Mr. Ceo's Woman - Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
"Caily Man, kamu sudah bangun? Apa ada bagian yang tidak nyaman?"
Tiba-tiba kata-kata itu membuat Caily Man asik ke dalam pikirannya yang masih sedikit berantakan.
Herbert Song berjalan masuk, sambil merangkul Caily Man untuk duduk, dengan hati-hati mengambil bantal dari samping dan menyelipkan ke punggungnya.
Dia menunggu sampai semuanya teratur, baru dia duduk di tepi ranjang.
" Herbert Song, jadi bisa dikatakan ..."
Melihat tatapan Caily Man yang sedikit heran, perlahan-lahan dia menjelaskan: "Karena kemarin malam kamu demam, dan tidak tahu kenapa menolak pergi ke rumah sakit, Livia Mo sedang menangani masalah video itu, dan tidak sempat datang, lalu aku khawatir jika pergi ke hotel akan berpengaruh buruk padamu seperti yang lalu, jadi aku membawamu ke rumahku, mungkin ini agak mendadak, tapi aku harap kamu bisa mengerti, saat itu aku tidak ada solusi apa lagi yang lebih baik dari ini. "
Sejenak Daily Man terkejut, dia selalu tahu bahwa Herbert Song penuh pertimbangan akan sesuatu, tapi tidak disangka dia akan sedetail ini.
Tapi kemarin dia mungkin benar-benar merepotkannya bukan? Sekarang dia masih meminta maaf padanya, jika dipikir, benar-benar membuatnya merasa malu.
"Sebenarnya aku …"
Caily Man ragu-ragu untuk memastikan masalahnya dengan Alina Rong, tetapi tidak disangka Herbert Song akan salah paham.
Herbert Song melihat ekspresi Caily Man yang sedang mempertimbangkan sesuatu, lalu dengan panik berusaha menjelaskan : "Pembantu yang mengganti pakaian dan mengobati lukamu, tenang saja.”
Caily Man tersenyum mengerti, mengangguk padanya.
“Terima kasih, Herbert Song, tapi aku ingin bertanya masalah Alina Rong, apa ada kemajuan? "
Pria itu terkejut, lalu membungkuk dan mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Caily Man.
"Sepertinya ada sedikit gejala demam, apakah kamu merasa tidak enak?"
Caily Man menggelengkan kepalanya tanpa bicara.
Herbert Song sedang menghindari pertanyaannya, ini membuktikkan bahwa masalahnya tidak berjalan dengan baik.
“Jangan ditahan, kata dokter, pergelangan kakimu bengkak, dan ada kemungkinan patah tulang ringan, tapi di rumahku tidak ada peralatan yang canggih, jadi tidak bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi, hanya bisa melakukan perawatan dan pemeriksaan yang sederhana, jadi sampai hari ini, jika sudah membaik, aku sarankan agar kamu pergi ke rumah sakit untuk periksa.”
Caily Man menunduk dan menolak sarannya.
"Tidak usah, aku tahu kondisi tubuhku, walau aku putus asa, kondisi fisik dan mentalku tidak menurun semudah itu."
Pria itu diam, menatapnya, lalu untuk sementara hening.
Caily Man sedikit terperangah, mungkinkah nada suaranya yang terdengar sombong membuat dia tidak senang? Atau …
Setelah beberapa saat, dia mulai bicara lagi.
"Caily Man, apa kamu tahu arti berada di luar jangkauan?"
"Apa?"
Jadi, pria yang selalu lembut ini, sekarang ingin mengajarinya soal ideologis?
"Artinya, kamu dapat melihat ke tempat rendah yang tidak dapat dilihat orang-orang, berarti emosimu berbeda dari orang pada umumnya, sejak kecil aku sudah menjadi pewaris Perusahaan Besar Song, aku bisa melihat, mengenal, berhubungan, dan selalu menghadapi sekelompok orang yang sangat terpikat dengan kekayaan, jadi dibandingkan orang-orang ini, kamu selalu terlihat lebih hidup. "
Setelah mendengar kata-kata ini, Caily Man memandang Herbert Song dengan tatapan bingung, tiba-tiba teringat kalimat di buku yang pernah dia baca sebelumnya.
"Jika mau memakai mahkota, harus menahan beratnya."
Saat ini, Herbert Song berada di ketinggian yang tidak dapat dicapai orang lain, saat lahir sudah berada di titik akhir sebagai manusia, meski kaya dan mempunyai status tinggi, sebagai bayarannya, dia kurang mempunyai emosi.
Oleh karena itu, dibandingkan yang lainnya, Herbert Song harus lebih berusaha untuk bisa lebih perhatian kepada orang lain, karena dari awal dia mungkin tidak tahu apa arti pertemanan, jadi sepertinya membuat orang lain sulit memahaminya.
"Aku tidak tidak tahu bagaimana harus menunjukkan rasa prihatin dan perhatian, tapi sebagai teman, aku harap ketika kamu mengalami kesulitan atau bahaya, orang pertama yang kamu pikirkan adalah aku."
Ketika dia membahas soal ini, Caily Man ingat bahwa dia saat dia sedih atau ketika dia dalam bahaya, orang pertama yang dia telepon adalah Jaylen Kou?
Tetapi bahkan jika sekarang dia mengatakan yang sebenarnya, takutnya dia akan salah paham dan mengira dirinya berbohong?
"Ya, baik, aku janji."
Satu jam kemudian, Herbert Song pergi ke kediaman keluarga Song setelah mengatur semuanya.
Setelah beristirahat sebentar, Caily Man kembali ke rumah, berencana untuk menangani beberapa masalah yang terjadi akhir-akhir ini.
Dia duduk di sofa, baru menyadari ponselnya habis baterai, jadi dia buru-buru mengisi baterai dan menyalakan ponselnya.
Lalu setelah menyala, masuklah notifikasi yang tidak terhitung jumlahnya, itu adalah pesan dan telepon yang tidak terjawab.
Caily Man melihat nama itu dengan bingung, nama yang berulang kali di depannya, di hatinya muncul perasaan yang tak terlukiskan.
Dia sama sekali tidak berpikir bahwa suatu hari akan muncul kejadian seperti ini.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, dan ada panggilan masuk.
Lagi-lagi Jaylen Kou ...
Teringat kemarin malam, dia terburu-buru ke taman, tidak lebih dari sepuluh menit semenjak dia meneleponnya, dia sudah muncul.
Setelah ragu-ragu, dia masih menekan tombol jawab.
"Halo?"
"Buka pintunya."
Caily Man tertegun, untuk memastikannya, dia bertanya lagi.
"Apa katamu?"
Dia mengangkat kepalanya dan melirik ke pintu, dia masih tidak yakin.
"Buka pintu."
Caily Man sediki menghela nafas, dia meletakkan ponselnya, dan berjalan menuju lorong.
Begitu pintu terbuka, aku melihat Jaylen Kou berdiri di ambang pintu dengan wajah seram.
Sebelum dia bisa bisa bereaksi, pria itu sudah berjalan dan mengenggam tangannya yang sedang memegangi gagang pintu.
Jaylen Kou dengan lembut memegang bahunya, lalu mendorongnya ke dalam rumahnya, lalu menutup pintu.
Sosok tinggi itu ada di hadapannya, membuat Caily Man panik.
Sinar matahari membuat wajahnya berbayang dari samping, wajahnya terlihat kuning keemas an, membuat orang lain semakin tidak bisa melihat apa yang sedang dia pikirkan.
"Ambil ponselmu."
"Ah?"
Caily Man sedikit terkejut, tetapi pria ini selalu seenaknya sendiri.
Saat dia sedang tertegun, pria itu sudah merebut ponselnya, mencabut kartu telepon, membalikkan badan dan bertanya padanya.
"Apa ada informasi penting di ponselmu?"
Kening Caily Man berkerut, tidak dapat menebak sebenarnya apa yang ingin dia lakukan, dia berkata dengan sedikit tidak senang, "Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Kalau begitu tidak ada."
Detik berikutnya, pria itu sama sekali tidak ragu-ragu, di depan Caily Man, dengan keras dia membanting ponsel itu ke lantai.
Terdengar suara “Prak” seketika layar ponsel hancur, dan tergeletak di lantai.
Caily Man sangat marah, hanya merasa pria di hadapannya ini semakin tidak masuk akal.
"Jaylen Kou, kamu gila?"
Detik berikutnya, lelaki itu mengeluarkan ponsel baru, dengan cepat memasukkan kartu, lalu menyalakannya, dan memberikannya ke Caily Man.
“Aku ganti.”
Caily Man melihat ponsel baru di depannya, tatapan matanya memerah seperti ingin membunuhnya.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuBack To You
CC LennyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlCantik Terlihat Jelek
SherinWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip