Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 80 Lelaki Tampan

Sampailah keduanya di kamar kos baru Sella Ye, lokasinya bukanlah di sebuah permukiman baru, ruangannya tidak luas, secara khusus disewakan kepada kaum kantoran, ada tempat parkir rubanah, akses dari rubanah menuju ke kamar sangat mudah.

Bobby Shen mengikuti Sella Ye, berputar satu putaran, tanpa berkomentar sedikit pun, tidak seperti biasanya, dia hanya bertanya sekali, "Apa di sini keamanannya terjamin? Apa aman untuk ditinggali seorang wanita?"

Sella Ye seakan agen properti yang dulu mempromosikan tempat itu kepadanya, menjelaskan ke Bobby Shen, "Lumayan, servis di sini sangat bagus, setiap bulan perlu membayarkan uang keamanan. Seharusnya sangat aman."

Bobby Shen merangkul lehernya, kemudian menariknya ke dalam pelukannya, dia tersenyum sinis lalu berkata, "Dasar anak bodoh. Apa kamu kira dengan membayar uang keamanan per bulannya, maka akan ada orang yang bisa menjamin keamananmu?"

"Kalau tidak begitu, memangnya bagaimana?"

Bobby Shen menghela nafas, berkata, "Lain kali jangan pulang malam-malam, kalau kamu sungguh ada perlu lalu pulang malam, kamu harus mengabariku."

Sella Ye menanggapinya dengan 'oh' beberapa kali, dalam hati dia berpikir, dalam satu bulan kamu berapa kali bertugas keluar kota? Apa kalau sewaktu aku butuh pulang malam, dengan memberitahumu, kamu bisa dengan segera pulang untuk menjemputku?

Saat menunggu lift yang akan membawa mereka naik, Bobby Shen bertanya lagi pada Sella Ye, "Tetangga-tetanggamu di sini orang-orangnya seperti apa?"

Ketika Sella Ye melihat kamar itu yang lalu, dia bertemu dengan seseorang yang tinggal di sebelahnya. Dia adalah seorang wanita yang rupawan, sepertinya juga sangat baik. Kalau tidak salah ingat, waktu dia menanyakan namanya, sepertinya dia bernama Caroline Ji, tapi Sella Ye tidak menanyakan pekerjaannya.

"Masih tidak jelas," Sella Ye mendongak menatap Bobby Shen, ketampanannya menggetarkan sukma, "Aku hari ini baru kedua kalinya datang ke sini, nanti kalau sudah lewat beberapa waktu aku akan tahu sendiri."

Bobby Shen kemudian berkata, mengingatkannya, "Kalau ada waktu, kenalilah tetangga-tetanggamu, cari tahu mereka kerja apa, lalu laporkan padaku."

Sella Ye tertawa, "Yang akan tinggal di sini kan aku, bukan kamu? Kenapa aku harus meleporkannya padamu? Apa jangan-jangan kamu mau mengganggu tetangga-tetanggaku?"

Bobby Shen menggodanya, dia tidak marah, menyahut perkataannya tadi, "Benar sekali, apa kamu mau mengenalkan mereka kepadaku? Hm?"

'Hm' terakhirnya itu dia panjangkan, kemudian dia menjulurkan tangannya, langsung menjepit kedua tagan Sella Ye di dinding lift itu, kemudian memicingkan matanya. Sorot matanya itu mengandung aura nakal, berkata, "Kalau aku benar-benar mau menyetubuhi wanita lain, jangankan tetanggamu, wanita asing pun akan membuatmu mati cemburu di depanku, iya kan?"

Sella Ye tidak meyukai dia bercanda seperti itu dengannya, raut mukanya tiba-tiba menjadi suram, matanya memelototinya, kemudian bergumam dengan suara pelan, "Kalau kamu mau bersetubuh dengan wanita lain, pergi lah, semua wanita yang bekerja di perusahan tuh, CEO, siapa yang mau kamu setubuhi? Aku tidak akan cemburu! Apa lagi mati!"

"Memang kamu tidak akan mati cemburu di depanku, tapi kamu akan bersembunyi bersarang di dalam selimutmu!"

Bobby Shen tertawa, mendongak melihat mereka sudah sampai, lantai 14, lengannya masih di rangkulkan ke tubuh Sella Ye, yang olehnya dengan sengaja disingkirkan.

Sella Ye dengan susah payah melepaskan diri dari tangannya. Melihat perlawanannya, hati Bobby Shen menjadi tidak enak, menggunakan kesempatan Sella Ye berjalan di depannya, dia dengan tangannya yang berotot itu merengkuh lehernya, kemudian dengan sekuat tenaga menariknya kembali ke pelukannya. Panas tubuh lelaki itu mulai menjalar ke tubuh Sella Ye, hatinya mulai menjadi hangat. Tapi melihat pintu lift terbuka, dia takut akan ada orang lain yang melihatnya, dia pun mulai gugup lagi.

Dia meronta, "Jangan seperti ini, kita sudah sampai rumah."

Lelaki di belakangnya itu tidak menggubrisnya sama sekali, dia malah merangkul lehernya, dan memeluknya dengan lebih erat. Pintu lift berbunyi 'ting' lalu terbuka. Bobby Shen juga tidak berencana berbuat apa-apa di dalam lift, hanya saja dia masih tetap mempertahankan posisinya, badannya masih menempel ke badan Sella Ye, mendorongnya keluar, dengan sikap manja tak terkira.

Sella Ye menghela nafas menyerah, dalam hati dia berpikir, toh sekarang juga tidak ada orang, terserah dia. Namun, baru saja dia melangkahkan kaki keluar dari lift, di hadapannya berdiri seseorang asing dengan wajah yang akrab.

Sella Ye tekrkejut sampai terbelalak, dia lalu memberi orang itu sebuah senyum canggung, sambil mengingat-ingat, apakah orang di hadapannya itu adalah Caroline Ji, seorang wanita yang tinggal di sebelah kamarnya.

Caroline Ji mengenakan sebuah sweater yang sangat cocok, dipadukan dengan rok terusan rajutan, di bahunya tergantung sebuah tas kecil, kakinya dibalut dengan sepasang sepatu berhak tinggi, busananya itu menampilkan pahanya yang putih. Dia terlihat seksi dan menawan, dia awalnya ingin pulang untuk bertukar baju kemudian pergi keluar untuk menghadiri pertemuan, tak disangka, dia bertemu dengan Sella Ye di lift.

Caroline Ji adalah seorang SPG, bagi orang-orang, dia memiliki wajah yang susah dilupakan, di mata Sella Ye, dia adalah orang yang gampang diingat, walaupun baru bertemu sekali, tapi dia menggoreskan impresi yang dalam. Kulitnya yang sangat putih, perawakannya yang tinggi dan langsing, benar-benar cocok dengan namanya.

Caroline Ji melihatnya sedang di dalam pelukan seorang lelaki, dengan sikap yang mesra. Lelaki itu berparas tampan, dengan perawakan tinggi dan kurus, rambutnya yang sedikit berantakan, umurnya yang masih muda, tapi memancarkan aura yang bagus. Fasionnya terlihat mahal, dari pengalamannya di dunia kerja, Caroline Ji tahu, lelaki yang bersama dengan Sella Ye itu pasti bukan orang sembarangan.

Dia tersenyum lalu menyapa Sella Ye terlebih dahulu, "Nona Ye, apa kamu sudah makan malam? Apa kamu malam ini akan pindah kemari?"

Sella Ye melihat ke Bobby Shen yang berdiri di belakangnya, Bobby Shen tersenyum kepadanya, dia melepaskan rangkulannya, yang secara tidak sengaja membenahi kerah baju Sella Ye yang terbuka.

Kejadian ini di mata Caroline Ji memberi nilai tambahan kegantengan Bobby Shen.

Sella Ye memberi senyum canggung kepada Caroline Ji, berkata, "Belum makan, ini baru mau makan, malam ini aku mau datang melihat-lihat dulu. tunggu beberapa hari lagi baru pindah kemari." Melihat dandanan Caroline Ji, dia bertanya, "Nona Ji selarut ini masih mau keluar?"

Caroline Ji mengangguk, "Iya, ada sebuah pertemuan yang diadakan oleh perusahaan, harus pergi, aku sendiri sebenarnya ingin tinggal saja di rumah." Sambil berkata demikian dia menghela nafas, mendongak, memperhatikan lelaki yang berdiri di belakang Sella Ye itu.

Sella Ye merasakan sorot mata Caroline Ji, dia dengan segera memperkenalkan Bobby Shen kepadanya, "Ini adalah temanku."

Caroline Ji tersenyum kepada Bobby Shen, dia menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Bobby Shen sendiri sudah tidak asing lagi dalam posisi seperti itu, dia merespons dengan cepat, kemudian berpesan padanya untuk membantunya mengawasi pacarnya itu.

Sella Ye mendengar pesan Bobby Shen kepada Caroline Ji untuk baik-baik menjaganya, berasa seperti orang tua yang sedang menitipkan anaknya kepada seorang guru.

Untung saja Caroline Ji juga merupakan seorang wanita yang luas wawasannya, dia menyetujui permintaan Bobby Shen satu per satu. Hanya saja saat dia bertatapan dengan sorot mata Sella Ye, dari matanya dapat terlihat sebuah senyum yang susah diterka.

Sella Ye tiba-tiba memiliki suatu perasaan 'karena Bobby Shen aku sekarang sudah tidak punya muka lagi', ketika dia menarik Bobby Shen masuk ke kamarnya, dia dengan kecewea menyalahkannya, "Kenapa kamu harus berbuat demikian? Aku juga bukan anak kecil, kenapa kamu harus menitipkanku kepada orang lain? Apa kamu tidak melihat, dia begitu sibuk? Wanita setangguh dia kapan punya waktu untuk merawatku?"

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu