Si Menantu Dokter - Bab 152 Memohon Ampun
“Plak!” tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di wajahnya, membuat Hans Meng merasa sakit.
Pada saat ini dia baru sadar ternyata tempat luas nan kosong ini terdapat ratusan orang disana.
Masing-masing dari mereka memegang sebuah senjata besi yang menatapnya tajam!
Hans Meng hanya merasa merinding, tadi sekitar 100 orang yang menangkapnya kemari, sekarang juga tetap masih ada ratusan orang disini, sepertinya menggerakkan orang seperti ini bukan karena menggaguminya, tapi demi memastikan agar dia tidak menghilang.
Apalagi sebelumnya ketika kasus dia dan paman Qian saja, dia bisa menyingkirkan sekitar 50 orang.
“Ini, ini semua diperintahkan olehmu?” Hans Meng bertanya dengan penuh rasa tidak percaya, dia bahkan lupa kalau tadi ada orang yang menamparnya!
“Hans meng, bukankah kita sudah harus saling membuat perhitungan?” Kevin Zhang berdiri dan menatap tajam Hans meng.
“Apa yang ingin kamu lakukan?” dia tidak tahu mengapa Kevin Zhang bisa memiliki kekuatan sebesar ini sehingga bisa menggerakkan keluarga Sun dan keluarga Zhao, tapi sekarang dia memang adalah seorang tahanan.
“Tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin melumpuhkan tubuhmu saja!”
“Kalian pegang Tuan meng dengan baik, proses ini sedikit menyakitkan, jangan biarkan dia bisa berjuang!”
“Mengerti!” seketika ada sekitar belasan orang yang berdiri, lalu membuang senjata besi yang ada di tangan mereka dan berjalan kemari.
“Kevin, Kevin Zhang kamu jangan buat masalah, kita bisa bicarakan dengan baik, kamu ini sudah melanggar hukum!”
Hans Meng benar-benar cemas, dia berusaha untuk melawannya, tapi tubuhnya dari awal sudah diikat, lalu tubuhnya ditekan oleh 10 orang pria bertubuh besar, bagaimana mungkin dia bisa terlepas dari orang-orang ini!
“Kevin Zhang, kita tidak memiliki dendam yang besar, keluargaku memiliki banyak uang, aku pasti akan membayar ganti ruginya kepadamu, aku janji kedepannya aku tidak akan masuk ke Kota Huaibei lagi, oke, aku mohon padamu……”
Menghadapi bahaya yang tidak bisa ditolaknya seperti ini, Hans meng tidak memperdulikan harga dirinya lagi, dia terus memohon kepada Kevin Zhang.
“Sekarang kamu baru ingin mengaku salah, apa kamu tidak merasa sudah terlambat?”
Kevin Zhang sedikit tertawa, lalu dia mengeluarkan Jarum Emas dengan santai, dibawah tatapan mata ketakutan dari Hans Meng dia langsung melempar Jarum emas itu ke bawah pundaknya.
“Aaahhhhhh……”
Seketika Hans Meng berteriak dengan kencang.
Lehernya dipenuhi dengan urat bewarna biru, wajahnya sudah hampir berubah, bahkan beberapa pria bertubuh besar lainnya juga terkejut melihatnya.
Sebenarnya seberapa besar rasa sakit itu sehingga membuat orang itu menunjukkan ekspresi yang ganas seperti ini?
Haidar Zhao dan Michael Sun juga tidak kuat melihatnya, mereka sedikit mengalihkan pandangan mereka.
“Kevin Zhang, Kevin Zhang aku mohon padamu, aku tidak akan berani lagi, aku mohon lepaskan aku……”
Dibawah rasa sakit ini Hans Meng berbicara dengan tidak jelas.
Selama beberapa tahun ini dia selalu merawat kulitnya, dia sama sekali tidak pernah merasakan namanya sakit penindasan!
Dia merasa jika terus seperti ini maka dia pasti akan mati kesakitan.
Tapi dia salah, jika dia benar-benar akan mati kesakitan maka dia tidak akan memiliki tenaga lagi untuk berteriak minta ampun.
Ekspresi wajah Kevin Zhang tetap tidak berubah, menggelengkan kepala pelan, berkata : “Aku tidak akan membunuhmu.”
Setelah itu Kevin Zhang mengambil Jarum Emas lagi, lalu menusuk pundak baigian bawah lainnya.
Tanpa ada kecelakaan sedikitpun, Hans Meng tadi yang baru saja sedikit lemas langsung berteriak lebih kencang lagi, karena rasa sakit yang menyiksa tubuhnya langsung membuat tali yang mengikat tubuhnya lepas!
Jadi belasan pria bertubuh besar itu menggunakan kekuatan yang besar untuk menekannya.
“Ahhhh, Kevin Zhang kamu tidak akan mati dengan mudah, kamu lebih baik bunuh saja aku……”
Saking sakitnya air mata dan ingus Hand Meng langsung keluar bersamaan, dia sekarang hanya bisa merasa sangat menyesal, mengapa dia sebelumnya mencari masalah dengan orang gila ini.
Jika dia memperlakukannya seperti ini, keluarga Meng pasti tidak akan melepaskannya, jadi keuntungan apa yang akan di dapat olehnya?
Namun dia tidak mengerti Kevin Zhang sama sekali, tapi bagi Kevin Zhang, Keluarga Meng bukanlah apa-apa, dia bahkan memiliki niat kepada Keluarga Zhang di Kota Beijing, jadi dia ingin melihat kapan bisa menjebaknya!
Setelah itu satu jarum lagi langsung menusuk satu sisik kaki Hans Meng.
Saat ini tenggorokkannya sudah terasa serak dan tidak bisa berteriak lagi, dia hanya bisa membuka mulut besarnya dan merenggek, air matanya tidak berhenti menetes, tidak tahu ini karena sakit atau menyesal.
Beberapa saat kemudia Kevin Zhang melemparkan jarum terakhirnya, saat ini barulah Kevin Zhang menyuruh belasan pria itu melepaskan Hans Meng.
Saat ini mereka baru sadar ternyata Hans meng seperti orang lumpuh yang terbaring di tanah, dia mengeluarkan nafas terengah-engah dari mulutnya, kesombongan dan keangkuhan pada dirinya sudah tidak ada lagi!
“Tuan Zhang, dia?” Haidar Zhao bertanya dengan ragu.
Dia hanya lumpuh saja tidak akan mati, kedepannya dia akan menghabiskan sisa waktunya diatas kasur!” Kevin Zhang berkata dengan datar.
Hans Meng yang terbaring diatas lantai mendengar ini langsung memberikan tatapan yang ganas kepada Kevin Zhang, mulutnya sedikit bergerak, seperti sedang mengatakan sesuatu.
Haidar Zhao merasa takut, lalu dia menggelengkan kepala pasrah, semua ini dibuat olehnya sendiri dan tidak bisa menyalahkan orang lain.
“Biarkan dia istirahat sebentar, lalu buang dia di jalanan!” Kevin Zhang menepuk tangannya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
…….
Di dalam villa Keluarga Meng seluas 500 meter persegi di Kota Shanghai itu setiap minggunya pasti ada satu hari lampu bersinar dengan terang, hari ini tidak terekecuali.
Diatas sofa mewah ruang tamu terdapat sepasang suami istri yang memegang ponsel dengan wajah yang suram, mereka baru saja mendapatkan panggilan dari asisten Hans meng, tapi ketika dia baru saja berbicara setengah, panggilan itu langsung terputus dan tidak bisa menghubunginya lagi.
Merasa ada hal yang tidak beres terjadi kedua suami istri itu langsung menghubunginya kembali, tapi hanya terdengar suara operator saja.
Dua orang yang tidak menyerah itu mulai menghubungi anaknya sendiri, tapi akhir yang di dapat tetap sama.
“Ericko Meng, katakanlah sesuatu!” wanita itu berkata.
Ericko Meng adalah ayahnya Hans Meng dan wanita itu bernama Sheren Chen yang merupakan ibu kandung Hans Meng.
“Jika tidak bisa dihubungi pasti terjadi masalah kepadanya, jika dia diculik maka penculik itu pasti akan menghubungi kita, tapi apakah ponsel kita berbunyi?” Ericko Meng berkata dengan serius.
“Aku tidak peduli, aku sudah tidak tahan lagi, bagaimana jika terjadi sesuatu pada anak kita!”
“Oh ya aku baru teringat sesuatu, hari itu Hans sempat menghubungiku, dia bilang ingin memanggil Aldo Wang demi seorang wanita, apakah wanita itu tahu dengan keberadaan Hans?”
Sheren Chen juga seorang wanita, dia sedikit tidak bisa menahan emosinya.
Ericko Meng memegang cerutu di tangannya, akhirnya dia menganggukkan kepala, berkata : “Baiklah, aku akan pergi ke Kota Huaibei untuk melihat keadaan, aku ingin tahu siapa yang berani menyentuh anakku di tempat kecil seperti itu!”
“Jika tidak ada masalah, kamu bawa anak itu pulang, sekalian lihat wanita seperti akan Susi Fang itu, demi seorang wanita dia rela menggunakan koneksi sebesar ini, dia benar-benar semakin sulit diatur!”
“Mengapa kamu selalu menyalahkan Hans, apa kamu tidak bisa memujinya?” Sheren Chen membentaknya, lalu dia tidak bisa duduk lagi disana, dia langsung memanggil supir dan pergi ke Kota Huaibei malam itu juga!
……
Keesokkan harinya, pagi hari.
Di dalam City Hospital, setelah Susi Fang membuat sedikit sarapan kepada Lina Zhang, dia keluar dan duduk di taman.
Hatinya sangatlah kacau, jika Keluarga Meng di Kota Shanghai benar-benar akan mempersulit mereka, maka mereka tidak akan bisa melawannya.
Apa dia perlu memohon Kevin Zhang? Tapi dia malu melakukan itu, dia bahkan malu untuk berbicara kepada Kevin Zhang.
Setelah ragu beberapa saat, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hans Meng.
Tidak peduli apapun, dia tetap harus menghadapi masalah ini, dia harus bertanya kepada Hans Meng apa maksudnya baru berbicara.
Tapi di balik telepon itu hanya terdengar suara operator.
Saat ini tiba-tiba ada seorang suster yang berlari kemari, langsung berkata : “Kamu Susi Fang buka, ada seorang wanita paruh baya yang ingin menemuimu!”
“Cari aku?”
“Iya, kelihatannya seperti orang kaya, dia menunggu anda di atap rumah sakit!”
Setelah suster itu menyampaikan pesan dia langsung meninggalkan tempat itu, Susi Fang dengan ragu berjalan kearah atap rumah sakit.
Sepuluh menit kemudian, Susi Fang sudah sampai di atap rumah sakit, dia hanya melihat seorang wanita paruh baya yang membelakanginya sambil memegang sebuah rokok di tangannya.
Seolah-olah dia sudah mendengar langkah kaki Susi Fang, wanita kaya itu langsung berbalik, wajahnnya terlihat sedikit lelah, sepertinya dia semalaman tidak istirahat dengan baik.
“Apa kamu Susi Fang?” Sheren Chen bertanya dengan sinis kepadanya.
Susi Fang tanpa sadar menganggukkan kepala, sebelum sempat buka suara Sheren Chen langsung menamparnya.
Tamparan ini langsung membuat Susi Fang tercenggang, dia merasa sedikit tersiksa, berkata : “Siapa kamu, mengapa kamu menamparku?”
“Dasar jalang, demi kamu Hans Meng menyuruh ayahnya untuk memanggil Aldo Wang, menurutmu apa kamu pantas untuk di pukul?”
Sekarang Susi Fang baru mengerti, tenyata orang ini adalah ibunya Hans Meng.
Kebetulan masalahnya dengan Hans Meng sama seperti dengan yang dikatakan oleh ibunya, ternyata dia sudah salah paham dengan wanita ini, Hans Meng bisa memiliki sikap seperti ini, kemungkinan besar ini semua karena keturunan dari Sheren Chen!
Sheren Chen lagi-lagi bertanya kepadanya : “Sekarang dimana anakku?”
“…… aku juga tidak tahu!” Susi Fang berkata.
“Plak!” lagi-lagi sebuah tamparan mendarat di wajahnya, seketika pipi Susi Fang terasa lebam, dia memegang pipinya dengan kesakitan, sebaik apapun sifatnya, kalau ditampar oleh orang dua kali seperti ini tetap membuatnya emosi!
“Apa yang kamu lihat, anakku datang kemari demimu, sekarang aku tidak bisa menghubunginya, dan kamu malah bilang tidak tahu?”
Sheren Chen terus bertanya kepadanya.
“Bibi, aku benar-benar tidak tahu dia berada dimana, aku juga sedang mencarinya, selain itu hubungan aku dengan dia hanya teman biasa!” Suara Susi Fang mulai berubah menjadi dingin.
“Jangan panggil aku bibi, kamu tidak pantas untuk itu!”
Sheren Chen tersenyum sinis, berkata : “Untungnya kamu tidak berani berbohong, jika tidak aku akan menguburmu hidup-hidup, tapi sekarang anakku tidak bisa di hubungi, ini juga disebabkan olehmu, jadi beberapa tamparan yang aku berikan anggap saja aku memberi pelajaran kepadamu, kamu lebih baik lihat identitasmu dengan baik, kami Keluarga Meng bukanlah keluarga yang bisa anda masuki!”
Karena dia tidak mendapatkan hasil apa-apa di tempat Susi Fang, Sheren Fang barulah menghelakang nafas dan pergi dari sana.
Susi Fang menyeka sudut matanya, lalu turun dari atap dengan tersiksa, setelah kembali ke dalam kamar, dia menyuapkan bubur kepada Lina Zhang.
“Susi, meskipun kamu merasa bersalah kepada Kevin Zhang, tapi kamu tidak bisa tidak menemuinya, lagi pula dia adalah priamu, ini adalah hal yang harus kamu lakukan!” Irwan Fang yang disamping tidak tahan untuk mengomel!
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusBlooming at that time
White RoseMy Secret Love
Fang FangIstri kontrakku
RasudinCutie Mom
AlexiaSi Menantu Dokter×
- Bab 1 Tiga Tahun Penuh
- Bab 2 Jika Dimakan Akan Mati
- Bab 3 Ingin Aku Menyelamatkannya?
- Bab 4 Siapa yang Bilang Sudah Mati
- Bab 5 Karma yang Diperbuatnya
- Bab 6 Jangan Panggil Kakak!
- Bab 7 Strategi
- Bab 8 Batasan
- Bab 9 Kamu Boleh Menganggukkan Kepala
- Bab 10 Meninggalkannya
- Bab 11 Teman Tuan Wang
- Bab 12 Aku Mencari Tuan Zhang
- Bab 13 Kata Tuan!
- Bab 14 Merendahkan orang
- Bab 15 Nyawa Dibalas dengan Nyawa
- Bab 16 Mutan
- Bab 17 Tekanan dari Keluarga Zhao
- Bab 18 Makan Malam
- Bab 19 Kamu Memang Berpenyakit
- Bab 20 Terbang Karena Sebuah Tendangan
- Bab 21 Aku Katakan Pemutusan Kontrak
- Bab 22 Keluar
- Bab 23 Pergi dengan Lega
- Bab 24 Rasa Bangga
- Bab 25 Keluarga Fang yang Kuat
- Bab 26 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 27 Biar Aku yang Mencoba
- Bab 28 Identitas Kevin Zhang
- Bab 29 Kartu Emas, Tahu?
- Bab 30 Bisnis
- Bab 31 Plagiat
- Bab 32 Asosiasi Medis
- Bab 33 Tuan, Terimalah Hormat Kami
- Bab 34 Satu Masalah Muncul Kembali
- Bab 35 Perubahan Kepemilikan
- Bab 36 Siapa Yang Kejam?
- Bab 37 Terserang
- Bab 38 Rencana Licik
- Bab 39 Tanggung Jawab Dan Harapan
- Bab 40 Dikritik Umum
- Bab 41 Berani Mencoba?
- Bab 42 Masih Ada Orang-Kah?
- Bab 43 Sangat Kecewa
- Bab 44 Nama Si Dokter Handal
- Bab 45 Wanita Cantik Mengundang
- Bab 46 Aku Laki-Lakinya
- Bab 37 Melamar?
- Bab 48 Berapa Banyak Yang Kamu Inginkan
- Bab 49 Tolong Maafkan
- Bab 50 Semalaman
- Bab 51 Konsekuensi.
- Bab 52 Mohon Tuan Turun Tangan.
- Bab 53 Kedatangan Ghost Hand.
- Bab 54 Barang Palsu.
- Bab 55 Membahayakan Orang Dengan Mencuri Barang Terlarang.
- Bab 56 Kevin Zhang Melawan Balik
- Bab 57 Keluarga Fang Tidak Hancur, Siapa Yang Akan Hancur?
- Bab 58 Putus Asa
- Bab 59 Tuan Ma
- Bab 60 Tunggu Dan Lihatlah Nanti
- Bab 61 Tuduhan
- Bab 62 Polisi Datang
- Bab 63 Strategi
- Bab 64 Belum Selesai
- Bab 65 Akibatnya
- Bab 66 Orang Jahat
- Bab 67 Sebuah Masalah Datang Lagi
- Bab 68 Keluarga Fang Yang Bangga
- Bab 69 Sekuat Tenaga
- Bab 70 Apakah ini Bisa Dibilang Mencuri?
- Bab 71 Kemampuan Yang Lain
- Bab 72 Keajaiban Untukmu
- Bab 73 Masalah Ibu Mertua
- Bab 74 Mengandalkan?
- Bab 75 Ditendang Keluar?
- Bab 76 Panggilkan Orang
- Bab 77 Kamu Lihat Aku Berani Tidak
- Bab 78 Vas Bunga Liuying
- Bab 79 Siapa Yang Melindungi Siapa
- Bab 80 Sengaja Mengusik
- Bab 81 Kedudukan
- Bab 82 Berbicara Uang Denganku?
- Bab 83 Pertaruhan
- Bab 84 Mengumpulkan Uang
- Bab 85 Milarder
- Bab 86 Tidak Akan Berlutut
- Bab 87 Siapa yang Mengatakannya?
- Bab 88 Asli Dan Palsu
- Bab 89 Berpihak
- Bab 90 Masalah
- Bab 91 Usir Mereka
- Bab 92 Orang Kevin Zhang
- Bab 93 Anggota Keluarga Han Datang
- Bab 94 Siapa Yang Bisa Membawaku?
- Bab 95 Masalah Jadi Besar
- Bab 96 Nyalimu Besar Sekali
- Bab 97 Takut
- Bab 98 Lumpuh
- Bab 99 Kemarahan Matius Mo
- Bab 100 Kematian Kevin Zhang
- Bab 101 Kevin Zhang yang Menyedihkan
- Bab 102 Meminta Bantuan
- Bab 103 Datang
- Bab 104 Metode
- Bab 105 Panggil Aku Tuan
- Bab 106 Kemarahan Kevin Zhang.
- Bab 107 Apakah Kamu Mampu?
- Bab 108 Berani Tidak.
- Bab 109 Bersiap-siap.
- Bab 110 Kebenaran Taun.
- Bab 111 Kedatangan Tamu Dari Keluarga Zhang
- Bab 112 Lily Sun
- Bab 113 Benar-benar Tidak Boleh Memakannya
- Bab 114 Diculik
- Bab 115 Apa Kamu Ingin Mati
- Bab 116 Lumpuh
- Bab 117 Dia Sudah Mati
- Bab 118 Menuruti Perintah
- Bab 119 Serangan Balasan Kenath Bai
- Bab 120 Ambisi Keluarga Fang
- Bab 121 Tidak Seberapa
- Bab 122 Menarik Modal
- Bab 123 Orang Rendahan Berlagak
- Bab 124 Biarkan Dia Tumbuh
- Bab 125 Apa Salahnya Dicoba
- Bab 126 Ini Hutang Budi
- Bab 127 Rela Mati Demi Uang
- Bab 128 Molin Harus Mati
- Bab 129 Senang Bisa Bekerja Sama
- Bab 130 Bergantung Pada Kekuatan Orang Lain
- Bab 131 Gugatan Kembali Diajukan
- Bab 132 Kekuatan Di Belakang Kevin Zhang
- Bab 133 Aku Menang
- Bab 134 Ultimatum
- Bab 135 Baiklah Kalau Begitu
- Bab 136 Kedatangan Orang Keluarga Ma
- Bab 137 Masih Bisa Menghubunginya Tidak
- Bab 138 Kamu Tidak Pantas
- Bab 139 Melihat Orang dengan Mata Meremehkan
- Bab 140 Tetesan Tangisan Kristal
- Bab 141 Ada Udang di Balik Batu
- Bab 142 Lumpuhkan Dia
- Bab 143 Bantai
- Bab 144 Keluarga Meng Dari Shangdu
- Bab 145 Setuju Atau Tidak
- Bab 146 Tidak Bisa Menggundangnya
- Bab 147 Orang Yang menginginkan Nyawamu
- Bab 148 Dokter Legendaris Datang
- Bab 149 Merubah Bahaya Menjadi Tenang
- Bab 150 Merangkak Keluar
- Bab 151 Menangkap Orang
- Bab 152 Memohon Ampun
- Bab 153 Tahanan Rumah
- Bab 154 Dia Harus Mati
- Bab 155 Pergi Sebentar
- Bab 156 Kemampuan Sebiji Jagung
- Bab 157 Sia-sia