Angin Selatan Mewujudkan Impianku - Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
Sebulan sudah berlalu, Bobby Shen juga tidak lagi datang mencari Sella Ye, Sella Ye selain hatinya sedikit sedih, tapi lebih menghabiskan pikirannya dalam pekerjaan.
Belakangan ini dia sedang membuat skripsi desain, ingin segera mendapatkan sebuah nilai yang bagus diatas ijazah kelulusannya, karena di rumah sewa yang ditinggalinya sekarang tidak ada komputer, jadi dia sering menulis skripsi di kantor, sering lembur sampai malam jam sebelas dua belas baru membereskan barang dan pulang.
Lagipula belakangan ini Bobby Shen sangat sibuk, juga tidak akan tiba-tiba minta menemuinya, setiap minggu selain hari sabtu dan minggu pergi melihat ibunya di rumah sakit, malam hari lainnya, sebagian besar dilewati di kantor.
Malam di suatu hari, Sella Ye sedang lembur di kantor sampai malam jam sebelas, saat sedang membereskan tumpukan file, Sella Ye baru menyadari di dalam ruangan sudah tidak ada bayangan satu orangpun.
Sella Ye membereskan barang, berdiri baru mau menutup lampu dan pulang, dari belakang tiba-tiba ditahan oleh sepasang tangan yang garang!
Dia ditekan sampai ke dinding oleh lelaki dibelakangnya, Sella Ye awalnya ketakutan, langsung ingin berteriak dengan keras, tapi laki-laki dibelakangnya dengan cepat menempelkan bibir tipisnya di telinganya, dengan suara serak berkata: "Apa yang kamu lakukan disini? Menunggu aku?"
Sella Ye langsung tahu suara ini suara Bobby Shen, diam-diam menghela nafas, menggelengkan kepala: "Aku, aku sedang mengerjakan skripsi!"
Bobby Shen di belakangnya tertawa datar, tangan yang besar menahan belakang kepalanya, menekan pipinya diatas permukaan dinding.
Sella Ye dibuatnya sampai tidak bisa mengambil nafas, begitu membuka mulut langsung mengenai plaster diatas dinding, dia perlahan berontak, "Direktur Bobby Shen, bisakah kamu lepaskan aku terlebih dulu?"
Bobby Shen sekali lagi tertawa dingin, bertanya padanya: "Menurutmu?" Dengan nada menantang, "Tengah malam kamu masih belum meninggalkan kantorku, bukankah sedang menungguku? Kalau kamu begitu haus, aku akan memuaskanmu!"
Selesai berbicara, tangannya yang panjang bergerak menaikkan roknya, masuk kedalam.
Sella Ye berteriak terkejut: "Direktur Bobby Shen, jangan! Jangan disini! Aku mohon padamu! Diluar masih ada satpam!"
Bobby Shen tidak ingin menghiraukan dia, satu tangan menekan bahunya, tangan satunya lagi membelah tubuhnya dengan cepat.
Mereka berdua mengerang bersamaan, setiap kali Bobby Shen bergerak, dia menutup mulutnya sendiri, tidak berani membiarkan dirinya mengeluarkan suara apapun, dia ingin berteriak keras, tapi diluar masih ada satpam, dia tidak berani membiarkan dirinya mengeluarkan suara apapun.
Bobby Shen membuka tangannya yang menutup mulutnya satu jari demi satu jari, berkata di telinganya: "Kamu begitu suka yang menantang? Aku minta kamu menunggu di dalam rumah kamu tidak menunggu, harus melakukan disini kamu baru merasa puas?"
Saat Bobby Shen berbicara, bergerak dengan kuat, Sella Ye tidak bisa mengontrol dan berteriak, lalu kembali menggunakan tangan satunya lagi menutup mulutnya erat.
Suara yang tertahan ini terdengar sampai ke dalam telinga lelaki dibelakangnya, didalam malam yang hening, suara nafas lelaki yang berat, suara wanita yang tertahan, bergabung bersama......
Bobby Shen dengan kasar mendorong semua benda yang ada diatas meja ke bawah, Sella Ye tahu ini meja Hartini, berteriak dengan suara rendah: "Jangan, jangan disini, ini meja orang lain......Ah!"
Bobby Shen berkata dengan sangat nakal di samping telinganya: "Sella Ye, kamu suka aku seperti ini terhadapmu?"
Sella Ye memalingkan wajahnya, dan ditangkap kembali olehnya, dengan sangat kejam bertanya padanya: "Katakan, apa ingin aku buat mati seperti ini?"
Sella Ye tahu kekejamannya, dia pasti tidak akan melepaskan kalau belum mendapatkan keinginannya, dan dengan kuat menganggukan kepala, mengiyakan.
Bobby Shen tertawa dingin, berkata dengan menantang: "Kamu sungguh rendahan!"
Sella Ye megiyakan, tidak bertenaga melawan.
Bobby Shen melihat dia menurut, malah makin emosi, gerakannya makin kuat, Sella Ye memohon padanya: "Jangan didalam. Aku belum makan obat......"
Bobby Shen mengumpat, menekan dagunya berkata: "Kalau hamil, lahirkan, kamu takut apa?"
Sella Ye menggelengkan kepala kuat, "Aku tidak bisa melahirkannya, aku sendiri anak haram, bagaimana mungkin aku membiarkan anakku juga tidak memiliki status!"
"Apa aku pernah bilang tidak memberikan status pada anak kita?" Nada Bobby Shen kasar, "Sella Ye, otakmu suka sembarangan berpikir ya? Kamu boleh tutup mulut!"
Akhirnya Bobby Shen meninggalkan semuanya didalam tubuhnya.
Saat Sella Ye membereskan barang dengan marah dan mau pergi, Bobby Shen tidak membiarkan dia pergi.
Sella Ye merasa kakinya menjadi lemas, Bobby Shen malah bersemangat, dia mengatakan banyak ucapan yang tidak senonoh padanya, sebentar menanyakan apa dia sengaja menunggu dia? Sebentar menanyakan padanya sebulan lebih tidak melakukan dengannya, apa sama sekali tidak merindukannya?
Saat keduanya berhenti, sudah subuh jam lima, Bobby Shen memaksa mau mengantarkan Sella Ye pulang, melewati toko obat 24 jam, Sella Ye berkata mau turun membeli obat.
Bobby Shen bertanya padanya: "Membeli obat apa?"
Sella Ye menjawab jujur: "Obat kontrasepsi darurat."
Bobby Shen terus mengendarai mobil, tertawa dingin berkata: "Dulu kamu dan aku bersama begitu lama, aku juga belum pernah melihatmu memakan obat."
Sella Ye masih menjelaskan: "Itu karena setiap kali terlebih dulu memakan obat, tapi minggu ini kamu tidak datang mencariku, jadi aku berhenti memakan obat."
"Jadi kamu sekarang menyalahkan aku sebulan ini tidak mencari kamu, sengaja mau membeli obat di depanku, ingin mengancamku?" Nada Bobby Shen kasar, "Sella Ye, kalau kamu berani makan obat lagi, aku akan membunuhmu! Aku tidak bohong, kalau sampai aku melihatmu makan obat lagi aku akan membunuhmu!"
Sella Ye merasa logika Bobby Shen ini aneh sekali, kenapa Bobby Shen bisa merasa dirinya membeli obat karena menyalahkan dia tidak datang mencari dirinya sebulan ini? Bukannya dia berpikir terlalu banyak......
Walaupun Sella Ye merasa suasana hati Bobby Shen hari ini aneh, tapi kekasarannya masih sama seperti biasanya.
Bobby Shen ini orang yang suasana hatinya sering berubah, Sella Ye juga tidak berani dengan mudah membuatnya marah.
Setelah Bobby Shen mengantarkan Sella Ye pulang sampai di depan gang rumah sewanya yang lama, Sella Ye baru turun dari mobil, saat memalingkan kepala ingin mengucapkan salam dengannya, Bobby Shen sudah bergegas putar balik, pergi dengan cepat.
Sella Ye berdiri di belakang mobilnya, pandangannya masih menatap mobil yang pergi itu, sampai mobilnya benar-benar hilang dari pandangannya, dia masih juga belum kembali tersadar.
Tidak tahu kenapa, dia tiba-tiba teringat gosip Bobby Shen akan menikahi Airin Jiang akhir tahun, tapi Bobby Shen sama sekali tidak pernah mengungkit Airin Jiang di depannya, dia dan Airin Jiang sudah sampai tahap mana? Apakah dari awal sudah memiliki perasaan yang dalam?
Sella Ye sama sekali tidak penah berpikir ingin memiliki Bobby Shen, tapi setiap kali memikirkan dia memiliki perasaan yang dalam dengan wanita lain, Sella Ye merasa hatinya hancur berkeping-keping, bagaimanapun juga tidak bisa menyatu kembali.
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Secret Love
Fang FangLove Is A War Zone
Qing QingGue Jadi Kaya
Faya SaitamaLelaki Greget
Rudy GoldPergilah Suamiku
DanisAngin Selatan Mewujudkan Impianku×
- Bab 1 Lelaki Yang Ganas
- Bab 2 Menyiksanya Perlahan
- Bab 3 Rumah Bocor
- Bab 4 Berapa Harga Satu Malam
- Bab 5 Selalu Membencinya
- Bab 6 Tidak Boleh Memakai Rok
- Bab 7 Tidak Ingin Meninggalkan Dia
- Bab 8 Datang Mencari Tuan Kedua
- Bab 9 Dia Tidak Akan Menikahi Kamu
- Bab 10 Sangat Mencintai Sella Ye
- Bab 11 Menginginkan Kamu Sekarang
- Bab 12 Harus Bagaimana Mencintaimu
- Bab 13 Status Yang Tidak Sama
- Bab 14 Kurang Satu Lubang
- Bab 15 Pernah Membayangkan
- Bab 16 Kamu Boleh Tutup Mulut
- Bab 17 Suara Langkah Kakinya
- Bab 18 Turun Dari Mobilku
- Bab 19 Tidak Akan Memaafkannya
- Bab 20 Datang Ke Ruanganku
- Bab 21 Beraninya Kamu Mengkhianatiku
- Bab 22 Kamu Benar-Benar Menjijikan
- Bab 23 Kejadian di dalam Kantor
- Bab 24 Airin Jiang Keluarlah Dulu
- Bab 25 Kekasihnya!?
- Bab 26 Sakitkah
- Bab 27 Suara Langkah Kakinya
- Bab 28 Di Dalam Hatinya ada Kamu
- Bab 29 Tertinggal dalam Mimpi
- Bab 30 Kencan Malam Ini
- Bab 31 Penjelasan dan Kedok
- Bab 32 Hanyalah sebuah Permainan
- Bab 33 Semua Berasal dari Hati
- Bab 34 Jadi Apa Kamu Mau
- Bab 35 Harga Diri Bos Bobby
- Bab 36 Punggung yang Indah
- Bab 37 Khusus Buatku
- Bab 38 Menyembunyikan Lelaki Liar
- Bab 39 Memohonlah Padaku
- Bab 40 Sorot Mata yang Hangat itu
- Bab 41 Kuberikan Tiga Puluh Detik
- Bab 42 Jangan Bergerak, Biarkan Aku Melihatnya
- Bab 43 Masih Berani Membohongiku?
- Bab 44 Jangan Bilang Kamu Jatuh Cinta Padaku
- Bab 45 Hadiah Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 46 Bagaimana Dengan Cincin
- Bab 47 Merasa Dicintai
- Bab 48 Wakil Presiden Kamu Tidak Bisa
- Bab 49 Usaha Seorang Pria
- Bab 50 Sementara Menyukaimu
- Bab 51 Pacar Sella
- Bab 52 Telepon Dari Bobby
- Bab 53 Aku Sedikit Merindukanmu
- Bab 54 Kamu Harus Memakai Rok
- Bab 55 Janji Terhadapnya
- Bab 56 Sepasang Cincin
- Bab 57 Penyelamat di Larut Malam
- Bab 58 Sella Maafkan Aku
- Bab 59 Cemburu
- Bab 60 Confessing Baloon
- Bab 61 Ambil Seorang Wanita Bersamaku
- Bab 62 Jika Kamu Berkata Bohong
- Bab 63 Bukti Cinta
- Bab 64 Apakah Ingin Menyetir
- Bab 65 Nafas Yang Manis
- Bab 66 Cincin Yang Terukir Huruf
- Bab 67 Pagi-pagi Kurang Pemberasan
- Bab 68 Pemilik Rumah Yang Sinting
- Bab 69 Penyerbuan Yang Menakutkan
- Bab 70 Luka Selamanya
- Bab 71 Geggaman Jari
- Bab 72 Apakah Kamu Mau Mandi?
- Bab 73 Kepemilikan Mutlak
- Bab 74 Mengikatkan Dasi
- Bab 75 Terkejut Lalu Tertawa
- Bab 76 Sabar dan Mengalah
- Bab 77 Mendapatkan Cinta Seseorang
- Bab 78 Kamu Sedang Memata-mataiku
- Bab 79 Gelas Kedua Setengah Harga
- Bab 80 Lelaki Tampan
- Bab 81 Tidak Makan Nasi Tetapi Makan Kamu
- Bab 82 Sella Kamu Penurut
- Bab 83 Menarik Napas Dengan Tidak Berdaya
- Bab 84 Itu Bukan Cinta
- Bab 85 Siapa Yang Tidak Pernah Bodoh
- Bab 86 Matanya Sudah Memerah
- Bab 87 Kereta Bawah Tanah Larut Malam
- Bab 88 Kesenangan Balas Dendam
- Bab 89 Kekuatan Pacar Meledak
- Bab 90 Bisakah Tunggu Lagi
- Bab 91 Siapa Yang Mencintai Dahulu Duluan Kalah
- Bab 92 Kemarahan Wanita
- Bab 93 Menunggu Dibawah
- Bab 94 Kemenangan Yang Dibuat-buat
- Bab 95 Siapa Yang Tertawa Sampai Akhir
- Bab 96 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 97 Meninggalnya Fenny Ye
- Bab 98 Itu Hal Yang Baik Jika Kamu Tidak Masalah
- Bab 99 Sudah Lama Tidak Pernah
- Bab 100 Kamu Bisa Bersabar
- Bab 101 Emosimu Cukup Besar
- Bab 102 Pria Yang Kuat
- Bab 103 Pasangan Yang Mesra
- Bab 104 Dimatanya Hanya Ada Dia
- Bab 105 Hati Sedih Diri Sendiri Yang Tahu
- Bab 106 Semua Pria Sama
- Bab 107 Membelikannya Sebuah Dasi
- Bab 108 Berputarlah Untukku
- Bab 109 Mangsa Yang Lebih Sempurna
- Bab 110 Apakah Kamu Menyalahkanku?
- Bab 111 Enak Bukan Kepalang
- Bab 112 Dukungan Untukmu dari Balik Layar
- Bab 113 Aku hanya ingin memelukmu
- Bab 114 Kamu Empuk di mana saja
- Bab 115 Tidak Ingin Aku Pergi
- Bab 116 Kesombongan Wanita
- Bab 117 Mencegah Pelecehan
- Bab 118 Peringatan Yang Baik
- Bab 119 Anti-Pencurian Anti-Tetangga
- Bab 120 Wanita Paling Beracun
- Bab 121 Serigala Berbulu Domba
- Bab 122 Bersiap Berkorban
- Bab 123 Nanti Bersikaplah Lebih Baik
- Bab 124 Bantu Aku Menyelidikinya
- Bab 125 Diikuti
- Bab 126 Jangan Tunggu Aku Lain Kali
- Bab 128 Mengapa Kamu Memaksa
- Bab 128 Ingin Pulang Menemaninya
- Bab 129 Kejadian Kemarin Malam
- Bab 130 Apa Yang Ingin Kamu Lakukan
- Bab 131 Bisakah Pelan Sedikit
- Bab 132 Masalah Yang Lebih Buruk
- Bab 133 Bobby Jangan Bermain Lagi
- Bab 134 Kamu Sangat Sensitif
- Bab 135 Selalu Diingat
- Bab 136 Diasingkan Seluruh Dunia
- Bab 137 Ingin Curang
- Bab 138 Suka Yang Keras
- Bab 139 Malam Ini Mau Kesini
- Bab 140 Sudah Bermain Semalaman
- Bab 141 Detak Jantung Tak Karuan
- Bab 142 Kekuatan Fisik Yang Luar Biasa
- Bab 143 Memeluknya Saat Tidur
- Bab 144 Siapa Yang Peduli Denganmu?
- Bab 145 Menyesal Seumur Hidup
- Bab 146 Selesai Sudah
- Bab 147 Tidak Ada Harapan Lagi
- Bab 148 Alasan Membencinya
- Bab 149 Berani Menghadapi
- Bab 150 Malam Ini Akan Kubuat Kamu Minum
- Bab 151 Pria Serakah
- Bab 152 Menelan Sendiri 20 miliyar
- Bab 153 Pahlawan Menyelamatkan Adegan
- Bab 154 Seperti Seekor Anjing
- Bab 155 Apakah Bisa Membantu kakak
- Bab 156 Kamu Tidak Tega Meninggalkanku
- Bab 157 Hatinya juga Geli
- Bab 158 Merebut Lelakimu
- Bab 159 Akhirnya Jujur Juga
- Bab 160 Menuliskan Namamu ke Dalam Kartu Keluarga
- Bab 161 Cukup Mengangguk
- Bab 162 Tidakkah Itu Menyedihkan?
- Bab 163 Kamu Sangat Hebat
- Bab 164 Membuat Caroline Ji Marah
- Bab 165 Diperlakukan Seperti Monyet
- Bab 166 Aku akan Membantumu Memberinya Pelajaran
- Bab 167 Dibeli oleh Airin Jiang
- Bab 168 Saudara Pura-pura
- Bab 169 Keajaiban Cinta
- Bab 170 Berjalan di Puncak Gunung Kehidupan
- Bab 171 Tidak Menunjukkan Cinta
- Bab 172 Inilah Hidup
- Bab 173 Makan Siang Gratis
- Bab 174 Ayah Tahu Semua
- Bab 175 Aku Tidak Mau Menikah Dengannya
- Bab 176 Bertahan Satu Detik Lagi
- Bab 177 Mematikanmu Duluan
- Bab 178 Dengan Perasaan Genit
- Bab 179 Hanya Bisa Sampai Disini
- Bab 180 Saudara Seperti Apa Itu
- Bab 181 Sedikit Membengkak
- Bab 182 Akhir Pekan Membawamu Pergi Bermain
- Bab 183 Mulut Pisau Hati Tahu
- Bab 184 Masalah Yang Penting
- Bab 185 Godaan Rumah Besar
- Bab 186 Jalan Buntu
- Bab 187 Perasaan Cinta Pertama
- Bab 188 Lelaki yang Memberikan Bunga
- Bab 189 Sengaja Menguntitmu
- Bab 190 Tidak Ada Orang yang Sebaik Kamu
- Bab 191 Melihatku Mengganti Pakaian
- Bab 192 Jangan Lakukan Hal Bodoh Lagi
- Bab 193 Hatimu Sangat Beracun
- Bab 194 Perasaan Tenggelam
- Bab 195 Apa Masa Depan Mereka?
- Bab 196 Setiap Hari Merasa Kesepian
- Bab 197 Temani Aku Minum Satu Gelas
- Bab 198 Kamu juga menemui Hari Ini
- Bab 199 Pembalasan Dendam yang Gila
- Bab 200 Jangan Beritahu Dia Dulu
- Bab 201 Dalang
- Bab 202 Kabur ke mana
- Bab 203 Giginya Gatal Menahan Amarah
- Bab 204 Selama Masih Ada Kehidupan, Masih Ada Jalan Keluar
- Bab 205 Bekerja untuk Borjuis seperti Menemani Harimau
- Bab 206 Bersikeras
- Bab 207 Ke Mana Dia Harus Mencari Uang
- Bab 208 Menambahkan Api
- Bab 209 Satu-satunya Putri
- Bab 210 Bantu Aku Sekali Lagi
- Bab 211 Memulai Hidup Baru
- Bab 212 Siapa Yang Berani Menggertakmu
- Bab 213 Dengarkan Kamu Semua
- Bab 214 Pulanglah Bersama
- Bab 215 Semoga Kamu Melakukan YangTerbaik
- Bab 216 Tidak Ada yang Cuma-Cuma
- Bab 217 Aku Tunggu Kabar Baik Darimu
- Bab 218 Lebih Tahu dari Siapa pun
- Bab 219 Makan Malam Seorang Diri
- Bab 220 Mengirimu Turun ke Neraka
- Bab 221 Seleramu Bagus
- Bab 222 Maafkan Aku
- Bab 223 Sok Polos
- Bab 224 Hatimu yang Terkejam
- Bab 225 Orang Mati adalah yang Teraman
- Bab 226 Kebahagiaan Awam
- Bab 227 Masih Menyalahkanku
- Bab 228 Yang Bersalah Adalah Kamu
- Bab 229 Siapa yang Lebih Bodoh
- Bab 230 Kalau Begitu Aku akan Pelankan
- Bab 231 Anak Perempuan Nadia
- Bab 232 Ini Adalah Balasannya
- Bab 233 Tidak Tahu Apa-Apa dan Bodoh
- Bab 234 Tidak Ada Hubungan Darah
- Bab 235 Intuisi Seorang Perempuan
- Bab 236 Tidak Ada Dinding Kedap Udara
- Bab 237 Cukup Kamu Bekerja Sama
- Bab 238 Mendapatkan Alat Pendengar
- Bab 239 Tujuan Selanjutnya
- Bab 240 Cahaya Langka
- Bab 241 Satu Kalimat Terima Kasih
- Bab 242 Sedikit Kewalahan
- Bab 243 Bukan Hari Pertama
- Bab 244 Pernah Bersama
- Bab 245 100% Identik
- Bab 246 Mengganggu Anjing Gila
- Bab 247 Mantan Kekasih
- Bab 248 Barang Palsu yang Menyedihkan
- Bab 249 Tidak Tertarik Mengetahuinya
- Bab 250 Perasaan Benci Memenuhi Hati
- Bab 251 Tidak Eksploitatif Padamu
- Bab 252 Masih dalam Keadaan Koma
- Bab 253 Serakah
- Bab 254 Saat Susah, Terlihat Warna Aslinya
- Bab 255 Rahasia Yang Penting
- Bab 256 Laporan Tidak Bisa Palsu
- Bab 257 Dia Tidak Akan Mencintaimu
- Bab 258 Pertimbangan Satu Malam
- Bab 259 Membunuh Satu Sama Lain
- Bab 260 Kamu Bekerja Sama Denganku
- Bab 261 Beri Kamu Sup Ayam
- Bab 262 Kesalahan Kecil
- Bab 263 Hanya Orang Asing
- Bab 264 Setuju Menikah Dengan Aku
- Bab 265 Apakah Mau Bersama
- Bab 266 Kamu Tunggu Aku
- Bab 267 Bagaimana Menelan Semua Ini
- Bab 268 Mencintai Seseorang