Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
Menurut prosedur, permintaan Caroline Ji ini bisa dikabulkan, tapi polisi sengaja mengulur waktu agar dia mau buka mulut. Tapi mereka mulai kehabisan akal, setelah menginterogasi Caroline Ji sepanjang siang, mereka tidak mendapatkan apapun darinya.
Akhirnya mereka hanya bisa mengabulkan permintaan Caroline Ji untuk menghubungi pengacaranya.
Caroline Ji diberi kesempatan untuk menghubungi pengacaranya lewat telepon, sebenarnya dia tidak mengenal pengacara mana pun, dia hanya ingin menelepon Airin Jiang, dan meminta tolong padanya.
Airin Jiang dalam telepon bersikap dingin, "Dengan dasar apa kamu merasa aku akan membantu mencarikan paengacara untukmu?"
Caroline Ji merendahkan suaranya, tapi masih dengan penuh kemantapan, "Aku tahu dengan pasti kamu tidak akan sembarangan membantuku, tapi kamu juga tahu kalau aku tidak benar-benar mendapatkan yang aku mau, aku akan menyeretmu ke penjara."
Airin Jiang dapat merasakan ancaman Caroline Ji, dia sedikit gentar, menyeritkan dahinya kemudian bertanya: "Kamu sebenarnya punya rencana apa?"
"Aku tidak tenang mengatakannya di telepon, "Caroline Ji memelankan suaranya, "Kalau kamu tidak ingin aku membocorkan kartumu, kamu boleh tidak mencarikan orang untuk membantuku."
"Caroline Ji! Kamu itu sedang berada di dalam kantor polisi, berbicaralah dengan hati-hati!" Airin Jiang marah sampai nada bicaranya gemetar, dirinya tidak bisa mempercayainya, dirinya sudah diancam oleh seorang Caroline Ji!
"Aku akan berhati-hati. Jangan khawatir." Caroline Ji berkata, "Tapi kalau kamu sampai tidak mencarikan orang untuk menolongku, aku akan mengaku, dan yang selanjutnya akan terjadi, aku tidak bisa memberimu jaminan."
"Caroline Ji, jangan kelewatan!"
"Jangan berisik, tidak berguna, "Caroline Ji berkata, "Kalau kamu benar-benar tidak ingin namamu tanpa sengaja terucap olehku, maka segera kirimkan seseorang ke sini."
Sebelum menutup telepon, Airin Jiang seakan tiba-tiba teringat sesuatu, dengan was-was bertanya, "Apa kamu merekamnya?"
"Kamu tidak bodoh juga ternyata. "Caroline Ji tersenyum penuh arti.
"Sejak kapan kamu rekam?" Airin Jiang bertanya.
"Kenapa aku harus memberitahumu, "Caroline Ji berkata dengan kalem, "Yang terpenting kamu harus paham, rekaman ini aku berikan ke tangan seseorang yang sangat aku percayai, kalau sampai aku tertimpa sesuatu, semua rekaman ini akan dibocorkan ke khalayak umum, saat itu tiba, semisal kamu tidak ingin membantuku, aku juga tidak menginginkan bantuanmu, aku ingin kamu bersamaku masuk ke neraka!"
Kalimat terakhir yang diucapkan Caroline Ji penuh dengan ambigu, walaupun Airin Jiang selamanya belum pernah menerima ancaman dari seseorang, namun kali ini, begitu mendengarnya, dia merasa ada sebuah hawa dingin masuk menusuk ke dalam tulang dari ujung kaki sampai ke ujung kepalanya.
Dia meremas poselnya, menarik nafas panjang, akhirnya memutuskan sementara waktu ini untuk taat: "Tunggu, aku akan dengan segera menyuruh seseorang untuk ke sana melindungimu, jangan berbicara sembarangan."
"Ini tidak perlu kamu katakan, aku sudah mengerti." Setelah berkata demikian, Caroline Ji menutup telepon.
Seusai meletakan pesawat telepon itu, Caroline Ji baru merasakan sebutir keringat dingin mengalir di punggungnya. Hanya Tuhan dan dirinya yang tahu kalau dia tidak merekam apapun, semuanya sengaja dia katakan hanya untuk menakuti Airin Jiang. Tujuannya sederhana, agar dia mengirimkan seorang pengacara untuk membantunya keluar dari situ.
Caroline Ji sekarang tidak punya ide apa-apa, dia sekarang hanya menggantungkan nasibnya seluruhnya ke tangan Airin Jiang. Asalkan dirinya terus menerus bisa membuat Airin Jiang tegang dan ketakutan karena berpikiran dirinya memiliki sebuah bukti, Airin Jiang akan seperti kerbau yang ditarik tindiknya. Dan asalkan Airin Jiang bersedia membantunya, Caroline Ji merasa keadaannya sekarang akan membaikm mungkin bahkan akhirnya dia akan terhindar dari kehidupan dalam jeruji besi.
Memikirkannya sampai di sini, Caroline Ji menghela nafas panjang, dia diam-diam mencoba untuk memberanikan diri, agar bisa bertahan. Asalkan dirinya bisa terus bertahan, Airin Jiang demi melindungi reputasinya, pasti akan berpikir sekuat tenaga untuk membantunya keluar dari situ.
......
Ekspresi wajah Airin Jiang saat ini aneh, terutama setelah dia mendengar Caroline Ji menutup teleponnya. Dia ingin membanting ponselnya dengan marah, tapi setelah menarik nafas dalam-dalam, dia tidak jadi berbuat demikian.
Bahkan seorang wanita jalang seperti Caroline Ji saja berani mengancamnya, ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Dia kemudian memanggil asistennya, Yoana Chen masuk.
Yoana Chen yang baru saja kena marah, tahu suasana hati Airin Jiang sedang tidak bagus, saat ini dirinya masih trauma dengan kejadian barusan. Sesampainya di dalam, dia bertanya dengan terbata, "Nona Jiang, ada yang bisa saya bantu?"
Airin Jiang sudah lupa dirinya baru saja dengan penuh kebencian menguliahi Yoana Chen, dia mencibir: "Kalau kamu mau berkata sesuatu, katakanlah, kenapa gemetar? Sudah gila? Mendekat ke sini!"
Yoana Chen merasa perubahan suasana hati Airin Jiang sangat tidak menentu, tapi mendengar perkataannya barusan, dia melangkah mendekat.
Airin Jiang teringat apa yang dikatakan Caroline Ji kepadanya di telepon, dia bertanya kepada Yoana Chen: "Caroline Ji, wanita ini, apa kamu dulu pernah menemukan sesuatu yang aneh tentangnya?"
Mendengar Airin Jiang bertanya demikian, Yoana Chen langsung teringat dirinya dulu pernah membantu menyembunyikan sebuah tas milik Caroline Ji yang dalamnya berisikan sebuah pena dengan perekam suara. Dirinya langsung terkejut seakan habis melihat setan, kemudian cepat-cepat berbohong: "Tidak, aku tidak menemukan keanehan apa pun pada Nona Ji."
"Benarkah?" Airin Jiang menaikan alisnya, dengan jelas terlihat tidak mempercayainya. "Kamu benar-benar merasa tidak ada yang aneh dengannya?"
Yoana Chen menarik nafas panjang, mengulangnya: "Benar, aku yakin dia tidak punya sesuatu apa pun yang aneh."
Airin Jiang berpikir sejenak, lalu mengangguk-angguk, terhadap asistennya, Yoana Chen ini, dirinya percaya 100%. Yoana Chen sudah mengikutinya beberapa tahun, tidak peduli dia membantunya melakukan apa, Yoana Chen setiap kalinya selalu menaati tanpa bantahan. Yoana Chen dan dirinya berada di atas kapal yang sama, semisal kiamat datang, Airin Jiang juga tidak khawatir Yoana Chen akan menjualnya, karena dengan menjual dirinya, Yoana Chen sendiri juga akan masuk ke dalam lubang yang sama.
"Yoana Chen, barusan Caroline Ji meneleponku." Airin Jiang berkata dengan nada mencemooh, "Dia benar-benar meneleponku untuk memberiku perintah, wanita jalang ini benar-benar bernyali besar."
"Apa yang dia katakan?" Yoana Chen menaikan alisnya.
Airin Jiang berkata: "Bajingan itu mengancamku dengan berkata, dia memiliki sebuah bukti tentangku, kalau aku tidak mencarikannya seorang pengacara untuk membebaskannya, maka dia akan membeberkan semuanya tentangku.."
Mendengarnya, jantung Yoana Chen berdegup semakin kencang, dia teringat pena perekam suara itu, di saat dirinya tidak tahu, Caroline Ji dulu pernah diam-diam merekam?
Yoana Chen berpikir sampai sebutir keringat mengalir di keningnya, bahkan Airin Jiang dapat melihat keanehannya, dia bertanya: "Kamu kenapa? Kepanasan?"
"Tidak, tidak." Yoana Chen berkata, "Nona Jiang, aku hanya sedikit khawatir, kalau-kalau yang dikatakan Caroline Ji semuanya benar adanya. Dengan begitu, kalau kita tidak mengirimkan seorang pengacara untuk mengeluarkannya, dia akan menyeret kita ke dalam sebuah pertempuran antara hidup dan mati. Saar itu tiba, akan memberi pengaruh buruk ke reputasimu, sekarang sudah banyak sekali pasukan netizen yang bergerak melawanmu, kita tidak boleh memperburuk keadaan!"
"Maka dari itu, apa kamu juga merasa aku harus mengirimkan seorang pengacara untuk menolongnya? "Airin Jiang menaikan alis, "Bajingan ini, berani-beraninya mengancamku! Bagaimana lagi aku harus menahan amarahku ini!"
Saat ini Airin Jiang sedang marah besar, sorot matanya bahkan terlihat sangat kejam.
Di saat-saat genting seperti ini, Yoana Chen juga yang lebih berkepala dingin menenangkannya: "Nona Jiang, selama masih ada kehidupan, selalu ada jalan keluar. Kita sementara waktu ini mengirimkan seorang pengacara dulu, nanti kita baru diam-diam menyerangnya. Semisal kamu ingin melenyapkannya kamu juga bisa, tapi jangan pernah bertindak gegabah di masa seperti ini, sekarang belum waktunya. Tunggu sampai dia sudah tidak akan menyerah lagi, semisal tidak ada bukti, dia juga pasti akan memikirkan bagaimana caranya untuk menyeretmu masuk ke dalam kubangan bersamanya. Saat hari itu tiba dan polisi memanggilmu, kamu juga tidak bisa menjelaskan sejelas-jelasnya! Sekarang ini hanya para warganet yang membuat kekacauan, tunggu sampai kepolisian memulai penyelidikan, masyarakat pastilah akan mengkonfirmasi siapa pelakunya, saat itu, sudah tidak akan bisa mengelak lagi!"
Novel Terkait
Ten Years
VivianBeautiful Love
Stefen LeePrecious Moment
Louise LeeMy Charming Wife
Diana AndrikaMy Lifetime
DevinaCinta Tak Biasa
SusantiAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang