Mr. Ceo's Woman - Bab 117 Seorang Manusia Serigala
Herbert Song membuka awalan yang bagus. Jadi, permainan buruk ini terus berlanjut di bawah pandangan menanti orang-orang.
Botol bir berputar beberapa putaran di atas meja. Sutradara Lee tidak melakukan gerakan apapun, orang-orang menahan napas menunggu botol itu berhenti dengan sendirinya. Terakhir, botol menunjuk ke arah——Jaylen Kou.
Seketika, dari sekitar sana ketakutan. Meskipun di satu tim yang sama, tapi siapa yang berani bercanda dengan dewa seperti itu. Seketika suasana mulai canggung.
Tapi meskipun semua orang terlihat ketakutan, tapi di sana tetap ada seorang pemberani yang berani bertarung berhadapan langsung.
Karena bagaimanapun orang ini adalah tuan yang bahkan tidak berani wartawan ganggu.
Kalau ingin terus hidup di China, siapa yang berani inisiatif membuat marah orang seperti Kolonel Kou?
Tapi segala hal tidak ada yang pasti. Sudah ada orang yang merasa tidak senang dengan Jaylen Kou dari dulu dan ingin diam-diam mengerjainya.
"Aiyo, coba aku lihat siapa yang beruntung kali ini?"
Caily Man sengaja bertepuk tangan dan menatap Jaylen Kou yang berwajah masam dengan akting berlebihan.
"Wah, penasaran sekali. Ternyata Kolonel Kou ya. Pilih truth atau dare?"
Saat ini Caily Man mempunyai perasaan senang seperti dendam terbalaskan. Sepanjang hari ini Jaylen Kou selalu berwajah masam padanya. Akhirnya sekarang dia bisa berbuat jahat sekali juga.
"Orang yang membuat dare-nya bukan kamu kali? Diam!"
Jaylen Kou memang awalnya sudah cukup marah karena masalah tadi. Sekarang Caily Man malah terus menyiram minyak di atas api. Apakah Caily Man sangat senang dia kena tunjuk?
Tadi jelas-jelas tersenyum malu di pelukan Herbert Song, sampai di gilirannya malah tidak ada tampang lembut sedikitpun.
"Huh, huh, kamu juga tidak lihat, di sini selain aku, siapa yang berani memberi perintah padamu. Pilih dengan patuh saja?"
Jaylen Kou mengerutkan dahi dan berkata dingin, "Kenapa kamu selalu bertentangan denganku?"
Caily Man tersenyum malu dan sengaja berkata dengan genit, "Menyebalkan. Jaylen, aku tidak bertentangan denganmu kok?"
Suara yang manis itu ternyata benar membuat bibir Jaylen Kou berkedut selama setengah detik, membuat Caily Man senang.
"Eh, eh, apa hubungan Penulis Man dan Kolonel Kou begitu baik?"
"Iya tuh, iya tuh. Melawan Kolonel Kou terang-terangan, bagaimana mungkin hubungan mereka tidak baik? Kalau aku sih tidak berani membuat pria itu marah."
"Tapi kenapa aku merasa hubungan mereka itu bukan seperti hubungan baik. Pertentangan yang pelik seperti ini, kelihatannya seperti ada dendam bukan?"
Benar saja, karena interaksi dua orang itu, terdengar bisik-bisik dari orang-orang sekitar.
Jolie Nie diam-diam mengepalkan tangan, tapi wajahnya malah mau tidak mau tersenyum. Kenapa dimanapun itu, perhatian semua orang selalu berada di tubuh Caily Man?
Jolie Nie sangat tidak sudi. Tapi dia tetap harus memperhatikan image-nya.
"Caily, hari ini semua orang datang bermain, tidak perlu begitu serius, menurutmu benar bukan?"
Meskipun Jolie Nie berkata dengan lembut, tapi matanya menatap Caily Man malah mengandung kemarahan. Jelas sekali sedang memperingati Caily Man.
Caily Man baru teringat Jolie Nie juga ada di sini. Apa daya keberadaan wanita itu terlalu rendah. Bisa ikut bergabung saja karena pengaruh Jaylen Kou.
"Baiklah, Kolonel Kou pilih dengan besar hati saja. Truth atau dare?"
Jaylen Kou menatap Caily Man dengan dingin dan berkata satu demi satu seperti berkata sambil menggertakan gigi saja.
"Dare."
Caily Man mengerti. Semua orang di sini mempunyai rahasia yang tidak diketahui dunia luar. Memilih dare yang memalukan lebih baik daripada memilih truth yang sulit dijawab.
"Kalau begitu kamu sembarang pilih seseorang di sini, memegang dagunya dan bertatapan selama tiga menit..."
Bersamaan dengan suara merinding orang-orang, wajah Jaylen Kou sudah sangat masam seperti pantat panci saja.
"Aku pilih..."
"Tunggu dulu!"
Caily Man sengaja mengangkat jari telunjuknya dengan misterius, mengerutkan dahi, dan matanya penuh dengan kejahatan trik.
"Aku belum selesai bicara nih. Poin utama dari dare-ku adalah, kamu harus memilih seorang pria untuk menyelesaikan dare ini bersamamu!"
Begitu perkataan itu keluar, wajah orang-orang di sana sangat bersemangat sampai tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.
"Wah, Penulis Man terlalu berani kali?"
"Aku tidak salah dengar kan? Apakah Penulis Naskah Man sekeras itu? Dia tadi suruh Kolonel Kou memilih seorang pria dan bermesraan kan?"
"Gila. Suruh Kolonel Kou bersama dengan wanita saja sudah... Bisa-bisanya menyuruh memilih pria? Dua orang itu memiliki dendam seberapa besar?"
"Cik, cik. Penulis Naskah Man adalah manusia serigala, lebih licik lagi dari serigala!"
"Caily, kamu..."
Benar saja, bagi Jaylen Kou, perbuatan yang menjelekkan nama baik dan membuat malu itu, dalam kondisi apapun pasti tidak dapat dilakukan. Seperti perkataan prajurit lebih bersedia dibunuh daripada dipermalukan!
Jaylen Kou mengerutkan dahi dan berkata kesal, "Aku memilih dihukum minum bir."
Kalau Caily Man diletakkan di masa lalu, pasti merupakan seorang ahli dalam penjara yang mempermalukan para penjahat.
"Baik, aku memang menunggu kalimat itu!"
Caily Man membuka tiga botol bir sambil bicara. Wajahnya diam-diam senang melihat drama ini.
"Bersedia lomba, bersedia menanggung kekalahan juga. Kolonel Kou, silakan."
Kemarahan Jaylen Kou membara di matanya, tapi karena gengsi, dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa langsung meminum habis tiga botol bir di hadapannya dan menatap Caily Man dengan mata bercahaya.
Tujuan tercapai, Caily Man juga tersenyum ke arah Jaylen Kou.
"Ok. Kolonel Kou memang benar merupakan orang hebat. Lanjut ronde berikutnya?"
Satu demi satu ronde berlanjut. Dari yang awalnya permainan TOD, terakhir berubah menjadi lomba minum bir. Sekelompok orang itu minum sampai mabuk dan tertawa bodoh, melihat satu sama lain.
Caily Man termasuk orang yang lumayan sadar di sana. Karena melihat sendiri adegan itu di hadapannya, dia hanya bisa mendeskripsikan dengan kata menyedihkan saja.
Jaylen Kou memang termasuk pria sejati. Beberapa kali botol bir mengarah ke arah Jolie Nie, Jaylen Kou akan membantu Jolie Nie minum beberapa gelas.
Beberapa saat kemudian, orang-orang yang peka itu mengerti siapa yang sesungguhnya Jaylen Kou sukai. Karena itu, pertanyaan yang diberikan kepada Jolie Nie hanya pertanyaan yang mudah saja. Tapi Jolie Nie seperti sudah membulatkan tekad untuk minum sampai mabuk hari ini, hanya saja baru minum dua gelas, Jolie Nie sudah tumbang ke dada Jaylen Kou dan pura-pura lemah. Membuat Caily Man yang melihat itu merasa jijik.
Apakah orang yang sebelumnya setelah muntah di toilet, seperti orang yang baik-baik saja, benar-benar adalah Jolie Nie? Bukan halusinasi kan?
Herbert Song sudah memikirkan dari awal, orang-orang yang mabuk ini rasanya tidak bisa pulang. Jadi dia dengan perhatian memesan semua kamar di lantai 15 untuk semua orang, kebetulan tempat syuting besok juga lebih dekat.
Jaylen Kou memapah Jolie Nie yang mabuk itu ke atas, ternyata sekelompok orang ini hanya bisa disebut sebagai binatang primata saja.
Setelah Jaylen Kou dan Jolie Nie menghilang di balik pintu, beberapa orang yang belum terlalu mabuk mulai menggosipkan tentang Jaylen Kou dan Jolie Nie dengan semangat. Kadang-kadang sekalian mengungkit nama Caily Man. Dibicarakan panjang lebar, tetap gosip zaman dulu.
Caily Man tidak tahu kenapa merasa tidak seru lagi terus berada di sana. Dia pun mengambil asal kartu yang ada di atas meja dan bertujuan kembali untuk mandi dan tidur lebih awal.
"Oh iya, kalian-kalian juga cepatlah beres-beres. Kalau tidak setelah pelayan masuk, malah mengira terjadi kasus pembunuhan lagi."
Setelah berpesan dengan cepat, Caily Man meninggalkan ruangan. Karena bagaimanapun besok masih ada pekerjaan melelahkan yang menunggunya. Dia tidak ingin menghabiskan waktu di acara perkumpulan yang tidak berguna seperti ini.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangMi Amor
TakashiUnperfect Wedding
Agnes YuVillain's Giving Up
Axe AshciellyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraUntouchable Love
Devil BuddyCinta Yang Dalam
Kim YongyiHei Gadis jangan Lari
SandrakoMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip