Si Menantu Dokter - Bab 8 Batasan
Di lobi kediaman keluarga Fang, semua orang saling bertatap-tatapan dan terdiam.
Semua pandangan tertuju pada Kevin Zhang.
Kevin Zhang, seorang menantu sampah yang masuk ke dalam keluarga Fang, sedangkan Roby Fang, anak yang paling dicintai nyonya besar. Sangat jelas nyonya besar menitik beratkan pada siapa.
Dari maksud perkataan Ronaldo Fang, ia berniat mengorbankan Kevin Zhang untuk menanggung semua akibat dari permasalahan ini dan menyelamatkan kakak ke-2. Meski ucapannya itu lembut dan enak didengar, tetapi tak usah diragukan lagi, perkataannya ini bermaksud membuat Kevin Zhang menjadi tumbal.
“Baik, baik, baik!” Nyonya besar bahkan mengucapkan ‘baik’ 3 kali, tampak hampir tidak ada keraguan sama sekali. Baginya, keberadaan Kevin Zhang tidak begitu penting. Setiap ada acara kumpul keluarga, ia selalu hadir dan terlihat oleh matanya. Dengan cara seperti ini, tentu saja sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.
“Nenek!” Susi Fang terkejut dan menatap nyonya besar tidak percaya. Bagaimanapun juga, Kevin Zhang adalah suaminya. Jika Kevin Zhang kali ini maju, ini tidaklah sesederhana hinaan dan cacian yang didapatkannya pada saat dulu.
Ini adalah keluarga Sun, tidak ada yang berani menjadi objek luapan amarah keluarga Sun. Yang ditakutkan adalah jika dilihat dari kekuatan keluarga Sun, mereka bisa memusnahkan Kevin Zhang dari muka bumi tanpa meninggalkan jejak dan bukti!
“Tidak perlu berkata apa-apa lagi!” Nyonya besar Fang melambaikan tangan dan menatap Kevin Zhang.
“Kevin Zhang, kamu adalah anggota keluarga Fang, kamu sudah makan minum gratis di rumah ini selama 3 tahun. Sekarang merupakan saatnya kamu memperlihatkan kemampuanmu. Kami hanya ingin kamu pergi mengobati tuan besar Sun. Dulu, kamu juga menyelamatkanku, kan? Sekarang yang harus kamu lakukan hanyalah mengulangi perbuatanmu yang dulu itu saja.”
Alis Kevin Zhang dikerutkan, sejak kepulangannya dari Beijing, suasana hatinya beberapa hari ini selalu sangat tenang. Saat ini, bahkan jika ia sedang menguatkan diri pun, rasa dingin juga tak terelakkan muncul dalam hatinya.
Nyonya besar Fang ternyata langsung membuat keputusan tanpa berpikir panjang. Dulu, ia memang adalah Kevin Zhang yang tidak berguna, tetapi beberapa hari ini penampilannya cukup memberi pembuktian, bahkan saat Roby Fang yang merebut kontribusinya untuk mempromosikan perusahaannya, ia sama sekali tidak berbicara sepatah kata pun.
Sekarang, ada musibah datang, keluarga Fang tidak bisa menyelesaikannya, barulah kembali meminta pertolongannya.
Hati yang dingin sama sekali tidak ada rasa persaudaraan sedikit pun.
“Jika aku tidak bisa mengatasinya, berarti yang harus ditangkap adalah diriku, kan?” Kevin Zhang tersenyum dingin, pandangannya kembali tenang. Ia lalu menatap nyonya besar Fang dan berkata dingin: “Walau aku diperlakukan seperti ini, tetapi aku menyanggupi permintaanmu!”
“Kevin Zhang, jangan!” Susi Fang bergegas menutup mulut Kevin Zhang, lalu melihat Kevin Zhang dengan gelisah dan memarahinya: “Tahukah kamu apa akibat dari semua ini? Kamu bisa saja kehilangan nyawamu!”
“Aku sudah menyanggupinya, apakah aku ada pilihan untuk menolak?” Kevin Zhang menghibur Susi Fang dan menepuk pundaknya. Hatinya sedikit terhibur, lumayan, meski perempuan ini merendahkan dirinya, tetapi pada saat-saat genting ia masih mengkhawatirkan dirinya. Begini saja Kevin Zhang sudah sangat puas.
“Nyonya besar Fang, aku sudah menyanggupimu. Aku juga tidak ada lagi yang perlu dikatakan. Karena kamu sudah menyebutkan makanan gratis selama 3 tahun, maka aku akan melakukan satu hal terakhir untuk keluarga Fang. Mulai saat ini, aku dan keluarga Fang memiliki batasan yang jelas, mulai saat ini kita tidak ada hubungan apa-apa lagi!”
“Huh!” Semua orang menganggukkan kepala puas, bahkan ada yang tersenyum dingin.
“Kita bicarakan saja nanti kalau kamu masih bisa kembali dengan selamat!” Ana Wang menggumam dalam hati, tetapi ekspresinya malah berpura-pura menunjukkan ketidakrelaan, lalu berkata: “Kevin Zhang, maaf sudah merepotkanmu……”
“Tidak perlu berpura-pura, kita sama-sama mendapat untung. Ucapan nyonya besar Fang sudah aku sanggupi, aku rasa kalian sama sekali tidak mengira bahwa aku akan kembali dengan selamat, kan?” Desah Kevin Zhang dingin.
Orang-orang pun terdiam. Ucapan Kevin Zhang tepat mengenai pusaran hati mereka, tetapi ini bukan yang paling menjadi fokusnya, melainkan sekarang keluarga Fang akhirnya mendapatkan sebuah cara penyelesaian yang sempurna.
……
Di dalam villa pribadi keluarga Sun saat ini, bisa dibilang penjagaannya begitu ketat. Bila ada sedikit pergerakan, pasti akan muncul setidaknya 10 pria besar yang lengkap dengan senjata.
Di lobi, 10 dokter lebih yang mengenakan jas putih berdiri di samping dengan hati-hati. Di ranjang tengah terbaring seorang yang tua, raut wajahnya penuh dengan kerutan, rambutnya putih. Hanya dadanya yang naik turun itulah yang menunjukkan bahwa orang tua ini masih hidup.
“Tuan Wang, tuan besar Sun terkadang sadar, terkadang pingsan. Alasan lebih lengkapnya kami juga masih belum bisa mengetahuinya.”
Seorang perwakilan dari dokter-dokter tersebut maju ke depan dan melaporkan kondisi orang tua tersebut.
Aldo Wang menganggukkan kepala pelan, telapak tangannya menggenggam pergelangan tangan tuan besar Sun. Beberapa lama kemudian, ia kembali menekan-nekan perut tuan besar Sun.
Erika Sun, Herman Zhao, dan yang lainnya menjaga di samping dan tidak berani menghembuskan napas keras-keras. Akhirnya, Aldo Wang membuka matanya dan menyimpan kembali tangannya.
“Tuan Wang, bagaimana kondisi kakekku?” Tanya Erika Sun dengan mata merah. Bisnis besar keluarga Sun ini diperjuangkan oleh tuan besar Sun mati-matian. Ia merupakan tonggak keluarga, jika terjadi apa-apa dengan tuan besar Sun, maka keluarga Sun bisa jadi mengalami pergolakan.
“Sangat tidak bagus.” Aldo Wang menggelengkan kepala dan menghiburnya: “Kamu jangan menangis dulu. Siapa yang berbuat ini padanya? Benar-benar ceroboh, suruh orang itu datang menghadapku!”
“Baik, baik!” Erika Sun cepat-cepat menganggukkan kepala, lalu berbalik badan dan berteriak marah: “Masih belum membawa Roby Fang kemari?”
“Siap laksanakan!” Kata pengawal, lalu bergegas menarik Roby Fang yang pucat keluar.
Begitu melihat kondisi ini, Roby Fang terkejut hingga langsung berlutut. Ia masih mengira bahwa tuan besar Sun tidak dapat bertahan lagi dan meninggal, lalu ia langsung memeluk kaki Erika Sun dan memohon-mohon: “Nona Sun, aku mohon lepaskan aku. Ini adalah dunia kedokteran, kamu tidak bisa membunuhku……”
Plakk! Plakk!
Erika Sun langsung menamparnya dengan benci, lalu berkata dingin: “Dunia kedokteran? Aku ingin kamu mati, jadi kamu juga tidak bisa hidup!”
“Sekarang, apa yang ditanyakan Tuan Wang, jawablah apa adanya. Mengerti?”
“Aku mengerti, mengerti!” Roby Fang cepat-cepat menganggukkan kepala, mana berani ia berbicara apa-apa lagi.
Aldo Wang melihat sekilas Roby Fang yang mengucurkan air mata dan ingusnya, lalu berkata: “Tuliskan bahan-bahan yang kamu gunakan untuk meracik obat!”
Dengan cepat, ada orang yang berlari kecil membawa kertas dan pena. Roby Fang pun mulai menulis dan beberapa kali tangannya gemetaran. Namun, jika dipaksa, tulisan itu juga masih bisa dibaca.
“Angelica sinensis (female ginseng), Cannabis sativa (semacam ganja), air hujan yang langsung diambil tanpa menyentuh tanah, tanduk rusa……” Aldo Wang melihat sekilas, alisnya pun dikerutkan. Bahan-bahan ini jika dipikir dengan akal sehat memang digunakan untuk menjaga kesehatan badan, tetapi takaran dan proses pembuatannya sama sekali tidak masuk akal.
Aldo Wang pun membuang resep itu, lalu bertanya dengan suara berat: “Ada dendam apa kamu dengan tuan besar Sun? Kenapa kamu ingin menyakitinya?”
“Tidak, tidak ada!” Roby Fang terkejut hingga kedua kakinya lemas, kemudian ia kembali berlutut dan berkata sambil menahan air mata: “Mana mungkin aku berani menyakiti tuan besar Sun. Kesehatan ibuku kembali pulih karena mengonsumsi obat ini, yang kukatakan ini semuanya benar!”
“Tuan Wang, menurutmu dia sengaja?” Kebencian menghampiri Erika Sun. Ia melambaikan tangannya, lalu 7 sampai 8 satpam yang tak jauh darinya langsung mengeluarkan tongkat listrik yang menyinarkan pancaran listrik berwarna biru.
“Orang- orang pada umumnya tidak bisa melihat kalau bahan-bahan obat ini bisa menyehatkan badan jika dicampur menjadi satu, tetapi jika ada sedikit kesalahan dalam penakarannya, malah akan menimbulkan efek yang tidak bagus, yaitu seperti kondisi tuan besar Sun saat ini.”
“Jika dari awal aku ada di sini, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Tetapi, sekarang sudah terlambat……”
“Ah, sudah, kamu jangan menangis. Tangisanmu malah membuatku pusing. Aku juga tidak bilang kalau kakekmu meninggal.” Kata Aldo Wang pasrah.
Herman Zhao juga ikut menghiburnya, barulah Erika Sun sedikit tenang.
“Apakah kamu yakin ibumu kembali pulih karena mengonsumsi obat ini?” Tanya Aldo Wang sedikit tidak percaya.
Roby Fang cepat-cepat menganggukkan kepala. Ia tiba-tiba teringat akan sesuatu, lalu bergegas menceritakan semua asal mula kejadian hari itu tanpa ditutup-tutupi.
“Jadi, maksudmu suami keponakanmu yang memberitahumu porsi bahan-bahan obat itu?” Tanya Aldo Wang.
“Benar, dia yang memberitahuku. Kalau mau menyalahkan, salahkan dia karena tidak berbicara yang jelas. Aku melihat kondisi tuan besar Sun mirip dengan kondisi ibuku, usia yang sudah tua, liver yang tidak bagus, karena itu aku menggunakan obat ini.” Kata Roby Fang cepat-cepat, seakan ia sudah menangkap poin yang bisa menyelamatkannya.
Aldo Wang sedikit menganggukkan kepala, lalu berkata pelan: “Kelihatannya suami keponakanmu ini juga mengerti resep-resep obat, tetapi sudah terlambat.”
“Walaupun demikian, untung saja nasib kalian masih mujur. Aku kebetulan punya seorang teman di Huaibei, masih sempat untuk mempercayaiku.”
“Huh……” Erika Sun merasa seperti sedang berada di kereta luncur, Master Wang ini bicara sepotong-sepotong dan harus sebegitunya membuatnya tegang.
“Sudah, kalian pergi saja dulu, aku akan menelepon temanku itu. Untuk sementara ini, stabilkan kondisi tuan besar Sun!” Kata Aldo Wang sambil melambaikan tangannya.
Semua orang bergegas keluar. Erika Sun berjalan ke arah Aldo Wang sambil membungkukkan badan dan juga membuat Roby Fang keluar dari vila.
Di luar, 10 pria lebih yang bertubuh besar menendang Roby Fang. Telapak kaki mereka diinjakkan di atas perutnya, sedangkan Erika Sun yang berada di samping hanya melihat semuanya ini dengan tatapan dingin.
“Siapa nama suami keponakanmu?” Tanya Erika Sun.
“Kevin……Kevin Zhang.”
“Kevin Zhang?” Erika Sun mengerutkan alisnya, lalu melihat Herman Zhao yang ada di sebelahnya dan berkata: “Kak Zhao……”
“Kamu tidak salah menebak, dia adalah orang yang tadi siang datang ingin melihat tuan besar.” Herman Zhao tersenyum dingin. Awalnya, ia ingin memberi Kevin Zhang pelajaran. Sekarang, keadaan menjadi lebih baik, ia tidak perlu turun tangan. Kevin Zhang sendiri yang mencari mati, mau menyalahkan siapa?
“Sialan! Kalau tahu dari awal, aku tidak akan melepaskannya!” Erika Sun melambaikan kepalan tangannya dengan gusar. Seluruh badannya seperti terbakar api amarah, lalu ia kembali menendang Roby Fang dan berkata tegas: “Pergilah ke rumah keluarga Fang dan bawa orang itu kemari!”
“Mengerti!” Jawab para satpam. Beberapa orang hebat yang bersembunyi di kegelapan pun ikut maju. Mereka bersama-sama ikut pergi ke kediaman keluarga Fang untuk membawa Kevin Zhang kemari. Jika keluarga Fang menurut dan menyerahkan orang itu, tidak akan ada masalah. Tetapi, jika mereka memberontak, mereka juga harus ikut dan ini bukanlah untuk meramaikan suasana.
……
Suasana di lobi keluarga Fang hening sejenak. Kevin Zhang tersenyum dingin dan hendak berbalik badan dan pergi. Kali ini, benar-benar sudah selesai!
“Tunggu!” Sahut Susi Fang dan nyonya besar Fang bersamaan.
Susi Fang memanggilnya karena khawatir, sedangkan nyonya besar Fang seutuhnya karena takut Kevin Zhang akan kabur. Saat ini, Kevin Zhang merupakan pion yang sangat penting, bagaimana bisa ia membiarkan Kevin Zhang pergi sendirian.
“Nenek, apakah sudah tidak ada cara yang lain?” Tanya Susi Fang sambil melihat nyonya besar dengan tatapan memohon. Meski ia tahu bahwa kemungkinan ini sangatlah kecil, tetapi bagaimanapun juga, Kevin Zhang telah menemaninya selama 3 tahun.
Nyonya besar menggelengkan kepala dengan mantap, lalu tersenyum dan berkata: “Susi, dia sendiri yang menyanggupinya. Ini juga merupakan balas budinya terhadap keluarga Fang kita ini.”
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaAfter The End
Selena BeeSang Pendosa
DoniLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieBlooming at that time
White RoseIstri Yang Sombong
JessicaSi Menantu Dokter×
- Bab 1 Tiga Tahun Penuh
- Bab 2 Jika Dimakan Akan Mati
- Bab 3 Ingin Aku Menyelamatkannya?
- Bab 4 Siapa yang Bilang Sudah Mati
- Bab 5 Karma yang Diperbuatnya
- Bab 6 Jangan Panggil Kakak!
- Bab 7 Strategi
- Bab 8 Batasan
- Bab 9 Kamu Boleh Menganggukkan Kepala
- Bab 10 Meninggalkannya
- Bab 11 Teman Tuan Wang
- Bab 12 Aku Mencari Tuan Zhang
- Bab 13 Kata Tuan!
- Bab 14 Merendahkan orang
- Bab 15 Nyawa Dibalas dengan Nyawa
- Bab 16 Mutan
- Bab 17 Tekanan dari Keluarga Zhao
- Bab 18 Makan Malam
- Bab 19 Kamu Memang Berpenyakit
- Bab 20 Terbang Karena Sebuah Tendangan
- Bab 21 Aku Katakan Pemutusan Kontrak
- Bab 22 Keluar
- Bab 23 Pergi dengan Lega
- Bab 24 Rasa Bangga
- Bab 25 Keluarga Fang yang Kuat
- Bab 26 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 27 Biar Aku yang Mencoba
- Bab 28 Identitas Kevin Zhang
- Bab 29 Kartu Emas, Tahu?
- Bab 30 Bisnis
- Bab 31 Plagiat
- Bab 32 Asosiasi Medis
- Bab 33 Tuan, Terimalah Hormat Kami
- Bab 34 Satu Masalah Muncul Kembali
- Bab 35 Perubahan Kepemilikan
- Bab 36 Siapa Yang Kejam?
- Bab 37 Terserang
- Bab 38 Rencana Licik
- Bab 39 Tanggung Jawab Dan Harapan
- Bab 40 Dikritik Umum
- Bab 41 Berani Mencoba?
- Bab 42 Masih Ada Orang-Kah?
- Bab 43 Sangat Kecewa
- Bab 44 Nama Si Dokter Handal
- Bab 45 Wanita Cantik Mengundang
- Bab 46 Aku Laki-Lakinya
- Bab 37 Melamar?
- Bab 48 Berapa Banyak Yang Kamu Inginkan
- Bab 49 Tolong Maafkan
- Bab 50 Semalaman
- Bab 51 Konsekuensi.
- Bab 52 Mohon Tuan Turun Tangan.
- Bab 53 Kedatangan Ghost Hand.
- Bab 54 Barang Palsu.
- Bab 55 Membahayakan Orang Dengan Mencuri Barang Terlarang.
- Bab 56 Kevin Zhang Melawan Balik
- Bab 57 Keluarga Fang Tidak Hancur, Siapa Yang Akan Hancur?
- Bab 58 Putus Asa
- Bab 59 Tuan Ma
- Bab 60 Tunggu Dan Lihatlah Nanti
- Bab 61 Tuduhan
- Bab 62 Polisi Datang
- Bab 63 Strategi
- Bab 64 Belum Selesai
- Bab 65 Akibatnya
- Bab 66 Orang Jahat
- Bab 67 Sebuah Masalah Datang Lagi
- Bab 68 Keluarga Fang Yang Bangga
- Bab 69 Sekuat Tenaga
- Bab 70 Apakah ini Bisa Dibilang Mencuri?
- Bab 71 Kemampuan Yang Lain
- Bab 72 Keajaiban Untukmu
- Bab 73 Masalah Ibu Mertua
- Bab 74 Mengandalkan?
- Bab 75 Ditendang Keluar?
- Bab 76 Panggilkan Orang
- Bab 77 Kamu Lihat Aku Berani Tidak
- Bab 78 Vas Bunga Liuying
- Bab 79 Siapa Yang Melindungi Siapa
- Bab 80 Sengaja Mengusik
- Bab 81 Kedudukan
- Bab 82 Berbicara Uang Denganku?
- Bab 83 Pertaruhan
- Bab 84 Mengumpulkan Uang
- Bab 85 Milarder
- Bab 86 Tidak Akan Berlutut
- Bab 87 Siapa yang Mengatakannya?
- Bab 88 Asli Dan Palsu
- Bab 89 Berpihak
- Bab 90 Masalah
- Bab 91 Usir Mereka
- Bab 92 Orang Kevin Zhang
- Bab 93 Anggota Keluarga Han Datang
- Bab 94 Siapa Yang Bisa Membawaku?
- Bab 95 Masalah Jadi Besar
- Bab 96 Nyalimu Besar Sekali
- Bab 97 Takut
- Bab 98 Lumpuh
- Bab 99 Kemarahan Matius Mo
- Bab 100 Kematian Kevin Zhang
- Bab 101 Kevin Zhang yang Menyedihkan
- Bab 102 Meminta Bantuan
- Bab 103 Datang
- Bab 104 Metode
- Bab 105 Panggil Aku Tuan
- Bab 106 Kemarahan Kevin Zhang.
- Bab 107 Apakah Kamu Mampu?
- Bab 108 Berani Tidak.
- Bab 109 Bersiap-siap.
- Bab 110 Kebenaran Taun.
- Bab 111 Kedatangan Tamu Dari Keluarga Zhang
- Bab 112 Lily Sun
- Bab 113 Benar-benar Tidak Boleh Memakannya
- Bab 114 Diculik
- Bab 115 Apa Kamu Ingin Mati
- Bab 116 Lumpuh
- Bab 117 Dia Sudah Mati
- Bab 118 Menuruti Perintah
- Bab 119 Serangan Balasan Kenath Bai
- Bab 120 Ambisi Keluarga Fang
- Bab 121 Tidak Seberapa
- Bab 122 Menarik Modal
- Bab 123 Orang Rendahan Berlagak
- Bab 124 Biarkan Dia Tumbuh
- Bab 125 Apa Salahnya Dicoba
- Bab 126 Ini Hutang Budi
- Bab 127 Rela Mati Demi Uang
- Bab 128 Molin Harus Mati
- Bab 129 Senang Bisa Bekerja Sama
- Bab 130 Bergantung Pada Kekuatan Orang Lain
- Bab 131 Gugatan Kembali Diajukan
- Bab 132 Kekuatan Di Belakang Kevin Zhang
- Bab 133 Aku Menang
- Bab 134 Ultimatum
- Bab 135 Baiklah Kalau Begitu
- Bab 136 Kedatangan Orang Keluarga Ma
- Bab 137 Masih Bisa Menghubunginya Tidak
- Bab 138 Kamu Tidak Pantas
- Bab 139 Melihat Orang dengan Mata Meremehkan
- Bab 140 Tetesan Tangisan Kristal
- Bab 141 Ada Udang di Balik Batu
- Bab 142 Lumpuhkan Dia
- Bab 143 Bantai
- Bab 144 Keluarga Meng Dari Shangdu
- Bab 145 Setuju Atau Tidak
- Bab 146 Tidak Bisa Menggundangnya
- Bab 147 Orang Yang menginginkan Nyawamu
- Bab 148 Dokter Legendaris Datang
- Bab 149 Merubah Bahaya Menjadi Tenang
- Bab 150 Merangkak Keluar
- Bab 151 Menangkap Orang
- Bab 152 Memohon Ampun
- Bab 153 Tahanan Rumah
- Bab 154 Dia Harus Mati
- Bab 155 Pergi Sebentar
- Bab 156 Kemampuan Sebiji Jagung
- Bab 157 Sia-sia