Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 158 Merebut Lelakimu
Begitu membaca pesan itu, Sella Ye menebak itu adalah pesan dari asisten Bobby Shen, sekiranya ada sesuatu yang sangat penting, kalau tidak, asistennya itu tidak akan mengirimkan pesan selarut itu.
Sella Ye secara tidak sadar meraih ponsel itu, kemudian bangkit berdiri hendak berjalan masuk ke dalam kamar untuk memberikannya kepada Bobby Shen.
Saat dia membalik badan, pandangan matanya bertabrakan dengan sorot mata Caroline Ji.
Wajah Caroline Ji yang memang sedang memperhatikan Sella Ye, saat bertemu dengan sorot matanya, dengan segera mengubah sinarnya, dia tersenyum dan berkata, "Apa kamu ingin membawanya masuk memberikannya kepada Tuan Shen?"
Sella Ye mengangguk, tersenyum, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.
Sella Ye baru saja menutup pintunya, Caroline Ji yang duduk di sofa wajahnya mendadak menjadi murung, kemudian matanya tertuju pada layar televisi di hadapannya, walaupun otaknya sedang berputar, memikirkan hal lain.
......
Setelah Sella Ye berada di dalam kamar, Bobby Shen kebetulan baru saja selesai mandi. Rambutnya masih basah, air menetes dari rambutnya ke atas keningnya, turun ke lehernya, ke tulang selangkanya, setetes demi setetes. Sella Ye melihat pemandangan itu hatinya berdesir, panas, dia memberikan ponsel itu kepadanya, "Ada pesan untukmu."
Bobby Shen meraih ponselnya, kemudian tersenyum, "Apa kamu masuk ke dalam kamar hanya untuk mengambilkan ponselku?'
Sella Ye menatapnya tak bersuara, kemudian berkata, "Untuk apa lagi?"
Bobby Shen menatapnya dengan sebuah tatapan penuh arti, "Aku kira kamu sudah merasa bosan dengan Caroline Ji, sehingga kamu kabur ke dalam kamar."
Sella Ye menyeritkan dahi, "Apa kamu juga merasa dia sangat menyebalkan?"
"Memangnya dia tidak menyebalkan?" Bobby Shen tertawa, kemudian berjalan mendekat, lalu menjulurkan tangannya untuk membelai kepalanya, "Dari awal, bukankah aku sudah bilang, orang ini, berteman dengannya tidak bisa membuatnya bisa menempatkan diri."
"Siapa bilang?" Sella Ye membantah, "Kamu lihat, bukankah Hartini Shi sangat baik?"
Bobby Shen tertawa, berpikir sejenak, lalu berkata, "Hartini baik, mengambil kekhawatiranku sebagian, membantuku menyingkirkan pesaingku, aku harus berterima kasih sekali padanya."
Sella Ye baru sadar yang dibahas Bobby Shen adalah masalah Hartini Shi dan Rio Lu, dia kemudian berkata, "Karena Hartini Shi sudah membantumu meringankan kekhawatiranmu, bukankah kamu seharusnya memberinya kenaikan pangkat dan gaji?"
"Tentu saja, "Bobby Shen berkata, "Tunggu nanti dia masuk kerja, gajinya akan aku tambah 50%. lalu setiap tahunnya akan terus bertambah. Kalau dia ingin pindah departemen, langsung saja temui bagian HR, aku akan membantunya, apakah dengan begini, cukup?"
"Boleh boleh!" Sella Ye dengan senang membayangkannya, dengan demikian semua akan baik-baik, dia kemudian bertanya lagi kepada Bobby Shen, "Bagaimana denganku? Apa gajiku juga bisa ditambah?"
"Kalau kamu......" Bobby Shen mengelus kepalanya, kemudian menarik Sella Ye mendekat, "Itu tergantung dengan sikapmu."
Sella Ye memegangi kerahnya, kemudian melihat keluar pintu, "Di luar ada orang."
"Apa kamu ingin mengusirnya pergi?" Bobby Shen berkata dengan nada manja, matanya melihat keluar pintu, "Apa kamu tidak merasa dia sengaja datang untuk mengganggu kita berdua?"
"Apa maksudmu...." Sella Ye tidak percaya, "Mana mungkin, dia juga bukan lelaki."
"Bagaimana kalau dia juga datang untuk merebut lelakimu?"
Sella Ye memutar matanya, dia masih tidak percaya, "Apa kamu ini terlalu kelewat percaya diri?"
"Di hadapan wanita lain tidak, tapi kalau di hadapanmu mungkin," Bobby Shen sambil berkata demikian, sambil memeluk Sella Ye, dia dengan keras menubruk Sella Ye sampai punggungnya terantuk pintu di belakangnya dan mengeluarkan suara. Sella Ye tidak sadar juga berteriak 'ah' sekali. Dia langsung merasa kacau, orang yang berada di luar tentunya dapat mendengar semua itu.
Dia belum tersadar dari lamunannya, sekejap, tangan Bobby Shen sudah menyibak gaun tidurnya, dan mulai memberinya rangsangan. Di saat dirinya belum bersiap, lelaki itu sudah menusukan barangnya masuk. Suara Sella Ye tertahan di kerongkongannya selama beberapa detik. Kemudian dia menghela nafas yang panjang. Dia tidak sadar di luar kamarnya masih ada orang, sekarang waktu yang tidak tepat untuk melakukan sesuatu seperti itu. Tangannya mendorong Bobby Shen menjauh dengan lembut. Namun Bobby Shen terus menjepit badannya.
Bobby Shen dapat merasakan rontaan Sella Ye, dia semakin menggunakan tenaga untuk mendorongnya masuk. Sampai-sampai tubuh mereka berdua bertabrakan dengan pintu kamar dan mengeluarkan suara. Dia kemudian menggunakan suara seksinya berbisik di telinga Sella Ye: "Bukankah kamu tadi mau mengusir orang yang berada di luar itu?"
Sella Ye teringat tatapan penuh tanya dari Caroline Ji tadi, dia seketika merasakan dirinya sangatlah menjijikan. Setelah mendengar suara seperti itu, Caroline Ji segera ingin pergi dari situ, dirinya sudah tidak ingin lagi menjadi penjaga pintu.
Setelah Bobby Shen mulai melakukan penetrasi, dia baru menjulurkan tangannya untuk membuka kancing baju Sella Ye. Hari ini dia mengenakan gaun tidur. Kancing demi kancing dilepasnya, kemudian dia meraba sekujur tubuhnya dari atas sampai ke bagian di mana tubuh mereka bersatu. Awalnya dia hanya berkeliaran di situ, seperti sedang mengukur seberapa dalam miliknya bisa masuk. Setelah mendengar Sella Ye melenguh, dia baru menusukan jarinya, Sella Ye pun mengeluarkan suara desahan tertahan, 'uh'.
Jari tangan Bobby Shen masuk ke dalam, kemudian dia berbisik di telinga Sella Ye, "Kamu ini masih juga belum puas, satu jari kamu masih belum puas?" Sambil berkata demikian, dia menambahkan jari lain.
Sella Ye merasa dia tidak bisa menerima lebih dari itu, dia menggunakan sisa-sisa logikanya, dengan segera mendorong tangan Bobby Shen menjauh, "Jangan, jangan begitu, aku tidak sanggup."
"Baru mulai dan kamu sudah tidak sanggup?"
Bobby Shen menambah kuat hentakannya, pintu yang tipis itu mengeluarkan suara yang semakin keras. Suara sekeras itu, semisal orang yang duduk di luar punya gangguan pendengaran pun juga akan mendengarnya kan?
Sella Ye tidak tahu apa dia merasa gugup atau memang udara hari itu panas. Dia merasa dirinya bersetubuh dengan Bobby Shen kali itu berkeringat. Bobby Shen mengangkatnya, kemudian sambil memeluknya, dia membopong Sella Ye.
Akhirnya mereka bermain di atas lantai. Bobby Shen mengangkat kedua pahanya, meletakannya di atas bahunya, kemudian menusukan barangnya dalam-dalam.
Sella Ye tidak lagi bisa mengontrol dirinya, suara desahannya pecah. Dia berteriak meracau. Bobby Shen mendengarnya semakin bersemangat. Awalnya dia masih tidak memompanya dengan kuat, namun melihat reaksi Sella Ye, dia menambah kuat hentakannya, sampai membuat teriakan Sella Ye melengking tinggi.
Sella Ye tersiksa seperti itu, memohon kepadanya, "Pelanlah sedikit, aku kesakitan."
"Mana yang sakit?" Bobby Shen tidak mengindahkan permohonannya, malah menambah kuat hentakannya. Dia ingin melihat ekspresi wajah Sella Ye yang kesakitan dan keenakan. Hentakannya terus bertambah kuat, akhirnya dia sampai membuat Sella Ye bangkit duduk, membuat mereka berhadap-hadapan langsung. Setelah lewat beberapa saat, dia kembali merasa tidak puas, dia kemudian memeluknya berdiri, lalu membuatnya berpegangan pada jendela di sebelah tempat tidur, menekuk badannya, kemudian merentangkan kedua pahanya. Lalu dengan gerakan yang terlatih, dia mencari lubang Sella Ye., tapi tidak segera ditusuknya. Melainkan dia menggerak-gerakan barangnya ke kiri dan ke kanan, sambil menunggu Sella Ye tidak tahan, dia baru bertanya, "Apa kamu sudah menginginkanku?"
Sella Ye mengiyakan dengan sebuah desahan.
"Kalau begitu memohonlah." Bobby Shen berkata dengan nakal, jarinya bermain-main di barang Sella Ye, menyiksanya, tapi tetap tidak menusuknya, dengan sengaja membuatnya tersiksa.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiLove And War
JaneMy Superhero
JessiMr Huo’s Sweetpie
EllyaMy Lifetime
DevinaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMore Than Words
HannyAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang