Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
"Sepertinya tidak mungkin masuk penjara, "Charles Jiang berkata, "Kalau sampai ada apa-apa, aku yang akan menggantikanmu masuk penjara."
Mata Airin Jiang memerah, "Aku tidak mau."
"Tidak mau apa?"
"Tidak mau kamu masuk penjara."
"Oh. Kamu tidak tega berpisah denganku?" Setelah berkata demikian, Charles Jiang entah dari mana merasa baikan.
"Aku akan berusaha sebisa mungkin membantumu mencari cara, tapi ayah mungkin sudah mengetahui masalah ini, dia tidak mungkin dengan semudah itu menyerahkanmu." Charles Jiang menjelaskan.
Airin Jiang mengangguk, "Kalau begitu kamu punya ide apa?"
"Aku dari awal sudah melakukan persiapan, setelah aku mendapati kelakuan Tanu si gendut sedikit aneh, aku langsung menyuruh orang untuk pergi ke rumah orang tuanya guna mengendalikan mereka. Dia sekarang mungkin mengira orang tuanya aman-aman saja, tapi sebenarnya semua berada di bawah kendaliku, aku tidak akan melakukan apa pun kepada mereka, namun saat terdesak, aku akan menggunakan mereka untuk menakuti Tanu si gendut."
Secercah sinar pengharapan muncul dari dasar mata Airin Jiang, "Memang kamu yang berpikiran luas. Sejak kapan kamu merasa ada yang tidak beres dengan Tanu si gendut?'
"Ini tidak usah kamu urusi!"
Airin Jiang memajukan bibirnya, "Kalau begitu....aku sangat berterima kasih padamu, Charles. Kalau bukan karenamu, kali ini aku benar-benar sudah tidak tahu harus bagaimana lagi."
Mata Charles Jiang menatap keluar jendela, dia tersenyum berkata, "Ini semua sudah sepantasnya aku lakukan, siapa juga yang membuatmu menjadi......" Charles Jiang berhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Kakak perempuanku."
Airin Jiang menatapnya, pandangannya dipenuhi dengan berbagai macam sinar, dia kemudian menarik nafas dalam-dalam.
......
3 hari kemudian, Tanu si gendut berhasil tertangkap polisi.
Polisi menangkapnya dengan tuduhan penculikan dan tindak kejahatan.
Awalnya Tanu masih ingin mengalak, namun setelah dihadapkan dengan bukti-bukti yang ada, dia hanya bisa berjalan dengan tangan berbogol mengikuti arahan polisi.
Pemilik bar itu langsung memberi rekaman percakapan telepon mereka kepada pihak kepolisian. Saat polisi memutar kembali rekaman telepon itu untuk diperdengarkan pada Tanu, Tanu histeris, berkata kalau rekaman itu hasil editan. Tapi bukti sudah di depan mata, Tanu tidak lagi bisa mengelak. Karena pemilik bar itu dengan inisiatif sendiri melaporkannya, maka dia tidak terkena hukum pidana.
Kemudian, setelah para pelaku pemerkosaan itu mengetahui bahwa Tanu si gendut berusaha menyekap orang tua mereka, mereka dengan inisiatif sendiri memberi kesaksian bahwa Tanu lah yang memberikan mereka mandat.
Dua hukum pidana dijatuhkan pada Tanu si gendut, dengan bukti yang kuat, dia sudah tidak bisa mengelak lagi. Pihak kepolisian menyarankan agar dirinya menyerah seutuhnya kepada mereka. Kalau dia bersedia berbuat demikian, maka mereka berjanji akan mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk meringankan hukumannya.
Setelah berpikir cukup lama, Tanu si gendut akhirnya memutuskan untuk memberikan nama Airin Jiang kepada mereka sebagai otak dari kejahatan yang diperbuatnya, dan dengan demikian mendapat keringanan hukuman.
Sehari sebelum dia berniat untuk memberikan nama Airin Jiang, seorang pengacara dengan misterius muncul di hadapannya.
Pengacara ini memberitahunya, kalau dia adalah pengacara Airin Jiang yang didatangkan untuk membantu dirinya meringankan hukumannya di pengadilan. Awalnya Tanu si gendut hanya tertawa menolak penawaran itu, tapi setelah mendengar tawaran dari pengacara itu, seketika tawanya menghilang dari wajahnya.
Pengacara itu memberitahu Tanu: "Pemandangan di kampung halamanmu sangat indah. Nona Jiang berkata dia sudah mengirimkan seseorang untuk menyapa orang tuamu, kabar mereka sekarang sangat baik, kamu jangan khawatir, tapi nanti, tidak bisa dipastikan."
Mendengarnya, wajah Tanu si gendut berubah seketika, dia memelototi pengacara itu, dengan perlahan, dan gigi gemertak berkata, "Apa mau Airin Jiang lakukan?"
"Tidak ada." Pengacara itu berkata, "Nona Jiang berpesan, dia harap kamu tidak berkata sembarangan, kalau tidak semua akan menjadi kacau. Kalau kamu bersedia, aku bisa menjadi pembelamu, seperti kejahatan yang kamu lakukan ini, aku jamin, kamu tidak akan mendapat hukuman lebih dari 10 tahun."
Tanu si gendut marah, tapi dia sendiri tidak punya cara lain, akhirnya dia hanya mengangguk menyetujuinya.
......
Di hari pengadilan, Tanu si gendut memberikan daftar nama orang-orang yang bekerja sama dengannya dalam melakukan aksi kejahatannya. Tapi dia tidak sedikit pun menyinggung nama Airin Jiang. Karena dia sudah bersikap kooperatif, dan memiliki seorang pengacara handal, akhirnya hakim menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara baginya.
Setelah mendengar berita ini, Airin Jiang dapat bernafas lega.
Dia menatap Charles Jiang, dari sudut matanya ada setitik air mata haru, "Charles, aku sangat berterima kasih padamu, kali ini kalau bukan karenamu, si gendut pasti sudah membeberkan namaku ke pengadilan!"
Charles Jiang terkekeh, dia menjulurkan tangannya untuk menyeka air mata Airin Jiang, kemudian dengan cepat menarik kembali tangannya, dan berkata dengan datar: "Kak, lain kali jangan bertindak gegabah." Dia lalu bertanya, "Setelah mengalami sekali ini, apa kamu kamu masih berencana untuk mencintai Bobby Shen?"
Airin Jiang terdiam sejenak, kemudian membalikan badannya untuk menyeka air matanya.
"Aku juga tahu dari dulu diriku setiap kali menghadapi masalah dengan bodoh, tapi aku benar-benar tidak mampu untuk tidak mencintainya. Charles, bantu aku, bantu aku, ok?"
Charles Jiang menatap sosok tubuh Airin Jiang yang gemetar kecil, dia menarik nafas panjang tak berdaya, memunggunginya, kemudian berjalan ke arah jendela untuk merokok.
......
Saat mengetahui Tanu si gendut dijatuhi hukuman 7 tahun penjara, Sella Ye sedang membantu Hartini Shi membereskan pakaiannya. Hartini Shi sudah jauh lebih baik. Hari ini dia berencana keluar dari rumah sakit. Rio Lupergi mengambil mobilnya untuk menjemput mereka. Sekarang di dalam ruang rawat hanya tersisa Hartini Shi dan Sella Ye berdua.
"Apa kamu sudah tahu Tanu dijatuhi hukuman 7 tahun penjara?"
"Tahu."
"Bagaimana menurutmu?'
"Menurutku hukumannya terlalu ringan!" Hartini Shi berkata sambil tersenyum, kemudian dengan segera kembali ke ekspresi bosan hidupnya lagi, "Bajingan seperti dirinya, semisal dijatuhi hukuman mati pun, aku masih merasa kurang mendapat keadilan. Sayang sekali dia hanya mendekam di penjara 7 tahun, hanya 7 tahun, kemudian setelah itu dia keluar, tidak tahu akan menyakiti siapa lagi......"
"Iya juga." Sella Ye terpaksa menyetujui perkataan Hartini Shi. Beberapa orang sangat mudah merubah sifatnya. Orang seperti Tanu si gendut, setelah mendekam di penjara sekian lama, saat dia keluar nanti, dia akan sama saja melukai masyarakat.
Hukuman penjara 7 tahun sungguhlah terlalu ringan.
......
Malam itu di lingkungan kebun bunga.
Bobby Shen hari ini dengan susah pulang untuk makan malam bersama dengan Sella Ye. Sella Ye memasakan steak, lalu menyiapkan minuman anggur, dan menyiapkan lilin berwana merah. Dia berencana menyiapkan candlelight dinner dengan Bobby Shen, guna berterimakasih padanya telah memberikan banyak bantuan untuk menyelesaikan masalah ini.
Begitu Bobby Shen melangkah masuk, dia langsung mencium aroma steak yang memenuhi ruangan, dan juga anggur merah. Sella Ye mengambilkan sandal dalam ruangan untuk dikenakannya. Hari ini Sella Ye mengenakan pakaian tidur yang longgar. Saat dia menunduk untuk memakaikan sandal pada kaki Bobby Shen, Bobby Shen dapat menerawang ke dalam pakaian tidur longgarny itu.
Senyumnya muncul dari sudut bibirnya, dia langsung menyuruh Sella Ye bangkit berdiri dari lantai. Sella Ye berteriak terkejut, tangan Bobby Shen menutup mulutnya, kemudian langsung menerkamnya ke dinding, tangannya mulai menggerayang masuk ke dalam pakaian tidurnya, dari bawah perlahan berjalan ke atas, kemudian langsung mencari pangkal pahanya. Ujung jemarinya yang kasar meraba, menggosok kulih paha Sella Ye yang halus. Sella Ye dibuatnya gemetar, pahanya lemas, tangannya berusaha mendorong Bobby Shen yang terus memainkan dadanya menjauh, dia kemudian berkata, "Makan dulu." Sambil berkata demikian, dia meraih tangan Bobby Shen yang berada di pangkal pahanya.
Bobby Shen mengiyakan beberapa kali, namun dia menggunakan tenaga menundukan kepalanya mencium Sella Ye, sedangkan tangannya yang satu, tidak tahu sejak kapan, sudah masuk ke dalam gaunnya, jemarinya sudah mulai menyelinap masuk, "Apa kamu sudah menginginkanku?"
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMy Greget Husband
Dio ZhengMeet By Chance
Lena TanMy Goddes
Riski saputroThat Night
Star AngelAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang