Mr. Ceo's Woman - Bab 64 Lolos dari Bahaya

Nahkoda kapal dengan hati-hati memeriksa semuanya, dan akhirnya menemukan seutas kabel yang telah dipotong dengan sengaja, wajahnya yang murung menunjukkan ekspresi sukar percaya.

"Ini ... seseorang telah memotong kabel panel instrumen saat kita pergi!"

Mendengar fakta ini, entah kenapa hati Wilson Lee sedikit lega, untungnya, itu bukan peristiwa supranatural. Untungnya ...

"Lalu apakah masih ada cara lain untuk membedakan arah?"

"Bisa sih, tapi ..."

"Tapi apa?"

"Tapi aku curiga bahan bakar di kapal kita akan segera habis. Sekarang kita hanya bisa berusaha mendekati area sinyal sedekat mungkin agar bisa meminta pertolongan."

"Oke, lebih cepat lebih baik!"

Cuacanya cerah dan semuanya baik-baik saja, tetapi tampaknya di bawah permukaan yang semula tenang, sudah lama tersembunyi faktor-faktor tidak nyaman yang mengalir dengan cepat, mencari peluang untuk menerobos.

Bahaya sudah lama mengintai, semua ini hanyalah ketenangan sesaat sebelum badai.

Malam ini ditakdirkan tidak akan menjadi malam yang damai.

Herbert Song berdiri di dek kapal pesiar pribadinya, memandangi langit malam yang suram, sorot matanya bersinar dengan cahaya abu-abu yang tidak cemerlang.

Angin laut di tengah malam terasa dingin menusuk tulang, dan dia yang hanya mengenakan kemeja tipis, sepertinya berniat ingin membuat dirinya lebih sadar.

Terdengar langkah kaki di belakangnya, dia pun menghela nafas pelan.

"Bagaimana situasi kedua orang itu?"

Livia Mo memandang Herbert Song yang berdiri di tengah angin dingin dengan memakai baju tipis, menggigit bibir bawahnya pelan, sejak bekerja sebagai asisten pribadinya sekian lama, ini adalah pertama kalinya dia melihat Herbert Song nampak begitu bingung.

"Dokter mengatakan, dia hanya kehilangan terlalu banyak darah sehingga jadi koma, setelah disuntik natrium klorida dan glukosa, seharusnya sudah tidak ada masalah lagi."

Dia mengangguk pelan, tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.

Livia Mo tahu dia harusnya pergi saat ini, tetapi setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia tetap berusaha berbicara dengan gemetar.

"Maaf, CEO Song, kali ini aku tidak mempertimbangkannya dengan baik, tidak disangka akan ada kejadian mendadak seperti ini."

"Livia Mo, jangankan kamu, aku sendiri pun tidak menyangka situasi yang susah dijelaskan seperti itu terjadi, aku mengerti kemampuanmu, aku benar-benar tidak menyalahkanmu kali ini."

Kata-kata dari Herbert Song begitu ringan, tetapi malah membuat Livia Mo merasa bahwa sepertinya ada batu besar di punggungnya yang membuatnya sulit untuk bernafas.

“Saat ini ada kapal pesiar lain yang sedang bergegas ke lokasi kapal pesiar para kru. Menurut hasil laporan mereka, sebagian kecil dari mereka selain mabuk laut, tidak ada masalah besar yang lain. Aku akan menindak lanjuti situasinya secara detail setelah kapal pesiar itu berlabuh, lalu melaporkannya kepada Anda setelah selesai."

"Hmm, aku mengerti."

Herbert Song menanggapi dengan sederhana dan sepertinya tidak ingin berbicara lebih banyak.

Tiba-tiba, dia mulai terbatuk hebat, tanpa banyak pikir, Livia Mo dengan segera menepuk punggungnya untuk membantunya melancarkan pernafasannya.

"CEO Song, di luar berangin, Anda istirahat di dalam saja ya?"

"Aku baik-baik saja, beberapa hal harus diselesaikan dengan cepat agar bisa ketahuan pangkal masalahnya."

Suaranya parau, wajahnya pucat, sedikit menakutkan layaknya lampu kuning kapal pesiar yang memantulkan cahayanya.

Hati Livia Mo tergerak, Herbert Song yang ada di depannya ini sepertinya bukan lagi Herbert Song yang menguasai dunia bisnis yang dia kenal. Sepertinya kali ini, dia benar-benar telah lalai dalam pekerjaannya.

"Kalau begitu, CEO Song, apakah ada hal lain yang bisa aku lakukan?"

Herbert berhenti sebentar dan berkata: "Livia Mo, kejadian ini pasti tidaklah sederhana, aku ingin kamu mengkonfirmasi ulang identitas dari semua orang yang menaiki kapal segera setelah mereka mendarat, dan lihat apakah mereka melakukan kontak dengan orang yang tidak jelas, jika ada situasi apapun, laporkan kepadaku secepat mungkin!"

Livia Mo mengangguk dan maju selangkah lagi.

"Aku akan menindaklanjutinya secepat mungkin, CEO Song tunggu sebentar, aku akan mengambilkan mantel."

Setelah Livia Mo pergi, Herbert Song mengerutkan keningnya dan menghela nafas pelan.

"Hampir saja, sungguh berbahaya."

Benar-benar berbahaya.

Saat kapal pesiarnya menemukan dua orang tersebut, wajah mereka sudah membiru karena dingin. Jika bukan karena lampu sorot menemukan tanda "SOS" di pantai, mungkin tidak akan menemukan mereka berdua.

Atau jika dia tidak berinisiatif untuk menanyakan lebih lanjut tentang kondisi kru film, konsekuensinya sungguh tidak bisa dibayangkan.

Sebagai Nona Besar keluarga Man *, Caily Man memiliki sejumlah saham di keluarga Man, statusnya tentu tidak perlu dikatakan lagi, Jaylen Kou adalah perwakilan dari pihak militer, Keluarga Kou adalah kekuatan yang tak tergoyahkan di China, siapa sangka kedua orang ini akan terjebak di pulau seperti itu.

Sebenarnya apa yang terjadi di kapal itu?

Mungkinkah seseorang telah sengaja menggunakan kesempatan ini untuk melemparkan tuduhan kepada keluarga Song? Jika ada orang seperti itu, maka tugas paling mendesak adalah menangkap pelaku di balik layar.

Tampaknya misteri kekacauan di depan mereka tidak akan terjawab sampai mereka berdua bangun.

...

Di dalam rumah sakit Negara S, saat ini begitu hening, semuanya dalam keadaan damai.

Ketika Caily Man membuka matanya, dia melihat Alina Rong duduk di sisi tempat tidur, sedang mengawasinya dengan saksama.

Melihat dia sadar, muka Alina Rong bersinar penuh kegembiraan, dan dengan erat memegang tangannya yang dingin.

"Syukurlah, akhirnya kamu sadar!"

Dia menatap Alina Rong dengan tatapan kosong, jelas-jelas sesaat tadi dia masih merasa hidupnya dan Jaylen Kou sudah akan berakhir.

Alina Rong yang melihat reaksi Caily Man saat ini,lalu bertanya dengan gugup: "Caily Man, apakah kamu merasa tidak nyaman? Apakah kamu ingin makan sesuatu? Apakah aku perlu panggilkan dokter?"

Dia menggelengkan kepalanya, meskipun perutnya masih terasa sedikit sakit, dia masih bisa menahannya.

Dia melihat sekeliling dan bertanya, "Alina, di mana aku sekarang? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku tidak tahu secara detail, tapi CEO Song yang membawa kamu ke sini, asistennya yang memberi tahu aku, jadi aku baru tahu ternyata kamu dirawat di rumah sakit, aku pun bergegas datang menemui kamu."

Mendengarnya mengatakan ini, hati Caily Man terasa hangat. Sekarang satu-satunya orang yang bisa dia percayai hanyalah Alina Rong yang ada di depannya ini.

"Caily Man, kamu sudah lapar kan? Aku kupaskan apel untukmu ya? Kamu tunggu sebentar, aku ambil dulu."

Caily Man mengangkat tangannya untuk menghentikan Alina Rong, dan berkata sambil tersenyum: "Tidak terburu-buru, bagaimana urusan perusahaan? Tidak ada yang menyusahkanmu, kan?"

Begitulah Caily Man, begitu dia bangun dia langsung bertanya tentang pekerjaannya.

Alina Rong tersenyum ketika memikirkan gosip orang-orang di pantry.

"Bagus sekali, aku tidak menyangka bahwa di antara kita berdua, kamulah yang lebih dulu mengajukan pertanyaan."

"Haha, bukankah aku sudah kembali?"

Dia menjawab Alina Rong dengan berpura-pura tenang, tapi hatinya sebenarnya masih deg-degan.

"Tapi, bagaimana dengan Jaylen Kou? Bagaimana keadaannya?"

Air muka Alina Rong dipenuhi keraguan, dia bertanya: "Apakah kamu bersamanya saat itu? Apakah kalian berdua sama-sama dalam bahaya?"

Caily Man tercengang, nampaknya sebelum dirawat di rumah sakit, mungkinkah Jaylen Kou telah dijemput oleh keluarga Kou secara diam-diam?

Lagipula, sebagai kolonel negara China, terjadi sesuatu padanya di luar negeri, jika hal ini tidak ditangani dengan baik bisa jadi akan menjadi berita sosial dan menimbulkan konflik antar kedua negara.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu