Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar

Rio Lu berkata demikian dengan ngotot, kedua tangannya mecengkram bahu Sella Ye, lalu mengguncang-guncangnya, kemudian dia maju, hendak memeluk Sella Ye, tapi karena Sella Ye terus meronta, dia akhirya menyerah juga.

Setelah ditolak, Rio Lu lalu duduk kembali di kamar Sella Ye dalam diam. Dia terus menapat Sella Ye, dengan sorot matanya yang dalam, "Sella, aku tidak akan pernah menyerah, tidak peduli seberapa rumit masalah hidupmu, aku tidak akan keberatan!" Sambil berkata demikian, dia berbalik badan lalu beranjak pergi.

Sesampainya Rio Lu di bawah, dia mendapati sebuah Porsche hitam terparkir terlindung di dalam kegelapan gang di sebelah kos Sella Ye, Rio Lu merasa aneh, sebuah mobil mewah terparkir di situ. Di dalamnya dia dapat melihat seorang lelaki tampan sedang duduk termenung di kursi sopir, dengan wajahnya yang congkak, pandangannya yang datar, karisma yang kuat. Rio Lu tak dibuatnya sedikit tertekan oleh semua itu. Setelah melihat Rio Lu berjalan menuju ke mobil Volkswagennya, mobil Porsche itu pergi.

......

Bobby Shen mengamati dari kaca spion tengahnya. Setelah mobil Rio Lu sudah tidak terlihat lagi, barulah dia mendongak melihat ke arah kos Sella Ye.

Ini kedua kalinya Bobby Shen datang ke tempat kos Sella Ye untuk mencarinya. Bobby Shen menunggu sebentar di mobil sambil meyulut sebatang rokok, setelah itu barulah dia turun dari mobilnya dan berjalan naik ke kamar kos Sella Ye.

Bobby Shen berjalan dengan santai ke kamar kos Sella Ye lalu mengetuk pintunya, seolah itu adalah hal yang sudah biasa dia lakukan, beberapa saat kemudian, pintu mengayun terbuka dari dalam.

Sella Ye mengira Rio Lu lupa membawa sesuatu, begitu dia membuka pintu, dia terkejut melihat Bobby Shen berdiri di hadapannya. Dia langsung teringat apa yang terjadi di antara mereka berdua kemarin malam. Wajah Sella Ye memucat, matanya melotot melihat Bobby Shen.

Tangan Bobby Shen yang satu berada di dalam kantong celananya, sedangkan tangan satunya berada di gagang pintu. Dari penampilannya dan sikapnya, Bobby Shen tidak terlihat seperti masih terluka karena kejadian semalam, bahkan kalau diperhatikan lagi, matanya justru bersinar, dia mencondongkan wajahnya, kemudian berkata kepada Sella Ye, "Aku sudah berada di depan pintumu, sudah kamu bukakan pintu pula, beginikah caramu menyambut seorang tamu?"

Mata Sella Ye tertunduk, dia menatap lantai sambil bergumam, "Kamu juga bukan tamu."

Bobby Shen menjulurkan kepalanya ke dalam kamar Sella Ye lalu berkata, "Kamu tidak menyuruhku masuk apa jangan-jangan karena di dalam kamu menyembunyikan seorang lelaki liar?"

Sella Ye menyeritkan dahi, mukanya memerah, terpikir olehnya Rio Lu yang baru saja datang ke tempatnya, dia lalu dengan gugup mengigit-gigit bibirnya.

Bobby Shen melihat wajah Sella Ye yang memerah, tertawa kemudian berkata, "Jadi benar tebakanku? Hm?" Dia berkata demikian sambil mejulurkan tangannya mencubit-cubit pipi Sella Ye. Dia lalu berbisik sambil menyipitkan matanya, menarik kerahnya dan melongok ke dalam, dia tertawa, "Kamu tidak pakai?"

Sella Ye dibuatnya kembali ke alam sadarnya, kemudian dia menjerit kecil dan berusaha menutup kerahnya sambil berseru, "Kita ini masih di pintu!"

Bobby Shen melepas tangannya, kemudian berkata dengan tanpa malu, "Aku kan sudah dari awal menyuruhmu membiarkanku masuk, kamu sendiri yang memintanya!"

Sella Ye menatapnya, membuka pintu kamarnya lebar-lebar, lalu mundur satu langkah, untuk memberikan tuan besar itu jalan agar dia bisa masuk.

Bobby Shen melangkah ke dalam dengan santai, dia bahkan dengan sengaja tertawa di telinga Sella Ye, tawa yang membuat bulu kuduk Sella Ye berdiri.

Sella Ye memelototipunggung Bobby Shen dengan tatapan marah.

Bobby Shen seakan punggungnya tumbuh sebuah mata, dia tiba-tiba membalikan badan, dan mendapati Sella Ye sedang memelototinya, "Aku sepertinya melihatmu sedang memelototiku."

Sella Ye kemudian berpura-pura melakukan hal yang lain, "Kamu memangnya punya mata di punggungmu? Kalau kamu tidak melihatku duluan bagaimana kamu bisa tahu aku sedang memelototimu?"

"Aku dapat merasakannya!" Bobby Shen tertawa ringan sambil menatapnya, bibirnya tersenyum lebar, dia terlihat sangat senang.

"Heh! Kamu tidak sepeka itu!" Sella Ye menyindirnya.

"Iya, kepekaanku sehebat itu." Bobby Shen tertawa lagi, kemudian berkata, "Aku bahkan bisa merasakan tadi ada seorang lelaki di sini, Iya kan?"

Tangan Sella Ye yang tadinya sedang merapikan buku di atas meja, mendengar perkataan Bobby Shen barusan, pelan-pelan menghentikan apa yang dia kerjakan.

Sella Ye menengok, menatap ke arah Bobby Shen sambil gemetar ketakutan, pandangannya bertemu dengan sorot mata Bobby Shen, Sella Ye merasa dia seakan sedang dipaksa menelan sesuatu. Sella Ye dapat merasakan hatinya bergetar, ada sedikit perasaan bersalah dia rasakan. Saat dia memalingkan pandangannya, dia dapat melihat jemarinya gemetaran.

Bobby Shen tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya, suaranya menjadi berat, berkata, "Rio Lu barusan datang?"

Sella Ye tidak menanggapinya, dia meneruskan membenamkan diri membereskan buku di atas mejanya.

Bobby Shen menundukan kepalanya, tersenyum, lalu bertanya lagi, "Kalian barusan berbuat?"

Sella Ye berhenti sejenak, tidak berencana untuk membalasnya.

Bobby Shen tertawa lagi, kali ini ini tawanya mengandung maksud sinis dan dingin, "Kamu benar-benar sudah berbuat dengannya?"

"Membosankan!" Sella Ye mulai kesal, dia membanting buku di tangannya, kemudian tangannya berpegangan pada meja sambil nafasnya terengah-engah menahan emosi.

Bobby Shen tertawa sambil berkata, "Perihal kalian sudah melakukannya atau belum, aku melihatnya sekali, akan mengetahuinya!"

Bobby Shen berjalan cepat dengan langkahnya yang lebar menuju ke Sella Ye, lalu menjepitnya dengan badannya dan meja di belakang Sella Ye. Tangannya yang besar itu mulai menggerayang turun ke badan Sella Ye, masuk ke dalam piyama tidurnya, menyibaknya, jemarinya dapat merasakan tubuh Sella Ye yang sekarang hanya terpaut sehelai kain, dia kemudian dengan sengaja meniup-niup telinga Sella Ye, kemudian bertanya, "Kamu ini sebenarnya sudah pernah disentul olehnya atau belum?"

"Bangsat!" Sella Ye meronta dengan sekuat tenaga.

Tangan Bobby Shen melingkar di pinggul Sella Ye, kemudian menariknya dengan kuat, bibir yang tipis itu menempel menciumi telinganya, kemudian dengan nada manja dia tertawa sambil berkata, "Mungkin dalam hati kamu menyukai bangsat sepertiku ini."

"Jangan banyak berharap!" Sella Ye menjawabnya tanpa sopan santun, kemudian dia dengan cepat mengelak keluar dari pelukan Bobby Shen.

Saat Bobby Shen tersadar, Sella Ye sudah terlepas dari pelukannya, dia berpaling pada Sella Ye kemudian tertawa dengan seram berkata, "Jangan-jangan kamu adalah seekor ikan, bisa menggeliat seperti itu membebaskan diri? Tapi kenapa ketika kita di atas ranjang kamu bagaikan seekor ikan yang sudah mati?"

Sella Ye tidak ingin memperdulikannya, kemudian dia bertanya kepada Bobby Shen dengan nada penting, "Kamu datang ke tempatku, hanya ingin bersetubuh denganku?"

"Kalau tidak ingin bersetubuh denganmu, memangnya aku tidak boleh datang?" Bobby Shen menyulut rokok, kemudian tertawa lagi, "Apa menurutmu kalau aku tidak ingin bersetubuh denganmu baru boleh datang? Begitu boleh juga, kamu berbaringlah di sana telanjang, setelah rokokku ini aku akan memuaskanmu!"

Sella Ye tidak tahu apa yang terjadi di otak orang ini, kenapa bisa mengaitkan segal sesuatu dengan seks, tapi ini semua salah dia, tidak berhati-hati dalam bertutur kata.

Sella Ye malas menanggapinya, sebenarnya Bobby Shen tidak berkata apa-apa lagi. Maka Sella Ye duduk di depan meja belajarnya dan merapikan bahan makalahnya. Malam ini dia berencana mau menjenguk mamanya di rumah sakit, maka dari itu Sella Ye ingin bergegas merapikan bukunya.

Bobby Shen melihat Sella Ye tidak menghiraukannya, sedikit kesal, kemudian dia duduk di atas ranjang Sella Ye, kemudian berkata, "Aku ingin makan bubur, aku belum makan dari pagi sampai sekarang."

"Aku tidak punya apa-apa di kosku." Sella Ye menjawabnya.

"Kalau begitu aku mau makan buah persik, " Bobby Shen berkata dengan sedikit memohon, "Aku ingin memakan buah persik yang kamu kupaskan."

"Aku tidak punya buah persik juga"

"Tidak punya apa pun?"

"Betul sekali."

"Sella, aku sudah susah-susah datang kemari, tapi kamu tidak punya apa-apa di sini?"

"Kamu boleh tidak datang kok!" Sella Ye berkata dengan jujur.

"Tidak memperbolehkanku datang?" Bobby Shen berkata dengan gusar, sorot matanya mengandung api amarah, "Kalau begitu aku mendapat apa dari mengurusmu?"

Sella Ye bergumam tidak puas, "Bagaimana aku tahu apa yang kamu mau?"

Wajah Bobby Shen mulai muram, beberapa saat kemudian, dia memeluk Sella Ye dari belakang, kemudian mengangkatnya ke atas meja, menyibak kakinya ke kanan dan ke kiri, lalu berdiri di tengah antara kaki kanan dan kirinya, Bobby Shen menunduk, menatap Sella Ye, kemudian berkata sambil tersenyum, "Awalnya aku juga tidak tahu mau melakukan apa, tapi setelah kamu mengingatkanku, aku baru menyadari, aku memeliharamu hanya dengan satu tujuan: menyetubuhimu! Percaya?"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu