Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
Airin Jiang tidak henti-hentinya menyalahkan Agatha Song: "Kalau begitu mengapa kamu lahirkan aku untuk menderita semua ini? Yang bersalah jelas-jelas kamu, kenapa anak yang kamu lahirkan ke dunia ini yang menanggungnya! Ibu, kenapa kamu begitu kejam! Kenapa ibu begitu kejam terhadapku! "
Agatha Song tidak pernah menyangka dirinya bisa dimaki seperti itu oleh putrinya sendiri, dia benar-benar bersalah, tapi awalnya setelah dia tahu dia bisa menggugurkannya, baru menikah dengan Calvin Jiang, tapi dia tidak melakukannya, dia memberi Airin Jiang kesempatan hidup, membiarkan Airin Jiang hadir di dunia ini. Tapi yang Agatha Song tidak pahami, sekarang kenapa Airin Jiang memaki dirinya seperti itu, jelas-jelas dia lah yang membawanya hadir di dunia, dan memberinya sebuah martabat yang termahal...... Kenapa dia sedikit pun tidak membalas budi, dan malah memaki dirinya?
"Airin, kenapa kamu berkata demikian? Kamu tahu hati ibu sekarang serasa tertusuk pisau? Ibu sudah dengan susah payah membesarkanmu, tanpa tanda jasa hanya ada kerja keras, ibu memang berbuat salah, tapi sebesar apa pun kesalahan ibu, ibu tidak membunuhmu dan memberimu kesempatan untuk hidup! "Agatha Song berkata dengan heboh.
Airin Jiang masih marah, dia meledak lalu berkata: "Nyawa yang kamu berikan padaku ini aku tidak menginginkannya! Kalau waktu itu kamu tidak mempertahankanku, aku sekarang tidak perlu menghadapi semua ini, kamu telah memberiku sebuah dunia yang palsu, dan setelah aku merasa nyaman dengannya, kamu menarik semuanya kembali! Aku lebih baik tidak menginginkannya! AKU TIDAK MENGINGINKANNYA! "
Melihat Airin Jiang seperti itu, Agatha Song dengan kecewa duduk terbujur kaku di atas kursi, dia lantas bertanya kepadanya: "Kalau begitu kamu ingin ibu melakukan apa? Ibu harus melakukan apa supaya kamu puas? Apa ibu harus mati baru kamu merasa puas? Baru bisa melenyapkan kebencianmu terhadapku dalam hati! Katakan! Apa ibu harus mati di depanmu! "
Agatha Song mendesaknya dengan setiap kata yang muncul dari mulutnya, dia mendesak Airin Jiang sampai dia berada di tepian, akhirnya muncul secercah cahaya, hatinya sekarang sudah jelas, dirinya tidak bisa menyalahkan ibunya. Ibunya memang bersalah telah membiarkannya hidup, tapi kalau bukan karenanya, dia tidak akan bisa melihat matahari dunia ini.
Mungkin Yang Kuasa telah mengatur dia untuk mengalami semua ini sebagai ujian, kalau dirinya benar-benar nona besar keluarga Jiang, mana mungkin dirinya tumbang menghadapi masalah seperti ini?
Setelah berpikir keras cukup lama, Airin Jiang akhirnya meminta maaf pada Agatha Song, "Ibu, maafkan aku, aku tidak sengaja mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu padamu, aku hanya, lepas kendali. "
Agatha Song mulai menangis, "Ibu tahu, membiarkanmu mengalami setengah dari yang kamu alami ini saja, sudah susah bagi ibu, tapi ibu tidak menginginkan kamu mengalami semua ini. Kamu yang tiba-tiba menanyakan ini semua pada ibu lewat telepon, ibu baru ceritakan. Ayahmu tidak mengetahui hal ini, kalau dia curiga, dia juga tidak akan menunggu sampai hari ini baru mencaritahu. Kecuali kamu sendiri yang mengaku, dia tidak akan tahu. Ibu memahami ayahmu, dia tidak akan berinisiatif untuk mencari tahu asal-usulmu. "
Kalimat Agatha Song ini seketika menyadarkan Airin Jiang, dia merasa, yang Agatha Song katakan ini ada benarnya. Kalau Calvin Jiang sudah mencurigai dirinya, dia sejak awal sudah curiga, dan tidak perlu menunggu sampai hari ini. Sebenarnya semalam, Calvin Jiang hanya berkata demikian dalam telepon, tapi Airin Jiang mempercayainya, dia terlalu panik sampai mencurigai semua di sekelilingnya, dan hampir saja mengaku tanpa sengaja.
Airin Jiang menjulurkan tangannya untuk memeluk Agatha Song, dia denga sungguh-sungguh berkata, "Ibu maafkan aku, aku benar-benar kelewatan. Aku tidak seharusnya mengatakan apa yang aku katakan kepadamu tadi, semuanya salahku. Jangan salahkan aku! "
"Bagaimana mungkin ibu bisa menyalahkanmu? "Agatha Song menjulurkan tangannya dan membelai rambut Airin Jiang dengan penuh cinta, "Asalkan kamu baik-baik, semua akan berjalan lancar, tidak peduli apa yang perlu ibu lakukan, ibu bersedia. "
Mendengarnya, hati Airin Jiang terasa diiris, kalau begitu semisal dia ingin Agatha Song membantunya menyingkirkan Calvin Jiang, apa dia juga akan menyanggupinya?
"Apa ibu bersungguh-sungguh? "Airin Jiang mengangkat alisnya kemudian bertanya, "Kalau begitu semisal mencelakai ayah...... "
Mendengar perkataan Airin Jiang, Agatha Song langsung mendorongnya, dia berkata dengan sikap penuh kebenaran, "Tidak akan mungkin! Airin, semisal kamu meminta ibumu ini untuk mati, ibu juga tidak akan bisa melakukan sesuatu untuk mencelakai ayahmu! Sebaiknya kamu membunuh ibu saja, kalau tidak jangan salahkan ibu tidak mau membantu putrinya! "
Hati Airin Jiang yang tadi sejenak melonjak kegirangan, seketika dipukul kembali ke tempatnya, dia kemudiang tertawa canggung, dan berniat untuk memburamkan maksudnya, "Ibu, ibu ini sedang membayangkan apa? Aku hanya bercanda denganmu! "
"Bercanda seperti itu juga tidak boleh! "Agatha Song berkata, "Ibu peringatkan, lain kali jangan pernah mengatakan sesuatu seperti itu lagi, ayahmu baik terhadap ibu, kalau bukan karenanya, ibu mungkin sudah mati! Kamu lebih tidak mungkin lagi menjelma di dunia ini! "
Airin Jiang mengehela nafas: "Ibu, apa ibu ini berpikir ayah terlalu tinggi? Ayah bersedia menikahimu, hanya karena ibu adalah nona besar keluarga Song, setelah menikah denganmu, usahanya baru mulai berkembang pesat. Kalau bukan karenamu, dia tidak mungkin punya hari ini! Ayah, sebenarnya juga sedang memanfaatkanmu......pastinya kamu juga bisa berpikir seperti ini, di dunia ini, kalau kamu tidak memanfaatkanku, aku akan memanfaatkanmu, sebenarnya, orang-orang hanya mengambil yang mereka butuhkan. Tapi ibu, ibu tidak berhutang banyak pada ayah, ayah malah yang memanfaatkan martabat ibu, dan melangkah naik ke singgasananya, bukan kah yang seharusnya berterimakasih adalah dia dan bukan ibu? "
Setelah mengatakan demikian, hati Airin Jiang berderap kencang, dia bersungguh-sungguh merasa ibunya tidak pantas berbuat demikian.
Tapi bagaimana pun Airin Jiang menjelaskan, Agatha Song hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Airin Jiang lalu berkata dengan kasar: "Ibu, ibu benar-benar mengira ayah mencintai ibu? Dia di luar sana punya wanita lain! Sadarlah ibu! "
"Airin, yang perlu sadar itu kamu, bukan ibu! "Agatha Song berkata, "Ibu memahami dengan jelas status ibu, waktu itu ayahmu bersedia menikahi ibu jelas karena status ibu, tapi beberapa tahun ini, keluarga Song tidak terjatuh, kalau bukan karena ayahmu, perusahaan om-om kamu dari awal sudah gulung tikar...... Semisal ayahmu di luar sana punya istri simpanan, itu juga karena ibu tidak bisa memberinya keturunan, ibu juga sering berkata dengannya, dia boleh mencari wanita lain untuk memberinya keturunan, tapi kamu lihat sendiri, sudah beberapa tahun terlewati, dia juga tidak melakukannya...... "
"Dulu dia tidak punya, belum tentu sekarang dia juga tidak punya! "Airin Jiang mulai emosi, "Ibu, kenapa ibu masih sebaik itu padanya...... Semisal dia tahu aku bukan anak kandungnya, semisal dia tahu ibu telah membohonginya, dia detik itu juga akan mengusir kita keluar dari rumah ini, waktu itu kita berdua akan menjadi bualan terbesar! "
"Semisal hari itu benar-benar akan datang, itu juga hukuman yang pantas kita terima. "Agatha Song berkata, "Airin, maafkan ibu, semisal ayahmu mengetahui masalah ini, ibu tidak akan bisa melibatkanmu, ibu akan mennggung semuanya. Ibu sejak hari pertama melahirkanmu, sudah bersiap untuk masuk neraka. Beberapa tahun ini ibu sering memikirkan bagaimana rahasia ini akan terungkap, sekarang kamu sudah mengetahuinya, ibu akhirnya bisa melepaskan sebuah batu besar dari hati ibu. Ibu sudah menabung harta di sebuah Bank Swis, kalau ada sesuatu yang terjadi, pergilah ke sana dan ambil semua itu, harta itu cukup untuk membiayaimu sampai kehidupan selanjutnya! "
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongCutie Mom
AlexiaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAnak Sultan Super
Tristan XuBeautiful Lady
ElsaBretta’s Diary
DanielleAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang