lanjutkan? "
Sella Ye hanya menganggap perkataannya itu seperti biasanya, saat dia tersadar, dia baru menyadari ada yang tidak beres——malam ini kita lanjutkan?
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraAsisten Bos Cantik
Boris DreyAwesome Guy
RobinMi Amor
TakashiThe Great Guy
Vivi HuangAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang