Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu

Sella Ye segera membuka ponselnya kembali, mendapati semua keterangan yang berhubungan dengan nama Bobby Shen Shen, diganti menjadi 'si pemilik piggy'.

Si pemilik piggy?

Sella Ye tidak tahan kemudian mengomel sendiri, 'si pemilik piggy' bukankah berarti secara tidak langsung menunjuk dirinya sendiri piggy, kemudian membuat Bobby Shen menjadi pemilik Sella Ye?

Si bajingan ini!

Sella Ye membenamkan diri ke dalam selimut lagi, awalnya dia ingin bangkit dari tempat tidur untuk membersihkan diri dari apa yang ditinggalkan Bobby Shen ke dalam tubuhnya itu. Tapi dia teringat, obat kontrasepsinya sudah dibawa pergi oleh Bobby Shen, dia jadi ogah-ogahan dibuatnya.

Toh dia tidak punya obat kontrasepsi lagi, membersihkan diri itu semata-mata hanya memberinya ketenangan diri, kalau memang sudah hamil, ya tetap akan hamil.

Sebenarnya tidak minum obat juga ada bagusnya, Sella Ye menenangkan diri, dengar-dengar terlalu terlalu banyak mengonsumsi obat kontrasepsi akan berdampak buruk pada tubuh, terutama pengaruhnya terhadap sistem endrokrin. Sella Ye sudah mengonsumsi obat kontrasepsi selama beberapa tahun ini, jelas-jelas membuat frekuensi menstruasinya berkurang, dia sendiri juga tidak ingin karena obat kontrasepsi dirinya jadi memasuki fase menopause lebih awal.

Lagipula tadi Bobby Shen baru saja menyampaikan, dia dan Airin Jiang tidak ada rencana akan menikah. Perkataan Bobby Shen jelas lebih dapat dipercaya daripada desas-desus yang beredar dari mulut orang-orang luar.

Berpikir sampai di sini, Sella Ye merasakan sebuah batu yang tadinya membebani hatinya, sekejap mata seakan ada seseorang yang mengambilnya lalu membawanya pergi.

Seketika bahkan suasana hatinya pun bertambah baik berlipat-lipat.

Saat merebahkan di atas tempat tidur, yang terbayang di benaknya hanyalah Bobby Shen, dia juga tidak bisa memungkiri, keahlian Bobby Shen dalam aspek itu memang membuatnya bertekuk lutut. Ketika dia mulai tenggelam lagi di dalam memorinya barusan, dia hanya ingin menyerah seutuhnya kepada Bobby Shen.....Sella Ye merasa dirinya kesulitan bernafas, dia lalu menggelengkan kepala, untuk menarik dirinya kembali ke alam kenyataan, kemudian memberitahu dirinya agar tidak lagi berpikir lebih jauh ke sana!

Malam itu dia harus pergi menjenguk mamanya di rumah sakit, supaya keesokan paginya dia bisa berangkat bekerja.

Sella Ye pun bangkit kemudian bersiap-siap. Setelah berganti baju, dia pergi keluar untuk naik mobil menuju ke rumah sakit di mana mamanya dirawat

Sesampainya Sella Ye di rumah sakit, dia bertanya kepada perawat yang bertanggung jawab merawat mamanya, mengenai keadaan mamanya belakangan ini. Mengetahui keadaannya stabil, legalah hatinya.

Kemudian Sella Ye juga bertanya masalah biaya pengobatan mamanya di rumah sakit kepada perawat itu. Perawat itu berkata pembayaran pengobatan mamanya sangat tepat waktu, dan lagi saldo di dalam kartu pengobatan mamanya sangat banyak, yang bahkan digunakan untuk membayar pengobatan mamanya selama setengah tahun lagi masih cukup. Bahkan gaji bulanan perawat itu pun sudah dibayarkan di muka, perawat itu sangat berterimakasih, kemudian berkata pada Sella Ye kalau Sella Ye sudah menemukan seorang suami yang baik.

Tiga kata 'suami yang baik' itu menyengat telinga Sella Ye. Memang Bobby Shen sudah berkata padanya akhir tahun itu dia tidak akan menikah dengan Airin Jiang, tapi dia juga belum pernah berjanji akan menikahi dirinya.

Sella Ye tahu dengan jelas, dirinya di mata orang lain, tidak lain hanyalah mainan, seorang wanita simpanan.

Mengenai hal ini, perawat itu tentunya sudah mendengar desas-desus mengenai dirinya, hanya saja untuk menjaga perasaan Sella Ye, dia sengaja membahasakan Bobby Shen sebagai 'suami' Sella Ye.

Sella Ye tahu perawat itu hanya mengutarakan kata-kata yang enak didengar, namun hal ini tidak membuat Sella Ye merasa tenang, malahan memberi lebih banyak pikiran padanya.

Setelah menemukan alasan yang sekiranya bagus, Sella Ye berpamitan kemudian beranjak pergi.

Sesampainya Sella Ye di kamar kosnya, dia mandi air panas, lalu berbaring di atas tempat tidurnya dan tertidur. Tertidur sampai keesokan harinya, tanpa bermimpi buruk, tidur dengan tenang.

Keesokan harinya, setelah mandi dan berdandan rapi kemudian sarapan, Sella Ye berangkat menuju ke kantor.

Hampir seminggu Sella Ye tidak datang ke kantor, memasuki gedung kantor, Sella Ye mengawasi banyaknya orang lalu-lalang di situ. Sella Ye menarik nafas dalam-dalam, menenangkan diri, saat mendongak lagi, dia mendapati Hartini Shi Shi sedang tersenyum melihatnya, kemudian menyapa dengan berkata, "Sella Ye, aku sedang menunggu kedatanganmu!"

Kemarin malam, sebelum Sella Ye tertidur, dia mengirim sebuah pesan ke Hartini Shi Shi, untuk memberitahunya, hari ini dia akan datang ke kantor. Tak disangka, mendapat pesan Sella Ye, Hartini Shi sudah dari pagi buta menunggu kedatangan Sella Ye.

Sella Ye bergandengan tangan dengan Hartini Shi, mereka berdua berbincang dan tertawa-tawa sepanjang jalan menuju ke lift.

Hartini Shi tidak henti-hentinya menggosipkan, "Oh iya, Sella Ye, lelaki itu yang bernama Rio Lu, apa dia kemarin sudah bertemu denganmu?"

Sella Ye mengangguk kemudian berkata, "Dia mencariku, tapi setelah bertemu denganku, dia langsung pergi lagi."

"Iya kah?" Hartini Shi bertanya dengan curiga, "Aku kira dia adalah pacarmu!"

"Bukan kok." Sella Ye tertawa.

"Benar-benar bukan?" Hartini Shi masih curiga, "Kalau begitu siapa sebenarnya pacarmu? Misterius sekali!"

Di sela-sela perkataan Hartini Shi, Bobby Shen berjalan masuk dari gerbang berputar lobi, dia hari ini mengenakan sebuah sweater biru tua, dengan sebuah dalaman v-neck abu-abu, menunjukan lehernya yang ramping dan elegan dan celana panjang hitam. Saat dia berjalan ke arah sini, senyum terukir di wajahnya yang tampan itu, terutama saat dia berjalan melewati Hartini Shi dan Sella Ye, sorot matanya mengandung kehangatan.

Hartini Shi melongo dibuatnya, seketika dia lupa dirinya tadi sedang bercerita sampai di mana, sesaat dirinya seakan terkena sengatan listrik yang membuat otaknya berhenti bekerja, dia menarik-narik lengan baju Sella Ye sambil berkata, "Sella Ye, Sella Ye, apa kamu lihat itu? Bos Shen baru saja tersenyum kepadaku? Ya Tuhan! Ya Tuhan! Hari ini dia tampan sekali, benar-benar seperti seorang artis....."

Sella Ye tidak kuasa mengusap-usap dahinya, melihat Bobby Shen berjalan melewatinya, dia masuk ke lift yang lain, kemudian mengingatkan Hartini Shi, "Dia sudah berjalan menjauh."

Hartini Shi akhirnya baru tersadar, dengan sorot matanya yang masih terpukau itu mengantar kepergian Bobby Shen, dia berkata, "Sella Ye, menurutmu seperti apakah pacar Bos Shen ya?"

Sella Ye terkejut mendengar pertanyaan Hartini Shi, dia terbatuk, lalu menjawab, "Kira-kira orang biasa, orang normal."

"Bagaimana mungkin?" Hartini Shi tidak setuju mendengarnya, "Bos Shen setinggi itu, setampan itu, juga sekaya itu, masih muda pula, wanita yang masuk dalam kategorinya tentunya sangat kaya, bukan hanya kaya, tapi tentunya juga bertalenta, dan pastinya sangat cantik, seperti Airin Jiang itu." Setelah berkata demikian, dia tidak bisa menahan diri lalu bertanya dengan suara pelan, "Menurutmu Bos Shen dan Airin Jiang sudah pernah melakukannya belum?"

Sella Ye dikejutkan dengan pertanyaan Hartini Shi itu, dia lalu mengingatkan, "Kamu wanita baik-baik bagaimana bisa berbicara hal seperti itu?"

"Ha? Tidak boleh berbicara seperti itu kah?" Hartini Shi merasa bersalah, "Apa hanya lelaki yang boleh membicarakannya?"

Sella Ye mengusap dahinya lagi, "Kamu ini sudah terlalu sering bersama dengan si gendut Tanu, jadi ikutan rusak?"

Wajah Hartini Shi memerah, merah sampai ke leher-leher, kemudian sambil memainkan bibirnya berkata, "Hngg, kamu ini menggangguku terus, aku tidak mau bermain lagi denganmu!"

Melihat reaksi Hartini Shi seperti itu, Sella Ye tahu ternyata ini bukan hal kecil lagi, dia mengejar Hartini Shi lalu bertanya kepadanya cukup lama. Setelah itu dia baru mengetahui, ternyata Hartini Shi sudah diam-diam berkencan dengan Tanu beberapa kali.

"Jadi, masalah apakah sudah berbuat atau belum, itu juga Tanu yang mengajari?" Sella Ye mendesaknya.

"Tidak kok......" Hartini Shi ingin mengelak, tapi sudah terlanjur terkena sorot mata Sella Ye yang galak itu, akhirnya dia menjawab dengan jujur, "Dia sudah pernah menyinggng-nyinggung hal itu padaku, tapi aku, aku menolaknya.....Sella Ye, menurutmu aku harus bagaimana?"

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu