Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
Airin Jiang marah sampai menghentak-hentakan kakinya, nafasnya memburu, pelayan itu datang lagi untuk mengantarkan pesanan mereka. Airin Jiang berteriak dengan marah: "Jangan kirimkan pesanan kami lagi! Apa kalian tidak merasa kalian melelahkan? Apa kalian tidak bisa melihat orangnya sudah pergi!? Apa kalian ini ingin menjadikanku bahan lelucon?"
Pelayan itu melihat keadaan demikian, dengan segera membereskan makanan yang sudah dipesan.
Bobby Shen sudah berjalan keluar dari restoran, dia sedang berjalan menuju ke tempat parkir rubanah dan saat dia sedang akan mengendarai mobilnya, dari belakang tiba-tiba terdengar suara sepatu berhak tinggi yang berbenturan dengan lantai.
Bobby Shen terkejut lalu menengok ke belakang, didapatinya, yang mengikutinya dari belakang ternyata tak lain adalah asisten Airin Jiang, Yoana Chen.
Yoana Chen sedang dalam keadaan yang mendesak baru berniat meminta tolong kepada Bobby Shen, tapi dia juga tidak tahu agenda Bobby Shen, maka dia mau tidak mau hanya bisa mengikuti Airin Jiang. Akhirnya dia berhasil bertemu dengan Bobby Shen.
Bobby Shen mengayunkan kunci mobilnya, dengan bingung menatap Yoana Chen, "Ada perlu apa?"
Sorot mata Yoana Chen dalam, dia mengangguk, kemudian dengan hormat berkata, "Tuan Shen, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu, saya harap anda dapat memberi saya kesempatan."
Bobby Shen melihat jam tangannya, dia masih punya beberapa waktu sebelum rapat selanjutnya, maka dia mengangguk, mempersilahkan Yoana Chen untuk naik ke mobilnya, dan membawanya menuju ke restoran makanan Jepang yang memiliki pelayanan lebih cepat, kemudian memesan sebuah ruangan makan pribadi.
Setelah memesan makanan, Yoana Chen mulai bersiap untuk berkata kepada Bobby Shen.
Bobby Shen melihat Yoana Chen terlihat sedang dalam kesulitan, menanyainya duluan: "Nona Chen, ada keperluan apa kamu mencariku?"
Yoana Chen begitu mulai membuka mulut, matanya memerah, "Tuan Shen, saya sekarang benar-benar dalam kondisi mendesak baru berniat mencari anda untuk meminta bantuan, jadi begini, suami saya belakangan ini baru saja selesai menjalani operasi, perlu uang dalam jumlah besar, tapi Nona Jiang, dia...... Dia merasa saya telah mengkhianatinya. Dan untuk menghukum saya, dia memutuskan untuk menghentikan bantuannya untuk membayar biaya pengobatan suami saya. Saya benar-benar tidak ada cara lain lagi baru mencari bantuan anda......"
"Apa kamu berharap aku akan membantumu membayar biaya pengobatan suamimu? "Bobby Shen sedikit menyeritkan dahi.
Yoana Chen mengangguk dengan tidak enak, "Kalau Tuan Shen bersedia membantu saya, saya juga akan memberi anda sebuah informasi, termasuk kalau anda ingin saya maju ke pengadilan sebagai seorang saksi."
Bobby Shen terkejut mendengarnya, "Bagaimana kamu bisa tahu aku dan Airin Jiang sedang bertikai?"
Yoana Chen menggosok-gosok leher belakangnya, "Saya tadi mengikuti anda dan Nona Jiang, lalu mendapati kalian sedang bertengkar, saya mengira ini pasti berhubungan dengan Nona Ye."
"Apa kamu tidak takut melawan bosmu?" Bobby Shen bertanya.
Yoana Chen menghela nafas, kemudian berkata dengan hormat, "Sebenarnya saya dari awal tidak pernah berniat untuk berkhianat pada Nona jiang, tapi kali ini Nona Jiang sudah keterlaluan. Saya juga terpaksa melakukannya, orang kalau tidak berhati-hati dengan dirnya sendiri, maka dia tidak akan bisa ditoleransi dunia. Dan lagi, saya hanya punya dia seorang. Asalkan suami saya bisa bertahan hidup, tidak peduli apa pun itu, saya bersedia melakukannya. Saya dengar anda memliki hati yang baik, dan sering melakukan kebaikan, semisal anda tidak memerlukan bantuan saya, saya mohon anda membantu saya sekali ini saja."
Bobby Shen akhirnya tidak menyetujui Yoana Chen, tapi juga tidak menolaknya, hanya saja sebelum beranjak pergi, dia menuliskan sebuah cek kepadanya, dan menyuruhnya untuk segera membayar biaya pengobatan suaminya.
Setelah menerima cek dari Bobby Shen, Yoana Chen berterimakasih kepadanya, dan juga berjanji kapan saja dia membutuhkan bantuan darinya, dia siap, untuk maju ke pengadilan dan bersaksi atas semua yang dilakukan oleh Airin Jiang pun dia bersedia.
Yoana Chen juga bukan seseorang yang bisa dengan mudah melupakan kebaikan orang lain, dan lagi dengan maju ke pengadilan dan bersaksi melawan Airin Jiang, dia juga secara tidak langsung harus mengaku kalau dirinya selama ini sudah menjadi aksesoris dalam tidak kriminalnya. Kalau Airin Jiang dinyatakan bersalah, dirinya juga akan ikut menanggungnya.
Yoana Chen tahu konsekuensinya, tapi dia masih berniat untuk melakukannya, karena dalam lubuk hatinya yang terdalam dia masih punya hati nurani, dia tahu umurnya dalam dunia ini masih panjang, dia tahu dirinya sudah melakukan banyak tindakan kejahatan, maka dirinya bersedia menebus semua itu, walaupun dia harus masuk ke neraka untuk itu, dia bersedia, asalkan suaminya dapat memperoleh pengobatan.
Dengan cek dari Bobby Shen di tangannya, Yoana Chen bergegas menuju ke rumah sakit untuk membayar biaya pengobatan suaminya. Cek yang diberika Bobby Shen untuknya berjumlah cukup besar, cukup untuk membiayai pengobatan suaminya selama setengah tahun, jumlah ini bagi sebagian besar orang adalah jumlah yang sangan besar.
Yoana Chen tahu dengan jelas semua ini tidak didapatkannya cuma-cuma, dengan menerima cek sejumlah sekian, suatu saat nanti dia harus mengembalikannya.
......
Setelah meninggalkan restoran itu, Airin Jiang mengendarai Maserati merahnya menerobos lampu lalu lintas, bergegas kembali ke pesisir pantai, di mana dia menawan Caroline Ji.
Dia sekarang sangat ingin untuk meluapkan emosinya, dia ingin menumpahkan semuanya kepada Sella Ye. Dia sekarang hanya berharap Sella Ye mati sejak awal. Kalau saja Sella Ye mati sejak awal, Bobby Shen tidak akan berbicara seperti itu kepada dirinya!
Airin Jiang berpikiran polos seperti itu, dan juga meyakinkan diri dengan pikiran seperti itu. Sebelum Sella Ye hadir dalam hidupnya, bukankah Bobby Shen baik terhadapnya? Sella Ye adalah orang ketiga dalam hubungannya yang pantas mati. Dia tidak hanya menghancurkan kisah cintanya, dia juga merebut lelaki idamannya, dan sekarang bahkan bersikap tidak adil kepada dirinya!
Airin Jiang merasa kalau dia membiarkan Sella Ye terus hidup di dunia ini, itu adalah sebuah ejekan untuknya! Dia sekarng berencana untuk menyuruh Caroline Ji agar segera bertindak, sedetik pun tidak boleh ditundanya lagi!
.....
Sesampainya di pesisir pantai, Airin Jiang menyuruh orang untuk membawa Caroline Ji keluar.
Setelah beberapa hari mendapat perawatan khusus, keadaan Caroline Ji sudah terlihat membaik, dia tidak lagi seperti yang lalu, setengah sadar. Luka di wajahnya juga sudah mendapatkan pengobatan, walaupun bekas lukanya masih dalam, tapi sudah hampir pulih. Yang dapat terlihat dengan jelas adalah semangat hidup Caroline Ji yang sudah sangat membaik.
Airin Jiang menatap perkembangan Caroline Ji dengan sangat puas, lalu berkata: "Keadaanmu sekarang sudah jauh lebih baik."
"Lumayan, terima kasih Nona Jiang. "Caroline Ji berkata dengan rendah hati, dia tahu dirinya tidak akan mungkin berhadapan dengan Airin Jiang, seminggu yang lalu saat dirinya dalam keadaan hidup enggan mati pun tidak bukankah sudah menjadi bukti yang jelas? Maka dia sekarang berjanji dengan dirinya sendiri, tidak akan lagi melawan Airin Jiang, harus berbicara baik-baik dengannya, walaupun mungkin dalam hati serasa terbakar, juga tidak boleh menunjukannya kepada Airin Jiang.
Airin Jiang lebih menyeramkan daripada setan, berselisih paham dengannya mungkin juga akan membuatmu membayarnya dengan nyawa. Harga setinggi itu, Caroline Ji tidak bisa membayarnya, dia sekarang merasa takut, sangat takut, dia hanya ingin segera menyelesaikan tugas yang dimandatkan kepadanya oleh Airin Jiang, lalu dengan segera melarikan diri dari sini, dan membuka lembaran hidup baru.
"Apa kamu sudah menyiapkan bagaimana akan melawan Sella Ye?"
Caroline Ji mengangguk, "Aku sudah menyiapkan diri, sekarang aku hanya menunggu Nona Jiang mencarikanku belati."
"Apa kamu berencana untuk menusuk Sella Ye sampai mati?"
Caroline Ji mengangguk lagi, "Aku berencana, menguntitnya dari belakang, kemudian, saat dia tidak perhatian, aku akan menusuknya sampai mati!"
"Kamu yakin bisa melakukannya?"
Caroline Ji sedikit ragu lalu berkata: "Mungkin aku membutuhkan sedikit bantuan dari Nona Jiang."
"Apa bantuan yang kamu butuhkan dariku? Segera katakan. "Airin Jiang duduk di kursi bos miliknya, menghela nafas panjang. Asalkan Caroline Ji mematuhinya, Sella Ye akan segera lenyap dari muka bumi, memikirkannya membuatnya senang!
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanThe Winner Of Your Heart
ShintaSomeday Unexpected Love
AlexanderEternal Love
Regina WangPredestined
CarlyPerjalanan Selingkuh
LindaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang