Mr. Ceo's Woman - Bab 86 Livia Mo
Ketika memikirkan hal ini, Livia Mo berbalik dan melirik ke pintu yang tertutup dan sedikit mengernyit.
Dia pernah mengatakan bahwa sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk membantu Herbert Song menyelesaikan masalah, dan ini bukanlah sebuah omong kosong, karena Herbert Song begitu tertarik dengan Caily Man, maka dia tentu saja dia ingin membantu Herbert Song, tidak peduli bagaimanapun caranya, dia akan membawa Caily Man ke sisinya.
Entah itu dilihat dari sisi Herbert Song yang merupakan seorang CEO yang ingin menarik Caily Man masuk ke perusahaannya, atau Herbert Song yang mulai menyukai Caily Man, ini semua Itu bukanlah sesuatu yang harus dia pertimbangkan.
Bagaimanapun juga, tidak peduli seberapa keras dia, orang yang dia sayangi tidak akan melihatnya.
Malam sedingin air, dan desahan yang tak terdengar datang dari ujung koridor yang kosong, yang kemudian disembunyikan oleh suara langkah kaki.
........
Entah sudah berapa lama dia tertidur dalam keadaan linglung, Caily Man hanya merasa kepalanya sangat berat, seolah ada beban berat di atasnya.
Dia membuka matanya dengan susah payah dan berkedip sebelum akhirnya melihat pemandangan di depannya.
Semua dekorasi di sekitar jelas tidak seperti di rumahnya, dan semua barang yang di sini, termasuk peletakkan benda-benda, sama sekali tidak terlihat seperti kamar tidur.
Ini lebih seperti......
Kamar hotel!
Ketika memikirkan hal ini, dia buru-buru membuka selimut yang menutupi tubuhnya, dan menemukan bahwa pakaiannya sudah tidak ada!
Pakaian kemarin telah tergeletak di samping tempat tidur?! Sangat jelas kemarin terjadi sesuatu yang tidak berani dia bayangkan.
"Bagaimana bisa?"
Dia teringat kemarin bahwa dia telah dijebak oleh Andreas Pei dan Alina Rong, dia dibius dan diseret sampai ke hotel, setelah itu, ingatannya sudah tidak jelas, tetapi perasaan tidak nyaman yang terasa di tubuhnya, membuatnya merasa terkejut.
"Andreas Pei!"
Dia meremas ujung selimut di tangannya dengan erat, dan matanya memerah.
Dia tdak pernah membayangkan bahwa dia akan dikhianati dan dimanfaatkan oleh orang yang paling dia percayai selama seumur hidupnya!
"Di-----"
Terdengar suara kartu kamar di pintu, dia segera mengangkat tangannya untuk meletakkan selimut di bahunya, dan menatap pendatang itu dengan penuh waspada.
"Nona Caily Man, akhirnya Anda bangun."
Dia tidak pernah menyangka bahwa orang yang muncul di depannya adalah asisten pribadi Herbert Song, Livia Mo.
"Livia Mo? Kenapa kamu di sini?"
Livia Mo melirik wajah Caily Man yang terlihat sedikit terkejut, dan meletakkan sarapan yang baru saja dia beli di depan Caily Man.
"Nona Caily Man, apakah kamu merasa ada yang tidak nyaman? Kalau tidak ada, bagaimana jika sarapan terlebih dahulu?"
Seolah melihat kesusahan dan rasa malu yang terpancar di mata Caily Man, dia mengambil langkah dan meletakkan pakaian bersih yang dia persiapkan di depan Caily Man.
"Nona Caily Man mungkin sudah tidak mengingatnya, setelah kamu dibius kemarin, kebetulan CEO Song melihatmu dan menyelamatkanmu, pakaianmu semuanya basah karena perawatan darurat, tetapi kamu tidak perlu khawatir, tidak ada yang terjadi di antaramu dan CEO Song, aku yang bertanggung jawab atas semua pekerjaan ini."
Caily Man menghela napas lega, dan merasa bersyukur atas dirinya yang menangani masalah ini dengan hati-hati, jika bukan karenanya, mungkin dirinya tidak akan bisa berbaring dengan nyaman di tempat tidur.
"Aku akan menuangkan secangkir teh panas untukmu terlebih dahulu, mungkin kamu masih belum sepenuhnya sadar."
Livia Mo berkata sambil berbalik untuk menuangkan air, dan Caily Man memegangi kepalanya yang sakit.
"Tidak perlu merepotkanmu, air panas saja."
"Hm, baik."
Setelah Caily Man menerima air panas yang diserahkan oleh Livia Mo, mereka berdua saling menatap, mereka bukanlah orang yang banyak bicara dan antusias, sehingga suasananya menjadi sedikit canggung untuk sementara waktu.
Tetapi dibandingkan dengan perilakunya tadi malam yang kurang patuh, Livia Mo tampaknya sangat lelah, sampai-sampai muncul lingkaran hitam di matanya yang menunjukkan kerja kerasnya.
Caily Man meremas cangkir di tangannya, merasakan suhu hangat keluar tangannya.
"Namamu adalah ... Livia Mo, kan? Apakah kamu adalah asisten pribadi dari Herbert Song?"
"Betul."
Caily Man tersenyum tipis, menatapnya, dan mengulangi nama dua orang di hatinya, berkata: "Ternyata kita berdua sangat berjodoh, kepribadian kita sangat mirip."
Livia Mo mengangkat kepalanya dan menatap Caily Man, dia tidak bersuara, hanya sedikit mengangguk.
"Hm, memang terlihat sangat mirip."
Tangan Caily Man ketika memegang cangkir sedikit bergetar, Livia Mo ini memiliki sifat yang sama sekali berbeda dengan Herbert Song, dia terlihat seperti membangun sebuah dinding tembaga yang tinggi di depannya, tetapi orang yang seperti ini, pasti adalah orang paling sederhana dan serius, bukan?
"Nona Caily Man, sebenarnya kamu tidak perlu sengaja menemukan topik untuk berbicara denganku, menjagamu adalah tugasku, meskipun aku di sini untuk menemani dan menjagamu, tetapi sebenarnya gaji per jam-ku dinaikkan 3 kali lipat."
Livia Mo mengangkat matanya, seolah-olah dia sedang melihat Caily Man, dengan berbicara dengan nada bisnis.
"Aku menjagamu, karena perintah dari CEO Song, jadi kamu tidak perlu merasa terbebani."
Caily Man belum pernah melihat orang yang sedingin ini, tetapi untungnya, dia tidak ingin berbicara omong kosong dengannya yang membuatnya merasa sedikit rileks.
Setelah sarapan, kekuatan tubuhnya sudah sedikit pulih, hari ini adalah hari terakhir istirahat, dia kurang lebih dapat merasa sedikit rileks.
Lagipula, dia tidak perlu pergi ke perusahaan, dia bisa memikirkan hubungannya dengan Alina Rong saat ini dan bagaimana cara untuk berbicara dengannya.
Dia bukanlah orang yang penakut, tetapi dia benar-benar tidak tahu untuk apa Alina Rong melakukan ini?
"Nona Caily Man, apa lagi yang perlu kulakukan untuk Anda?"
Tanpa disadari, pikirannya diganggu oleh Livia Mo, setelah itu, Caily Man mengangkat kepalanya lalu memandang orang di depannya, dan melamun.
"Livia Mo, apakah kamu punya teman?"
"Ada banyak teman di dalam dunia pekerjaan, tetapi tidak ada teman yang sejati."
Hampir tanpa ragu, dia menjawab pertanyaannya dengan sederhana dan cepat, tanpa merasa malu sama sekali.
"Tidak ada teman yang sejati?"
“Hm, kalau bicara soal definisi teman, setiap orang memiliki pendapat yang berbeda, ada orang yang bisa berkorban demi teman, ada yang suka dikelilingi oleh temannya, dan menikmati perasaan dibutuhkan oleh teman, dengan adanya teman, mereka merasa seperti berada di surga, tetapi tidak semuanya berpikir seperti itu, ada beberapa orang yang merasa mereka seperti berada di neraka."
"Neraka?"
Caily Man tiba-tiba tertarik dengan orang-orang di depannya, berdasarkan firasatnya sebagai seorang penulis, dia bisa melihat jiwanya yang langka, menarik dan juga kesepian.
"Hm, kamu telah berkorban begitu banyak kepada temanmu, tetapi mungkin saja temanmu akan menusukmu dari belakang, masyarakat di sini hanya tertarik dengan uang, dan terkadang emosi yang tidak sama hanya akan menjadi penghalang untuk jalan ke depannya. Namun, menurutku pemikiranku mungkin tidak terlalu cocok untuk Nona Caily Man. "
Dia berhenti dan menghela napas.
"Bagaimanapun juga, kami adalah pengusaha, dan kamu adalah pencipta seni."
Nada suara Livia Mo tidak terdengar rendah hati atau sombong, tetapi tampaknya memiliki pesona untuk menyerang hati orang secara langsung.
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiGue Jadi Kaya
Faya SaitamaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniIstri Yang Sombong
JessicaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip