Mr. Ceo's Woman - Bab 131 Mempersembahkan diri
Setelah menutup telepon, dengan tergesa-gesa dia membuka internet, barulah dia menyadari parahnya masalah ini, seketika dia panik.
Orang-orang di internet sedang membicarakan video tidak senonoh Alina Rong, sebenarnya video yang tersebar di internet sudah hampir terhapus semua.
Tapi masih ada sebagian besar foto mesra dari hasil screenshot yang tersisa, bahkan ada yang sudah mulai memberi harga dan menjualnya.
Dan mengenai video yang sebelumnya Alina Rong perlihatkan ke dia, Caily Man masih kesan mendalam, oleh karena itu dia otomatis agak kebingungan.
Andreas Pei sudah masuk penjara, sebenarnya siapa yang menyebarkan video tersebut di saat-saat seperti ini?
Kepalanya mulai sakit, awalnya dia mengira semua ketidakberuntungan sudah akan berakhir hari ini, tapi siapa sangka satu masalah belum selesai, masalah lain sudah timbul lagi.
Dia mengerutkan dahi serta memijit keningnya, ternyata badannya panas.
Dalam samar-samar, suhu panas di sekujur tubuhnya semakin meninggi, badannya juga tidak berhentinya berkeringat dingin, kalau pulang dengan keadaan tubuh seperti ini, mungkin malah akan mampus di tengah jalan. Tapi sekarang dia masih belum boleh seperti ini, dia harus mempertahankan kesadaran dirinya, untuk sedikit banyak membantu Alina Rong mengatasi masalah ini.
Firasat yang tidak baik muncul di benaknya, segera dia ke tepi jalan dan menghentikan taksi.
“Pergi ke perusahaan Song’s Entertainment.”
Setelah naik ke mobil, dia mengeluarkan ponsel menelepon Herbert Song.
“Herbert Song, apakah kamu bisa memeriksa data akun yang menyebarkan video di internet hari ini?”
Tidak peduli bagaimana pun, selama orang ini tidak ditemukan, video ini tidak mungkin dimusnahkan secara total, maka bagi Alina Rong ini adalah ganjalan di hati yang selamanya tidak teratasi.
“Ini……untuk sekarang masih agak susah, karena kemampuan melacak dari orang ini kuat sekali, akunnya juga dibeli dari pasar gelap, susah untuk mendapatkan data diri yang berguna.”
Caily Man mengangguk dan berkata : “Baik, nanti aku cari kamu, kalau tidak bisa melacak dari jalur akun internet, aku merasa bisa mencoba dari sisi lain, coba lacak dari grup media sosial Andreas Pei, orang brengsek seperti dia, bisa jadi sedang menggunakan video yang direkam diam-diam ini untuk dipamer sana sini. Bagaimana pun juga, masalah ini harus diselesaikan!”
Setelah mematikan telepon, dia agak ragu-ragu, namun akhirnya tetap menelepon ke Jaylen Kou, karena kalau tidak bisa menemukan orang ini di internet, maka hanya bisa dengan cara melalui Jaylen Kou.
Hanya saja Jaylen Kou bersedia membantunya atau tidak itu lain cerita lagi.
Tenyata memang benar, setelah telepon tersambung, agak lama masih tidak ada tanda-tanda akan dijawab, refleks Caily Man jadi kecewa.
Ia pun mengembalikan ponselnya ke tas, intinya sekarang pergi mencari Herbert Song untuk membahas situasi sekarang, dan mengenai Alina Rong, dia juga harus mencari kesempatan untuk meluruskan kesalahpahaman terhadap dirinya.
Sekarang mobil memasuki pusat kota, tapi hari sudah mulai malam, dia tidak menyangka cuti satu hari yang dengan tidak mudah ia dapatkan dilalui dengan begitu kacau.
Melihat gedung Perusahaan Besar Song yang perlahan semakin mendekat, dia mengatur nafasnya.
“Nona, aku lihat kamu agak tidak enak badan, apa baik-baik saja?”
Tanya supir sambil memandang Caily Man yang pucat dari kaca.
“Tidak apa-apa, aku……”
Sekali membuka mulut, dia pun merasa pandangannya menjadi buram, semuanya menjadi samar-samar.
Ucapan yang sudah akan keluar dari mulutnya tertelan kembali, dia melambaikan tangan, tidak lagi memperhatikan mobil sudah sampai mana, dia hanya ingin bersandar dan beristirahat sebentar di tempat duduk.
“Langsung ke Perusahaan Besar Song saja, tolong panggil aku kalau sampai.”
“Baik, nona.”
Siapa yang sangka sekali sandar, dia langsung terlelap.
Terlalu capek sekali……
Belakangan ini benar-benar capek sekali.
Sebenarnya, setiap orang bagaikan makhluk yang terombang-ambing mengikuti ombak.
Setiap orang terapung dan tenggelam dalam nafsu, harta, atau cinta yang murahan, setiap orang mengira bisa sampai di puncak tertinggi dengan menginjak di atas pundak orang lain, namun sebenarnya hanyalah tapakan orang lain saja.
Caily Man juga merasa dirinya hanya mengambang di sebuah lautan besar, tidak punya sandaran, samar-samar dia selalu merasa dirinya bersembunyi di sebuah kegelapan, yang diam-diam mengendalikan sekitarnya, namun tidak tahu apa yang ingin orang ini lakukan dan apa yang ingin dia dapatkan dari dirinya.
Juga tidak tahu perasaan tersebut berlangsung berapa lama, sampai ketika punggungnya terasa sakit ditubruk, seketika ia menabrak suatu barang padat yang keras dan dingin, barulah dia perlahan membuka mata dengan susah payah.
Melihat sekeliling yang tertutup oleh pohon rindang dan lebat, ia terkejut.
Ini……taman di samping gedung Perusahaan Besar Song?
Sebuah rasa sakit disalurkan dari otaknya, dia memicingkan mata mengamati sekeliling.
Di rerumputan yang lapang, dia dihempas di atas rumput yang basah, badannya semakin memanas karena demam, kedua kaki dan tangannya juga terasa lemas.
Angin sejuk meniup wajahnya, di tengah keheningan tersebut, telinganya mendengar suara yang sangat kecil, barulah dia menyadari ada seseorang yang berdiri di samping.
Sebuah firasat yang menakutkan langsung memenuhi hatinya.
Di bawah langit malam, setelah meletakkan ponsel ke tanah, pria asing tersebut melepas ikat pinggang dengan terburu-buru, sambil mendekat dengan menyengir, wajah yang menjijikan itu menyebarkan sinyal yang semakin membahayakan.
Sopir itu!!
“Kamu……kamu jangan mendekat!”
Dia berusaha bangkit berdiri ingin kabur, tapi kakinya ditangkap oleh orang tersebut dengan bengis, langsung ia diseret ke hadapannya.
Lengan dan kakinya terluka karena gesekan batu yang kasar di tanah, warna merah segar mewarnai kaki yang putih itu.
Wajah pria yang jelek itu tampak semakin besar karena dekat, tatapannya penuh dengan nafsu yang tidak bisa dijelaskan.
“Ckck, padahal aku hanya menghentikan mobil sebentar, malah sudah bangun? Tapi juga tidak apa-apa, lagipula lihat kamu yang sedang sakit begini juga tidak punya tenaga melawan, rontaan kecil-kecilan, aku anggap saja keseruan yang susah didapatkan.”
Caily Man mengatur nafasnya, ia merasa tidak seharusnya tadi ia lengah di mobil.
Tangan pria tersebut perlahan meraba ke atas menelusuri kakinya, tenaga di tangannya juga tidak kira-kira.
“Ckck, kulit ini bagus sekali, ini baru kulit seorang wanita, mulus, bercahaya, dan langsing, memang tidak sama dengan wanita gemuk sialan dirumahku itu, bahkan bagaikan seekor ikan mati ketika tertidur, sama sekali tidak memuaskan, ckck.”
“Apa yang ingin kamu lakukan? Cepat lepaskan aku!”
Saat ini Caily Man tidak dapat memikirkan hal yang lain lagi, ia memberontak sekuat tenaga.
Hanya saja perlawanan sebanyak apa pun juga tidak bisa lepas dari tangan pria itu, malah digenggam lebih erat olehnya.
“Sayang, yang patuh.”
Dengan tersenyum jahat, pria itu menduduki kakinya yang menendang sembarangan untuk mendiamkannya, juga menahan kedua tangannya, serta tangan satunya lagi mulai meraba sisi samping tubuhnya.
“Ckck, kalau mau menyalahkan, salahkan kamu yang mempersembahkan diri, di malam yang panjang, ketemu seorang wanita cantik yang sedang lemah dan tidak punya tenaga melawan sedikit pun, kesempatan yang begitu baik, sampai di pria normal mana pun tetap tidak akan tahan.”
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaDiamond Lover
LenaYour Ignorance
YayaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniHis Soft Side
RiseMenantu Hebat
Alwi GoMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip