Si Menantu Dokter - Bab 63 Strategi
“Dave?” Ervan Wang segera mendongak begitu mendengar suara itu, ekspresinya tampak gembira dan ia berseru, “Dave, wanita jalang ini mencuri barang kami dan memukuli kami, kau harus menangkap mereka...”
Pria bernama Dave itu hanya mengangguk dan tak mengatakan apapun. Yang lain yang melihat kejadian ini masih belum mengerti, rupanya mereka saling kenal!
Setelah menanyakan kronologi kejadian, Dave bertanya pada Nenek Xing, “Bibi, coba periksa apakah lukamu parah atau tidak, jika tak terlalu, kita buat laporan perkara dulu.”
“Tak bisa, kepalaku sangat sakit,” jawab Nenek Xing sambil menggeleng, “Anakku saja yang ikut kalian membuat laporan!”
“Baiklah,” Dave mengangguk lalu memanggil seorang polisi yang lain dan berkata, “Bawa bibi ini ke rumah sakit.”
“Hehe, Dave, kau datang tepat waktu,” Ervan Wang tertawa, tapi ini membuat lukanya tertarik, ia pun kembali menyeringai kesakitan.
Dave menyalakan rokok dan bertanya, “Apakah kakakmu tahu?”
“Hehe, aku belum memberitahunya, tapi mungkin ibuku sudah memberitahunya.”
“Baiklah, ayo naik,” Ervan Wang pun segera masuk ke mobil, lalu tersenyum dengan ekspresi penuh kemenangan dan mengacungkan jari tengahnya pada Kevin Zhang dan Susi Fang.
Melihat Dave membela Ervan Wang, sambil tersenyum tipis, Kevin Zhang membantu Susi Fang masuk ke mobil.
Dengan cepat, mereka dibawa pergi, orang-orang yang menonton keributan itu pun mendesah.
“Habislah Kevin Zhang, rupanya Ervan Wang memiliki hubungan dekat dengan polisi, ia pasti akan membuat mereka menderita.”
....
Di ruang pemeriksaan di rumah sakit, Nenek Xing sedang diperiksa seorang dokter. Setelah menyampaikan beberapa pesan pada dokter, petugas polisi itu berkata, “Bibi, aku masih ada urusan, hubungi aku jika terjadi sesuatu.”
“Baik, terima kasih banyak, kau baik sekali!” Nenek Xing mengangguk, dan setelah polisi itu pergi, ia segera menelepon seseorang.
...
Di sebuah klub bawah tanah, beberapa pria berotot memegang botol bir dan melakukan toast satu sama lain, lalu segera meneguknya habis.
Seorang pria botak dengan tato naga dan harimau di tubuhnya meletakkan botol birnya dan bangkit berdiri. Ia menunjuk beberapa orang secara acak dan berkata, “Kalian maju bersama!”
“Tak perlu, Kak Larry, kami maju bersama pun takkan bisa mengalahkanmu...” beberapa orang yang ditunjuk itu bergidik dan tak bergeming.
Kak Larry tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Dasar kalian tak berguna, kalian maju bertiga pun tak bisa mengalahkanku.”
Mereka hanya merengut dan tak menjawab.
Tiba-tiba sebuah ponsel berdering, setelah menatap layarnya, Kak Larry segera melambaikan tangannya, dan semua segera terdiam.
“Ibu!” sapa Kak Larry.
“Larry, ibu ingin membunuh seseorang, saat ini ibu sedang di rumah sakit, kau harus membantu ibu membalas dendam!” terdengar suara Nenek Xing yang memprihatinkan dari ujung telepon. Jantung Larry segera berdegup kencang, ia bertanya dengan panik, “Bagaimana keadaan ibu?”
“Ibu tak apa, tapi aku tak terima diperlakukan seperti ini, kau harus memperkosa wanita jalang itu, merekamnya, dan mempublikasikannya di internet,” kata Nenek Xing.
Larry menghembuskan nafas lega, syukurlah ibunya tak apa, sementara permintaannya itu, sama sekali bukan masalah besar.
Setelah mendengar kronologi kejadiannya, Larry menutup telepon.
Tapi kemudian ponselnya berdering lagi, Larry segera menerimanya dan berkata, “Dave, ibuku telah mengabariku, beritahu aku saat ia keluar, nanti kami akan mentraktirmu!”
“Hehe, kita adalah saudara, ini bukan apa-apa. Beritahu bibi untuk datang membuat laporan perkara setelah kondisinya membaik.”
“Ia tak apa, ia baru saja meneleponku, ia akan segera ke sana.”
“Baiklah, sampai jumpa!”
Setelah menutup telepon, ekspresi Larry tampak sangat geram, beraninya orang itu mengusik ibunya, ia tak sabar untuk membalas dendam.
“Kawan-kawan, ibuku telah diusik, menurut kalian apa yang harus kulakukan?” seru Larry Wang.
“Hajar dia, memangnya ada cara lain?” jawab seseorang.
“Mereka adalah sepasang pria dan wanita, katanya pria ini sungguh tak berguna, tapi wanitanya sangat cantik. Aku akan memberikannya pada kalian untuk bersenang-senang, tapi jangan sampai ia mati!” kata Larry Wang sambil disambut seruan gembira kawan-kawannya.
....
Kevin Zhang dan Susi Fang duduk di ruang interogasi untuk menjawab beberapa pertanyaan.
“Baiklah, kami telah merekam jawaban kalian, tapi ingat, jika kalian berbohong, kalian akan menerima akibatnya.”
Kata polisi yang bertugas itu, lalu ia segera meninggalkan ruang interogasi.
Di luar, di ruang tunggu, Nenek Xing sedang menyeruput secangkir teh, petugas polisi itu duduk di sebelahnya dengan ekspresi tak berdaya dan berkata, “Bibi, gelang itu bukan milikmu. Mereka membelinya di sebuah toko perhiasan dan ada nota pembeliannya. Kami juga telah menelepon dan menanyakannya pada toko perhiasan itu.”
“Tak mungkin, gelang itu sama persis dengan milikku!” seru Nenek Xing dengan ekspresi tak percaya.
Polisi itu mendesah dan berkata, “Bibi, apakah kau tak memahami maksud perkataanku?”
Nenek Xing tersadar, polisi itu takut ia akan masuk dan memaki-maki Kevin Zhang dan Susi Fang dan akhirnya akan mempermalukan dirinya sendiri. Ia terdiam sejenak, lalu berkata dengan jengkel, “Tapi mereka juga memukuliku, jangan lupakan hal ini.”
“...” Polisi itu sejenak tak bisa berkata-kata, tapi ia tetap menjawab dengan sopan, “Aku hanya bertanggungjawab menginterogasi dan merekam jawaban mereka. Baiklah, akan kusampaikan pada rekan-rekan yang lain, tunggulah di sini sebentar.”
Sementara Kevin Zhang dan Susi Fang menunggu, pintu ruang interogasi lagi-lagi terbuka, tapi kali ini polisi bernama Dave itulah yang masuk.
“Hehe, Kevin Zhang, ikut aku.”
“Kevin Zhang!” Susi Fang menggenggam tangan Kevin Zhang dengan ekspresi khawatir.
Susi Fang tahu orang ini memiliki hubungan dekat dengan Ervan Wang dan Nenek Xing, ia takut mereka akan menghajar Kevin Zhang.
“Tak apa, mereka menyuruhku ikut, aku harus ikut, kau tunggulah di sini!” kata Kevin Zhang.
Dave tersenyum mencemooh.
Susi Fang tak bisa menghalanginya, meskipun ia merasa khawatir, ia hanya bisa mengangguk.
“Mari!” kata Dave sambil tersenyum, Kevin Zhang pun mengikutinya.
Mereka berdua tiba di sebuah ruangan kecil yang hanya memiliki sebuah jendela berukuran 20cmx20cm, sisanya hanyalah pintu dan dinding di keempat sisi.
Saat mereka masuk, Ervan Wang telah duduk di dalam sambil memegang sebuah tongkat, dilihat dari bentuknya, sepertinya tongkat itu adalah baton listrik, setelah mengetahui kehebatan Kevin Zhang, ia telah mempersiapkan diri.
Dave menutup pintu, lalu menyalakan rokoknya. Ia menghembuskan asapnya ke wajah Kevin Zhang. Ia memicingkan mata dan bertanya, “Tahukah kau kenapa aku memanggilmu kemari?”
“Bukankah kau memanggilku untuk bernegosiasi?” Kevin Zhang tersenyum.
“Hehe, menarik sekali, kau masih bisa tersenyum di saat seperti ini, tidakkah kau mengetahui siapa yang tak boleh kau usik? Katakan, menurutmu bagaimana kita harus menyelesaikan hal ini?”
Dave menatap Kevin Zhang dengan ekspresi mencemooh, jika Kevin Zhang meminta maaf, ia cukup menghajarnya dengan ringan, jika ia tak meminta maaf, jangan salahkan jika ia menghajarnya.
“Berapa jumlah uang yang kau inginkan?” Kevin Zhang juga memahami hal ini. Begitu ia masuk, mereka berdua tak melakukan apapun. Ini berarti mereka ingin bernegosiasi dulu.
Dave tak menyangka Kevin Zhang langsung berkata seperti itu, “Uang apa, bukannya kau sangat miskin?”
“Cukup lumayan, aku masih punya sejumlah uang!” Kevin Zhang tersenyum gembira, sebelum Dave membalas, Kevin Zhang mengeluarkan dompetnya dan menumpahkan 3 koin dan 2 lembar uang kertas, total 5,3 RMB!
“Nih, untuk kalian, tampaknya kalian tak punya uang untuk makan!”
Dave menatap uang yang diserahkan Kevin Zhang, ia mematikan puntung rokoknya dan berkata dengan penuh penekanan, “Apakah kau sedang mempermainkanku?”
“Jika tidak mempermainkanmu, siapa lagi?” Kevin Zhang tertawa.
“Bajingan! Akan kubunuh kau!” Dave sangat marah, sepertinya tak perlu Ervan Wang yang menghajarnya.
Tiba-tiba pintu ruangan diketuk.
“Ada apa?” tanya Dave.
“Ini adalah informasi yang kami dapatkan, bacalah dulu!” sebuah dokumen dimasukkan dari jendela kecil itu.
...
Di kantor umum Biro Kota, Haidar Zhao dan Michael Sun duduk menunggu.
Tentu saja mereka takkan membiarkan sesuatu terjadi pada Kevin Zhang, sebenarnya Haidar Zhao bisa menyelesaikan masalah ini dengan mudah, tapi Michael Sun juga ikut datang.
Tak lain dan tak bukan, karena ia telah membaca berita tentang obat penyakit jantung yang dikeluarkan Haidar Zhao.
Mereka berdua adalah orang terkaya di Kota Huaibei, mereka juga saling kenal, mana mungkin ia tak mengetahui strategi Haidar Zhao. Haidar Zhao tak mungkin bisa menemukan obat seperti ini. Pasti Kevin Zhang yang sangat ahli dalam obat-obatan lah yang melakukan hal ini di belakangnya, sangat mungkin ialah yang menemukan formula itu!
Maka Michael Sun tak menyuruh adiknya dan Erika Sun datang, ia menunda seluruh urusannya dan datang sendiri kemari, untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap Kevin Zhang. Ditambah lagi, dulu Kevin Zhang pernah memberikan obat untuk menyembuhkan kakeknya, ia merasa hal ini akan mempererat hubungan mereka!
Setelah menunggu beberapa saat, pintu terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan mata berbinar masuk.
“Tuan Sun, Tuan Zhao!” ia tampak agak terkejut, apa yang terjadi hingga dua bos besar ini datang sendiri kemari?
“Harry Han!”
Haidar Zhao dan Michael Sun mengangguk, mereka telah menyerahkan banyak urusan pada orang ini, tanpa sungkan mereka segera berkata, “Harry Han, apakah kalian menangkap seseorang bernama Kevin Zhang di sini?”
Harry Han mengerutkan kening. Ia adalah kepala penanggung jawab, tak mungkin ia mengetahui segala detail kecil yang terjadi, tapi karena mereka berdua sampai datang ke sini, ini pasti benar!
“Mari kalian berdua ikut aku.”
“Baik, maaf merepotkanmu, Harry Han.”
Mereka mengikuti Harry Han keluar dari kantor.
“Joe, tunggu!” Harry Han melihat seseorang dan memanggilnya.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiMenantu Hebat
Alwi GoSi Menantu Buta
DeddyYama's Wife
ClarkAku bukan menantu sampah
Stiw boyIstri kontrakku
RasudinCEO Daddy
TantoUntouchable Love
Devil BuddySi Menantu Dokter×
- Bab 1 Tiga Tahun Penuh
- Bab 2 Jika Dimakan Akan Mati
- Bab 3 Ingin Aku Menyelamatkannya?
- Bab 4 Siapa yang Bilang Sudah Mati
- Bab 5 Karma yang Diperbuatnya
- Bab 6 Jangan Panggil Kakak!
- Bab 7 Strategi
- Bab 8 Batasan
- Bab 9 Kamu Boleh Menganggukkan Kepala
- Bab 10 Meninggalkannya
- Bab 11 Teman Tuan Wang
- Bab 12 Aku Mencari Tuan Zhang
- Bab 13 Kata Tuan!
- Bab 14 Merendahkan orang
- Bab 15 Nyawa Dibalas dengan Nyawa
- Bab 16 Mutan
- Bab 17 Tekanan dari Keluarga Zhao
- Bab 18 Makan Malam
- Bab 19 Kamu Memang Berpenyakit
- Bab 20 Terbang Karena Sebuah Tendangan
- Bab 21 Aku Katakan Pemutusan Kontrak
- Bab 22 Keluar
- Bab 23 Pergi dengan Lega
- Bab 24 Rasa Bangga
- Bab 25 Keluarga Fang yang Kuat
- Bab 26 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 27 Biar Aku yang Mencoba
- Bab 28 Identitas Kevin Zhang
- Bab 29 Kartu Emas, Tahu?
- Bab 30 Bisnis
- Bab 31 Plagiat
- Bab 32 Asosiasi Medis
- Bab 33 Tuan, Terimalah Hormat Kami
- Bab 34 Satu Masalah Muncul Kembali
- Bab 35 Perubahan Kepemilikan
- Bab 36 Siapa Yang Kejam?
- Bab 37 Terserang
- Bab 38 Rencana Licik
- Bab 39 Tanggung Jawab Dan Harapan
- Bab 40 Dikritik Umum
- Bab 41 Berani Mencoba?
- Bab 42 Masih Ada Orang-Kah?
- Bab 43 Sangat Kecewa
- Bab 44 Nama Si Dokter Handal
- Bab 45 Wanita Cantik Mengundang
- Bab 46 Aku Laki-Lakinya
- Bab 37 Melamar?
- Bab 48 Berapa Banyak Yang Kamu Inginkan
- Bab 49 Tolong Maafkan
- Bab 50 Semalaman
- Bab 51 Konsekuensi.
- Bab 52 Mohon Tuan Turun Tangan.
- Bab 53 Kedatangan Ghost Hand.
- Bab 54 Barang Palsu.
- Bab 55 Membahayakan Orang Dengan Mencuri Barang Terlarang.
- Bab 56 Kevin Zhang Melawan Balik
- Bab 57 Keluarga Fang Tidak Hancur, Siapa Yang Akan Hancur?
- Bab 58 Putus Asa
- Bab 59 Tuan Ma
- Bab 60 Tunggu Dan Lihatlah Nanti
- Bab 61 Tuduhan
- Bab 62 Polisi Datang
- Bab 63 Strategi
- Bab 64 Belum Selesai
- Bab 65 Akibatnya
- Bab 66 Orang Jahat
- Bab 67 Sebuah Masalah Datang Lagi
- Bab 68 Keluarga Fang Yang Bangga
- Bab 69 Sekuat Tenaga
- Bab 70 Apakah ini Bisa Dibilang Mencuri?
- Bab 71 Kemampuan Yang Lain
- Bab 72 Keajaiban Untukmu
- Bab 73 Masalah Ibu Mertua
- Bab 74 Mengandalkan?
- Bab 75 Ditendang Keluar?
- Bab 76 Panggilkan Orang
- Bab 77 Kamu Lihat Aku Berani Tidak
- Bab 78 Vas Bunga Liuying
- Bab 79 Siapa Yang Melindungi Siapa
- Bab 80 Sengaja Mengusik
- Bab 81 Kedudukan
- Bab 82 Berbicara Uang Denganku?
- Bab 83 Pertaruhan
- Bab 84 Mengumpulkan Uang
- Bab 85 Milarder
- Bab 86 Tidak Akan Berlutut
- Bab 87 Siapa yang Mengatakannya?
- Bab 88 Asli Dan Palsu
- Bab 89 Berpihak
- Bab 90 Masalah
- Bab 91 Usir Mereka
- Bab 92 Orang Kevin Zhang
- Bab 93 Anggota Keluarga Han Datang
- Bab 94 Siapa Yang Bisa Membawaku?
- Bab 95 Masalah Jadi Besar
- Bab 96 Nyalimu Besar Sekali
- Bab 97 Takut
- Bab 98 Lumpuh
- Bab 99 Kemarahan Matius Mo
- Bab 100 Kematian Kevin Zhang
- Bab 101 Kevin Zhang yang Menyedihkan
- Bab 102 Meminta Bantuan
- Bab 103 Datang
- Bab 104 Metode
- Bab 105 Panggil Aku Tuan
- Bab 106 Kemarahan Kevin Zhang.
- Bab 107 Apakah Kamu Mampu?
- Bab 108 Berani Tidak.
- Bab 109 Bersiap-siap.
- Bab 110 Kebenaran Taun.
- Bab 111 Kedatangan Tamu Dari Keluarga Zhang
- Bab 112 Lily Sun
- Bab 113 Benar-benar Tidak Boleh Memakannya
- Bab 114 Diculik
- Bab 115 Apa Kamu Ingin Mati
- Bab 116 Lumpuh
- Bab 117 Dia Sudah Mati
- Bab 118 Menuruti Perintah
- Bab 119 Serangan Balasan Kenath Bai
- Bab 120 Ambisi Keluarga Fang
- Bab 121 Tidak Seberapa
- Bab 122 Menarik Modal
- Bab 123 Orang Rendahan Berlagak
- Bab 124 Biarkan Dia Tumbuh
- Bab 125 Apa Salahnya Dicoba
- Bab 126 Ini Hutang Budi
- Bab 127 Rela Mati Demi Uang
- Bab 128 Molin Harus Mati
- Bab 129 Senang Bisa Bekerja Sama
- Bab 130 Bergantung Pada Kekuatan Orang Lain
- Bab 131 Gugatan Kembali Diajukan
- Bab 132 Kekuatan Di Belakang Kevin Zhang
- Bab 133 Aku Menang
- Bab 134 Ultimatum
- Bab 135 Baiklah Kalau Begitu
- Bab 136 Kedatangan Orang Keluarga Ma
- Bab 137 Masih Bisa Menghubunginya Tidak
- Bab 138 Kamu Tidak Pantas
- Bab 139 Melihat Orang dengan Mata Meremehkan
- Bab 140 Tetesan Tangisan Kristal
- Bab 141 Ada Udang di Balik Batu
- Bab 142 Lumpuhkan Dia
- Bab 143 Bantai
- Bab 144 Keluarga Meng Dari Shangdu
- Bab 145 Setuju Atau Tidak
- Bab 146 Tidak Bisa Menggundangnya
- Bab 147 Orang Yang menginginkan Nyawamu
- Bab 148 Dokter Legendaris Datang
- Bab 149 Merubah Bahaya Menjadi Tenang
- Bab 150 Merangkak Keluar
- Bab 151 Menangkap Orang
- Bab 152 Memohon Ampun
- Bab 153 Tahanan Rumah
- Bab 154 Dia Harus Mati
- Bab 155 Pergi Sebentar
- Bab 156 Kemampuan Sebiji Jagung
- Bab 157 Sia-sia