Mr. Ceo's Woman - Bab 121 Terhambat
Wakil sutradara sedikit terdiam, setelah ragu-ragu selama beberapa saat, dia bertanya, "Penulis Man, ini bukan salahku, karena biaya sewa tempat juga sangat mahal, tidak ada yang mau menunda sehari, tapi situasinya sekarang seperti ini, aku..."
Melihat ekspresi wajah wakil sutradara yang ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, Caily Man langsung mengerti, penulis skenario peraih medali emas bukan julukan yang dia peroleh dengan cuma-cuma.
"Aku mengerti, maksudmu saat ini tidak ada yang bisa mengisi peran instruktur, kan?"
Ekspresi wajah asisten sutradara langsung terlihat serba salah, tapi saat ini Caily Man sudah bertanya, jadi dia hanya bisa mengangguk.
"Aku rasa seharusnya Penulis Man mengerti, kalau aktor latar bisa diisi oleh siapa saja , tapi aktor khusus yang benar-benar menguasai seni bela diri sangat sulit ditemukan. Bagaimana pun saat ini aktor khusus itu tidak mungkin bisa ikut syuting. Saat ini meskipun ingin mencari orang yang baru juga tidak mungkin ditemukan secepat ini, intinya situasi kita saat ini sangat tidak memungkinkan.
Tentu saja Caily Man memahami situasi yang dia katakan.
Walaupun peran instruktur ini bukan pemeran utama, tapi bisa dikatakan merupakan peran penting dalam keseluruhan film, aktor yang memerankannya juga harus memiliki bentuk tubuh yang sesuai dan selain itu juga harus menguasai seni bela diri dan piawai dalam melafalkan skenario. Orang seperti ini memang tidak mudah ditemukan dalam waktu singkat.
Kekosongan pemeran memang menjadi masalah terbesar saat ini.
"Baik, aku sudah mengerti, saat ini kita stabilkan dulu mood para kru, selesaikan dulu adegan yang harus kita selesaikan, soal instruktur, nanti kita bahas lagi."
"Hmm, aku mengerti."
Selesai berbicara, wakil sutradara masih menatap Caily Man sambil berpikir, hal ini membuat Caily sedikit heran.
"Apakah ada masalah lain?"
"Oh, tidak, hanya saja menurutku dalam banyak hal, apa yang kita dengan dengan apa yang kita sangat berbeda. Dulu aku selalu mendengar orang-orang mengatakan Penulis Man tidak mudah diajak berkomunikasi, pemarah dan mudah emosi, sekarang kelihatannya sama sekali tidak seperti itu."
Caily Man sedikit tidak tahu harus tertawa atau menangis, saat ini wakil sutradara bisa berbicara seperti ini, apakah artinya kesannya terhadap dirinya sudah berubah?
"Aku sedikit tersanjung mendengarmu berterus terang seperti ini, tapi karena semua ini sudah jelas kelak kita bisa bekerja sama dengan lebih baik lagi, mari berjuang bersama!"
Melihat kepergian wakil sutradara , Caily Man menghela nafas dengan perlahan, tiba-tiba dia merasa pekerjaan yang perlu dia tangani benar-benar sangat banyak. Pertama-tama, harus menenangkan suasana hati beberapa pemuda itu, karena mereka masih muda, mereka pasti sedikit takut dan tidak tahu harus melakukan apa saat berhadapan dengan situasi seperti ini?
Memikirkan hal ini, Caily Man pun pergi ke ruang istirahat, tapi tak disangka dia melihat Jaylen Kou juga ada disitu.
Dia berdiri tegak, menatap ketiga pemuda itu, matanya memancarkan kemarahan, mungkin karena mereka bertiga telah menunda syuting jadi dia juga merasa tidak senang kepada mereka.
"Apakah seperti ini sikap kalian terhadap pekerjaan? Orang seperti ini kenapa bisa menjadi juru bicara yang mewakili tentara modern?"
Ternyata benar, begitu membuka mulut, dia langsung memberikan teguran yang keras, Caily Man langsung menggelengkan kepalanya. Dewa neraka berwajah dingin ini sepertinya berencana menggunakan disiplin yang dia terapkan di militer untuk menegur para pemuda ini.
Hanya saja, meskipun kata-katanya sangat keras, Caily Man bisa memahami suasana hatinya saat ini.
Sinetron ini merupakan sinetron bertema militer. Bisa dikatakan, sinetron ini digunakan untuk mendekatkan hubungan anggota militer dengan rakyat, agar lebih banyak orang tertarik untuk terjun ke bidang militer, dan memperkuat dan memperbesar kekuatan militer.
Tapi sekarang bahkan saat dihadapkan dengan masalah aktornya saja langsung mundur, bisa dibayangkan betapa marahnya Jaylen Kou saat ini.
Ternyata benar, setelah mendengarkan teguran kerasnya.
Orang-orang yang tadinya cemas, langsung ketakutan hingga tidak bisa berkata-kata.
Setelah beberapa saat, AA berkata dengan cemas: "Aktor itu, apakah dia akan baik-baik saja?"
Jaylen Kou menatapnya dengan dingin, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Melihat keadaan menjadi sedikit kaku, Caily Man pun berjalan masuk.
"Kalian semua ingin membuatku kesal? Pada hari pertama syuting, semuanya bermasalah. Kelak bagaimana syuting ini bisa berjalan dengan lancar? Apakah staf di luar sana harus menemani kalian membuang-buang waktu?"
Dia juga bisa marah, tapi dia juga bisa memahami suasana hati para pemuda ini.
Tapi pengertian bukan berarti membiarkan mereka semau meraka, industri hiburan bukanlah taman kanak-kanak.
Ketika para pemuda itu melihatnya datang, mereka langsung merasa sedikit malu.
"Maaf, Penulis Man, kami akan berusaha mengatur suasana hati kami, aku akan berbicara baik-baik dengan mereka."
Saat ini ketua tim akhirnya sedikit bisa diandalkan , tapi dia sendiri juga sangat ketakutan, saat mengatakan hal ini suaranya juga terdengar lemah dan tidak berpengaruh.
Caily Man diam sejenak, dia benar-benar tidak bisa menghibur para pemuda ini dengan suara yang lembut seperti kakak yang penuh perhatian.
"Tidak peduli bagaimana pun syuting hari ini harus selesai hari ini juga!"
Kata-katanya tidak bisa diganggu gugat, orang-orang yang berada di lokasi sedikit takut dengan aura dia pancarkan.
Jaylen Kou sedikit mengernyitkan dahinya dan sedikit mengerutkan bibirnya sambil menatap Caily Man yang saat ini terlihat sedikit kejam.
"Aku tahu kalian baru saja mengalami kejadian itu, dan saat ini sedikit banyaknya kalian pasti belum bisa menenangkan diri, bagaimana pun, kalian hanyalah anak-anak, tapi apakah kalian pernah memikirkan apa akibatnya kalau syuting hari ini tidak selesai?"
Para pemuda itu saling bertatapan, sesaat mereka tidak paham apa maksud perkataan Caily Man.
“Jadwal syuting sudah ditentukan jauh-jauh hari. Seharusnya syuting di kedua tempat akan selesai bersamaan, lalu kita akan berkumpul dan syuting bersama, kalau kita menunda waktu di sini selama setengah hari, itu berarti disana juga tertunda selama setengah hari, kalau syuting tertunda, nanti saat Sutradara Li meminta pertanggung jawaban, menurut kalian siapa yang paling terkena dampaknya? "
Big M sedikit mengernyitkan dahinya sambil melihat dua orang lainnya yang saat ini masih kebingungan, lalu dengan sabar dia menjelaskan kepada mereka: "Pertama-tama, kru film kita pasti akan mendapat masalah, bagaimana pun, kita tidak mengoordinasikan syuting dengan baik."
Caily Man mengangguk lalu melanjutkan berkata: "Tapi aku sama sekali tidak perlu khawatir, karena aku hanya seorang penulis skenario. Tidak berlebihan untuk mengatakan aku tidak mengandalkan sinetron ini untuk menjadi terkenal, sama juga dengan orang yang berdiri di samping kalian itu. "
Jaylen Kou tidak menyangka di mulut Caily Man dia akan di deskripsikan sebagai "orang itu", ekspresi wajahnya menjadi sedikit murung, dia langsung berpaling dan tidak berpartisipasi dalam pembahasan mereka.
Big M mengangguk.
"Bagaimanapun juga, baik Penulis Man atau Kolonel Kou, sebelumnya sudah cukup terkenal, belum lagi kejadian ini tidak terjadi pada mereka, jadi tidak ada kaitannya dengan mereka."
AA, yang dari tadi tidak berbicara, tiba-tiba berdiri, dan menepuk dadanya sampai berkata, "Kalau sutradara Li meminta pertanggungjawaban kalian semua salahkan aku saja. Bagaimanapun, kejadian itu terjadi karena aku. Palingan aku akan berhenti dari industri hiburan dan tidak menekuni bidang ini lagi. "
Setelah mendengar kata-katanya yang temperamental, ketua tim hampir melompat karena cemas .
"Hei! Bisakah kamu gunakan otakmu? Ini sudah dalam situasi apa, kamu masih mengucapkan kata-kata temperamental seperti ini."
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyMy Charming Wife
Diana AndrikaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeLove And War
JaneBack To You
CC LennySuami Misterius
LauraIstri kontrakku
RasudinMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip