Mr. Ceo's Woman - Bab 140 Pembuat Onar

"Maaf, permisi sebentar."

Saat ini bukan saatnya dia buat perhitungan dengan Jaylen Kou, wajahnya pucat, dia tidak bisa berhenti gemetar bahkan suaranya pun gemetar.

Seumur hidupnya dia sangat takut pada ular, sepertinya rasa takutnya ini semenjak lahir, bahkan dia sendiri tidak tahu mengapa secara naluri, menolak dan takut pada makhluk seperti ini.

"Ada apa denganmu?"

Jaylen Kou memegang pergelangan tangan Caily Man, dia mengerutkan keningnya, "Sekarang sudah lewat jam 11 malam, pergi keluar sendiri, kamu tidak takut bahaya?"

Caily Man menggigit bibir bawahnya, meskipun yang dikatakan Jaylen Kou terdengar masuk akal, tapi saat ini dia tidak mau mendengarkan nasihatnya.

Dia terdiam, kemudian berkata: "Jaylen Kou, ini tidak ada hubungannya denganmu, aku hanya ingin pergi ke resepsionis, bahkan jika aku pergi keluar pun, itu bukan urusanmu!"

"Kenapa wajahmu pucat sekali?"

Jaylen Kou reflex mengulurkan tangan dan memegang dahinya, ketika tahu bahwa dia tidak demam tinggin, diam-diam Jaylen Kou merasa lega.

"Aku … Aku …"

Setelah bicara sampai sini, Caily Man teringat kembali ular piton hitam yang ada di tempat tidurnya, saat mmembuka pintu, dia merasa bahwa ular itu melihatnya sekilas, membuat tubuhnya terasa dingin.

"Hei, kamu baik-baik saja kan?"

Jaylen Kou menyadari Caily Man gemetaran, dan merasa seedikit khawatir.

"Jaylen Kou, bisakah kamu membantuku ke resepsionis? Minta agar mereka menukar kamarku?"

"Mengapa ingin tukar? Ada apa dengan kamarmu?"

Hanya saja Jaylen Kou tidak bertanya lagi, wajah Caily Man menjadi lebih pucat dan tidak bisa berkata apa-apa.

Dia segera melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Caily Man, dia membalikkan badan menuju kamarnya, lalu membuka pintu, detik berikutnya, dia melihat ada benda berwarna hitam di atas kasur, matanya membesar.

Seekor ular?

Di hotel bagaimana bisa ada hal seperti ini?

Tidak lama kemudian, dia merasa sedikit aneh, jadi dia masuk, lalu mengambil ular itu.

Benar saja, itu hanya mainan ular, jika sedikit punya kemampuan menilai, pasti bisa tahu, tapi jika menggunakan ular, itu memang mainan yang paling baik untuk menakuti orang.

Memikirkan ini, dia sedikit mengernyitkan dahi, dia melemparkan mainan itu keluar, baru berjalan ke arah Caily Man.

"Baiklah, tidak apa-apa. Itu hanya mainan, aku sudah membuangnya."

"Oh terima kasih."

Caily Man sedikit tertegun, setelah beberapa saat, dengan hati-hati, dia berjalan ke ruangan, setelah memastikan bahwa tidak ada apa-apa lgi, barulah dia berencana untuk masuk ke dalam.

Sebelum memasuki kamar, terlihat jelas jika ekspresi wajahnya masih tegang, gerakannya juga masih ragu-ragu dan khawatir.

Diam-diam Jaylen Kou menyaksikan gerakannya ini, dan mengerti.

"Caily Man, kamu sangat takut ular?"

Caily Man tidak menjawab, tapi hanya tersenyum lemah.

"Tampaknya ada beberapa orang yang merasa tidak puas dengan apa yang aku lakukan waktu syuting tadi."

Hanya saja saat mengatakan ini, dia tidak terdengar sedih, hanya mendesah.

"Terima kasih, di saat tertentu, kamu menyelamatkanku lagi, besok syuting termasuk berat, tidurlah, selamat malam."

Tanpa memberi Jaylen Kou kesempatan untuk bicara, Caily Man sudah menutup pintu lebih dulu.

Mungkin dia sudah terbiasa diincar seperti ini, tetapi luka yang sudah membekas di hatinya, tidak hilang semudah itu.

Besok saat semua orang sudah berkumpul di lokasi syuting, Caily Man sudah berdiri di depan semua orang dengan mengenakan pakaian kerjanya.

Dia menatap semua ruang, lalu bertanya: "Sebenarnya siapa yang kemarin malam melakukan sesuatu di kamarku?"

Alina Rong mengerutkan kening, lalu memandang Caily Man dengan wajah serius, dan bertanya, "Melakukan sesuatu? Melakukan apa?"

"Bukan apa-apa, hanya mainan ular, tapi kuharap mulai sekarang, tidak akan terjadi hal seperti ini lagi, jika tidak aku akan membalas dengan balasan yang setimpal!"

Sebenarnya diam-diam dia sudah memastikan pelakunya, hari ini dia berkata seperti ini, ini hanya peringatan untuk mereka.

"Cih, apa maksudmu Editor Man, kamu jelas-jelas curiga pada kami, selalu melihat ke arah kami?"

Tasia adalah orang pertama yang bicara, dia memandang Caily Man dengan ekspresi tidak senang.

"Aku tidak tahu mainan ular seperti apa sampai kamu berlebihan seperti ini, hanya saja waktu kami ini sangat berharga dan aku tidak ingin mendengar tekadmu itu!

Alis Jolie Nie sedikit terangkat, dia memanfaatkan momen ini untuk berdiri di samping tim wanita, dan berkata dengan lembut: "Caily Man, aku tidak tahu mengapa kamu begitu marah, tapi aku pikir itu hanya mainan ular, mungkin hanya bercanda denganmu, syuting hari ini sangat penting, bagaimana jika tunggu sampai syuting selesai baru bicarakan lagi? Kamu rasa benar tidak, Jaylen? "

Jaylen Kou mengangguk, meskipun kemarin dia sudah melihat sendiri Caily Man yang panic, dan tahu kenapa dia sangat marah, tapi Jolie Nie memang ingin menjaga situasi secara menyeluruh, tidak cocok jika dia berdiri di hadapan semua orang dan mengajari mereka.

"Baiklah, yang lain siapkan konten pengambilan gambar hari ini, tim properti jugaakan membantu prosesnya."

Mendengar kata-kata Jaylen Kou, semua orang pergi mengerjakan pekerjaan mereka.

"Caily Man, apa kemarin kamu baik-baik saja? Bukankah kamu paling takut pada ular?"

Caily Man mendongak, melihat ekspresi Alina Rong yang khawatir, dia tersenyum sombong.

"Itu hanya mainan ular, tidak bisa membuatku takut."

Awalnya Alina Rong ingin mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba dipanggil kru.

"Alina, hari ini pemeran yang akan memakai kawat gantung ada banyak, bisakah kamu membantu bagian logistik??"

"Oh baik."

Alina Rong ingin pergi untuk membantu, tetapi dihentikan oleh Caily Man.

"Hei. Dia penulis skenario, bukan tugasnya, apakah kalian menyebut penulis skenario seperti ini?"

Petugas kru itu tidak menyangka Caily Man akan berkata seperti ini, ditambah Caiy Man yang sempat marah tadi membuatnya takut, jadi dia sempat terdiam beberapa saat.

"Biarkan saja, Caily Man, mereka semua hanya ingin proses syuting agar lebih cepat selesai, lagi pula hari ini ada syuting ledakan, jadi mereka lebih gugup saat mengatur semuanya, walau tidak ada hubungannya denganku, aku bisa membantu, tidak masalah."

Syuting hari ini adalah di mana ada adegan ledakan, dan para aktor muda mencoba melarikan diri dari pabrik kimia untuk menyelesaikan misi mereka, demi mendapatkan gambar yang realistis sebanyak mungkin, para kru mendiskusikan dan memutuskan untuk mengisi bahan peledak dengan takaran biasa.

Oleh karena itu, untuk menghindari cedera, selain para selain para pemain cadangan harus fokus dan mempertimbangkan banyak hal, kawat yang ada di tubuhnya harus mengangkat bagian yang penting.

Memikirkan hal ini, Caily Man segera berjalan ke depan.

"Aku baik-baik saja, ayo pergi bersama?"

Alina Rong tertegun, dan sambal tersenyum, dia berkata: "Caily Man, aku bisa melakukan semua ini, dan sebenarnya ini melelahkan, kamu istirahat saja."

"Tidak apa-apa, jika aku pergi ke sana, mereka tidak akan berani terlalu mempermalukanmu, ditambah mengatur kawat ini, itu sangat sulit."

Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia segera menarik Alina Rong ke depan, Alina Rong tampak sedikit terkejut, kemudian di sudut mulutnya, dia mendengus.

"Baiklah, sebenarnya tidak sulit."

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu