Si Menantu Dokter - Bab 62 Polisi Datang
Kevin Zhang mengangguk-angguk, sebaiknya ia tak menunjukkan identitasnya dulu, lebih baik menggunakan nama Haidar Zhao untuk mengurus segalanya, padahal Haidar Zhao bekerja untuknya!
“Lakukan yang terbaik untuk mengaturnya, tak perlu menceritakan detail yang tak penting padaku, yang penting kerjakan dengan baik!”
“Baik!” Haidar Zhao mengangguk, saat ini ia tak lagi merasa ragu, saat ini ia merasa menyerahkan seluruh asetnya pada Kevin Zhang dan menjadi pengikut Kevin Zhang adalah keputusan yang tepat!
Lagipula, ialah yang akan mendapatkan keuntungan, di seluruh penjuru Kota Huaibei, hanya ia, Haidar Zhao, yang bisa dipastikan asetnya akan meningkat dua kali lipat berkat obat dari formula itu. Dalam 3 tahun, ia akan menjadi orang terkaya di Kota Huaibei!
Tapi Haidar Zhao juga tak berani mengabaikan fakta.
Kevin Zhang dengan mudahnya bisa menciptakan formula yang luar biasa ini, ia juga harus bekerja keras untuk memiliki pencapaiannya sendiri agar tak tertinggal jauh dari Kevin Zhang,
Setelah selesai berdiskusi, Kevin Zhang pulang. Haidar Zhao berencana mengganti mobil Kevin Zhang dengan mobil yang lebih sesuai dengan kedudukannya saat ini, tapi Kevin Zhang menolak. Ia tetap mengendarai mobil butut yang hampir hancur itu kembali ke apartemennya.
Di parkiran basement, saat ini sebagian besar penghuni masih belum pulang kerja, maka masih banyak tempat parkir kosong. Kevin Zhang memarkirkan mobilnya, tapi saat ia baru saja membuka pintu mobil, terdengar suara nyaring tak jauh darinya.
Kevin Zhang tak terlalu mempedulikannya. Akhir-akhir ini beberapa wanita tua suka berkumpul untuk mengobrol dan bergosip.
Saat ia hendak melangkah pergi, tiba-tiba terdengar suara jeritan yang membuat jantung Kevin Zhang berdegup kencang, ia segera menoleh dan bergumam, “Susi?”
Ia mengerutkan kening dan bergegas menghampiri arah suara itu, saat berbelok, ia melihat sekerumunan orang di hadapannya.
Tampak belasan wanita tua berusia sekitar 50-80 tahun, dan di sebelah mereka tampak beberapa pria muda.
“Nenek Xing, seharusnya Susi tak mencuri barangmu, Susi tak mungkin mencuri gelangmu, kan?”
“Benar, barang itu juga tak terlalu berharga, tidakkah sikapmu ini berlebihan?”
“...”
Beberapa wanita tua sedang berkumpul, menatap Susi Fang yang menitikkan air mata dengan wajah memerah, seseorang berusaha membelanya.
Meskipun sudah tua, wanita yang dipanggil Nenek Xing ini sangat pemarah, mendengar perkataan itu, ia meraung dengan marah, “Ialah yang mencurinya, gelang yang dipakainya sama persis dengan milikku, mana mungkin itu bukan milikku? Mana mungkin kebetulan sekali sama?”
“Saat itu aku melihat ibunya juga melakukan perbuatan hina ini, ia bersujud dan memohon-mohon saat akan diusir. Rupanya seluruh anggota keluarganya pencuri sepertinya, bisa-bisa apartemen kecilnya ini juga hasil curian!”
Kata Nenek Xing dengan tegas, seolah telah mengetahui kejadian yang sesungguhnya, ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto sebuah gelang.
Modelnya memang sama persis dengan yang dikenakan Susi Fang, tapi yang membuat semua merasa heran, gelang itu memang pantasnya untuk gadis berusia 20an, apakah wanita tua berusia 50-60an ini berusaha tampak muda?
Tapi melihat putra Nenek Xing yang gagah, tak ada yang berani membuat masalah.
“Wanita jalang, tak peduli kau mengakuinya atau tidak, kau memang cantik, tapi perbuatanmu sangat hina!” Nenek Xing lagi-lagi menyerang Susi Fang.
“Aku tak mencurinya darimu!” kata Susi Fang dengan ekspresi tersudut, setelah Nenek Xing menjelek-jelekkan ibunya seperti itu, nadanya menjadi lebih ketus.
“Masih berani mengelak?” Nenek Xing menatapnya dengan tajam, ia hendak menamparnya sekali lagi, Susi Fang telah tertampar sekali, mana mungkin ia membiarkannya menamparnya lagi, ia segera mengangkat satu tangannya untuk menghadang tamparan Nenek Xing, dan tangan satunya mencakar wajah Nenek Xing.
“Ah, sakit, sakit...” sebelum tercakar, Nenek Xing sudah menjerit kesakitan, benar-benar tak tahu malu!
“Pergi, wanita jalang!” putra Nenek Xing yang tinggi besar segera maju dan menarik Nenek Xing ke arahnya, lalu menendang perut Susi Fang dan menamparnya.
Yang lain merasa tak tega melihatnya dan hendak maju membela, tapi mereka tak ingin terseret dalam masalah.
Beberapa pria yang duduk menonton merasa tak tega dan sambil mengerutkan kening berkata, “Ervan Wang, tidakkah kau bersikap keterlaluan terhadap wanita?”
“Persetan!” kata Ervan Wang dengan gusar, “Kenapa, apa karena ia cantik, kalian ingin menjadi pahlawan baginya?”
“Oh ya, suaminya juga sungguh tak berguna, kalian bisa mengambil kesempatan ini untuk memperkosanya tanpa perlu mengeluarkan uang!”
Wajah para pria itu memerah, mereka memang pernah memiliki maksud buruk terhadap Susi Fang, tapi saat ini mereka sama sekali tak berpikiran seperti itu, saat mereka hendak kembali membujuknya, Ervan Wang telah berkata dengan dingin, “Jika kalian tak takut akan kecelakaan mobil, coba saja!”
Segera, tak ada yang berani berkata maupun berbuat apapun. Ervan Wang memiliki seorang kakak yang sangat kuat, siapapun yang berani mencari masalah dengannya akan berakhir mengenaskan, menjadi pahlawan bagi Susi Fang tak sepadan untuk hal ini!
“Ervan, ibu sangat kesakitan, ia melukai ibu, ia harus memberikan 200.000 RMB untuk biaya pengobatan!” kata Nenek Xing tanpa tampak satupun luka di tubuhnya. Semua merasa jengkel padanya, ia sungguh tak tahu malu.
Tapi Ervan Wang mengangguk dengan patuh dan berkata pada Susi Fang, “Setelah memberi uang pengobatan 200.000, baru kau boleh pergi!”
“Aku tak punya uang, dan atas dasar apa aku harus memberi uang pengobatan! Ia sama sekali tak terluka,” Susi Fang merasa sangat disudutkan, air matanya terus mengalir, membuat orang yang melihatnya prihatin.
“Jika kau tak punya uang, lucuti saja pakaian wanita jalang ini di sini, aku ingin tahu seberapa menggoda ia sebenarnya!” kata Nenek Xing dengan geram, beraninya Susi Fang membalasnya, ia akan menerima akibatnya 100x lebih parah!
Kali ini, bahkan Ervan Wang pun mengerutkan kening, ini sudah keterlaluan. Tapi kemudian matanya berbinar dan ia berusaha membujuk, “Bu, bagaimana kalau begini, serahkan saja ia pada kakak, ia mempunyai banyak bawahan, ia bisa memuaskan mereka!”
Nenek Xing mengangguk dan tersenyum, “Idemu boleh juga, sepertinya wanita jalang ini akan bisa memuaskan mereka, mungkin sekarang dalam hati ia juga sedang memikirkannya, pantas saja ia bisa membeli apartemen ini, rupanya begini caranya!”
Beberapa orang tak tahan lagi melihatnya, mereka segera meninggalkan tempat itu. Beberapa orang yang bermaksud baik diam-diam menelepon polisi, dan dengan gugup menunggu mereka tiba.
Tiba-tiba, Kevin Zhang berjalan keluar dari kerumunan, menatap mereka dengan dingin, dan menarik Susi Fang ke dalam pelukannya.
Melihat Kevin Zhang, Susi Fang segera merangkul pinggangnya dengan erat, tangisnya semakin keras. Ia tak meminta Kevin Zhang melakukan apapun, ia hanya ingin bersandar di bahunya dan menumpahkan tangisnya.
Melihat Susi Fang terisak, ekspresi Kevin Zhang menjadi semakin dingin.
“Ha, kaukah pria tak berguna itu?” Ervan Wang mencemooh Kevin Zhang.
Ia bermaksud menyelinap ke apartemen Susi Fang dan memperkosanya, tapi karena Susi Fang jarang di rumah, ia tak mendapatkan kesempatan.
“Sudah, jangan menangis...” Kevin Zhang tak mempedulikan Ervan Wang, ia mengelus rambut Susi Fang, saat menatap wajahnya yang basah oleh air mata dan ujung bibirnya yang berdarah, amarahnya memuncak, ia tak bisa lagi menahannya, sebaiknya ia melampiaskannya!
“Kevin Zhang, kita pergi saja,” Susi Fang berusaha menenangkan Kevin Zhang. Tak peduli sekuat apapun ia, Susi Fang takut Kevin Zhang akan babak belur melawan mereka. Lebih baik menunggu polisi datang saja.
“Iya, sebentar lagi,” Kevin Zhang menatap wajah Susi Fang yang memerah dan membengkak dengan sedih, lalu menoleh menatap Nenek Xing dan Ervan Wang dengan dingin, “Kalian yang melakukannya?”
“Kuberitahu kau, pria tak...”
“Buk!” sebelum Ervan Wang sempat menyelesaikan perkataannya, ia merasakan sebuah pukulan keras menghantam dadanya dan ia pun terpental.
“Berani menampar istriku, sepertinya kau mencari mati!” seru Kevin Zhang sambil menjambak rambut Nenek Xing dan menamparnya.
Yang lain tertegun, sejenak mereka tak tahu harus berbuat apa. Mereka belum pernah melihat sisi tegas Kevin Zhang, biasanya ia seperti tikus yang selalu diusik orang lain, kini ia seperti harimau yang sedang marah, perubahan drastis ini membuat mereka tertegun.
“Ah, pria tak berguna, aku akan membunuhmu...” begitu bangkit, Ervan Wang melihat ibunya dijambak bagaikan babi yang akan disembelih, Kevin Zhang hampir membuatnya pingsan, ia segera meraih papan tanda parkir dan berjalan ke arah Kevin Zhang.
Kevin Zhang menendang Nenek Xing, lalu menghajar Ervan Wang tanpa henti, tinjunya mengenai hidung Ervan Wang.
Buk buk buk...
Kevin Zhang terus menghajarnya tanpa henti, sekujur tubuh Ervan Wang segera babak belur.
“Oh Tuhan, benarkah ia Kevin Zhang?” saat ini, seseorang mulai tersadar dan menatap dua orang yang sedang berkelahi itu, bukan, lebih tepatnya, seorang terus menghajar, dan seorang lagi dihajar hingga babak belur.
Yang lain dengan spontan menggeleng, mereka masih merasa tak percaya. Tinggi Kevin Zhang tak sampai 1.8meter dan ia sangat kurus, tapi ia bisa menghajar Ervan Wang yang berbobot lebih dari 100kg sampai babak belur. Tak bisa dipercaya!
“Cepat lerai mereka, jika mereka terus berkelahi, bisa-bisa nyawa Ervan Wang akan melayang!” gumam seorang wanita tua, tapi tak ada yang bereaksi, di saat seperti ini, siapa yang berani melerai mereka?
“Jangan bergerak, angkat tangan!” tiba-tiba terdengar sebuah seruan, dan 7-8 orang polisi merangsek maju dan memisahkan Kevin Zhang dan Ervan Wang.
“Bagaimana hal ini bisa terjadi?”
Novel Terkait
The Richest man
AfradenUnplanned Marriage
MargeryUnperfect Wedding
Agnes YuLove at First Sight
Laura VanessaCinta Yang Dalam
Kim YongyiMore Than Words
HannySi Menantu Dokter×
- Bab 1 Tiga Tahun Penuh
- Bab 2 Jika Dimakan Akan Mati
- Bab 3 Ingin Aku Menyelamatkannya?
- Bab 4 Siapa yang Bilang Sudah Mati
- Bab 5 Karma yang Diperbuatnya
- Bab 6 Jangan Panggil Kakak!
- Bab 7 Strategi
- Bab 8 Batasan
- Bab 9 Kamu Boleh Menganggukkan Kepala
- Bab 10 Meninggalkannya
- Bab 11 Teman Tuan Wang
- Bab 12 Aku Mencari Tuan Zhang
- Bab 13 Kata Tuan!
- Bab 14 Merendahkan orang
- Bab 15 Nyawa Dibalas dengan Nyawa
- Bab 16 Mutan
- Bab 17 Tekanan dari Keluarga Zhao
- Bab 18 Makan Malam
- Bab 19 Kamu Memang Berpenyakit
- Bab 20 Terbang Karena Sebuah Tendangan
- Bab 21 Aku Katakan Pemutusan Kontrak
- Bab 22 Keluar
- Bab 23 Pergi dengan Lega
- Bab 24 Rasa Bangga
- Bab 25 Keluarga Fang yang Kuat
- Bab 26 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 27 Biar Aku yang Mencoba
- Bab 28 Identitas Kevin Zhang
- Bab 29 Kartu Emas, Tahu?
- Bab 30 Bisnis
- Bab 31 Plagiat
- Bab 32 Asosiasi Medis
- Bab 33 Tuan, Terimalah Hormat Kami
- Bab 34 Satu Masalah Muncul Kembali
- Bab 35 Perubahan Kepemilikan
- Bab 36 Siapa Yang Kejam?
- Bab 37 Terserang
- Bab 38 Rencana Licik
- Bab 39 Tanggung Jawab Dan Harapan
- Bab 40 Dikritik Umum
- Bab 41 Berani Mencoba?
- Bab 42 Masih Ada Orang-Kah?
- Bab 43 Sangat Kecewa
- Bab 44 Nama Si Dokter Handal
- Bab 45 Wanita Cantik Mengundang
- Bab 46 Aku Laki-Lakinya
- Bab 37 Melamar?
- Bab 48 Berapa Banyak Yang Kamu Inginkan
- Bab 49 Tolong Maafkan
- Bab 50 Semalaman
- Bab 51 Konsekuensi.
- Bab 52 Mohon Tuan Turun Tangan.
- Bab 53 Kedatangan Ghost Hand.
- Bab 54 Barang Palsu.
- Bab 55 Membahayakan Orang Dengan Mencuri Barang Terlarang.
- Bab 56 Kevin Zhang Melawan Balik
- Bab 57 Keluarga Fang Tidak Hancur, Siapa Yang Akan Hancur?
- Bab 58 Putus Asa
- Bab 59 Tuan Ma
- Bab 60 Tunggu Dan Lihatlah Nanti
- Bab 61 Tuduhan
- Bab 62 Polisi Datang
- Bab 63 Strategi
- Bab 64 Belum Selesai
- Bab 65 Akibatnya
- Bab 66 Orang Jahat
- Bab 67 Sebuah Masalah Datang Lagi
- Bab 68 Keluarga Fang Yang Bangga
- Bab 69 Sekuat Tenaga
- Bab 70 Apakah ini Bisa Dibilang Mencuri?
- Bab 71 Kemampuan Yang Lain
- Bab 72 Keajaiban Untukmu
- Bab 73 Masalah Ibu Mertua
- Bab 74 Mengandalkan?
- Bab 75 Ditendang Keluar?
- Bab 76 Panggilkan Orang
- Bab 77 Kamu Lihat Aku Berani Tidak
- Bab 78 Vas Bunga Liuying
- Bab 79 Siapa Yang Melindungi Siapa
- Bab 80 Sengaja Mengusik
- Bab 81 Kedudukan
- Bab 82 Berbicara Uang Denganku?
- Bab 83 Pertaruhan
- Bab 84 Mengumpulkan Uang
- Bab 85 Milarder
- Bab 86 Tidak Akan Berlutut
- Bab 87 Siapa yang Mengatakannya?
- Bab 88 Asli Dan Palsu
- Bab 89 Berpihak
- Bab 90 Masalah
- Bab 91 Usir Mereka
- Bab 92 Orang Kevin Zhang
- Bab 93 Anggota Keluarga Han Datang
- Bab 94 Siapa Yang Bisa Membawaku?
- Bab 95 Masalah Jadi Besar
- Bab 96 Nyalimu Besar Sekali
- Bab 97 Takut
- Bab 98 Lumpuh
- Bab 99 Kemarahan Matius Mo
- Bab 100 Kematian Kevin Zhang
- Bab 101 Kevin Zhang yang Menyedihkan
- Bab 102 Meminta Bantuan
- Bab 103 Datang
- Bab 104 Metode
- Bab 105 Panggil Aku Tuan
- Bab 106 Kemarahan Kevin Zhang.
- Bab 107 Apakah Kamu Mampu?
- Bab 108 Berani Tidak.
- Bab 109 Bersiap-siap.
- Bab 110 Kebenaran Taun.
- Bab 111 Kedatangan Tamu Dari Keluarga Zhang
- Bab 112 Lily Sun
- Bab 113 Benar-benar Tidak Boleh Memakannya
- Bab 114 Diculik
- Bab 115 Apa Kamu Ingin Mati
- Bab 116 Lumpuh
- Bab 117 Dia Sudah Mati
- Bab 118 Menuruti Perintah
- Bab 119 Serangan Balasan Kenath Bai
- Bab 120 Ambisi Keluarga Fang
- Bab 121 Tidak Seberapa
- Bab 122 Menarik Modal
- Bab 123 Orang Rendahan Berlagak
- Bab 124 Biarkan Dia Tumbuh
- Bab 125 Apa Salahnya Dicoba
- Bab 126 Ini Hutang Budi
- Bab 127 Rela Mati Demi Uang
- Bab 128 Molin Harus Mati
- Bab 129 Senang Bisa Bekerja Sama
- Bab 130 Bergantung Pada Kekuatan Orang Lain
- Bab 131 Gugatan Kembali Diajukan
- Bab 132 Kekuatan Di Belakang Kevin Zhang
- Bab 133 Aku Menang
- Bab 134 Ultimatum
- Bab 135 Baiklah Kalau Begitu
- Bab 136 Kedatangan Orang Keluarga Ma
- Bab 137 Masih Bisa Menghubunginya Tidak
- Bab 138 Kamu Tidak Pantas
- Bab 139 Melihat Orang dengan Mata Meremehkan
- Bab 140 Tetesan Tangisan Kristal
- Bab 141 Ada Udang di Balik Batu
- Bab 142 Lumpuhkan Dia
- Bab 143 Bantai
- Bab 144 Keluarga Meng Dari Shangdu
- Bab 145 Setuju Atau Tidak
- Bab 146 Tidak Bisa Menggundangnya
- Bab 147 Orang Yang menginginkan Nyawamu
- Bab 148 Dokter Legendaris Datang
- Bab 149 Merubah Bahaya Menjadi Tenang
- Bab 150 Merangkak Keluar
- Bab 151 Menangkap Orang
- Bab 152 Memohon Ampun
- Bab 153 Tahanan Rumah
- Bab 154 Dia Harus Mati
- Bab 155 Pergi Sebentar
- Bab 156 Kemampuan Sebiji Jagung
- Bab 157 Sia-sia