Mr. Ceo's Woman - Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu

Kata-kata kasar Jaylen Kou itu mendominasi gendang telinga Caily Man, dia hanya merasa harga dirinya sudah terinjak di bawah kaki pria yang mendominasi di depannya ini dan menguap.

Rupanya pria di depannya tidak pernah benar-benar mempercayainya, tidak sekalipun.

Memikirkan kemungkinan ini, dia merasa hatinya terasa sakit.

Caily Man tidak tahu apa penyebab yang membuat Jaylen Kou marah kepadanya. Tetapi dia juga tahu jika dia bersikap keras ke dia, dirinya pasti juga tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun. Akhirnya dia pun melunakkan sikapnya. Di matanya, dirinya juga hanya sebuah barang yang dapat dibeli oleh siapa saja. Tetapi seberapa besar rasa benci dia terhadap dirinya hingga mempermalukan dia hingga seperti ini?

"Hehe, ada apa Jaylen sayang-ku? Apakah aku boleh mengartikan sebagai kamu sedang cemburu?"

Dia memandang pria yang menjepit rahangnya saat ini dengan penuh arti dan tersenyum.

Pada detik selanjutnya, Jaylen Kou segera mendorongnya menjauh.

Dia tidak memiliki persiapan sehingga dia terjatuh ke belakang dan punggungnya menabrak gagang pintu mobil, sehingga menyebabkan sakit yang menyayat hati.

Jaylen Kou berhenti sejenak dan dengan sengaja mengabaikan alis Caily Man yang berkerut dan dengan dingin berkata: "Caily Man, singkirkan caramu untuk menggoda pria, aku tidak ada minat terhadapmu. Aku hanya memanfaatkanmu untuk menangkap orang-orang itu saja."

Garis wajah tegas pria itu memancarkan aura yang tidak boleh didekati oleh orang asing, serta terlihat sangat dingin.

Ada ledakan ketidakpuasan di hati Caily Man, Jaylen Kou ini selalu memiliki kemampuan khusus untuk menghancurkan suasana hati orang lain.

"Oh, kalau begitu maaf sudah merepotkan Tuan Muda Kou."

Dia merasakan mobil sudah berhenti bergerak dan melalui jendela dia dapat melihat bahwa dia berhenti di depan gerbang rumahnya.

Caily Man mengigit bibirnya dan berusaha menekan rasa tidak senang di hatinya lalu membuka pintu dan keluar dari dalam mobil.

Melihat mobil hitam itu perlahan pergi, Caily Man menunduk dan ada sedikit rasa tidak senang di hatinya.

"Drrt...."

"Drrt..."

Setelah ponselnya berdering dalam waktu yang cukup lama, Caily Man baru menyadarinya.

Dia mengeluarkan ponsel dan melihat nama yang sangat familiar. Tetapi bagi Caily Man, serentetan nomor ini membuatnya terasa sangat asing.

Dia tersenyum mengejek dan menjawabnya. Tiba-tiba dia merasa angin hari ini jauh lebih dingin dibanding biasanya.

"Ada apa? Kamu ingin menjualku ke siapa lagi?"

Lalu terdengar nada suara marah Ayah Man dari ujung sana.

"Di mana sopan santunmu itu ketika berbicara dengan ayah? Benar-benar semakin kurang ajar!"

"Sudahlah, sudahlah. Kamu juga sudah memasuki lanjut usia, kamu jangan sering marah. Caily Man memang memiliki karakter itu, kamu lebih bersabar saja."

Dari ujung sana terdengar suara wanita yang sangat lembut dan membuat Caily Man merasa sangat ironis.

Mengatakan dia tidak cukup bersabar?

Sebenarnya ada berapa banyak orang yang dapat bersabar ketika melihat ayah mereka mencari wanita lain ketika ibunya sedang sakit?

"Jika ada masalah cepat katakan, jika tidak aku akan mematikannya."

"Kamis ini, kami dan keluarga Song akan mengadakan pesta amal, jadi aku berencana untuk ..."

Tanpa menunggu dia selesai berbicara, Caily Man pun langsung memotong pembicaran dia.

"Tidak mau pergi, sebelumnya itu sudah yang terakhir kalinya. Aku tidak membutuhkan saham-saham Perusahaan Besar Man yang kamu berikan padaku itu. Kalian sekeluarga cukup pergi saja sendiri, tidak berpura-pura mengajak aku. Jika aku pergi, aku tidak menjamin tidak akan membuat onar."

Akan tetapi setelah mendengar perkataan dia, Ayah Man yang berada di ujung telepon tidak memarahinya, melainkan hanya menghela nafas.

"Caily Man, untuk kali ini bagaimana pun juga kamu tetap harus hadir. Acara amal ini dibuat atas nama ibumu. Jadi aku rasa kamu harus menghadirinya."

Jembatan Linjiang pada setiap sore menjelang malam selalu menunjukkan hawa dingin, sehingga setiap pejalan kaki yang lewat pasti akan membungkus erat diri mereka dengan mantel tipis dan berlari beberapa langkah melintasi sungai.

Namun saat ini, Caily Man sedang berdiri sendirian di atas jembatan dengan ekspresi sedih.

Semilir angin menampar wajahnya sehingga membuat kulitnya terasa sakit.

Mobil-mobil di belakangnya berlalu-lalang dan dalam sekejap mobil tersebut berubah menjadi titik cahaya kecil, menghilang di langit malam.

Caily Man tidak tahu dirinya sudah berdiri berapa lama di tempat itu. Ketika dia mendapatkan kembali kesadarannya, tubuhnya sudah terasa kebas hingga kepalanya sudah tidak dapat digerakkan.

Jika hari ini bukan karena ayahnya menelepon dia, dia benar-benar sudah lupa bahwa hari peringatan ibunya sudah mau tiba.

Hidup selalu berlalu begitu cepat, hingga orangtua yang pernah dia pikir akan saling mencintai seumur hidup pun lenyap, bahkan keluarga yang dulunya hangat pun berubah menjadi seperti sarang harimau.

Ponselnya terus mendapatkan panggilan masuk, ponsel tersebut bergetar tersebut hingga tangannya kebas.

Namun, pada saat ini, dia merasa nama ayah di layar terlihat sangat ironis.

"Hehe."

Angin meniupi rambutnya hingga berantakan, tetapi pada saat ini dia sepertinya tidak sadarkan diri.

Dia tidak berani berspekulasi tentang tujuan orang yang memilih untuk mengadakan pesta amal atas nama dia di peringatan kematian ibunya, apakah dia benar-benar ingin meratapi ibunya, atau dia hanya menggunakan tipu muslihat ini untuk membuktikan cintanya yang panjang untuk menarik lebih banyak orang. Agar dapat meluaskan bisnisnya

Semua ini tidak ada hubungannya dengan dia.

Dia hanya ingat ketika dia mendengar dia mengucapkan kata-kata ini, dia tanpa sadar menutup telepon.

Berani-beraninya dia.

Tidak peduli bagaimana dia menindasnya menggunakan otoritas dia sebagai seorang ayah, dia bisa menahannya dalam diam, tapi ibunya sendiri tidak bisa!

"Drrt......."

Ponselnya masih saja bergetar.

Caily Man menunduk menatap ponselnya.

Dia meremas hidungnya dengan tidak nyaman dan menghela nafas lalu menekan tombol jawab.

Belum dia membuka mulutnya, pihak penelepon di ujung sana berbicara terlebih dahulu dengan tidak berdaya.

"Kamu tenang saja, pada acara malam itu, Ellerie Bai tidak akan hadir. Tidak peduli kamu bersedia memaafkan aku atau tidak, menerima dia atau tidak, Keluarga Yan akan selalu menjadi rumahmu. Aku juga tidak pernah melupakan ibumu, hanya saja......"

Begitu berbicara hingga titik ini, dia tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi karena merasa malu. Melainkan dia hanya menggunakan sebuah helaan nafas sebagai penggantinya.

"Aku akan pergi."

Meskipun mereka hanya berkomunikasi menggunakan ponsel, tetapi dia dapat merasakan bahwa pria di ujung sana yang biasanya memiliki karakter keras pun melembut.

Pria ini tidak pernah mengerti akan kata lembut dan mengerti orang lain. Setiap bertemu dengan masalah, dia hanya menggunakan otoritasnya sebagai orangtua untuk memberi perintah kepadanya. Sejak dulu memang seperti itu, hanya saja dulu dia tidak membenci perlakuan dia seperti ini kepada dirinya.

Tetapi mungkin karena hari ini sudah banyak peristiwa yang terjadi, tiba-tiba membuat dia kembali mengingat masa kecilnya. Dia akan menggendongnya dengan penuh kasih sayang, menggendongnya di atas pundak dia dan menjulurkan tangan dengan hati-hati untuk menjaga dia.

Hanya saja semua ini sudah dikunci susah payah oleh dia sejak kematian ibunya dan Ellerie Bai menikah dengan ayahnya.

"Caily Man, tempat ini akan selalu menjadi rumahmu. Jika kamu bersedia, aku mempersilahkan kamu untuk pulang kapan saja."

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu