Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 231 Anak Perempuan Nadia
"Melanjutkan apa? "Sella Ye mendongak menatap Bobby Shen.
"Menurutmu? "Bobby Shen tersenyum nakal, kemudian mencondongkan badannya untuk mencium telinga Sella Ye, bibirnya yang tipis itu dia gerak-gerakan di daun telinganya, lalu digigitnya lembut dan berkata, "Malam ini saat aku pulang, aku akan membuatmu puas. "
Wajah Sella Ye merona merah, tangannya menekan dada Bobby Shen, seakan mendorongnya menjauh, tapi dia malah memeluknya tambah erat, Bobby Shen enggan melepaskan pelukannya, dia berkata, "Seorang wanita benar-benar tidak boleh tidak disentuh lelaki terlalu lama, karena begitu terlalu lama, reaksinya akan liar, baru saja dapat terlihat dengan jelas dari apa yang terjadi padamu. "
"Hal seperti itu perlu kamu katakan! "Sella Ye membenamkan kepalanya ke pelukan Bobby Shen, dan memohon padanya untuk tidak membicarakannya lagi. "Bukannya kamu tadi berkata akan keluar? "
"Benar, sekarang ini aku akan pergi. "Sebelum Bobby Shen beranjak pergi dia berpesan padanya, "Nanti saat kamu akan keluar, naik mobil yang sudah aku siapkan, belakangan ini kamu harus lebih berhati-hati, aku akan menyuruh orang untuk mengawalmu. "
Sella Ye menyeritkan dahi, tapi dia menyetujuinya, sebenarnya dia tidak begitu suka diikuti orang lain, namun belakangan ini dengan semua kejadian yang menimpa dirinya, semuanya terlalu mengerikan, bahkan Sella Ye merasa sudah waktunya dirinya beribadah ke vihara.
"Bukankah tahun ini tahun yang bertepatan kelipatan 12 tahun kelahiranku? Maukah kamu pergi bersamaku berdoa? "
Bobby Shen tertawa, dia sudah berjalan ke mulut pintu baru menjawabnya, "Boleh, sekalian bertanya pada Tuhan kapan kamu boleh menikah denganku? "
Sella Ye memelototinya.
Bobby Shen memberinya tawa manja, lalu berjalan keluar.
......
Setelah Bobby Shen pergi, Sella Ye berencana untuk beres-beres, lalu pergi keluar. Dia naik mobil yang telah disiapkan untuknya, dan pergi ke rumah sakit di mana Calvin Jiang dirawat.
Di dalam ruang rawat Calvin Jiang, sudah ada beberapa orang yang datang berkunjung. Salah seorang dari mereka ada yang seorang wanita yang seumuran dengan Calvin Jiang, Sella Ye mengira dia adalah istri Calvin Jiang.
Dia berjalan masuk, dan setelah menyapa Calvin Jiang, dia menoleh menatap wanita paruh baya itu, kemudian dengan sopan bertegur sapa dengannya: "Tante, halo, aku adalah Sella Ye. "
Agatha Song mendengarnya menoleh, dilihatnya Sella Ye berdiri di hadapannya. Ekspresi wajahnya sedikit berubah, Sella Ye dapat merasakannya, dia bahkan dapat melihat sorot matanya memancarkan secercah cahaya yang bercampur, membingungkan.
Sella Ye dengan canggung memainkan bibirnya, dia mengira Agatha Song tidak mendengar sapaannya, maka dia berkata sekali lagi: "Halo, tante. "
Agatha Song tersadar dari lamunannya, kali ini dia baru dengan segera memasang senyum di wajahnya, dan menyapa Sella Ye, "Ah, halo, kamu ini yang bernama Sella Ye bukan? "
"Benar, tante. "Sikap Sella Ye sopan dan penuh hormat, karena jasa Calvin Jiang, dia juga merasa berhutang budi pada Agatha Song, dia mengambil inisiatif untuk menceritakan kejadian semalam, "Tante, kali ini benar-benar hanya karena campur tangan om, aku baru selamat, terima kasih tante, terima kasih om. "
Agatha Song tertawa, kemudian menepuk punggung tangan Sella Ye, "Tidak perlu sungkan, ini semua memang sudah seharusnya kita lakukan. "
Kali ini Calvin Jiang mendadak terbatuk ringan, lalu berkata: "Sella, apa kamu hari ini tidak sibuk sehingga kamu datang kemari lagi? "
"Aku sengaja datang kemari untuk menjenguk om, awalnya Bobby Shen juga ingin datang, tapi dia sangat sibuk, maka aku datang sendiri." Sella Ye kemudian bertanya, "Om, bagaimana keadaan anda hari ini, apakah sudah membaik? "
"Sudah jauh lebih baik. "Calvin Jiang tersenyum, "Sebenarnya tidak ada masalah apa-apa, dari awal sudah boleh pulang, tidak perlu untuku dirawat di rumah sakit. "Kata Calvin Jiang tidak puas.
Agatha Song lantas seperti sedang membujuk anak kecil berkata kepadanya: "Sudah-sudah, toh sudah terlanjur menginap di rumah sakit, sebaiknya kamu dengarkan saran dokter. "
Calvin Jiang tertawa menatap istrinnya, terpancar cinta dari sudut matanya, "Iya iya, aku menurut padamu. "
Sella Ye tersenyum: "Cinta di antara om dan tante ini terlihat indah, aku benar-benar mengagumi kalian. "
Mendengar Sella Ye berkata demikian, Agatha Song tersenyum canggung.
Dengan adanya Agatha Song di situ, Sella Ye tidak berlama-lama berkunjung, dia dengan segera berpamitan kepada keduanya, kemudian pergi.
Setelah kepergiannya, Agatha Song mengawasi bayangan Sella Ye, dia bengong, pikirannya terbang entah ke mana.
Calvin Jiang dapat melihat menembus hatinya, dia tersenyum lalu bertanya: "Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu juga merasa dia sangat mirip dengan seseorang? "
Jantung Agatha Song seakan melompat keluar, dia berpaling melihat suaminya, kemudian dengan cepat menggeleng, lalu dengan gugup mengangguk, hal ini membuat Calvin Jiang tak kuasa menahan tawanya: "Jangan gugup, dia hanya mirip dengan seseorang dari masa laluku saja, kejadiannya juga sudah lama berlalu, aku sudah melupakannya. "
"Kamu sudah benar-benar melupakannya? "Agatha Song bertanya.
Saat seluruh dunia pun merasa Calvin Jiang sudah melupakan wanita itu, tapi Agatha Song dan Calvin Jiang sudah menjalani bahtera rumah tangga selama 20 tahun lamanya, dalam hati Agatha Song mengerti, Calvin Jiang tidak akan melupakannya, terkadang saat dia sedang bermimpi, dia bahkan meneriakan nama wanita itu.
Orang lain mengatakan, siang dipikirkan malam dimimpikan, ini semua karena ini, Calvin Jiang tidak akan pernah melupakan wanita itu.
Saat Agatha Song mendengar berita, suaminya menyelamatkan seorang gadis, dia merasa ada yang aneh, mana mungkin Calvin Jiang bisa tanpa alasan menyelamatkan seorang asing? Namun, hari ini saat dia bertemu dengan Sella Ye, dan melihat wajahnya, dia mengerti semuanya.
Sangat mirip, sungguh sangat mirip......
Calvin Jiang sekirangnya melihat Sella Ye adalah wanita itu, maka dia baru bisa melakukan apa yang dilakuannya itu?
Berpikir demikian membuat Agatha Song menghela nafas tak berdaya, tapi wajahnya masih mempertahankan ekspresi yang sama, ekspesi yang beberapa tahun ini dia latih di hadapan Calvin Jiang, ekspresi yang selamanya mampu untuk mengelabuhinya.
Calvin Jiang mengambil inisiatif untuk mengucapkannya: "Dia adalah anaknya Nadia. "
Agatha Song terkejut, awalnya dia mengira saat dirinya mendengar jawaban seperti itu, dirinya akan terluka. Namun kenyataannya tidak seperti itu, mungkin juga karena dia sedari awal sudah melakukan persiapan sejak dia bertemu dan menatap wajah Sella Ye. Di bawah sadar sudah mengaitkan hubungan antara Sella Ye dan Nadia. Kalau mereka bukan ibu dan anak, itu semua terlalu kebetulan.
Tapi, Agatha Song masih menyimpan keraguan dalam hatinya, keraguan ini seperti sebongkah batu yang besar, menekan hatinya, membuatnya tidak bisa bernafas.
"Dia sudah kembali ? "Agatha Song bertanya dengan penuh arti.
Calvin Jiang juga tidak berusaha menutupinya, dia berkata dengan gamblang: "Iya, dia telah kembali. "
"Kalau begitu......apa kabarnya? "Agatha Song bertanya lagi.
"Tidak baik. "Calvin Jiang menghela nafas, "Dia terbaring sakit, strok, mungkin dia selamanya tidak akan sadar lagi. "
"Apa? "Agatha Song terkejut, "Apa yang terjadi? "
"Aku sendiri juga tidak tahu, tapi aku pernah menjenguknya, dia sama sekali tidak bisa merasakan, dokter berkata pasien seperti dia, kesempatan untuk bisa tersadar lagi, sudah hampir tidak ada, bahkan menggunakan pengobatan paling mutakhir pun, juga tidak bisa membuatnya sadar. "
"Maka, sekarang hanya menggunakan uang untuk menopang hidupnya? "
"Bisa dikatakan demikian. "Setelah berkata demikian, Calvin Jiang menghela nafas panjang.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaHarmless Lie
BaigeMarriage Journey
Hyon SongTen Years
VivianCinta Yang Dalam
Kim YongyiPejuang Hati
Marry SuAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang