Si Menantu Dokter - Bab 157 Sia-sia
Petua itu merenung sejenak, lalu berkata, "Tuan Muda, apa kau pernah mendengar Jarum Emas Pengunci Acupoint?"
"Apa itu Jarum Emas Pegunci Acupoint?" tanya Tuan Muda Tian bingung, sorotan mata orang-orang lainnya juga terlihat sangat bingung!
Petua itu menatap Kevin dengan wajah serius, lalu berkata, "Jarum Emas Pengunci Acupoint adalah sebuah teknik, namun sangat sulit untuk menguasai teknik ini, pertama, harus memiliki ilmu pengobatan tradisional Tiongkok yang cukup tinggi, mengenal setiap acupoint di tubuh manusia, kedua, harus memiliki kekuatan tangan dan mata yang hebat!"
"Aku juga sudah pernah mendengar kehebatan dokter pengobatan tradisional Tiongkok, kalau tidak salah tebak, tadi saat anak itu membalikkan tubuhnya, tangannya sempat meraba sekitar pinggangnya, biasanya, para dokter pengobatan tradisional Tiongkok selalu menyimpan jarum emas pada sebuah tas kain kecil di pinggangnya, dan di saat itu pula, tanpa sadar para penembak itu pun terkena jurusnya!"
"Pfft!" tawa Tuan Muda Tian, ia berkata, "Kakek Yang, Anda ini sedang menceritakan kisah novel ya, lebih baik katakan saja kalau pria itu memiliki kekuatan dalam, bisa melukai orang tanpa menyentuhnya, sekali menyerang langsung sampai tiga ratus meter!"
"Keduanya mungkin saja bisa ia lakukan, sebenarnya, jurusnya itu juga bisa dibilang melukai orang tanpa menyentuhnya!" kata petua itu dengan serius!
Seluruh orang pun tercengang, perkataan yang seperti itu kalau tidak mereka dengar dari drama di televisi, mereka benar-benar pertama kali ini mendengarnya!
Bisa melukai orang tanpa menyentuhnya, siapa yang bisa mengalahkannya, kalau bertemu langsung saja menyerah, mau bagaimana lagi?
Meskipun Tuan Muda Tian merasa agak sedikit aneh, namun ia tetap saja mengangguk-anggukkan kepalanya, petua ini adalah seorang ahli yang diundang oleh Keluarga Tian melalui koneksi-koneksi mereka, ditambah lagi dengan hubungan-hubungan khusus lainnya, oleh karena itu sang peta turut berkontribusi pada Keluarga Tian, ilmu dan kehebatannya sudah benar-benar sangat tinggi!
Kalau sang petua itu telah berkata seperti itu, Tuan Muda Tian pun hanya bisa mengiyakannya saja!
"Kalau begitu, Kakek Yang, apa kau bisa mengalahkannya?" tanya Tuan Muda Tian sambil menatap petua itu dengan tatapan yang penuh dengan harapan!
Di mata Keluarga Tian sebenarnya Keluarga Han bukanlah seorang rekan atau tamu yang besar juga, namun bagaimanapun setiap anjing memiliki gunanya masing-masing, kalau bisa membantu, ia juga tidak keberatan!
"Kalau jurusnya hanya hanya itu saja, saya seratus persen yakin bisa mengalahkannya, tapi ksatria manakah yang tidak memiliki jurus simpanan, sebelum mengetahui bibit, bebet dan bobotnya, tidak ada seorang pun yang berani mengatakan mereka memiliki keyakinan seratus persen!" kata sang petua itu sambil berpikir lagi!
"Begini saja, Tuan Muda, pulanglah saja dulu, kita bicarakan saja di lain hari, kalau sampai terjadi sesuatu padamu, aku khawatir......"
"Baik, kalau begitu, terima kasih Kakek Yang!" Tuan Muda Tian mengangguk-anggukkan kepalanya, identitasnya jauh lebih tinggi dari setiap orang yang ada di sana, sekarang dengan keberadaan Kevin di sini, tentu saja ia harus pergi dari sini.
Lalu, Tuan Muda Tian pun memandangi Kevin dalam-dalam, dan membawa beberapa orang pria muda pergi dari sana!
Thomas segera berdiri ke belakang sang petua itu, dan memohon, "Pak Tua Yang, maaf menyusahkan Anda!"
"Tak perlu khawatir, kita semua adalah partner!" kata petua itu sambil mengibas-kibaskan tangannya dan jubahnya, lalu menatap Kevin dengan kagum!
"Anak muda, kau boleh juga!"
"Terima kasih!" Kevin mengangguk-anggukkan kepala, sambil menaikkan alisnya ia bertanya, "Kau ingin mengeluarkan jurusmu demi mereka?"
"Sepertinya kau memang benar-benar memiliki kekuatan yang masih kau sembunyikan, anak muda sekarang memang hebat!" mendengar nada bicara Kevin, petua itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum!
"Dengarkan nasihatku, prestasimu di masa mendatang tidak terbatas, bagaimanapun Keluarga Han adalah partner kami, aku harus melindungi Thomas Han, kalau kau bersedia, saya akan meminta dia untuk meminta maaf padamu, merubah tombak perang menjadi sutra giok, bagaimana?"
Perkataan petua ini tidak bisa dibilang mempermalukan Kevin, meskipun dirinya hanyalah seorang hamba, namun dilihat dari sikapnya terhadap Tuan Muda Tian tadi, sepertinya petua ini juga tidak biasa!
Sang petua itu sama sekali tidak meminta pendapat Thomas, kalau begitu sudah jelas, asalkan ia telah membuka mulutnya, seluruh anggota Keluarga Han pasti tidak akan ada yang berani mneolak!
Kevin terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tertawa, kalau dulu, ia tidak keberatan untuk melakukan hal itu, karena bagaimanapun sekarang ia masih tidak ingin memiliki banyak urusan dengan orang-orang Kota Beijing!
Namun sekarang. masalah ini tidak akan mungkin selesai begitu saja!
"Keluarga Han telah mengutus orang untuk membunuh keluargaku di Huaibei, masalah ini, sudah tidak bisa dibicarakan dengan damai lagi!" kata Kevin!
"Thomas Han, apa yang terjadi?" tanya petua itu sambil membalikkan kepalanya!
"Pak Tua Yang!" Wajah Thomas tampak suram, sama seperti Kevin yang tidak ingin membiarkan masalah ini selesai begitu saja, dia juga tidak ingin, namun sekarang situasinya sudah berbeda, terpaksa ia hanya bisa memberi penjelasannya!
"Kalau hanya iri-irian di antara anak-anak muda, itu bukan masalah besar, namun sekarang seisi Provinsi Anhua pun tahu bahwa kita sudah bermusuhan dengan Keluarga Zhang......"
"Kalau begitu, tak usah basa-basi lagi!" Sorotan mata Kevin mengarah pada petua itu, dengan serius ia berkata, "Kau, benar-benar ingin menghalangiku?"
"Apa kau yakin bisa mengalahkanku?"
"Bisa dicoba!" kata Kevin!
"Baiklah, biarkan aku melihat seberapa hebatnya dirimu!" Petua itu melangkahkan kakinya, mengepalkan satu tangannya, membentangkan satu tangan yang lainnya, mengitari dadanya perlahan-lahan, sepertinya sama sekali tidak membahayakan, sama seperti seorang kakek tua yang senam taichi!
Namun Kevin mengerti, kalau petua ini berani berdiri di sini, berarti ia tidak boleh meremehkannya!
Taichi, dibagi menjadi dua, untuk menjaga kesehatan dan untuk membunuh lawan, kalau untuk menjaga kesehatan, gayanya sama seperti orang-orang tua yang sering dijumpai di taman, sedangkan yang untuk membunuh lawan, gayanya sama seperti sang petua ini!
Kevin juga tidak berani menyepelekan, ilmu bela dirinya benar-benar terbatas, dulu ia juga sudah belajar mati-matian, namun ia lebih mementingkan ilmu kedokterannya, kalau tidak, tidak mungkin dia bisa mencapai prestasi seperti sekarang ini!
Dengan kata lain, yang paling menakutkan bukanlah ilmu bela dirinya, tetapi ilmu kedokterannya!
Dokter, bisa menolong orang, namun juga bisa membunuh orang!
Kevin merapatkan kedua kakinya, wajahnya tampak serius, kedua kepalan tangannya ia letakkan di depan dadanya!
"Huh!"
Tiba-tiba, kedua orang itu pun mulai bergerak bersamaan, meskipun Pak Tua Yang sudah tidak muda lagi, gerakannya sama sekali tidak lamban, ia mengangkat tangannya ke atas, lalu ia arahkan pada kepalan tangan Kevin dengan santai!
Kalau dilihat dari luar, semua orang akan mengira bahwa Pak Tua Yang ini tidak akan menang!
Namun kalau dilihat dari sisi Kevin, serangannya itu ada kerasnya, ada pula ganasnya, mungkin batu granit pun juga tidak akan bisa menahannya!
Di bawah kontras visual yang ekstrim ini, keduanya akhirnya saling bersentuhan!
Kevin hanya merasakan seluruh kekuatan dirinya ia luapkan pada semua kapas saja, saat ia terkejut dan henak mengganti jurusnya, tiba-tiba ada sebuah kekuatan besar yang menyerangnya!
"Dong... dong... dong!"
Di bawah pengaruh kekuatan ini, Kevin sudah tidak bisa menahannya lagi dan langsung terpental ke belakang, setelah terjatuh dan terpental mundur beberapa langkah, barulah ia bisa menstabilkan tubuhnya!
Seluruh orang yang menonton di sana pun melihat Kevin mengeluarkan darah dari ujung bibirnya!
"Kakek Yang hebat!" teriak para anggota Keluarga Han, orang sebanyak itu tadi tak ada satupun yang bisa menyentuh ujung baju Kevin, namun bentangan tangan Pak Tua Yang itu ternyata bisa menyebabkan Kevin terluka dalam!
Namun, sepertinya Pak Tua Yang sama sekali tidak tampak senang, wajahnya malah bertambah suram!
Semenakutkan apa pukulan barusan itu, sepertinya hanya dia yang tahu!
Kalau tadi Kevin memberikan pukulan itu pada Wolf, mungkin tak sampai pukulan ketiga pun Wolf akan langsung mati!
"Kau sangat hebat!" kata Kevin sambil tersenyum dan menunjukkan gigi putihnya, "Namun, kau juga sia-sia......"
"Sombong, sudah di ambang kematian masih saja berani membual!" kata Christopher!
Jelas sekali, serangan Pak Tua Yang itu pada Kevin, menambahkan keberanian pada dirinya, kalau tidak ia juga tidak berani membuka mulutnya!
"Sebentar lagi, akan kupukul sampai hancur bibirmu itu!"
Kevin tersenyum, lalu menyerang ke depan lagi.
Berbeda dari serangan langsung sebelumnya, kali ini, kedua orang ini mulai mencoba untuk mengamati jurus masing-masing.
Setelah saling bertarung beberapa kali, wajah Pak Tua Yang terlihat sedikit aneh!
Dalam ilmu bela diri, semakin banyak dan sengit pertarungannya, orang pun akan bisa mengenali seberapa besar kekuatan lawannya, dengan begitu ia bisa menambahkan kekuatan mereka sendiri, namun berbeda sekali dengan Kevin ini!
Pukulan yang pertamanya itu adalah yang terkuat, semakin lama semakin melemah, dan membuat Pak Tua Yang sedikit curiga, jangan-jangan Kevin sengaja menjebaknya!
Karena pemikiran itu pula, kelemahan-kelemahan Kevin yang diketahui oleh Pak Tua Yang juga tidak akan berani diserang olehnya!
Seiring dengan berjalannya waktu, Pak Tua Yang pun kehilangan kesabarannya!
Semakin lama ia semakin merasa jurus Kevin ini sangat buruk, kalau begini terus, sama artinya dengan bertarung dengan seorang bajingan saja!
Kali ini, Kevin membeberkan kelemahannya lagi, Pak Tua Yang pun bertekad untuk mencoba menyerangnya!
"Ssst... ssst... ssst!"
Kali ini, Pak Tua Yang mengganti cara lembutnya, ia mengubah tinjuannya dengan cakaran, lalu ia arahkan ke lengan Kevin!
Dari suaranya, tak ada seorang pun yang meragukan cakarannya itu!
Brak!
Yang membuat Pak Tua Yang terkejut adalah, ia dapat mengenai lengan Kevin dengan mudahnya, lalu ia pun tak berpikir panjang, dengan seluruh tenaganya, Pak Tua Yang pun mencakarnya!
Karena telah melihat kehebatan Kevin namun takut termakan oleh jebakannya, jurusnya ini ia keluarkan tanpa segan-segan, dan langsung menyobek daging pundak Kevin.
Darah yang terciprat di udara itu membuat para anggota Keluarga Han yang menontonnya menggebu-gebut, Keluarga Tian memang hebat, seorang petua saja semenakutkan ini!
Setelah darahnya terciprat, Kevin pun mengerutkan alisnya, ada daging tubuhnya tercabik-cabik itu tidak enak rasanya!
"Anak tengil, lihat saja kau akan mati atau tidak!" teriak Christopher kegirangan!
Thomas sebagai kepala keluarga dari keluarga itu pun tersenyum, jelas sekali, sebelumnya Kevin telah memberinya tekanan yang sangat besar!
Namun, Kevin malah tertawa di saat seperti sekarang ini.
Giginya yang merah itu membuatnya terlihat seperti iblis yang baru saja keluar dari neraka di bawah sinar matahari.
"Apa kau ingin melanjutkannya?" tanya Kevin tiba-tiba.
Pak Tua Yang tercengang, lalu bertanya, "Kau, mengaku kalah?"
"Tidak, aku sudah mengatakan, usahamu itu sia-sia, kaulah yang kalah!"
"Lucu, saya......" Pak Tua Yang pun tersenyum, namun belum saja ia selesai bicara, tiba-tiba wajahnya langsung berubah seketika, ia menatap Kevin dengan sorotan mata yang penuh dengan kemarahan dan rasa terkejut!
Saat ini, seluruh tenaga yang ada di dalam tubuhnya terasa seperti disedot habis oleh orang lain, tak lama kemudian, tenaga untuk menopang dirinya sendiri saja pun juga ikut hilang!
Di bawah tatapan ngeri semua orang di sana, Pak Tua Yang yang tadi terlihat sudah menang itu langsung terkapar di atas lantai, tak berkutik sama sekali!
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleEverything i know about love
Shinta CharityVillain's Giving Up
Axe AshciellyMy Lifetime
DevinaMenantu Hebat
Alwi GoTakdir Raja Perang
Brama aditioSi Menantu Dokter×
- Bab 1 Tiga Tahun Penuh
- Bab 2 Jika Dimakan Akan Mati
- Bab 3 Ingin Aku Menyelamatkannya?
- Bab 4 Siapa yang Bilang Sudah Mati
- Bab 5 Karma yang Diperbuatnya
- Bab 6 Jangan Panggil Kakak!
- Bab 7 Strategi
- Bab 8 Batasan
- Bab 9 Kamu Boleh Menganggukkan Kepala
- Bab 10 Meninggalkannya
- Bab 11 Teman Tuan Wang
- Bab 12 Aku Mencari Tuan Zhang
- Bab 13 Kata Tuan!
- Bab 14 Merendahkan orang
- Bab 15 Nyawa Dibalas dengan Nyawa
- Bab 16 Mutan
- Bab 17 Tekanan dari Keluarga Zhao
- Bab 18 Makan Malam
- Bab 19 Kamu Memang Berpenyakit
- Bab 20 Terbang Karena Sebuah Tendangan
- Bab 21 Aku Katakan Pemutusan Kontrak
- Bab 22 Keluar
- Bab 23 Pergi dengan Lega
- Bab 24 Rasa Bangga
- Bab 25 Keluarga Fang yang Kuat
- Bab 26 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 27 Biar Aku yang Mencoba
- Bab 28 Identitas Kevin Zhang
- Bab 29 Kartu Emas, Tahu?
- Bab 30 Bisnis
- Bab 31 Plagiat
- Bab 32 Asosiasi Medis
- Bab 33 Tuan, Terimalah Hormat Kami
- Bab 34 Satu Masalah Muncul Kembali
- Bab 35 Perubahan Kepemilikan
- Bab 36 Siapa Yang Kejam?
- Bab 37 Terserang
- Bab 38 Rencana Licik
- Bab 39 Tanggung Jawab Dan Harapan
- Bab 40 Dikritik Umum
- Bab 41 Berani Mencoba?
- Bab 42 Masih Ada Orang-Kah?
- Bab 43 Sangat Kecewa
- Bab 44 Nama Si Dokter Handal
- Bab 45 Wanita Cantik Mengundang
- Bab 46 Aku Laki-Lakinya
- Bab 37 Melamar?
- Bab 48 Berapa Banyak Yang Kamu Inginkan
- Bab 49 Tolong Maafkan
- Bab 50 Semalaman
- Bab 51 Konsekuensi.
- Bab 52 Mohon Tuan Turun Tangan.
- Bab 53 Kedatangan Ghost Hand.
- Bab 54 Barang Palsu.
- Bab 55 Membahayakan Orang Dengan Mencuri Barang Terlarang.
- Bab 56 Kevin Zhang Melawan Balik
- Bab 57 Keluarga Fang Tidak Hancur, Siapa Yang Akan Hancur?
- Bab 58 Putus Asa
- Bab 59 Tuan Ma
- Bab 60 Tunggu Dan Lihatlah Nanti
- Bab 61 Tuduhan
- Bab 62 Polisi Datang
- Bab 63 Strategi
- Bab 64 Belum Selesai
- Bab 65 Akibatnya
- Bab 66 Orang Jahat
- Bab 67 Sebuah Masalah Datang Lagi
- Bab 68 Keluarga Fang Yang Bangga
- Bab 69 Sekuat Tenaga
- Bab 70 Apakah ini Bisa Dibilang Mencuri?
- Bab 71 Kemampuan Yang Lain
- Bab 72 Keajaiban Untukmu
- Bab 73 Masalah Ibu Mertua
- Bab 74 Mengandalkan?
- Bab 75 Ditendang Keluar?
- Bab 76 Panggilkan Orang
- Bab 77 Kamu Lihat Aku Berani Tidak
- Bab 78 Vas Bunga Liuying
- Bab 79 Siapa Yang Melindungi Siapa
- Bab 80 Sengaja Mengusik
- Bab 81 Kedudukan
- Bab 82 Berbicara Uang Denganku?
- Bab 83 Pertaruhan
- Bab 84 Mengumpulkan Uang
- Bab 85 Milarder
- Bab 86 Tidak Akan Berlutut
- Bab 87 Siapa yang Mengatakannya?
- Bab 88 Asli Dan Palsu
- Bab 89 Berpihak
- Bab 90 Masalah
- Bab 91 Usir Mereka
- Bab 92 Orang Kevin Zhang
- Bab 93 Anggota Keluarga Han Datang
- Bab 94 Siapa Yang Bisa Membawaku?
- Bab 95 Masalah Jadi Besar
- Bab 96 Nyalimu Besar Sekali
- Bab 97 Takut
- Bab 98 Lumpuh
- Bab 99 Kemarahan Matius Mo
- Bab 100 Kematian Kevin Zhang
- Bab 101 Kevin Zhang yang Menyedihkan
- Bab 102 Meminta Bantuan
- Bab 103 Datang
- Bab 104 Metode
- Bab 105 Panggil Aku Tuan
- Bab 106 Kemarahan Kevin Zhang.
- Bab 107 Apakah Kamu Mampu?
- Bab 108 Berani Tidak.
- Bab 109 Bersiap-siap.
- Bab 110 Kebenaran Taun.
- Bab 111 Kedatangan Tamu Dari Keluarga Zhang
- Bab 112 Lily Sun
- Bab 113 Benar-benar Tidak Boleh Memakannya
- Bab 114 Diculik
- Bab 115 Apa Kamu Ingin Mati
- Bab 116 Lumpuh
- Bab 117 Dia Sudah Mati
- Bab 118 Menuruti Perintah
- Bab 119 Serangan Balasan Kenath Bai
- Bab 120 Ambisi Keluarga Fang
- Bab 121 Tidak Seberapa
- Bab 122 Menarik Modal
- Bab 123 Orang Rendahan Berlagak
- Bab 124 Biarkan Dia Tumbuh
- Bab 125 Apa Salahnya Dicoba
- Bab 126 Ini Hutang Budi
- Bab 127 Rela Mati Demi Uang
- Bab 128 Molin Harus Mati
- Bab 129 Senang Bisa Bekerja Sama
- Bab 130 Bergantung Pada Kekuatan Orang Lain
- Bab 131 Gugatan Kembali Diajukan
- Bab 132 Kekuatan Di Belakang Kevin Zhang
- Bab 133 Aku Menang
- Bab 134 Ultimatum
- Bab 135 Baiklah Kalau Begitu
- Bab 136 Kedatangan Orang Keluarga Ma
- Bab 137 Masih Bisa Menghubunginya Tidak
- Bab 138 Kamu Tidak Pantas
- Bab 139 Melihat Orang dengan Mata Meremehkan
- Bab 140 Tetesan Tangisan Kristal
- Bab 141 Ada Udang di Balik Batu
- Bab 142 Lumpuhkan Dia
- Bab 143 Bantai
- Bab 144 Keluarga Meng Dari Shangdu
- Bab 145 Setuju Atau Tidak
- Bab 146 Tidak Bisa Menggundangnya
- Bab 147 Orang Yang menginginkan Nyawamu
- Bab 148 Dokter Legendaris Datang
- Bab 149 Merubah Bahaya Menjadi Tenang
- Bab 150 Merangkak Keluar
- Bab 151 Menangkap Orang
- Bab 152 Memohon Ampun
- Bab 153 Tahanan Rumah
- Bab 154 Dia Harus Mati
- Bab 155 Pergi Sebentar
- Bab 156 Kemampuan Sebiji Jagung
- Bab 157 Sia-sia