Si Menantu Dokter - Bab 7 Strategi

Teringat akan perempuan itu, Kevin Zhang pun ikut tersenyum pahit sambil geleng-geleng kepala.

Melihat Kevin Zhang yang sedang berbincang dengan Aldo Wang, Herman Wang dan Erika Sun pun tercengang hingga mulutnya menganga!

Pemuda ini mungkin saja memang mengenal tuan ini, tetapi dengar-dengar tuan ini sudah lama pensiun dan pergi berkelana. Bagaimana mungkin seorang menantu laki-laki yang masuk dalam keluarga Fang bisa mengetahui keberadaan seperti ini?

“Apa-apaan ini!” Gumam Herman Zhao, tetapi Aldo Wang sedang berbincang-bincang sehingga ia juga tidak enak untuk memotong pembicaraan. Orang tua yang ada di hadapannya ini anggap saja ayahnya sehingga juga harus diperlakukan dengan hormat dan selayaknya, apalagi orang di belakangnya ini, mana mungkin berani menunjuk-nunjuk!

Erika Sun menyenggol Herman Zhao, orang semacam ini datang tiba-tiba karena untuk bertemu dengan kakeknya. Erika Sun awalnya berencana akan menyuruh orang untuk datang menyambut dan melayaninya sebentar, tetapi sekarang meskipun menyuruh orang, ia juga tidak dianggap!

“Nanti saja, mungkin anak itu sedang beruntung, entah kapan ia pernah bertemu Aldo Wang. Jika Tuan Wang tahu perihal sampah ini, pasti tidak akan memedulikannya!” Herman Zhao saat ini hanya bisa melambaikan tangan pasrah dan mencari alasan untuk menghibur dirinya.

“Adik Zhang, kita benar-benar lama tak berjumpa. Sepeninggalanku dari Huangling, aku seakan berada di dunia yang lain. Kapan kamu pergi bertemu Mia An? Aku sudah pusing tujuh keliling menghadapinya, kamu bantu aku mendidik dia!” Kata Aldo Wang mengungkapkan kegundahannya.

“Tunggu ada waktu. Mari, kuperkenalkan padamu, ini adalah istriku!” Kata Kevin Zhang.

“Benarkah? Istri pun sudah ada, lalu anakmu?” Aldo Wang terpicu emosinya, lalu membuang napas.

Raut wajah Susi Fang yang ada di sebelah memerah, ia juga pernah mendengar nama tuan yang ada di depannya ini. Ia sekarang saja masih perawan, mana mungkin punya anak?

“Perempuan ini cantik, pantatnya besar, pasti bisa melahirkan seorang anak laki-laki. Aku tidak lanjut bicara lagi, ya. Di dalam masih ada pasien menunggu untuk diselamatkan!”

Aldo Wang kembali sungkan, lalu bergegas berjalan ke dalam villa. Namun, kalimat terakhirnya itu membuat wajah Susi Fang yang awalnya memerah, kini menjadi semakin seperti kepiting rebus, seperti langit di kala senja, membuat orang yang melihatnya ingin langsung melahapnya!

Herman Zhao yang ada di sebelah melihat dengan emosi yang meluap-luap. Hatinya sangat kesal dan juga terperanjat, bisa dibilang campur aduk.

Perbincangan antara Kevin Zhang dan Tuan Wang ternyata kelihatan begitu santai, mereka malah juga membahas tentang cucu. Terlihat jelas bahwa mereka sudah kenal lama.

Masih juga berbicara tentang pantat yang besar sehingga bisa gampang melahirkan. Susi Fang adalah perempuan miliknya, siapa yang mengijinkannya melahirkan anak Kevin Zhang? Tetapi, yang membuat Herman Zhao bisa bernapas lega adalah Susi Fang sama sekali tidak menyukai Kevin Zhang. Jangankan melahirkan anak, tangannya pun saja tidak diperbolehkan untuk disentuh Kevin Zhang!

Melihat rona merah yang menyembur pipi Susi Fang, air liur Herman Zhao kembali menetes.

Erika Sun juga merasa ada yang tidak beres. Ia yakin bahwa ini bukanlah orang yang kenal biasa saja, tetapi untuk saat ini tidak ada waktu lagi untuk menanyakan terlalu banyak. Aldo Wang sudah masuk ke dalam villa, lalu Erika Sun pun cepat-cepat berlari mengikutinya.

……

“Aldo Wang disebut orang sebagai master. Dengar-dengar pada mulanya ada seorang besar yang kondisinya sedang kritis, lalu Aldo Wang inilah yang pergi menemui raja neraka untuk meminta nyawanya kembali. Bagaimana kamu bisa kenal dia?”

Di jalan pulang, Susi Fang melihat Kevin Zhang dengan muka penasaran. 2 hari ini, kenapa pemuda ini mendadak berubah seperti orang asing yang tak dikenalnya?

Kevin Zhang tidak memberitahu alasannya dan menjawab santai, itu semua adalah kejadian di masa lalu!

Melihat Kevin Zhang yang tidak bersedia berbicara lebih lengkap, rasa heran di hati Susi Fang pun kian bertambah. Anehnya, ia sama sekali tidak marah.

Dulu, selama ia bertanya, Kevin Zhang pasti akan memberitahunya selama ia mengetahuinya. Tentu saja, ia juga tidak ingin bertanya apa-apa kepada Kevin Zhang. Apa yang perlu ditanyakan kepada seorang laki-laki yang keseharian hidupnya seperti seekor babi?

Susi Fang lalu mengeluarkan selembar 100 RMB (sekitar 200 ribu rupiah) dari dalam dompet merah mudanya dan memberikannya kepada Kevin Zhang sambil berkata: “Kamu naik taksi pulang sendiri ke rumah, aku masih ada urusan yang harus diselesaikan!”

Melihat ada persimpangan jalan di depan, Kevin Zhang langsung menjawab: “Kamu ingin langsung pergi ke rumah keluarga Fang, kan? Kamu tidak membawa orang itu kemari, takutnya pada saat kamu pergi ini, kamu harus menghadapi masalah besar!”

Susi Fang tentu saja membenarkan ucapan Kevin Zhang. Ia diam tanpa kata, apa yang harus ia lakukan? Hari ini ia sudah menghindari hal ini, bagaimana dengan besok? Bagaimanapun juga, ia tetap adalah anggota keluarga Fang!

“Aku temani kamu pergi, tidak peduli apa yang terjadi, aku akan menghadapinya bersamamu. 3 tahun yang lalu, kamu menjadi perisaiku. Untuk selanjutnya, aku, Kevin Zhang, akan menjadi tamengmu. Andai kata langit runtuh, aku juga akan menahannya untukmu!”

Melihat ekspresi Kevin Zhang yang serius, Susi Fang benar-benar ingin tertawa. Apa yang bisa ia tahan? Selama tidak mencari keributan saja sudah bersyukur sekali, tetapi saat ini Susi Fang tidak bisa mengeluarkan tawanya!

“Ayo, putar arah!” Kata Kevin Zhang.

……

Di lobi keluarga Fang, selain ada ayah Susi Fang, ada pula 3 anak nyonya besar Fang bersama dengan dua cucunya.

Mereka berjalan ke sana kemari dengan gelisah dan sering melihat ke luar beberapa kali, seolah sedang menunggu kedatangan seseorang.

“Kenapa Susi Fang belum pulang juga? Sudah 5-6 jam-an dia belum kembali.” Kata seorang pria yang mengenakan kacamata. Ia adalah anak bungsu nyonya besar Fang yang bernama Ronaldo Fang. Ia belum memiliki keturunan. Mendengar ada masalah yang menimpa Roby Fang, ia pun bergegas kembali ke rumah.

“Benar, setidaknya ada kabar darinya. Susi Fang memang tidak peka, perihal jadi atau tidak harusnya dia menelepon kemari, kirim SMS juga boleh. Kita ini tidak tahu apa-apa.” Kata Ana Wang, istri Roby Fang, tidak puas.

Saat ini, Romy Fang yang ada di luar tiba-tiba berlari masuk ke dalam, lalu berkata dengan napas terengah-engah: “Datang, dia sudah pulang!”

“Oh?” Nyonya besar Fang beserta anggota keluarga lainnya berdiri dan menatap ke arah pintu dengan penuh harap.

Tak lama mereka menunggu, tidak sampai 1 menit, Susi Fang dan Kevin Zhang muncul di hadapan mereka.

Mereka melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak tampak Roby Fang.

“Nenek, aku tidak berhasil……” Susi Fang langsung membuka suara.

“Dasar sampah, anak perempuan tak berguna! Hal begini saja tidak bisa diurus, keluarga Fang menyuruhmu berbuat apa, kenapa masih punya muka untuk pulang?” Ana Wang tak tahan lagi. Ia sebagai seorang perempuan dewasa bergantung pada suaminya sendiri dan seorang anak yang dilahirkannya. Namun, sampai saat ini Susi Fang sudah kembali, sedangkan suaminya belum kembali!

“Adik, kamu terlalu membuat kami semua kecewa. Dia itu paman keduamu!” Romy Fang juga ikut berbicara di belakang.

Yang lainnya juga ikut bergumam pelan. Awalnya, hati Susi Fang dipenuhi rasa bersalah yang tak terbatas, sesampainya di kediaman keluarga Sun, ia mendapat penghinaan, malah mereka mau menangkapnya. Begitu pulang ke rumah keluarga Fang, orang-orang ini juga memperlakukannya seperti itu. Walau ia sedang lemas tak bertenaga, tetapi amarahnya sudah tidak bisa tertahankan.

“Memang betul dia adalah paman keduaku, tetapi dia itu adalah ayahmu. Masalah ini tidak erat kaitannya denganku. Kamu menyuruh seorang perempuan pergi sendirian, lalu kenapa kamu sebagai anak tidak pergi juga?”

“Bibi kedua juga sama saja, yang diculik keluarga Sun adalah laki-lakimu dan kamu masih di sini tenang menunggu kabar?”

Susi Fang meluapkan emosinya hingga matanya memerah. Masalah ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan dirinya, ia pun sudah berusaha semaksimal mungkin dan sampai saat ini bahkan satu kalimat baik pun tidak didengarnya!

“Kamu hanya bisa mencari alasan, Romy sebagai seorang anak masih bisa pergi? Tidak bisakah kamu bersujud di hadapan mereka dan memohon?” Ana Wang terperanjat, hatinya pun lemas, lalu ia menggumam pelan.

“Huh, keluarga Fang memang benar-benar tidak berperasaan, semua masalah dilemparkan kepada seorang perempuan.” Kevin Zhang yang diacuhkan banyak orang di belakang pun mengejek sambil tersenyum dingin.

Mendengar si sampah ini ternyata berbicara dengan nada seperti ini, semua orang pun berang, lalu terdengarlah suara ‘bruukkk’.

“Cukup!” Nyonya besar Fang marah besar sambil menepuk meja. Dengan wajah penuh kebencian, ia melihat Kevin Zhang, lalu berkata kepada Susi Fang: “Susi, untuk mengurus satu laki-laki saja kamu tidak bisa. Kemampuanmu benar-benar hanya sejengkal jari saja!”

“Nenek, aku……” Hati Susi seperti ditusuk pisau, air mata pun menetes keluar.

“Sudah!” Nyonya besar Fang melambaikan tangannya dan berkata: “Aku juga tahu masalah ini tidak bisa semuanya disalahkan padamu, lagipula keluarga Sun adalah keluarga yang sangat kita hormati!”

“Huh, hormati, kalau saja pada waktu itu ia menurut untuk menikah dengan tuan muda Zhao, keluarga Fang tidak akan menjadi keluarga Fang seperti sekarang ini!”

“Sudah, sudah, diam semuanya. Sekarang, mari kita bahas tindakan apa yang harus kita lakukan selanjutnya.”

Nyonya besar Fang menatap Susi Fang dan berkata: “Susi, suruh suamimu pulang dulu. Dia juga tidak ada urusan apa-apa di sini.”

Nyonya besar Fang bahkan tidak memanggil nama Kevin Zhang dan langsung menggunakan istilah suami Susi Fang untuk menggantikan. Jika dibilang siapa yang paling tidak disukainya di keluarga Fang, maka tak perlu diragukan lagi adalah menantu laki-laki yang hidupnya bergantung pada istrinya ini, seorang yang tidak bisa melakukan apa-apa dan merepotkan keluarga Fang. Kalau saja bukan karena usianya yang sudah senja, ia pasti sudah dari awal mengusir Kevin Zhang keluar dari rumah.

“Ibu, jangan suruh Kevin Zhang pergi!” Kata Ronaldo Fang tiba-tiba.

“Kakak ke-4, apa maksudmu ini?”

“Adik ke-4, apakah kamu bingung?”

“……”

Semua orang menatap Ronaldo Fang dengan kebingungan, ia ternyata membela Kevin Zhang. Pada saat yang bersamaan ini pula, Kevin Zhang juga sedikit heran.

Ronaldo Fang tidak tinggal di rumah ini sehingga mereka jarang berkomunikasi, tetapi Ronaldo Fang tetap tidak menyukai dirinya, kenapa sekarang berubah?

“Huh, Kevin Zhang adalah suami Susi Fang, ia juga merupakan anggota keluarga Fang. Sekarang, keluarga Fang mengalami musibah. Sebagai seorang anak laki-laki, Kevin Zhang tentu saja juga harus ikut campur dalam hal ini.”

Tanpa memedulikan tatapan heran semua orang, Ronaldo Fang melanjutkan ucapannya: “Ibu, apakah Anda lupa siapa yang menolongmu hari itu? Siapa pula yang memberitahu kesalahan resep obat?”

Raut wajah nyonya besar Fang menjadi masam. Ia tentu saja sadar kalau ini adalah kontribusi Kevin Zhang. Hanya saja, ia selalu tidak menyukai Kevin Zhang, ditambah lagi obat terakhir itu direbus oleh Ronaldo Fang sehingga ia langsung mengabaikan Kevin Zhang.

“Kakak ke-4, kalau ada yang mau dikatakan langsung katakan saja, tidak perlu bertele-tele lagi. Apakah di sini ada orang luar?” Kata Robert Fang.

“Jangan terburu-buru, dengarkan penjelasanku dulu.” Ronlado Fang tersenyum dan berkata: “Pada mulanya, ibu kita memang diselamatkan oleh Kevin Zhang dan ini merupakan kenyataannya. Kita pun harus mengakuinya. Lalu, ia menunjukkan kekurangan dari obat itu. Hal ini semakin bisa membuktikan kehebatan Kevin Zhang!”

“Dan sekarang tuan Sun juga meminum obat itu sehingga masuk ke dalam marabahaya. Mungkin saja ini dikarenakan takaran obat yang salah digunakan oleh kakak ke-2. Aku percaya Kevin Zhang yang hebat kali ini juga bisa melihat mana yang salah.”

Setelah mengatakan demikian, semuanya akhirnya mengerti. Ini semua sebenarnya memuji dan mengagungkan Kevin Zhang tinggi-tinggi terlebih dahulu, lalu menumpahkan seluruh beban dan masalah pada Kevin Zhang.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu