Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 221 Seleramu Bagus
Setelah berpikir sejenak, Bobby Shen dapat mengetahui dari cerita Sella Ye, lelaki paruh baya yang menyelamatkannya sedang masuk ruang perawatan. Bobby Shen ingin berterima kasih kepadanya..
Dia baru saja memasuki ruang rawatnya, dihadapannya terbaring sesosok yang tidak asing di atas tempat tidur, ternyata lelaki paruh baya itu adalah Calvin Jiang!
Bobby Shen terkejut, akhirnya Calvin Jiang lah yang menyapanya terlebih dahulu, "Bobby, kamu juga berada di sini? "
Kemudian masuklah Sella Ye yang berdiri di situ dengan bengong, "Ah? Tuan Jiang, kamu dan Bobby saling kenal? "
"Bagaimana aku tidak mengenalnya? "Calvin Jiang berkata, "Kami sudah saling kenal selama kurang lebih 20 tahun. "
Setelah bertanya-tanya, Sella Ye baru mengetahuinya, Calvin Jiang adalah ayah Airin Jiang!
Dia langsung teringat dengan perlakuan Airin Jiang terhadap dirinya, dia juga tidak tahu apakah ini kehendak ilahi, kali ini ayah Airin Jiang sendiri yang menolongnya.
Sella Ye lantas berkata dengan hormat kepada Calvin Jiang, "Om Jiang, kali ini aku telah benar-benar selamat karena pertolongan darimu, kalau tidak aku tidak tahu lagi apa yang terjadi. "
"Jangan sungkan, "Calvin Jiang tersenyum, "Sudah aku katakan berapa kali, aku hanya kebetulan lewat. Semisal bukan kamu, dan orang lain pun yang menemui musibah seperti tadi, aku juga pasti akan menolongnya. "
Walaupun Calvin Jiang sudah menjelaskan demikian, tapi tidak tahu mengapa, Bobby Shen masih merasa ragu, dia kemudian menyuruh Sella Ye menunggunya di luar, dia ingin membicarakan sesuatu dengan Calvin Jiang.
Setelah Sella Ye keluar, Calvin Jiang menatap Bobby Shen dalam-dalam. Belum sempat Bobby Shen menanyakan keraguannya, Calvin Jiang sudah mengambil inisiatif untuk bertanya terlebih dahulu: "Dia adalah pacarmu? "
Bobby Shen mengangguk, dia tahu Calvin Jiang dari dulu selalu ingin menjodohkannya dengan Airin Jiang, maka setelah mengangguk, dia berusaha memberi penjelasan, "Om Jiang, masalah Airin, aku sudah menjelaskan kepadanya. "
"Kamu tidak perlu tegang, aku paham. "Walaupun Calvin Jiang terbaring di tempat tidur, sorot matanya dengan tajam melihat, menerawang, "Aku dulu juga pernah muda, sangat paham apa yang kalian para muda-mudi ini pikirkan. "
Bobby Shen menggigit-gigit bibirnya, tersenyum dengan terpaksa.
Calvin Jiang lantas menambahkan, "Seleramu bagus. "
Mendengarnya Bobby Shen tidak tahu harus berkata apa.
Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya pada Calvin Jiang, "Om Jiang, kenapa semalam kamu mengajaku bertemu? Aku menunggumu semalaman, tapi kamu tidak kunjung muncul, aku bahkan sampai menelepon asistenmu, asistenmu malah bertanya apa aku yang telah melakukan kesalahan, dia berkata anda belakangan ini setiap malam tidak ada janji bertemu dengan orang. "
Menyimak penjelasan rinci dari Bobby Shen, alis Calvin Jiang terangkat, dia bertanya: "Jam berapa kamu menerima pesan dariku? "
Bobby Shen mengeluarkan ponselnya, lalu memberikannya ke Calvin Jiang, gemetaran, kemudian berkata: "Ini adalah sebuah pesan darimu, kira-kira pukul 6 sore. "
Calvin Jiang menerima ponselnya, lalu membacanya dengan teliti, dia memastikan beberapa kali, setelah dia benar-benar yakin ponselnya lah yang mengirim pesan itu, wajahnya muram!
Dia marah sampai seluruh badannya bergetar, "Ini bukan aku yang mengirim pesannya. "
Bobby Shen tambah ragu lagi, ternyata bukan Calvin Jiang yang mengirim pesan itu kepadanya, kalau begitu siapa yang berpura-pura mengirim pesan itu dengan ponsel Calvin Jiang, dan mengajaknya bertemu?
Namun Calvin Jiang sudah bisa menebak siapa pelakunya.
Selain Airin Jiang, siapa lagi yang bisa mendekati ponselnya, siapa lagi pula yang seberani itu untuk menggunakan ponselnya untuk mengirim pesan ke Bobby Shen?
Calvin Jiang tidak mampu memahaminya, sampai dia berhasil mengaitkan semua ini dengan kejadian yang menimpa Sella Ye, dia baru akhirnya mendapatkan jawaban.
"Mungkin, ini adalah perbuatan Airin, "Calvin Jiang menghela nafas, "Maaf, anak perempuanku sudah membuatmu repot. "
Bobby Shen sedikit terkejut, dan tidak mempercayainya: "Maksud Om Jiang, Airin sengaja mengirimkan pesan itu kepadaku, tapi kenapa dia...... "
Bobby Shen sambil berkata demikian sambil tenggelam dalam pikirannya, dia kemudian berjalan ke arah Sella Ye yang berada di luar, dia dengan segera mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.
"Jangan-jangan ini semua karena Sella Ye? "Bobby Shen menyeritkan dahi, "Jangan-jangan kejadian malam ini semua adalah bagian dari rencana Airin Jiang? ...... "
Begitu perkataan itu keluar dari mulut Bobby Shen, dilihatnya raut wajah Calvin Jiang bertambah suram, sesuram langit mendung!
Saat menyadari hal ini, Bobby Shen segera menutup mulutnya, dan memandang ke atah Calvin Jiang, "Om Jiang, kamu...... "
"Aku juga baru menyadari ini semua adalah ulah gadis ingusan itu! "Calvin Jiang berusaha menyembunyikan amarahnya, "Dulu saat aku melihat postingan di internet tentangnya itu, aku mengira itu semua dibuat hanya untuk menyakitinya, sebenarnya dia tidak seperti itu, sekarang aku baru tahu, ternyata selama ini aku sudah terlalu lama menghindari kebenarannya! Aku yang selama ini mengira dia disakiti orang lain, ternyata kebenarannya adalah dia yang menyakiti mereka, kali ini dia bahkan memanfaatkanku! Benar-benar keterlaluan! Sungguh keterlaluan! "
Calvin Jiang semakin berbicara semakin heboh, jantungnya berdegup kencang, Bobby Shen dulu pernah mendengar kabar, jantung Calvin Jiang tidak terlalu sehat, dia khawatir, dengan demikian, sakitnya bisa kambuh lagi. Maka dia hanya bisa menenangkannya, "Om Jiang, jangan marah, belum tentu semuanya ini benar, biarkan aku menyelidikinya terlebih dahulu...... "
"Tidak perlu di selidiki lagi! "Calvin Jiang berkata dengan putus asa, "Dari awal aku sudah tahu ada yang tidak beres dengan anak ini, tapi aku tidak menyangka dia bahkan berani menyuruh orang lain untuk membunuh seseorang, sekarang semisal dia ditangkap dan masuk ke penjara pun aku tidak akan membantunya! Biarkan dia di balik jeruji belajar untuk berubah! "
Bobby Shen mengusap-usap keningnya, saat dia akan membuka mulutnya, Sella Ye mendorong pintu, dan masuk, bersamaan dengannya, berjalan beberapa orang polisi.
Beberapa polisi itu ingin melakukan penyelidikian, dikarenakan Calvin Jiang terluka, maka untuk sementara ini interogasi hanya dapat dilakukan di dalam ruang rawat. Sedangkan Sella Ye, karena dirinya lah yang melapor ke polisi, maka dia nanti harus datang ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian.
Dalam kurun waktu yang tidak sampai satu bulan, ini sudah kali keduanya Sella Ye diminta untuk datang ke kantor polisi memberi kesaksian.
Setelah semuanya selesai, saat dirinya meninggalkan kantor polisi, waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, Bobby Shen mengantar Sella Ye pulang dengna mobilnya, tidak pulang ke tempatnya yang bersebelahan dengan tempat tinggal Caroline Ji, melainkan langsung pulang ke apartemen Bobby Shen di pusat kota.
Begitu masuk ke dalam mobil, Sella Ye langsung mulai tertidur. Sampai mereka tiba di apartemen Bobby Shen pun, Sella Ye belum terbangun.
Bobby Shen membopongnya, naik ke atas.
Sella Ye setengah sadar, merasakan dirinya sedang diayun-ayun, dia tahu ini adalah Bobby Shen yang sedang menggendongnya, dia membuka matanya sedikit, menatap Bobby Shen, kedua tangannya tiba-tiba dilemparkannya ke leher lelaki itu, dia tertawa, "Ternyata kamu yang sedang menggendongku? "
"Kalau bukan aku siapa lagi? "Bobby Shen tertawa pelan, "Kamu sedang bermimpi berada di pelukan orang lain? "
Suasana hati Sella Ye sedang baik, dia mengangguk dengan kuat.
Bobby Shen mencubitnya, kemudian tertawa: "Beri tahu aku, siapa lelaki di mimpimu!? "
"Tidak akan aku beri tahu! "
"Kamu tidak mau memberi tahuku? "Bobby Shen memandang ke bawah, kemudian mengecup keningnya, "Kalau kamu tidak mau memberitahuku, hukumannya akan berat! "
"Seberapa berat? "
"Sesampainya kita di kamar, kakmu akan tahu dengan sendirinya! "Bobby Shen berkata dengan sengit, tapi saat menatapnya, matanya memancarkan kelembutan.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLoving Handsome
Glen ValoraHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Only One
Alice SongYou're My Savior
Shella NaviIstri Yang Sombong
JessicaAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang