Mr. Ceo's Woman - Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
Mempersilahkan dia untuk pulang kapan saja?
Caily Man mendengus pelan begitu mendengar ucapannya dan tiba-tiba teringat ucapan Jimmy He pada hari ini dan merasa tidak berdaya.
"Tidak perlu, karena aku sudah pindah keluar, maka aku tidak akan kembali lagi."
Setelah dia selesai mengucapkan ini, dia pun bergegas mematikan panggilannya dan merasa tertekan.
Dengan tangan dingin yang terlipat, dia hendak berjalan ke pinggir jalan untuk naik taksi, tapi secara tidak sengaja melihat sosok yang sangat familiar berdiri tidak jauh dari situ.
Jaylen Kou menunduk, punggungnya yang lebar bersandar di pagar, dan cahaya redup bersinar di kepalanya, memberikan bayangan gelap di dahinya.
Caily Man sangat terkejut, dia tidak tahu sejak kapan Jaylen Kou berdiri di sini, tetapi terlihat sangat jelas dia sedang menunggu dia.
Dalam seketika kedua pasang itu saling menatap, dia tidak pernah menyangka mereka berdua akan bertemu dengan cara seperti ini.
Malam sudah redup, cahaya di jembatan kurang bagus, kabut di permukaan sungai perlahan naik, membuat semua yang ada di depan terlihat tidak nyata.
Dalam penerangan yang redup, Caily Man tidak bisa mengenali ekspresi dia saat ini, namun meski tidak terlalu jauh, dia masih bisa merasakan aura tidak menyenangkan yang terpancar dari dirinya.
Jadi sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Apakah dia ingin memantau dirinya selama 24 jam?
Jaylen Kou menatap dia dan menghampiri dia tanpa ragu-ragu tetapi ekspresinya masih menunjukkan ekspresi dingin.
Di saat dia mengira dia akan dimarahi oleh Jaylen Kou lagi, tiba-tiba Jaylen Kou melepaskan jaket dia dan menaruhnya di atas pundak dia.
Lalu dia mengeluarkan selembar tisu kepada dia, semua pergerakkan itu dilakukan dengan lancar.
"Kamu menangis."
Nada bicara Jaylen Kou terdengar lembut yang tidak pernah terdengarkan sebelumnya. Tetap ini membuat pikiran Caily Man menjadi kosong. Sebenarnya sejak kapan dia tiba?
Seberapa banyak yang dia dengar dari percakapannya yang tadi?
Pria itu terbiasa menekan bibirnya dengan erat dan tubuhnya yang tinggi menyelimuti di depannya, membawa aura penindasan yang tidak bisa dijelaskan.
Seluruh dunia tampak hening pada saat ini dan detak jantung yang telah lama hilang di dadanya mulai berdetak cepat dan sedikit demi sedikit mengikis akal sehatnya.
"Oh terima kasih."
Dia mengendus-endus dan hidung merahnya tampak seperti Santa Claus.
Caily Man tidak pernah menyangka bahwa matanya akan berair hanya karena sebuah panggilan. Dia juga tidak tahu ternyata ada sisi Jaylen Kou yang terlihat tidak memaksa.
Dia menundukkan kepalanya dan menatap tangan pria yang lain sedang memegang tasnya, kelihatannya tadi ketika bertengkar dengan Jaylen Kou di dalam mobil, dia tidak sengaja meninggalkan tasnya di dalam mobil. Dia tidak menyangka dia akan kembali dari jarak yang sangat jauh hanya untuk mengembalikan tasnya.
"Masuklah ke dalam mobil."
Ucapannya kali ini bukanlah sebuah perintah melainkan suara pelan yang seperti berusaha menenangkannya.
Caily Man merasakan bahwa tubuhnya kembali menghangat, pembuluh darahnya mendidih, darah panas mengalir ke seluruh anggota badannya dan darah tersebut menyembur di otaknya lalu menyebabkan sesuatu yang aneh.
Di jembatan yang kosong, dua orang berjalan satu per satu menuju mobil hitam yang diparkir tidak jauh.
Mobil tidak boleh diberhentikan di jembatan, sehingga pada saat ini, mereka berdua merasakan kecanggungan dengan titik ukur yang berbeda.
"Tadi.........kamu sudah mendengar semuanya?"
Pada akhirnya Caily Man sudah tidak dapat menahannya dan melontarkan sebuah pertanyaan.
"Iya."
Jaylen Kou menjawab dengan pelan, dia ini tidak pernah berbohong.
"Tasmu tertinggal di mobilku, ketika aku ingin kembali mencarimu, aku melihat kamu menaiki sebuah mobil dan pergi. Jadi aku mengikutimu kemari, karena kesempatan kita untuk bertemu itu sangat sedikit."
Tatapan Jaylen Kou terlihat sedikti aneh, sebenarnya kenyataannya bukan seperti itu. Mengembalikan tas itu hanyalah sebuah alasan untuk menutupi kebenarannya.
Sebenarnya pada saat Caily Man menaiki sebuah mobil dan pergi, dia mengikutinya pun karena ingin mengembalikan tas, melainkan karena amarah.
Dia mengira Caily Man pasti pergi untuk mencari pria lain lagi, tetapi dia tidak menyangka dia kembali salah paham lagi kepadanya.
Caily Man tertegun dan wajah putih itu perlahan melembut.
“Intinya, terima kasih."
Jaylen Kou mengalihkan pandangannya ke arah sungai sehingga Caily Man tidak dapat melihat dengan jelas ekspresi dia saat ini.
"Sebenarnya akhir-akhir ini kamu terus mendapatkan informasi bahwa sebuah kelompok misterius di China sedang diam-diam melakukan aksinya. Aku curiga semua peristiwa yang kamu alami sebelumnya itu merupakan perbuatan kelompok ini. Akan tetap hingga saat ini, ini masih sebuah dugaan saja. Mengenai informasi organisasi, jumlah anggotanya, bahkan cara kegiatannya, masih menjadi misteri bagi kami dan kamu sangat berbahaya sekarang, Caily Man. "
"Tapi apa yang membuat aku menjadi target mereka? Ada banyak orang di China yang memiliki kekuatan dan minat lebih dariku. Mengapa mereka repot-repot menjadikan aku yang hanya seorang editor menjadi target?"
Tatapan Jaylen Kou menggelap, hal inilah yang juga tidak dia pahami.
Jika dia ingin menyakiti Caily Man, itu pasti seseorang yang ada hubungannya dengan kepentingan ekonomi atau status kekuasaannya, dengan kata lain, orang-orang di sekitarnya.
Tak disangka ucapan santai Caily Man membuatnya merasa sedikit ceria.
Permukaan jembatan di tengah malam tampak bersih karena hembusan angin yang bertiup di tepi sungai, ini pertama kalinya keduanya bertemu tanpa suasana tegang dan Caily Man mau tidak mau harus menghela nafas lega.
Semoga semuanya bisa kembali ke jalurnya.
Dalam sekejap hari pesta amal telah tiba, Caily Man menghela nafas dan terlihat tidak fokus.
Hotel bintang lima itu luar biasa dan orang-orang yang menghadiri jamuan makan kali ini merupakan orang-orang yang berkuasa di China, tetapi dia tidak ingin berada di dalamnya, dia hanya merasa hatinya sangat lelah.
Di bawah lampu kristal besar dan bersinar, semua orang berdandan dengan penuh kehati-hatian. Senyuman di wajah mereka begitu indah seolah-olah mereka sedang membangun dunia, tetapi di mata Caily Man, semua ini seperti boneka di dalam toko mainan.
Jantungnya sepertinya ditekan oleh orang-orang di sekitarnya dan tekanannya ini membuatnya sesak.
Sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan ujung jarinya yang dingin menyentuh pinggangnya yang tidak terhalangi oleh pakaian.
Pria di sampingnya memiliki wajah yang tenang dan berjalan ke depan dengan senyum yang sopan.
Banyak pria dan wanita yang menghampiri mereka satu demi satu dan Herbert Song adalah orang yang terlatih. Dia mampu menyapa mereka dengan mudah dan menghadapi wajah yang 'sopan' itu.
Ketika akhirnya hanya tersisa dua orang, Caily Man duduk di sampingnya dengan linglung dan gelisah.
Dia seharusnya sudah dapat menebaknya sejak awal. keluarga Song dan keluarga Man, sudah pasti dia dan Herbert Song.
Pikiran Vincent Man sangat jernih, tetapi dia masih memiliki harapan samar akan kasih sayang keluarga yang seharusnya dia hilangkan untuk pria ini.
Dia mengulurkan tangannya untuk membelai dadanya, dia merasa udara di aula perjamuan begitu tipis sehingga membuat dia menjadi sesak nafas.
Di tengah panggung, foto sang ibu digantung di atasnya, tapi itu membuatnya merasa sangat ironis.
Jika sang ibu masih hidup, dia pasti akan menjadi orang pertama yang menentangnya, bukan?
Sangat disayangkan bahwa dunia yang kejam ini hanya membuktikan pepatah itu, kejahatan dilupakan selama ribuan tahun sedangkan orang baik tidak mendapatkan pahala yang seharusnya mereka terima. Jadi dia tidak ingin menjadi orang baik.
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaBaby, You are so cute
Callie WangTen Years
VivianUnplanned Marriage
MargeryBeautiful Love
Stefen LeeSi Menantu Buta
DeddyYou're My Savior
Shella NaviSomeday Unexpected Love
AlexanderMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip