Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 73 Kepemilikan Mutlak
Tetapi Rio Lu tiba-tiba berkata di ujung telepon, "Bisakah kamu menunggu sebentar?"
Sella Ye yang sudah mengulurkan tangan untuk menekan ujung panggilan hanya bisa mundur dan bertanya dengan lemah, "Ada apa?"
Rio Lu berkata sambil tersenyum, "Sella, aku akan pergi ke luar kota besok. Aku akan mencarimu setelah kembali, oke?"
Pada saat ini, Sella Ye tidak punya waktu untuk mengurus perasaan Bobby Shen. Pada saat ini, dia hanya ingin menyelesaikan panggilan dengan cepat, jadi dia tidak ingin mengatakan, "Ok. Rio Lu, kalau begitu sampai jumpa."
Begitu suaranya jatuh, jari Bobby Shen meluncur seperti balas dendam. Dia menutupi mulutnya sendiri dan mengeluarkan erangan diluar kendalinya.
Meskipun dia menutupi mulutnya, tubuhnya mengerang secara naluriah karena rangsangan yang diberikan Bobby Shen. Dia membuka matanya dengan panik, dan melihat bahwa Bobby Shen telah mendorong ponselnya ke samping, yang melegakan. Baru saja bernafas lega satu kali...Tubuh itu dengan cepat dimasuki oleh sesuatu yang lain. Kini ia bahkan tak mampu bersuara, dan semuanya menjadi diam dalam dan bisu.
Pria itu menyandarkannya ke dinding, mengangkat salah satu kakinya, dan masuk tanpa peringatan,menguburnya di dalam tubuh, dan mulai menghentak tanpa aturan. Sella Ye tidak tahan dengan serangan yang tiba-tiba, namun dia malah menjadi lebih ganas dari sebelumnya. Sella Ye hanya bisa memohon kepadanya dengan suara rendah: "Pelan-pelan."
Mata Bobby Shen tertuju pada wanita itu, penuh hasrat dan kemarahan, seperti lubang hitam tanpa dasar, menyerap semua permohonannya. Tubuhnya yang ganas menyerang, tanpa jejak rasa kasihan, tanpa jejak kelembutan, seakan menyatakan bahwa tubuh gadis itu adalah miliknya mutlak.
Dia mencium telinga, leher, pipinya, kekuatan agresif, dan setiap hentakan penuh dengan kekuatan, seolah-olah ia sedang menanamkannya di tubuhnya sendiri.
Sella Ye tidak bisa melawan. Dia bahkan tidak bisa bernapas. Seluruh berat tubuhnya bertumpuk pada kekuatan satu kaki. Perlahan-lahan, dia merasa bahwa dia tidak dapat mendukungnya, dan kemudian seluruh tubuhnya jatuh tanpa sadar.
Bagaimana bisa seorang pria membiarkannya pergi ketika dia sedang dalam mood?
Bobby Shen membalikkan tubuhnya secara langsung, meraih dinding dengan tangannya, membiarkannya kembali ke dirinya sendiri, mencium setiap inci kulitnya, menggeser jari-jarinya ke tulang belakang dan tulang ekornya, meluncur ke bawah dan pada akhirnya tertawa ringan di telinganya untuk merangsang indranya, "Jadi akhirnya, kamu hanya sampai di sini?"
Sella Ye memerah karena marah dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menjawab, "Bukannya kamu yang tidak cukup handal?"
Pria itu marah, dia memegang erat-erat pinggangnya dengan tangan besar, tidak pernah membiarkannya bergerak sedikitpun, mendorong sedalam mungkin di setiap pukulan. Sella Ye tidak bisa menahan desahannya, dan hanya bisa mengambil nafas sesekali.
Akhirnya, dengan pukulan keras, Bobby Shen meraih daun telinganya dan berkata, "Beraninya kau bilang aku tidak kompeten? Dasar gadis kecil! Kamu bahagia?"
Sella Ye menutup matanya. Akhirnya, ketika Bobby Shen membuka jarak, entah apakah ia merasa kosong atau tidak nyaman, atau apakah dia baru saja kehabisan kekuatannya, ia hanya bisa menjatuhkan diri ke lantai.
Bobby Shen menangkapnya dan membasuh tubuhnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun seakan-akan tidak tahan melihatnya kotor seperti ini. Dia membersihkan dari kepala hingga keujung kaki. Bahkan di tempat yang tidak seharusnya disentuh, dia bersikeras membersihkan dengan hati-hati.
Baru saja Sella Ye kelelahan karenanya, kini ia digoda olehnya lagi. Bahkan jika dia tidak sengaja melakukannya, dia tidak tahan. Dengan suara lembut, dia terus memohon padanya: "Jangan sentuh, jangan sentuh di sana Mm-hmm ......" Pada akhirnya, bahkan dia memerah dan suaranya berubah menjadi erangan.
Bobby Shen tetap menyentuhnya tanpa ragu-ragu dan mengejeknya dengan bercanda: "Sella, hanya sejauh ini daya tahanmu? Satu sentuhan langsung membuatmu seperti ini? Siapa lagi yang pernah membuatmu seperti ini? Rio Lu?"
Apa hubungannya ini dengan Rio Lu?
Jelas dia yang kelewatan, apa yang berusaha ia katakan? Apakah dia sudah gila?
Ada banyak makian di hati Sella Ye yang seakan minta dikeluarkan, tetapi tubuhnya sedang ada di dalam kuasa orang itu. Sekarang dia tidak berani memprovokasi dia lagi. Ia hanya bisa berkata lemah : "Ini bukan hanya satu sentuhan, jelas-jelas kamu menyodoknya, bagaimana mungkin kamu tidak tahu."
"Aku tidak tahu," balas Bobby Shen setelah mendengarkan kata-katanya, dan lebih keras menyodok dan membasuhnya, seolah-olah ia sengaja melakukan itu. Ketika dia sampai di tempat yang paling sensitif, ia menaikkan kekuatannya dan berkata dengan wajah ramah: "Aku khawatir kamu tidak tahu apa artinya menyentuh dengan ringan, apa itu menyodok dengan kuat, apakah kamu ingin aku memberikanmu contoh? "
Sella Ye memahami ancaman pria itu dan memohon belas kasihan: "Yah, aku tahu aku salah. Terima kasih telah memandikanku, Tuan shen, tapi kini lapisan kulitku sepertinya sudah terkelupas, bisakah aku pergi sekarang?"
Ketika Bobby Shen melihat bahwa dia tidak berusaha beradu mulut lagi, dia dengan cepat mematikan shower, membungkusnya dengan handuk, dan membawanya keluar dari kamar mandi.
Sella Ye menatap profil sampingnya yang tampan, yang menjadi lebih tegas dan mendalam di bawah bayang-bayang cahaya hotel. Dia diam-diam menarik bibirnya dan tersenyum, "Aku bisa pergi sendiri."
"Apakah kamu yakin?" Bobby Shen meliriknya. "Siapa yang baru saja aku jatuh ke lantai? Sampai tidak bisa bangun."
Sella Ye tersipu dan mengubur dirinya di dadanya. Setelah beberapa saat, dia mendengarkan dada Bobby Shen bergetar dengan tawa dan bercanda padanya: "Dasar bodoh."
Bobby Shen dengan lembut meletakkannya di tempat tidur besar di ruang tamu, meminta layanan kamar hotel untuk mengirim pengering rambut untuk mengeringkan rambutnya. Saat itu, ponsel Bobby Shen berdering beberapa kali, tetapi dia tidak menjawab. Sella Ye mengingatkannya beberapa kali tetapi ia acuh dan terus mengeringkan rambutnya.
Ini pertama kalinya Bobby Shen mengeringkan rambut Sella Ye. Biasanya ialah yang melakukan pekerjaan untuk pria itu. Terkadang ketika dia mabuk, Sella Ye harus mencuci pakaiannya dan menyeka tubuhnya. Kapan Sella Ye mendapatkan perawatan sebaik ini? Kapan lagi tuannya yang menyebalkan itu akan membantunya mengeringkan rambut?
Dan Bobby Shen meniup rambutnya dengan sangat serius. Ketika dia menemukan sepotong rambut putih, dia dengan lembut menariknya untuknya, dan membohongi Sella Ye, "itu hanya rambut hitam, aku salah cabut."
Sella Ye merasa terhibur. Dia meraih rambut di tangan Bobby Shen dan membuangnya.
Dia menghela nafas dan berkata, "Itu memang rambut putih. Untuk apa kamu membohongiku? Lagian, suatu hari aku akan menjadi wanita tua yang penuh dengan rambut putih."
Bobby Shen berkata dengan suara rendah, "Kalau begitu aku akan membuatmu menjadi ..." Pada titik ini, dia berhenti dan berkata, "Wanita tua paling bahagia sedunia."
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang