Mr. Ceo's Woman - Bab 123 Komunikasi antar pria
Jaylen Kou diam sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke ketiga orang di hadapannya.
"Sebenarnya, dia terluka bukan karena kamu, tapi karena cedera lama yang menumpuk. Sebelumnya dia setuju untuk syuting, mungkin karena dia memaksakan diri.
Begitu mendengar ucapan Jaylen Kou, rasa bersalah yang terpampang di wajah AA semakin bertambah.
"Kalau begitu kenapa dia setuju untuk syuting? Tapi juga salahku, karena ingin terlihat keren jadi menimbulkan banyak masalah."
"Karena dulu dia adalah seorang tentara, jadi sesulit apa pun tugasnya, dia akan menjalankannya dengan berani."
Selesai berbicara, Jaylen Kou bergegas pergi ke lokasi syuting dan hanya meninggalkan ketiga permuda yang melihat pasang surut di kejauhan sambil diam-diam terisak-isak.
Oleh karena itu, sebelum syuting dimulai, Caily Man melihat mata ketiga pemuda itu memerah, kelihatannya mereka sudah menjalani serangkaian cuci otak yang aneh, mereka memberitahunya ambisi dan tekad mereka.
"Kakak, kelak kami akan menjadi pria gigih dan tampan seperti Kolonel Kou!"
Gigih? Tampan?
Berbagai macam dugaan aneh yang tak terhitung jumlahnya melintas di benak Caily Man, dan kesimpulan akhirnya adalah: Hmm, anak-anak memang gampang di tipu.
Dengan perkataan Caily Man dan patokan yang ditetapkan oleh Jaylen Kou, ketiga pemuda itu langsung mendalami karakter mereka, adegan yang tadinya NG sampai tak terhitung jumlahnya langsung “wrap” dengan sangat cepat.
Akhirnya sampai ke adegan yang membuat semua orang deg-degan.
Saat ini AA yang berdiri di depan Jaylen Kou masih sedikit berdebar-debar.
Jaylen Kou mengganti pakaiannya dengan pakaian latihan instruktur, celana hitam dan baju ketat menyelimuti tubuhnya yang kekar.
Sianr matahari terbenam seperti warna darah, dibawah sinar matahari terbenam yang merah, tubuh kekar yang telah ditempa oleh badai dan hujan memancarkan aura maskulin yang kuat, dan langsung membuat semua orang yang berada di lokasi langsung menahan nafas.
"Kamu tenang saja, gunakan semua yang kamu tahu, benar-benar menyerang juga tidak apa-apa."
Selesai berbicara, Jaylen Kou mengangkat kedua tinjunya, karena kekuatan tangannya, lekuk otot bisepnya yang sempurna langsung terlihat. Dia memasang postur tubuh yang siap untuk bertarung, lalu dia mengangguk kepada AA, sebagai isyarat untuk memulai.
"Semuanya bersiap, adegan pertarungan di pantai yang pertama, Action!"
Detik berikutnya, dengan sedikit mengurangi kekuatannya AA melayangkan tinjunya ke arah Jaylen Kou, tapi dengan cepat dihadang oleh Jaylen Kou. Detik berikutnya, pukulan yang sekencang angin dilayangkan ke rahangnya, tanpa sadar, AA menghindar dan mundur, dan dia berhasil menghindari tinju Jaylen Kou.
Detik itu mata kedua orang itu bertemu, tetapi sebelum itu, mereka sudah saling berkomunikasi dengan menggunakan tinju mereka.
AA mengangkat sudut bibirnya, lalu senyuman penuh percaya diri akhirnya kembali muncul di wajahnya.
"Huh, sepertinya kamu lumayan hebat, sebelumnya aku benar-benar sudah meremehkanmu."
Dialog ini diimprovisasi sendiri olehnya, tapi memang sangat pas digunakan di situasi yang menegangkan ini.
Kedua pria itu seakan sudah mengkomunikasikan banyak hal. Saat mereka kembali bertarung, tinju mereka seakan mengenai tubuh lawan, tapi sebenarnya hanya lewat saja, tapi meskipun begitu, gerakan kedua pria itu dan lekuk tubuh mereka sudah sangat memanjakan mata orang-orang. .
Caily Man harus mengakui tubuh Jaylen Kou yang kekar tidak kalah dengan AA yang memiliki tubuh bagus karena bawaan lahir.
Ekspresi wajahnya yang tenang dan serangannya yang cepat dan kuat membuat mata Caily terus tertuju pada tubuhnya dan tidak bisa berpaling dalam waktu yang lama.
Pertarungan antar laki-laki yang penuh kesungguhan terus berlangsung sampai wakil sutradara mengatakan cut sambil tersenyum dengan puas, dari mata kedua orang itu mereka masih terlihat belum puas, dan mereka saling melihat satu sama lain dengan tatapan yang mendalam.
"Kolonel Kou, lain kali kalau ada kesempatan kita bertarung lagi, kamu adalah lawan yang aku kagumi dan aku juga sudah memutuskan ingin menjadi temanmu."
AA adalah pemuda yang terbuka, karena menemukan orang yang bisa diajak bertarung, dia sangat bersemangat hingga dia sudah mulai memanggil Jaylen Kou temannya.
"Hei, kamu mana boleh bersikap tidak sopan kepada Kolonel Kou?"
Caily Man merasa sedikit kesihan kepada ketua tim yang selalu membereskan kekacauan para anggotanya. Jelas-jelas dia hanyalah anak kecil, tetapi dia harus belajar untuk menjaga rekan satu timnya dan menghentikan rekan satu timnya mengatakan atau melakukan hal-hal yang tidak pantas, dan diam-diam mendapatkan koneksi untuk tim mereka.
"Hari ini semuanya sudah bekerja keras, ada kabar baik yang ingin aku beritahukan kepada semuanya!"
Saat ini, sutradara bertepuk tangan untuk mengumpulkan semua orang, raut wajahnya memancarkan kegembiraan dan kelegaan.
"Tadi aku mendapatkan telepon dari kru film, dia mengatakan saat ini aktor khusus sudah tidak apa-apa dan dia tidak patah tulang. Saat di rontgen, tulangnya sudah kembali seperti semula, kata dokter karena cedera lama jadi menyebabkan jaringan lunak lututnya cedera, asalkan istirahat dengan baik dia akan segera pulih. "
Setelah seharian menjalani syuting dengan intensitas tinggi, ini memang berita terbaik hari ini.
Mendengar hal ini, diantara semua orang tentu saja AA yang paling bahagia. Dia bahkan ingin melompat setinggi tiga kaki, dia langsung berlari menghampiri Jaylen Kou.
"Kolonel Kou, apa yang kamu katakan benar. Aku sangat mengagumimu. Kamu benar-benar luar biasa. Kalau tadi seranganmu miring sedikit saja, takutnya aku tidak akan bisa menangkisnya!"
Begitu beban yang menimpa hatinya terangkat, pemuda itu mengikuti Jaylen Kou sambil tidak berhenti berceloteh. Dia berbicara panjang lebar, tapi sepertinya Jaylen Kou tidak marah, dia hanya sesekali mengangguk, dan tidak mengomentari celotehannya.
Caily Man melihat kedua orang yang sudah dekat ini sambil berpikir, tiba-tiba dia memahami niat baik Jaylen Kou.
Ada beberapa hal, tidak peduli seberapa banyak pun kamu mengatakannya tidak ada gunanya, lebih baik langsung menghadapi kegagalan yang sebelumnnya.
AA takut karena bayang-bayang dia membuat lawannya terluka, Jaylen Kou langsung bertarung melawannya, agar dia bisa sepenuhnya melepaskan beban di hatinya, melawan racun dengan racun, dia benar-benar layak mendapat panggilan Kolonel Kou ini.
Setelah kru peralatan selesai beres-beres, mereka menaiki bus dan pergi membeli banyak bunga dan makanan ringan lalu berangkat menuju ke rumah sakit.
Melihat sinar matahari terbenam yang keemasan sedang bersinar di luar jendela, Caily Man teringat dengan tubuh kekar seseorang di saat disinari matahari terbenam, tiba-tiba dia merasa mungkin bekerja dengan Jaylen Kou bukanlah sesuatu yang sulit.
...
"Terima kasih atas kerja keras semuanya."
Alina Rong tidak ingat lagi sudah berapa kali dia mengucapkan hal ini. Bahkan pinggangnya terasa sakit karena lama dan sering membungkuk, tapi saraf tegang itu masih tidak berani merasa rileks.
"Terima kasih atas kerja keras semuanya, kembali dan istirahatlah dengan baik, besok kita berusaha lagi!"
Dia selalu mengingat statusnya di kru film.
Dia hanyalah seorang penulis skenario pengikut rombongan yang khusus Caily Man tempat kan di kru film. Sampai tahap tertentu, dia bukanlah bagian dari kru film, jadi setiap kali dia bertemu dengan orang, dia akan mencoba untuk bersikap hormat dan takut membuat kesalahan .
"Hei, Alina, lihat adegan ini, bukankah dialogku terlalu sedikit?"
Pemeran wanita pendamping No. 2 memegang naskah dengan tidak senang.
"Lihat, dalam keseluruhan adegan dialogku hanya satu baris, bukankah ini terlalu pilih kasih? Bisakah menambahkan sedikit dialog untukku?"
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleSi Menantu Dokter
Hendy ZhangLove and Trouble
Mimi XuUntouchable Love
Devil BuddyThe Sixth Sense
AlexanderThe Great Guy
Vivi HuangMy Perfect Lady
AliciaRahasia Istriku
MahardikaMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip