Mr. Ceo's Woman - Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
Saat ini Alina Rong mencabut semua duri tajam yang ada pada dirinya, lalu kedua tangannya menutupi wajahnya dengan lemah, untuk pertama kalinya, dia merasa saat bekas lukanya dibuka oleh orang lain sangatlah menyakitkan dan sangatlah jelek.
Dia meladeni dan baik kepada semua orang karena dia ingin segera menutup mulut orang-orang, tapi ketika mulut mereka tertutup, pikiran mereka akan tetap terlihat melalui mata mereka.
Dia hanya bawahan Caily Man.
Tapi meskipun begitu, dia tidak ingin melupakan upaya Caily Man dalam membantunya, dan dia juga tidak mungkin melupakan Caily Man tidak mempermasalahkan dendam mereka dulu.
Saat memikirkan Caily Man, tiba-tiba dia ingat sebelumnya mereka mengatakan akan membahas perkembangan syuting, dan mendiskusikan bagian yang dihapus dan dirubah, agar nanti saat bertemu bisa menentukan konten film.
Dia menekan nomor Caily Man,lalu mendengar nada tunggu yang cukup lama, tapi teleponnya masih belum diangkat oleh Caily Man.
Alina Rong langsung merasa sedikit panik. Meskipun dia percaya kepada Caily Man, tapi kata-kata Jolie Nie barusan membuatnya sedikit merendahkan dirinya sendiri.
"Alina, ada apa?"
Teleponnya akhirnya diangkat, diam-diam dia menghela nafas lega.
"Oh, sebenarnya tidak ada apa-apa, karena sebelumnya kamu bilang membahas perkembangan syuting di telepon akan lebih baik, jadi aku meneleponmu. Bagaimana keadaan di sana? Bersama dengan sekelompok pemuda sepertinya sudah membuatmu mabuk kepayang hingga mengangkat telepon pun jadi lambat. "
Ketika dia memikirkan dialog yang dia tambah tapi tidak dia kurangi, sesaat dia tidak tahu bagaimana mengatakannya kepada Caily Man.
"Hmm, sebenarnya di sini ada sedikit masalah, seorang aktor khusus terluka dan dirawat di rumah sakit, tapi untungnya tidak bahaya. Saat ini aku berencana untuk bersantai di pemandian air panas."
"Oh, begitu, bagus kalau baik-baik saja, karena kamu masih ada urusan, aku tutup dulu teleponnya."
Meskipun terhalang oleh telepon, Caily Man bisa mendengar dengan jelas Alina Rong berusaha mengelak, dipikir dengan dengkul pun dia bisa langsung tahu, Alina pasti ditindas para aktor dan kru film. .
Memikirkan hal ini, Caily Man menghela nafas dengan perlahan, dia sudah menduga hal ini, tapi kali ini, dia tidak berencana untuk ikut campur.
Bagaimanapun, sudah waktunya untuk mempertimbangkan apakah akan membiarkan Alina Rong mencoba menangani beberapa masalah sendiri atau tidak, untuk sementara waktu dia bisa membantu Alina Rong, tapi dia tidak bisa membantunya selamanya. Kali ini dia menyerahkan tugas ini untuk mengujinya.
Sebelumnya saat menentukan akan syuting di sini, dia mendengar pemandian air panas alami di hotel ini merupakan objek wisata yang lumayan terkenal, karena itulah saat mengemasi koper, dia sengaja menyiapkan baju renang.
Katanya pemandian air panas di sini akan mengganti air tiga kali sehari, karena itulah dia sengaja menunggu sampai keramaian berkurang, di malam hari, dia datang ke sini sendirian untuk berendam air panas, sebagai hadiah karena dia sudah lelah seharian.
Ketika dia tiba di tempat pemandian air panas, pas sekali petugas kebersihan baru selesai bersih-bersih, dia pun langsung merasa senang, sepertinya dia datang di waktu yang tepat.
Dia melepas handuk mandi yang membungkus tubuhnya, di bawah sinar rembulan yang lembut, lekuk tubuh wanita yang proporsional dan langsing terlihat mempesona, dibalut dengan baju renang yang ketat tubuhnya yang montok terlihat semakin indah.
Caily Man menjulurkan kaki mulus kecilnya untuk menguji suhu air. Suhu air di dalam kolam lebih tinggi dari suhu kulitnya.
Caily Man melihat tempat yang sangat hening yang ada di depannya, sambil tersenyum, dia membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam kolam pemandian air panas, lalu di udara samar-samar tercium bau belerang.
Di bawah aliran air panas, dia merasa sedikit rileks, dia merasa seluruh tubuhnya seakan telah terbuka.
Karena merasa rileks, Caily Man bersandar di atas batu palsu, dan tanpa sadar dia mulai bersenandung.
Saat ini dia disibukkan dengan pekerjaan di kru film, masalah Perusahaan Besar Man dan kebenaran yang Nyonya Pei katakan terus tersimpan di dalam hatinya, dia tidak dapat melupakannya.
Dia selalu mengira ibunya dipaksa mundur dari posisi eksekutif Perusahaan Besar Man karena gagal dalam pembangunan pantai buatan. Tapi, menurut Nyonya Pei, ada sesuatu di balik mundurnya ibunya dari posisi itu, sepertinya ada kaitannya dengan Vincent Man.
Begitu mengingat hal ini dia langsung merasa sedikit kesal.
"Memang semua pria itu jahat!"
Dia berkata dengan marah, untuk melampiaskan emosinya, tetapi suara rendah yang familier terdengar di belakangnya.
"Apa katamu?"
"Aa!"
Caily Man tidak menyangka ada orang lain di tempat ini, dia kaget hingga kakinya terpeleset dan dia hampir mati tersedak di permandian air panas.
Saat dia mengulurkan tangannya dengan asal, ada tangan besar yang memegangi pergelangan tangannya dengan kuat, tapi tidak ada sedikitpun rasa kasihan, dia langsung melemparkannya ke samping seperti melempar seekor ayam.
Matanya yang kabur karena terkena air berkedip, detik berikutnya, Caily Man melihat wajah Jaylen Kou yang sangat dingin.
"Jaylen Kou, kenapa kamu?"
Dia menyeka wajahnya, saat ini, dia tidak menghiraukan rambut basahnya yang menempel di pipinya yang membuatnya terlihat seperti hantu air, sambil memegangi dadanya dia mundur beberapa langkah ke belakang.
Saat melihatnya kabur seperti menghindari dewa penyakit, Jaylen Kou mengerutkan keningnya.
"Ada apa? Bukan aku, kamu pikir siapa?"
Ucapannya ini terdengar sedikit aneh, tapi Caily Man tidak berencana mempermasalahkannya.
Tadinya dia berpikir waktu sendiriannya direnggut dan jadi harus berdua ya sudah, tapi kenapa harus Jaylen Kou?
Kalau salah satu dari MAK yang datang dia akan sangat senang, dan bahkan mungkin dia bisa bermain game dengan mereka untuk memperbaiki suasana hatinya.
Tapi kenyataan selalu kejam, dengan tidak mudahnya dia datang ke pemandian air panas untuk bersantai, orang yang paling tidak ingin dia lihat malah didatangkan kesini.
Saat ini, dia dan Jaylen Kou masing-masing menempati kedua ujung pemandian, mereka saling bertatapan, semacam keheningan yang aneh perlahan menyelimuti tempat itu.
"Kamu juga suka berendam air panas? Kenapa sebelumnya aku tidak menyadarinya."
Ketegangan diantara mereka berlangsung cukup lama, akhirnya Caily Man berbicara duluan, bagaimana pun dia melihatnya Jaylen Kou bukan tipe orang yang akan menggunakan waktu luang untuk mandi di pemandian air panas.
Jaylen Kou menatapnya dengan acuh tak acuh. entah kenapa, di hadapannya tiba-tiba muncul wajah sedih Jolie Nie pada hari itu, sesaat dia merasa frustasi, apakah tanpa sadar dirinya semakin dekat dengan Caily Man?
Jelas-jelas dulu bahkan sedetik pun dia tidak ingin bersama dengannya.
Memikirkan hal ini, dia berencana untuk bangun dan pergi, kelak lebih baik dia menjaga jarak dengan wanita ini.
"Jaylen Kou, pokoknya, hari ini terima kasih banyak. Kalau bukan karena bantuanmu, kurasa masalah ini akan sulit diselesaikan, dan saat ini aku tidak akan punya waktu luang untuk berendam di pemandian air panas."
Jaylen Kou berhenti, wajahnya yang kaku menjadi sedikit rileks.
"Caily Man, ternyata kamu masih bisa mengatakan sesuatu yang menyenangkan."
Dia mengangkat bibirnya dengan lembut, lalu berdiri.
Otot punggungnya yang menjulang keluar dari air terlihat sangat seksi. Karena berendam air panas, saat ini tubuh bagian atas Jaylen Kou yang terpampang membuat Caily Man sedikit tercengang.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaDiamond Lover
LenaKisah Si Dewa Perang
Daron JayEternal Love
Regina WangMy Charming Wife
Diana AndrikaCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip