Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
Mendapati Yoana Chen melihat isi laporan itu, wajah Airin Jiang menegang. Dia dengan sengera merebut secarik kertas itu dari tangannya, kemudian bertanya: "Kenapa kamu masuk? "
Yoana Chen jelas tidak mungkin memberi tahu Airin Jiang, dirinya sengaja masuk ke situ karena ingin melihat-lihat, dan membaca isi laporan itu. Karena asisten yang barunya itu melihat betapa pentingnya laporan itu, Yoana Chen baru melihatnya sekilas, dan asisten itu sudah mendorongnya.
Maka untuk mengetahui isi laporan dengan pasti bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Saat dia mengumpulkan pecahan cangkir itu, dia dengan hati-hati menyelipkan sebuah alat penyadap di bawah tepian meja Airin Jiang. saar itu Airin Jiang masih dalam kondisi terkejut, dia sama sekali tidak menyadari apa yang Yoana Chen lakukan.
Yoana Chen kemudian meminta maaf, "Nona Jiang, aku hanya melihat ada secarik dokumen yang tergelatak di dekat pecahan kaca, maka aku mengambilnya. "Saat dia mendongak untuk menatap Airin Jiang, dilihatnya jemari tangan Airin Jiang berlumuran darah, dia dengan segera bertanya: "Nona Jiang, tanganmu terluka, aku akan mengambil iodine dan membersihkan lukamu segera! "
"Tidak perlu! "Airin Jiang berkata dengan acuh tak acuh, dia sudah tidak peduli lagi dengan luka fisik yang dia alami, dia berkata, "Aku tidak apa-apa, keluarlah! "
"Tapi Nona jiang...... "Yoana Chen berkata dengan gugup, "Jemari tanganmu berdarah! "
"Aku sudah bilang aku tidak apa-apa, kenapa kamu masih di situ banyak mulut! "Airin Jiang meraung, "Aku sudah menyuruhmu untuk keluar, apa kamu ingin aku memanggil seseorang untuk menyeretmu keluar!? "
Airin Jiang marah, Yoana Chen tidak berani untuk membuka mulutnya lagi, dia akhirnya beranjak pergi. Saat dia sudah sampai di ambang pintu, sebuah senyum kecil terbentuk di bibirnya.
Tidak lama setelah Yoana Chen meninggalkannya, Airin Jiang duduk terdiam sejenak, pikirannya terbang, dia memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini, lewat beberapa saat kemudian, dia baru menyadari tangannya berdarah, dia lantas menyuruh asisten barunya untuk mengambilkannya obat merah dan perban. Seusai lukanya dibersihkan, dia membalutnya dengan perban, dan sementara rasa sakitnya hilang, dia kemudian bertanya pada asistennya: "Hari ini saat kamu pergi mengambil hasil tes DNA, apa kamu menemui sesuatu yang aneh? "
Asisten barunya itu berpikir sejenak, lalu berkata: "Saat aku pergi untuk mengambil laporan itu, aku bertemu dengan seorang lelaki paruh baya yang juga hendak mengumpulkan laporan, lelaki itu seperti....sepertinya aku pernah melihatnya di tempat Direktur Jiang! "
Mendengarnya. Airin Jiang mengangkat alis, "Kamu yakin kamu tidak salah melihat? "
"Tidak, "Asisten baru itu berkata, "Lelaki itu sepertinya juga mengenaliku, dia bahkan tersenyum lalu mengangguk padaku. "
Airin Jiang seketika merasa tidak tenang, dia berkata: "Sekarang juga kamu panggilkan orang yang bertanggung jawab memeriksa DNA itu untuk datang menemuiku, tidak peduli apa yang harus kamu perbuat, orang itu harus kamu hadirkan di sini. "
"Baiklah Nona Jiang. "Asisten baru itu baru akan melangkah pergi, Airin Jiang bertanya lagi padanya, "Selain masalah ini, apa ada yang aneh lagi? "
Asisten barunya itu berpikir, kemudian menggelengkan kepala lalu mengangguk: "Di tempat di mana tes DNA itu dilakukan tidak menemui hal aneh lainnya, tapi saat perjalanan pulang, Yoana Chen tiba-tiba bertanya padaku apa yang aku bawa di tanganku. Dia sepertinya sangat tertarik dengan laporan ini. "
"Iya kah? "Airin Jiang bengong lalu mengangguk, "Kalau begitu apa dia sudah melihatnya? "
"Belum, "asisten baru itu berkata, "Laporan ini hanya Nona Jiang seorang diri yang melihatnya, aku bersumpah. "
Airin Jiang kali ini, tiba-tiba teringat saat Yoana Chen mengambil laporan itu lalu menyerahkannya pada dirinya, matanya seperti membaca sekilas isi dari laporan itu. Tapi waktu itu, dia tidak memberi tanggapan apa-apa, dia juga tidak banyak bicara. Belakangan ini Airin Jiang merasa ada yang aneh dengan Yoana Chen, sikapnya terlihat beda dari biasanya.
Asisten baru itu menatap Airin Jiang yang sedang bengong, dia lantas bertanya lagi: "Nona Jiang, apa ada perintah lainnya? "
Airin Jiang menggeleng.
Asisten baru itu kemudian berkata: "Kalau begitu Nona Jiang, sekarang aku akan pergi memanggil orang itu ke sini. "
Setelah asisten itu pergi, Airin Jiang berjalan mondar-mandir di ruangannya, semakin dia berpikir, dia semakin merasa ada yang tidak beres. Dia merasa Yoana Chen sudah melihat isi dari laporan itu, sebuah suara kecil berkata dalam hatinya, apa mungkin bahkan Yoana Chen juga mengkhianatinya? Tapi kenapa Yoana Chen melakukannya?
Airin Jiang berpikir lama sekali tapi dia tidak juga menemukan koneksinya, akhirnya dia teringat dengan suami Yoana Chen.
Berpikir sampai di sini, dia lantas menelepon rumah sakit di mana suami Yoana Chen dirawat. Pihak rumah sakit itu memberitakan pada Airin Jiang, dikarenakan masalah biaya, suami Yoana Chen sudah dikeluarkan dari rumah sakit seminggu yang lalu. Mengenai setelah keluar dari rumah sakit dia dibawa ke mana, pihak rumah sakit juga tidak jelas, mereka bahkan berkata dengan kondisinya yang seperti itu, suami Yoana Chen juga tidak akan bertahan lama.
Airin Jiang menutup telepon, dia kemudian memanggil Yoana Chenm dia sengaja meletakan laporan hasil tes DNA nya di atas meja, supaya Yoana Chen dapat melihatnya. Hanya saja laporan itu dimasukan ke dalam kantong kertas kraft.
Mendengar panggilan Airin Jiang melalui telepon, Yoana Chen segera mengetuk pintu dan masuk.
Begitu masuk ke dalam, Airin Jiang menunjuk sebuah kursi di hadapannya dan menyuruh Yoana Chen untuk duduk di situ.
Yoana Chen duduk dalam diam, seluruh pandangannya ditujukan pada Airin Jiang, dia sedikit pun tidak melirik ke arah laporan hasil tes DNA yang sengaja diletakan di pinggiran meja.
Airin Jiang mencoba membaca ekspresi wajah Yoana Chen, dia seakan berusaha mencari perubahan sekecil mungkin yang ada di situ, tapi tidak diketemukannya.
Airin Jiang mulai ragu mungkin dirinya yang terlalu banyak curiga, Yoana Chen sudah bersama dengannya beberapa tahun, dia tidak punya nyali yang cukup untuk berkhianat padanya, bahkan mungkin untuk berencana mengkhianatinya pun dia tidak berani.
Setelah berpikir demikian, Airin Jiang mengangkat bibirnya, dia tersenyum, lalu bertanya pada Yoana Chen: "Bagaimana kabar suamimu? "Dia sengaja berpura-pura tidak mengetahui keadaannya.
"Dia? Lumayan...... "Yoana Chen sengaja mengatakannya dengan kesedihan, "Tapi belakangan ini dia pulang ke kampung halaman untuk beristirahat di sana, dokter berkata dia tidak akan bisa bertahan lebih dari 3 bulan. "
"Oh. Begitu? "Airin Jiang mengangkat alisnya, "Dengar-dengar hubungan kalian berdua mesra, dia akan segera meninggal, kenapa kamu tidak pulang untuk menemaninya? "
"Aku setiap akhir pekan selalu pulang. "Yoana Chen menghela nafas lalu berkata, "Tapi aku masih harus bekerja, tidak mungkin demi dia, aku mundur dari pekerjaanku, dan lagi, setelah seseorang meninggal, yang hidup masih harus melanjutkan hidupnya, tidak bisa dengan mudahnya melepas segalanya, aku tidak bisa hidup seperti itu. "
"Kamu jarang sekali membuka diri. "Airin Jiang tertawa kemudian berkata, "Aku ingat kamu dulu tidak bisa bercerita seperti ini, dulu kamu selalu berkata kalau sampai suamimu mati, kamu juga tidak ingin hidup lagi. "Setelah terdiam beberapa saat, dia melanjutkan: "Ternyata semua orang bisa berubah, terutama wanita, apa benar begitu? "
Yoana Chen menundukan kepalanya, tertawa, "Yang Nona Jiang katakan benar. "
"Kamu tadi bukankah ingin melihat laporan hasil tes DNA ku? "Airin Jiang tiba-tiba berkata demikian, membuat Yoana Chen belum sempat menutupi sikapnya, tangannya yang dia letakan di atas meja mulai gemetar, wajahnya berusaha setenang mungkin.
Airin Jiang melihat tidak ada perubahan di wajahnya, tertawa ringan, "Kenapa? Kamu terlihat gugup? "
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataIstri Pengkhianat
SubardiSee You Next Time
Cherry BlossomGet Back To You
LexyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang