Mr. Ceo's Woman - Bab 60 Pulau Terpencil
Caily tahu ini memang salahnya, oleh karena itu dia pun dengan canggung bangun dari tubuh Jaylen dan menatapi dia: "Kondisimu sudah seperti ini kenapa masih saja tidak lupa mengejekku? Kamu harus tahu sekarang kita berdua benar-benar harus bertahan hidup di pulau terpencil."
Teringat hal-hal lucu yang pernah terjadi, Caily pun mulai tertawa lepas, polos seperti seorang anak kecil.
Jaylen melihat Caily yang tertawa lepas di depannya dan tanpa sadar sedikit terpaku.
Saat ini, riasan wajahnya yang cantik sudah terhapus setelah terkena air laut semalaman dan menunjukkan wajah kecil yang bersih dan muda, terlihat lebih bagus banyak dibandingkan dengan penampilannya yang tajam dan kuat, setidaknya Jaylen merasa seperti itu.
Seperti seekor landak yang dikelilingi dengan duri tiba-tiba memperlihatkan dalamnya yang lembut dan lembek, membuat orang merasa susah percaya, bahkan hati juga berubah menjadi lebih lembut.
Sekarang terusan panjang Caily sudah menjadi kusut, sama sekali berbeda dengan imej dia yang cantik dan rapi, tapi tidak tahu mengapa, Jaylen malah merasa Caily yang tertawa lepas seperti ini barulah dia yang sebenarnya.
Kemudian tatapannya bertemu dengan tatapan penuh curiga Caily, Jaylen sendiri sadar dia melamun, oleh karena itu dia berkata kesal namun lemah: "Bukannya gara-gara kamu?!"
Menatapi Jaylen yang jarang-jarang lemah seperti sekarang ini, Caily juga tidak tega bertengkar mulut dengannya lagi.
Hanya saja kediaman Caily malah membuat Jaylen merasa tidak terbiasa, dia pun berusaha membuka matanya.
"Caily Man, kamu ingin mati?"
Caily membeku, tidak disangka Jaylen terdiam begitu lama untuk menanyakan pertanyaan ini?
Tapi Caily belum sempat menjawab, Jaylen lagi-lagi melanjutkan: "Memakai pakaian hitam dan tidak berteriak minta tolong sekalipun di laut, kalau bukan karena mereka memberitahuku kamu juga terjatuh ke laut, kamu pikir aku bisa menemukanmu?"
Caily awalnya mengira Jaylen tidak ingin mempedulikan hidup atau matinya, baru bisa berenang ke arah Jolie dengan sekuat tenaga dan tidak melemparkan sebuah pelampung agar dia bisa tetap mengapung, namun tidak disangka ternyata dia tidak melihatnya.
Benar juga, kalau dia bisa melihatnya, menurut pendidikannya, meskipun dia akan lebih dulu menyelamatkan Jolie, dia juga akan melemparkan pelampung untuknya agar dia bisa tetap hidup.
Dengan begitu dia pun tidak perlu setelah berusaha keras menyelamatkan Jolie, langsung lompat ke laut lagi tanpa istirahat.
Dia ini sedang menyelamatkan orang lain dengan resiko kehilangan nyawa sendiri!
Berpikir sampai sini, Caily tersenyum pahit sambil melihat Jaylen: "Jaylen Kou, apakah kamu tidak ingin menanyakan apa yang terjadi kepada aku dan Jolie di geladak kapal? Karena bagaimanapun kita terjatuh berdua."
"Apakah sekarang adalah waktu untuk membicarakan hal ini? Atau kamu merasa aku masih punya tenaga untuk mengangkatmu ke depan Jolie untuk membicarakan hal ini secara langsung?"
Sepertinya Jaylen sudah sedikit lebih bertenaga, jadi dia mulai mencoba bangun secara perlahan, di saat dia berpapasan dengan tatapan Caily yang rumit, dia pun menghindar tatapan Caily.
"Jangan melihatku seperti itu, aku tidak tahan."
Jarang-jarang Jaylen berlaku seperti anak kecil, membuat Caily tidak tahu harus ketawa atau menangis.
Jaylen bisa berkata seperti itu berarti terhadap masalah jatuhnya dia dan Jolie ke laut, Jaylen memilih mempercayainya.
Percaya bahwa dia tidak mendorong Jolie karena alasan yang membosankan, percaya bahwa dia bukanlah perempuan yang merencanakan hal seperti ini.
Tapi kenyataannya, saat itu dia bergerak mengulurkan tangan untuk membantu Jolie, tapi dia merasa tidak perlu mengatakan kenyataan ini lagi.
Setelah mencapai keputusan, Caily pun mencoba bertanya kepada Jaylen: "Kamu sekarang sudah bisa berjalan?"
Jaylen menggertakkan giginya dan mencoba menopang tubuhnya dengan lengannya, namun berkata tidak berdaya: "Takutnya tidak bisa."
"Kamu terluka?"
Caily mulai mencari luka di tubuh Jaylen, dan tersentak ketika dia menemukan luka panjang dan dalam di kaki Jaylen, dan hal yang paling repot adalah sekarang ini luka ini masih sedang berdarah!
Jaylen bisa-bisanya tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan darah terus mengalir seperti ini?
Caily melihat situasi ini pun sama sekali tidak bimbang dan langsung menggertakkan gigi dan merobek roknya.
Jaylen mengerutkan kening melihat perbuatan Caily, nada suaranya pun melembut.
"Kamu seharusnya mengoyak pakaianku, punyamu itu ada pasirnya."
Caily pun ingin tertawa, lelaki di depannya ini apakah benar adalah Raja Neraka dingin yang dia kenal? Kenapa kelihatannya malah seperti anak kecil yang pemilih?
"Situasi sudah seperti ini kamu masih ada tenaga mengatakan hal seperti itu?"
Caily mengangkat kaki Jaylen ke atas kakinya sendiri, kemudian mengulurkan tangan untuk melepaskan pasir-pasir yang ada di kain pakaiannya dan berkata: "Sekarang sudah boleh, kan?"
Jaylen tidak mengatakan apa-apa dan memalingkan wajahnya ke samping sebagai tanda mengiyakan.
Ketika Caily menyentuh luka di kaki Jaylen dalam jarak dekat, dia baru sadar situasinya jauh lebih parah dari bayangannya, setelah terendam semalaman di air laut, luka di kaki Jaylen saat ini sudah mulai samar-samar terlihat ada tanda-tanda infeksi.
Pantas saja tadi gerakannya sangat terbatas, ternyata dia hanya berusaha keras menopang tubuhnya.
Sayangnya sekarang dia tidak punya air bersih yang bisa dia gunakan, oleh karena itu dia hanya bisa mengelap bersih pasir kecil dan bekas darah di sekitar luka dengan kainnya, setelah itu dia lagi-lagi merobek kain dari roknya untuk membalut luka di kaki Jaylen.
Luka sedalam ini, setelah berendam di air laut, bisa dibayangkan sesakit apa lukanya.
"Jaylen Kou, aku peringatkan dulu, aku tidak punya pengalaman banyak dalam membalut luka."
Jaylen mengerutkan keningnya seakan teringat sesuatu. kemudian mengumpulkan tenaga untuk bangun.
"Pergi kamu, aku balut sendiri."
Tapi dia baru saja bangun satu inci, sudah terjatuh lagi.
Dia kehilangan darah terlalu banyak, sekarang di depan matanya seharusnya penuh dengan bintang, tapi dia tetap tidak ingin terlihat lemah, memang Raja Neraka dingin yang keras kepala.
Caily merasa lucu di dalam hati, bahkan nada suaranya juga menjadi lebih santai.
"Duh, Jaylen sayang, kamu menurut saja, lagipula tidak ada gunanya memberontak, di pulau terpencil ini, kalaupun kamu berteriak sampai tenggorokanmu rusak juga tidak akan ada orang yang datang menolongmu."
Ketika ekspresi Jaylen berubah suram dan ingin berdebat dengannya, Caily pun bergerak cepat dan langsung mulai membalut luka Jaylen.
Di proses pembalutan luka ini, wajah Jaylen memucat, namun dia akhirnya tidak mengatakan apapun.
Hanya saja luka di kakinya sangat panjang, Caily hampir merobek habis roknya baru kira-kira membalut seluruh luka Jaylen.
Meskipun di proses pembalutan Jaylen tidak bersuara sedikitpun, tapi kakinya yang bergetar menunjukkan kesakitan yang dia rasakan sekarang ini.
Memang dasar Jaylen yang rela menderita demi imejnya, lagipula apa yang akan terjadi kalau dia berteriak beberapa kali disini, palingan di masa depan akan dia ejek beberapa kali saja.
Di masa depan?
Caily merasa sedikit bingung, meskipun tadi dia hanya bercanda denga Jaylen, tapi kali ini mereka benar-benar berada di pulau terpencil yang tidak berpenghuni.
Di pedalaman hutan lebat mungkin tidak ada hewan buas, tapi ular berbisa seharusnya ada banyak, sekarang pakaiannya dan Jaylen termasuk tipis, kalau asal masuk ke hutan sama saja dengan pergi mati, tapi terus diam di pantai juga bukanlah rencana jangka panjang yang bagus, sekarang mereka hanya bisa berharap orang-orang di atas kapal bisa melapor polisi secepat mungkin.
Namun rasa terpencil tanpa bantuan ini benar-benar membuat Caily tidak bisa merasa senang.
Memang semenjak dia memilih untuk bergabung dengan grup acara TV ini, semuanya mulai terasa tidak lancar untuknya.
Pertama-tama atasan botaknya itu memaksa istirahat, sekarang terdampar di pulau terpencil, hidupnya benar-benar naik turun.
Novel Terkait
Love And War
JaneCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Yang Dalam
Kim YongyiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMenantu Hebat
Alwi GoAdore You
ElinaHei Gadis jangan Lari
SandrakoBretta’s Diary
DanielleMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip