Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 146 Selesai Sudah

Setelah memutuskannya, Tanu si gendut malah merasa lega, dia tidak merasa bersalah dengan berbuat demikian. Kalau misalnya wanita itu dulu pernah tidur bersama dengannya lalu bagaimana?

Menurut Tanu, berbicara soal keuntungan, tidak bisa dicampur dengan pertemanan.

Berpikir sampai di sini, dia menarik nafas dalam-dalam, dia mengambil ponselnya, sengaja menutup pintunya rapat-rpat, berjalan ke jendela, kemudian bercakap dengan suara pelan dengan seseorang di dalam telepon——

"Utuslah beberapa lelaki ke sana...Namanya Hartini Shi, aku akan mengirimkan fotonya kepadamu. Ingat, jangan sampai salah orang! Kerjakan dengan rapi! ...... dan juga yang paling penting, jangan melakukannya di dalam kompleks perusahaan Walfa. Aku rasa setelah jam kerja dia akan langsung pulang ke rumah. Dia tinggal di dekat ZhongYuan, gang-gang di sana sangat gelap, ikuti dia, cari tempat dengan sedikit orang, lalu laksanakan......"

Lelaki di ujung telepon satunya itu tertawa: "Kak Tanu kamu jangan khawatir, aku pasti akan melaksanakannya dengan rapi, akan kucarikan orang yang profesional untuk melakukannya, aku jamin wanita itu akan dibuatnya melayang ke surga. Oh iya, apa aku perl merekamnya?"

Mendengarnya, Tanu ragu sejenak, Airin Jiang tidak menyuruhnya merekam hal seperti ini, Airin Jiang hanya menyuruhnya untuk mencari sekelompok lelaki untuk memberi Hartini Shi pelajaran.

Namun memikirkan soal rekaman itu, nantinya dia akan bisa menggunakannya untuk memeras Hartini Shi, dan lagi dengan memiliki rekaman Hartini Shi yang digilir oleh sekelompok lelaki, dia tidak akan berani sesombong itu kepadanya......

Setelah berpikir demikian, Tanu si gendut kemudian berkata: "Rekam saja, rekam beberapa video, satu video untuk setiap lelaki, nikmatilah! Tapi jangan sebarkan di internet!"

......

Sore itu pukul 5, Hartini Shi dengan penampilan kusut pulang dari kantor. Waktu sudah menunjukan hampir waktu pulang kantor, dia meraih ponselnya, lalu menelepon rekan kerja wanitanya untuk meminta tolong padanya agar membantunya absen, dirinya sendiri langsung bergegas pulang, tanpa kembali lagi ke kantor.

Hartini Shi melangkah ke halte bus dekat kantor untuk menunggu bus tumpangannya. Perjalanan dari kantor menuju ke tempat tinggal dia lumayan jauh, perlu berganti kendaraan dua kali. Saat dia sampai ke tempat tinggalnya, waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Hartini Shi memikirkan makan malamnya sambil melangkah perlahan menuju ke kamar kosnya.

Di tengah jalan, dia menerima sebuah panggilan dari Rio Lu, melihat nama Rio Lu di layar ponselnya, hatinya berdebar. Rio Lu biasanya tidak sesering itu meneleponnya, dan ketika dia meneleponnya pun kebanyakan untuk menanyakan masalah Sella Ye.

Kali ini, begitu Hartini Shi mengangkat telepon, Rio Lu tidak seperti biasanya menanyakan tentang dirinya.

"Har, bukankah kamu yang lalu berkata ingin pergi ke taman bermain di akhir pekan?" Rio Lu bertanya dari sisi telepon satunya.

Hartini Shi menanggapinya dengan sebuah 'ah', lalu berkata, "Kamu masih ingat? Aku kira kamu sudah lupa."

"Belum, aku belum lupa." Rio Lu berkata, "Kalau begitu, apakah kamu punya waktu akhir pekan ini? Maukah pergi ke taman bermain bersamaku?"

Hati Hartini Shi berdegup kencang tidak karuan mendengarnya, kemudian dengan tergesa menyetujuinya, "Baiklah, akhir pekan ini, pagi-pagi kita bersama-sama pergi. Kebetulan ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu."

Setelah kedua orang itu memutuskan waktunya, Rio Lu tertawa lalu berpamitan kepada Hartini Shi. Hartini Shi kemudian menutup telepon dengan hati riang, bahkan langkahnya menuju ke tempat tinggalnya pun terasa ringan.

Dia sambil mendendangkan lagu, sambil berjalan berbelok ke gang gelap daerah tempat tinggalnya. Dia biasanya senang memotong jalan, melalui gang kecil itu, tidak terkecuali hari ini. Dulu, dia sering kali was-was kalau-kalau ada orang yang menguntitnya di belakang, namun hari ini suasana hatinya sedang riang, dia sama sekali tidak memperhatikan ada orang yang menguntitnya. Apalagi bahaya yang sedang menunggunya dalam kegelapan......

Dia baru berbelok ke gang kecil itu, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, tanpa sadar, dia melihat ke belakangnya. Suara langkah kaki di belakangnya menghilang, bahkan bayangannya pun tidak terlihat.

Hartini Shi merasa dirinya paranoid, dalam hati dia berpikir nanti sebelum tidur dia tidak akan menonton film horor itu lagi. Dia menghembuskan nafas panjang, kemudian dengan tenang melanjutkan langkahnya ke depan.

Tapi baru beberapa langkah, suara langkah kaki di belakangnya terdengar bertambah dekat. Kali ini dia sungguh merasakan ada sesuatu yang benar-benar tidak beres, dia mengangkat kakinya, mempercepat langkahnya, bergegas keluar dari gang gelap itu. Lelaki-lelaki di belakangnya merasa ada sesuatu yang tidak beres, mereka juga mempercepat langkahnya, lalu mengepungnya. Hartini Shi dihentikan langkahnya oleh beberapa lelaki dengan badan besar di gang itu. Seketika rona merah meninggalkan wajahnya, saat dia baru akan berteriak minta tolong, seorang dari lelaki-lelaki itu, yang berbaju hitam menjulurkan tangannya, kemudian dengan cepat membungkam mulutnya. Segala usahanya untuk berteriak minta tolong berhenti di dalam kerongkongannya......

Lalu dengan segera seorang lelaki yang lain maju dan membungkam mulut dan hidung Hartini Shi. Seketika, dia merasakan dunianya berputar, dan semua menjadi gelap......

Saat Hartini Shi tersadar, dia mendapati dirinya terbaring di atas lantai yang dingin. Yang paling mengerikan adalah, ketika dia melihat ke badannya, dia mendapati seluruh busananya sudah ditinggalkan darinya!

Dia berteriak kaget, teriakannya itu membuatnya mendapatkan sebuah tamparan, lelaki yang tadi membungkamnya dengan kejam memberinya peringatan: "Kalau kamu pintar, kamu tidak akan berteriak sembarangan, kakak-kakak di sini kalau sudah puas, dengan sendirinya akan melepaskanmu, kalau kamu berani berteriak sampai membuat orang-orang di sekitar sini tahu, jangan salahkan aku kalau aku memasukan benda lain ke dalamu!" Saat lelaki itu berbicara, tangannya menggenggam sebuah batang besi sambil membuat sebuah peragaan besi itu ditusuk-tusukan ke badan Hartini Shi.

Hartini Shi mundur ketakutan, tapi dia dapat merasakan belakang kepalanya terbentur pada sebuah dinding lumpur, dia kesakitan sampai air matanya keluar......

Di hadapannya, dia mendapati lelaki-lelaki yang menyekapnya itu sedang berunding siapa yang akan menikmatinya pertama.

Akhirnya, hasil dari rundingan mereka, seorang lelaki yang paling tua, yang paling jelek yang akan memulainya. Hartini Shi mundur ketakutan. Salah seorang dari mereka mengangkat kamera videonya, merekam wajah Hartini Shi dan tubuh telanjangnya.

Hartini Shi menangis sejadi-jadinya. Dia sambil menangis sambil memohon pada mereka untuk melepaskan dirinya. Lelaki tua itu yang pertama mendekatinya. Dia membelai wajah Hartini Shi sambil bertanya, "Masih perawan?"

Hartini Shi tidak menjawabnya, dia hanya tidak henti-hentinya terus memohon kepada mereka untuk melepaskan dirinya. Dirinya berkata bahkan rela untuk memberikan seluruh uangnya kepada mereka.

Tapi para lelaki itu mana mau mendengarnya?

Beberapa dari mereka dengan sigap menahan tubuh Hartini Shi, lelaki tua itu menyibakan kaki Hartini Shi, kemudian dengan sebuah hentakan yang kuat menyetubuhinya. Hartini Shi tidak sanggup bernafas saking sakitnya, dia tak henti-hentinya memohon. Beberapa dari mereka malah mencemoohnya. Setelah lelaki tua itu selesai, masih tersisa beberapa lelaki lagi bergiliran memperkosa Hartini Shi.

Yang lebih menjijikan adalah, semua ini direkam oleh mereka! Dan lagi untuk tidak menunjukan identitas mereka, mereka bahkan dengan sengaja mengenakan topeng saat mereka orgasme di tubuh Hartini Shi!

Digilir oleh lelaki sebanyak itu, Hartini Shi dengan cepat merasa kelelahan. Dia yang tadinya masih punya tenaga untuk berteriak minta tolong, akhirnya, dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya bisa seperti seekor ikan mati menjadi sasaran mereka.

Sampai akhir, dia bahkan tidak sanggup bergerak lagi. Setelah beberapa lelaki itu orgasme, mereka sudah mulai bosan.

Namun mereka tidak lupa untuk terus mengejek Hartini Shi, sambil mengacungkan kamera video itu. Mereka terus merekam bagian sensitif Hartini Shi. Hartini Shi hanya bisa menutup matanya dengan pasrah, dia merasa dirinya sudah selesai, sudah tidak punya apa-apa lagi......

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu