Mr. Ceo's Woman - Bab 75 Undangan Herbert Song
"Ngomong-ngomong, mengenai naskah ini juga, aku merasa masih kurang sedikit karakteristik pribadi dalam hal perencanaan."
Caily Man tidak memperhatikan perubahan raut wajah kecil Alina Rong, melainkan mengambil beberapa naskah lainnya yang sudah disusun rapi oleh Alina Rong, dengan serius memberitahu beberapa masalah yang terdapat di dalamnya.
Di bawah bimbingannya, ekspresi wajah Alina Rong sudah berubah menjadi sangat tidak enak.
"Intinya, beberapa masalah yang aku singgung tadi sebaiknya kamu perhatikan baik-baik lagi, bagaimanapun, kita sebagai kreator, tidak boleh membatasi diri dengan aturan yang terlalu kaku, kita harus bisa menerobosnya."
"Ya, benar sekali, aku memang masih memiliki banyak kekurangan."
Dia sedikit menggertakan giginya, ada kesedihan yang dalam di dalam hatinya.
Dia telah berjuang menghasilkan karya ini selama beberapa waktu ini, ternyata hanya dianggap sebagai tugas mengarang anak SD, tindakan ini membuatnya merasa sangat tidak puas.
Dan apakah dia begitu terburu-buru? Baru hari pertama kembali bekerja sudah menghina pekerjaan yang telah dia selesaikan dengan begitu susah payah?
Ini sepertinya tidak terlihat seperti sedang membimbing bawahannya, tetapi seperti ingin menunjukkan bahwa orang lain tidak bisa menganggu gugat posisi yang dia duduki saat ini.
Benar-benar hati manusia tidak bisa ditebak dengan mata telanjang, demi bisa mengikuti langkah kaki Caily Man, dia sudah berusaha sekeras mungkin, namun pada akhirnya kerja kerasnya itu hanya dianggap sebagai lelucon di mata Caily Man.
"Tapi penyelesaian karyamu kali ini merupakan peningkatan besar untukmu juga, Alina."
Caily Man tersenyum tipis, mengangkat tangannya untuk mengambil susu yang diserahkan Alina Rong dan menyesapnya.
“Sebenarnya kamu cukup mengejutkanku, aku masih ingat ketika aku seusia kamu, perencanaan yang aku tulis bahkan tidak bisa diterima oleh orang lain, jadi Alina, kamu jangan memandang rendah dirimu sendiri, kamu adalah orang yang hebat juga, apakah kamu mengerti?"
"Ya, aku mengerti, jika tidak ada masalah lain, maka aku akan keluar terlebih dahulu."
Setelah Alina Rong pergi, Caily Man menoleh dan menatap langit yang semakin gelap, dengan meregangkan ototnya, dia menghela napas lega.
Sejujurnya, dia cukup terhibur.
Meskipun pada hari pertama kembali kerja, dia juga memikirkan ingin mencari waktu untuk bermalasan sejenak, tetapi dia tidak mungkin selamanya bergantung pada Alina Rong, namun setelah melihat perencaaan yang ditulis oleh Alina Rong, dia menemukan bahwa dirinya benar-benar menanganinya dengan cukup baik.
Mengenai masalah yang disinggungnya tadi, sebenarnya dia sengaja mencari kesalahan yang dalam demi meningkatkan kemampuannya.
Alina Rong keluar dari kantor Caily Man dengan membawa semua perencanaan yang telah dia selesaikan, kemudian dia merasakan tubuhnya sedikit lemas.
Secara tidak sadar, dia selalu merasa bahwa kedekatan dirinya dengan Caily Man sebelumnya sebagai guru dan teman seperitnya sudah hancur.
Caily Man sekarang menyembunyikan segalanya darinya, bahkan langsung menunjukkan kekuatannya sebagai atasan, tindakan ini tidak bisa membuatnya tidak berpikir lebih banyak lagi.
"Hei, aku kira siapa ini, tidak melakukan apa-apa selama jam kerja, melainkan memikirkan tentang hidup di sini, ternyata adalah Perwakilan Rong."
Yang membicarakan hal ini adalah beberapa orang dari departemen pemasaran yang belakangan ini suka menggosipkan orang dari belakang, Alina Rong sedikit mengernyit dan tidak berniat untuk meladeninya.
"Hei, jangan sembarangan berbicara, dia sudah bukan lagi sebagai Perwakilan Rong, kehadirannya hanya sebagai pengikut saja."
Alina Rong mengepalkan tinjunya, amarah mengamuk sudah memuncak di dadanya.
"Hei, ku peringatkan sekali lagi, jangan keterlaluan!"
"Haha, kita keterlaluan? Siapa di antara kita yang tidak mengatakan yang sebenarnya? Alina Rong, kapan kamu bisa melihat dirimu dengan jelas, seluruh perusahaan tahu bahwa kamu hanyalah anjing yang patuh di sebelah Caily Man."
“Benar sekali, padahal hanya menyuruhnya menjadi perwakilan sementara, tetapi dia malah benar-benar menganggap dirinya sebagai Editor, apakah tidak terkesan sombong sekali? Menurutku Caily Man hanya takut posisinya akan diambil oleh orang lain, jadi menyuruhmu sebagai perwakilan, bagaimanpun, diwakili oleh orang lain, mungkin saja dirinya tidak akan kembali pada posisinya lagi, namun berbeda jika dia mencarimu sebagai perwakilannya... sepertinya sungguh membuatnya sangat tenang."
Sindiran demi sindiran seperti bergema dalam telinganya, Alina Rong mengangkat tangannya mendorong pergi sekelompok orang yang menghalangi.
"Minggir, masalahku tidak perlu diatur oleh kalian semua!"
"Hei, Alina Rong, bukankah kamu baru saja menjadi editor perwakilan selama beberapa hari? Kemampuanmu tidak menambah tetapi emosimu sudah berubah mirip dengan gurumu, benar-benar pantas dikatakan sebagai anjing setia milik Caily Man, kamu layak menjadi penjaga halaman rumah orang selamanya! "
Alina Rong tidak bisa menahan amarah, sekujur tubuhnya tidak berhenti gemetar, selama ini dia selalu bekerja dengan teliti dan selalu mengalah demi kebaikan bersama, tetapi mengapa tidak peduli apa yang dia lakukan, dia hanyalah sasaran untuk diserang oleh orang lain?
Dulu, dia selalu menganggap sindiran dari orang lain itu seperti angin berlalu yang masuk dari telinga kiri dan akan keluar dari telinga kanan, namun saat ini, dia berpikir apa yang mereka katakan itu sepertinya masuk akal juga.
Alasan Caily Man meminta dirinya untuk menangani urusan atas namanya mungkin bukan karena dia memiliki kemampuan, tetapi sebagai kebalikannya, dirinya memang tidak menjadi ancaman baginya.
Waktu berlalu seperti air, akhir pekan seketika datang.
Caily Man awalnya ingin menikmati waktu luang saat liburan, tetapi semuanya terganggu oleh sebuah panggilan telepon.
"Halo, Nona Caily Man, saya adalah asisten Tuan Song, Livia Mo, kita pernah bertemu sebelumnya."
Caily Man dengan hati-hati mencari sosok orang tersebut di benaknya, tetapi dia sama sekali tidak mengingatnya.
"Ada apa?"
"Begini, mengenai kesilapan kami dalam pengawasan yang menyebabkan insiden Kolonel Kou jatuh ke laut, CEO Song berencana untuk meminta maaf kepada Anda secara langsung, apakah Anda memiliki waktu pada sore ini?"
Sebenarnya, Caily Man ingin langsung menolaknya, tetapi setelah dipikir lagi, lawan berbicaranya saat ini hanyalah seorang asisten kecil yang bekerja keras, jika dia menyusahkannya, mungkin dia sulit untuk melaporkan kepada atasannya.
Lagipula, hanya sedikit saja orang yang bisa seperti dia yang mampu menantang atasan sendiri di dalam perusahaan.
"Baiklah, aku sudah mengerti."
"Baiklah, saya akan mengirimkan waktu dan alamat kepadamu nantinya, Terima kasih atas kerja sama Anda, sekali lagi saya ingin meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada Anda, semoga insiden kali ini tidak mempengaruhi kehidupan Anda di masa depan. "
Setelah menutup telepon, Caily Man dengan malas mengusap keningnya, dia merasa asistennya benar-benar mirip sekali dengan atasannya.
Herbert Song selaku CEO Song's Entertainment terlihat sopan dan lembut, tapi dia tidak menyangka asisten yang bekerja dengannya juga akan begitu sopan, lain dengan anggota keluarga Jaylen Kou yang selalu berharap bisa menelannya, dan selalu kejam padanya.
Waktu berlalu dengan cepat, jam perjanjian mereka sudah tiba, Caily Man berpakaian rapi dan bersiap untuk keluar, seketika dia melihat sebuah mobil sedang menunggunya di depan pintu.
Jendela mobil perlahan-lahan diturunkan, wajah yang sangat dingin dan tegas muncul di depannya.
"Jaylen Kou?"
Dia mengerutkan kening, belakangan ini dia merasa pertemuan dirinya dengan mantan suaminya berubah menjadi lebih banyak daripada saat mereka baru menikah, benar-benar jodoh yang buruk.
Jaylen Kou memandang Caily Man, yang berpakaian rapi di depannya, pupilnya membesar.
Dulu, Caily Man selalu mengenakan rok pendek yang membungkus erat tubuhnya, dengan sepasang sepatu hak tinggi, berpakaian seperti sosok wanita pada zaman dahulu kala.
Sekarang, dia mengenakan kemeja sutra dan celana jins hitam yang membalut kakinya yang ramping dan bisa dikatakan sangat proporsional, dia terlihat jauh lebih segar, yang membuat hati Jaylen Kou sedikit bergetar, belakangan ini, penampilan dia semakin disukai olehnya.
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaEternal Love
Regina WangDiamond Lover
LenaMy Superhero
JessiSang Pendosa
DoniMore Than Words
HannyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip