Mr. Ceo's Woman - Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
Berjalan tanpa tujuan di tengah hujan sendirian, Cally Man tidak tahu ke mana dia ingin pergi sekarang, dan ke mana dia bisa pergi.
Otaknya kacau balau, dan memori tidak menyenangkan bermunculan di benak.
Gerimis masih terus mengguyur, dan hujan musim gugur menerpa dirinya tanpa henti, namun dia tidak merasakan betapa dinginnya saat itu. Saat sadar, dia menyadari bahwa dia telah meninggalkan rumah sakit dan tidak tahu di mana dia berada.
Cally Man hanya duduk di pojok jalan, memperhatikan pejalan kaki yang datang dan pergi di jalan, ada orang dewasa dan anak-anak, ada pasangan yang saling mencintai, dan ada anak-anak yang bermain bersama. Masing-masing terlihat begitu hidup, begitu penuh vitalitas.
Hanya saja siapa yang bisa mengira bahwa kehidupan sebenarnya sangat rapuh.
Orang yang awalnya dianggap bisa terus menemaninya ternyata pada suatu hari sakit parah dan dirawat di rumah sakit, kemudian meninggalkannya tanpa peringatan, mengkhianati sumpah yang dia buat ketika dia masih kecil.
Cally Man bergidik tanpa sadar dan buru-buru masuk ke toko makanan penutup.
Petugas itu sedikit terkejut ketika melihat tubuhnya yang basah, dan bertanya dengan canggung, "Halo, Nona, apa yang kamu butuhkan?"
Dia melihat sederet minuman dan makanan penutup yang mempesona di menu, dan berbicara dengan ringan.
"Secangkir coklat panas, sedikit gula, terima kasih."
"Oke, secangkir coklat panas."
Setelah menerima uang, pramusaji muda itu menyerahkan kwitansi kepadanya. Melihat dia terlihat sedikit memalukan saat ini, dia ragu sejenak, lalu bertanya, "Apa kamu butuh kami untuk menyediakan handuk panas untukmu? Kita punya di sini. Handuk panas disediakan untuk digunakan para tamu secara gratis, yang dapat digunakan untuk mengeringkan atau menghangatkan tubuh mereka. "
Cally Man menatap pelayan di depannya, mata besarnya yang berkilauan dipenuhi dengan harapan dan ekspektasi untuk dunia baru. Kebaikan seperti ini, begitu lihat langsung tahu bahwa itu adalah seorang siswa yang belum teracuni oleh masyarakat, seperti dirinya yang dulu.
Berpikir bahwa selama bekerja keras, pasti akan dihargai. Berpikir selama berdiri dengan kekuatan sendiri, orang lain tidak akan berspekulasi tentang metode di belakangnya.
Namun nyatanya masih belum berhasil. Pada akhirnya, bahkan sahabat pun mengira bahwa dia telah mencapai hasil saat ini hanya karena latar belakang keluarganya. Itu konyol dan menyedihkan.
Melihat pelayan di depannya, dia agak tersentuh.
Jadi dia tersenyum, menolak kebaikan pelayan di depannya, dan berterima kasih padanya.
Karena dalam kondisi menggenaskan, Cally Man sengaja memilih tempat duduk yang tidak terlalu mencolok. Kehangatan dalam ruangan bisa membuat hati yang lembab menjadi lebih jernih.
Dia melihat ke jendela, langit mendung seperti pemakaman Louise Wang hari itu.
Tidak banyak orang yang berpartisipasi, mungkin dia satu-satunya.
"Coklat panasmu, silahkan dinikmati."
Cally Man mengangkat tangannya untuk memegang cangkir keramik yang sedikit hangat, tapi tidak peduli seberapa hangat suhunya, tidak ada cara untuk menghangatkan perasaannya yang basah.
Minuman panas yang masuk ke tenggorokan mengusir kedinginan di tubuhnya.
Cally Man melihat ke arah pintu dan melihat pejalan kaki yang bergegas masuk untuk berteduh dan tamu yang akan pergi sambil mendesah pelan.
Orang-orang ini, terlepas dari status dan pencapaian mereka, selalu tahu di mana mereka berada dan ke mana mereka pergi, tetapi sekarang dia tidak tahu ke mana harus pergi.
Dia tanpa sadar teringat panggilan telepon ke Jaylen Kou tadi, dia tidak bisa menahan tawa.
Sejak kapan dia menjadi begitu bergantung pada Jaylen Kou? Jelas menghindarinya di masa lalu karena takut, tetapi sekarang ketika menghadapi kesulitan yang tidak ingin diselesaikan, secara naluri masih ingin menemui untuk menyelesaikannya.
Entah berapa lama duduk di sana. Tetesan air di pakaiannya sudah menyerap masuk ke tubuhnya. Badannya begitu basah yang membuat Cally Man merasa sedikit tidak nyaman, jadi dia memutuskan untuk bangun dan pergi. Waktunya untuk pulang dan mandi. Lagipula, harus buru-buru memanfaatkan tiga hari istirahat yang langka untuk segera memakamkan Bibi Wang.
"Cally Man, apakah itu kamu?"
Karena suara ini, gerakan bangun tiba-tiba terhenti.
Cally Man sedikit terkejut, apakah ini ilusi? Mengapa dia merasa seolah-olah dia mendengar suara Jimmy He?
Dengan tidak pasti, dia menoleh dan mendongak menemukan bahwa itu benar-benar dia, tetapi penampilan malu dari dirinya saat ini mungkin akan membuatnya merasa lebih nyaman.
"Wah, ternyata kamu, kok bisa kebetulan seperti itu?"
Jimmy He tersenyum sedikit, tidak memperhatikan sarkasme dalam nada Cally Man, tetapi langsung duduk di hadapannya, seolah-olah mereka hanya teman lama yang kebetulan bertemu setelah bertahun-tahun.
Ya, mereka sudah saling kenal selama bertahun-tahun, tetapi mereka tidak disebut sebagai teman lama.
“Kebetulan aku bekerja di sekitar sini, dan melihat mobil kamu diparkir di sini, kupikir kamu mungkin berencana datang ke sini untuk minum coklat panas. Lagipula, kamu lebih suka makanan penutup sejak kuliah.”
Dia terus berbicara, seolah dia bisa menyembunyikan rasa malunya karena menatap langsung ke mata dingin Cally Man.
"Awalnya aku hanya mencoba keberuntungan, tidak disangka benaran melihat kamu di sini."
Dalam menghadapi Jimmy He, perasaan Cally Man agak rumit, lagi pula, faktanya dia pernah mencampakkan dirinya, namun fakta juga dia pernah berusaha keras membantu dirinya sendiri.
"Kamu salah. Hari ini hanya iseng saja aku minum coklat panas. Aku sudah lama berubah ke gaya Amerika. Toh ada beberapa kebiasaan buruk yang lebih baik diperbaiki lebih awal."
Ironis dari kalimatnya cukup jelas, tidak mungkin orang pintar seperti Jimmy He tidak mengerti, tapi hari ini dia sepertinya ingin berpura-pura bodoh secara total.
"Oh ya? Kalau begitu aku kebetulan bisa mencoba rasa gaya Amerika, mungkin aku akan lebih menyukai gaya Amerika."
Dia tersenyum, tetapi Cally Man merasa bahwa adegan saat ini membuatnya sangat tidak nyaman.
"Oh, kalau begitu kamu sibuk saja, aku ada urusan, pulang dulu."
"Cally Man."
Jimmy He melirik Cally Man dengan ekspresi rumit, dan menekan bibirnya sedikit.
"Kamu baik-baik saja akhir-akhir ini?"
Cally Man tampak dingin dan berseru.
"Yah, tentu saja baik untuk tidak dipermainkan oleh orang lain."
Setelah itu, Cally Man mengabaikan ucapan apapun dari dia dan berbalik untuk pergi, tapi dia ditangkap pergelangan tangannya.
"Cally Man, atau aku antar kamu kembali."
"Tidak, Jimmy He, hubungan kita saat ini bisa dianggap sebagai teman yang tidak akrab saja."
Setelah mengatakan ini, Cally Man menggentakkan tangannya dengan tiba-tiba dan keluar dari kafe dengan cepat.
Sepanjang perjalanan pulang, dia hanya merasa sedikit panas, dan bahkan matanya sedikit kabur.
Mungkin demam?
Cally Man menghela napas sedikit, mandi dan berbaring di tempat tidur, menyelimuti dirinya yang demam, dan tertidur.
...
Di sudut gelap, Andi berulang kali mengkonfirmasi bahwa akunnya tidak akan ditemukan, dan mengunggah video di ponsel dengan informasi akun yang berbeda ke Internet.
"Nona Nie, kamu yakin ini benar-benar berguna?"
Jolie Nie tersenyum tipis, matanya yang cerah sekarang ternoda dengan kegelapan langit malam.
"Tentunya yang diinginkan Andreas Pei adalah Alina Rong dan Cally Man mengalami masa-masa yang sulit. Pada titik ini, aku secara alami akan membantunya."
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaMarriage Journey
Hyon SongMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMr. Ceo's Woman
Rebecca WangTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCEO Daddy
TantoMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip