Mr. Ceo's Woman - Bab 120 Keadaan Darurat
Caily Man berpikir sebentar. Melihat wajah blasteran yang tampan dan mata bersinar yang menantikan itu, tanpa sadar hatinya tergerak.
"Baiklah. Dengan karakter tokohmu, bukannya tidak boleh ditambahkan juga. Dalam tingkat tertentu bisa menambah pertentangan. Begini saja, aku pergi bertanya pada instruktor apakah ada masalah atau tidak. Kalau dia juga menerima, maka aku lembur dan menambah satu adegan untuk kalian juga boleh."
Meskipun saran AA hanya karena ketertarikan saja, tapi setelah dipikir dari arah berlawanan, menambah gerakan pertarungan sepertinya juga membantu memperkuat karakter tokoh. Hanya saja perlu dibilang AA dan tokoh yang diperankan sangatlah cocok.
Setelah wakil sutradara datang memberitahu dia boleh mulai syuting sesuai jadwal, dia sudah memasukkan adegan bertarung yang AA mendadak inginkan ke dalam naskah drama.
Awal syuting meskipun berjalan kurang lancar, tapi untung saja kemampuan adaptasi aktor aktris di sini sangat cepat. Setelah memotret dua sampai tiga adegan, mereka mulai masuk ke dalam peran masing-masing.
Terakhir tentu sampai di bagian terpenting hari ini. AA yang sangat bersemangat itu sudah melepaskan luaran bajunya sejak awal, menunjukkan otot-otot yang dia banggakan dan mulai menggosokannya terhadap udara.
Caily Man menopang dahi dan menghela napas. Tapi demi rating drama ini, dia hanya bisa membiarkan AA bertindak seperti ini.
"Sudah janjian ya. Ketika disuruh berhenti, langsung berhenti. Tidak boleh terjadi apa-apa. Apa kamu mengerti?"
Big M sebagai ketua sedikit mengkhawatirkan AA, sebelum mulai syuting, memberikan banyak nasihat. Tapi ketika melihat wajah AA yang semangat itu, jelas sekali pasti tidak mendengar satupun nasihat dari ketua.
"Baik, semuanya, action!"
Kamera perlahan-lahan mendekat, ekspresi AA yang awalnya semangat seketika berubah sombong dan tidak senang.
"Kamu suruh kita latihan dan kita langsung latihan? Huh, maaf ya, aku hanya bisa tunduk pada orang yang bicara menggunakan kemampuannya."
AA mengangkat tinggi kepalanya dan tersenyum merendahkan. Lensa kamera kebetulan close-up, memotret wajah AA yang terpancar cahaya dan berpadu dengan indah itu.
Detik berikutnya, kaki AA mengarah ke kaki instruktor. Sesuai perjanjian sebelumnya, menghindar, membalikkan badan, lalu sebilah pisau berada di leher AA.
Saling beradu satu sama lain, gerakan tinju mereka memang terlihat seru.
Caily Man tersenyum. Kelihatannya lembur kali ini tidaklah sia-sia.
"Akh!"
Tidak lama setelah dia puas, instruktor yang bertarung dengan AA itu tiba-tiba teriak kesakitan, memeluk kaki kanannya dan terjatuh ke atas tanah.
Karena keadaan mendadak pemain, syuting kali ini mau tidak mau harus dihentikan.
Dia bertatapan dengan Jaylen Kou, dan berjalan cepat ke samping aktor.
Wajah aktor itu pucat. Memeluk kakinya dan terlihat sangat menderita.
"Hei, bukankah sudah kusuruh hati-hati? Kenapa kamu menendang orang sampai terluka?"
Melihat itu, wajah Big M masam, tapi wajah AA malah terlihat tidak terima.
"Aku belum mengenainya, tapi dia yang tiba-tiba terjatuh."
Jaylen Kou membalikkan tubuh aktor itu dengan hati-hati. Setelah melihat jelas luka di kaki aktor itu, wajah orang-orang semuanya terkejut dan ketakutan.
Karena lutut yang seharusnya agak bulat bisa-bisanya miring ke samping, permukaan lutut hampir membentuk permukaan yang rata?!
Penampakan itu terlihat aneh dan tidak mungkin.
"Ini... patah tulang?!"
Pemandangan ini, bahkan W yang sangat jarang bicara juga sedikit terkejut dan mengomel, "AA, sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Apa kamu mau membunuhnya?"
"Aku... Aku bukan sengaja. Tidak, aku sama sekali tidak menyentuhnya. Kenapa kalian tidak percaya padaku."
Mereka bagaimanapun juga hanya anak berumur 18 dan 19 tahun saja. Sekarang menghadapi perubahan besar seperti ini, semuanya terkejut sampai tidak tahu harus berbuat apa. Sekarang juga hanya bicara satu kalimat demi satu kalimat yang tidak berguna saja.
Jaylen Kou tetap mempertahankan toleransi dan kedinginan yang seharusnya ada lalu melihat orang-orang yang melingkar untuk melihat dan berkata tenang, "Sekarang, utus satu orang menghubungi tim medis di sekitar sini. Caily, telepon ambulans! Dalam keadaan dimana lukanya belum pasti, sekarang semua orang jangan menyentuh luka pasien, juga jangan mendekatinya, untuk mencegah patah tulang untuk kedua kalinya."
AA yang awalnya terlihat biasa saja sekarang juga berubah pucat, langsung diam dan tidak berani mengatakan apapun.
Orang yang berbaring di atas lantai sepertinya sangat tersiksa. Dia menengadahkan kepala melihat orang-orang di sekitar, terakhr pandangannya berhenti di tubuh AA dan berusaha berkata, "Kalian... Sudah salam paham... Bukan bocah itu. Aku sendiri... Aku..."
Setelah Caily Man selesai telepon, dia pun menghampiri dan menenangkan, "Sudahlah. Masalah sekarang bukan mencari tahu siapa yang salah. Tujuan terpenting adalah memastikan tubuhmu sehat, jadi jangan khawatir terlalu banyak, ya?"
Suara Caily Man yang lembut membuat wajah aktor itu membaik, aktor itu tersenyum dan berkata, "Maaf ya, jadi membuat kalian repot."
Tidak lama kemudian, ambulans seiring dengan bunyi sirene berjalan ke sini. Setelah mengangkat aktor yang terluka dengan hati-hati ke atas tandu, karena ruang kosong di dalam mobil terbatas, hanya bisa mengutus satu orang manajer panggung untuk memantau keadaan. Orang-orang lain tetap berada di lokasi syuting, lanjut syuting sampai menyelesaikan isi syuting hari ini.
Meskipun di mulut dikatakan seperti itu, tapi karena kecelakaan tadi, orang-orang sedikit banyak merasa ketakutan dalam hati.
Air laut memukul pantai, seperti memukul hati semua orang, membuat tidak tenang.
Kalimat yang awalnya bisa lewat hanya dengan satu kali saja, sekarang malah harus diulang beberapa kali, itu pun tetap banyak yang kurang. Beberapa anak muda ini mungkin karena tidak pernah mengalami keadaan seperti ini. Meskipun mengucapkan kalimat seperti mesin, tapi ekspresi wajah mereka sama sekali tidak ada kesenangan yang seharusnya dimiliki anak muda.
Terus berulang-ulang seperti itu, orang-orang di lokasi syuting tanpa sadar berubah lelah.
"Penulis Man, melihat kondisi sekarang, bagaimana kalau kita meniadakan syuting hari ini? Biarkan anak-anak ini menenangkan diri dulu?"
Setelah melihat hal tadi, wakil sutradara sebenarnya juga masih merasa sedikit ketakutan.
Siapa yang bisa terpikir hari pertama syuting langsung terjadi kecelakaan begitu besar. Luka yang tiba-tiba datang itu membuat semua orang tidak tahu harus berbuat apa.
Sutradara Lee tidak ada di sini. Di dalam tim juga hanya Jaylen Kou dan Caily Man saja yang bisa mengambil keputusan. Sekarang Jaylen Kou mau tidak mau harus berunding cara penyelesaian dengan Caily Man.
Karena bagaimanapun instruktor itu hanya artis sampingan yang adegan syutingnya sangat sedikit saja, kalau terluka masih bisa diatasi. Kalau pemeran utama yang terluka dalam proses syuting, maka pengaruh yang ditimbulkan untuk syuting belakangnya bukanlah main-main.
"Tidak bisa, tidak bisa berhenti."
Caily Man mengerutkan dahi, merasa masalah sekarang sangat sulit diatasi.
Jatah syuting kedua tim sudah ditetapkan sejak awal. Kalau tim mereka ini sejak awal sudah mengganggu perkembangan syuting, selama ada contoh pertama ini di awal, ke belakangnya akan menjadi cara penyelesaian yang tidak bisa dihentikan.
Meskipun sekarang terjadi hal diluar dugaan, tapi jatah syuting hari ini, harus diselesaikan hari ini juga!
"Apa? Kalau begitu... Kita juga tidak bisa terus NG. Lama kelamaan, karyawan yang mengurus kamera dan lighting pasti akan kesal."
Caily Man menganggukan kepala dan berkata, "Istirahat dulu 15 menit. Mengenai masalah di pengaturan panggung, kamu yang selesaikan. Masalah di aktor dan aktris, aku yang selesaikan."
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Goddes
Riski saputroCantik Terlihat Jelek
SherinMy Lifetime
DevinaAdieu
Shi QiHis Soft Side
RiseUnperfect Wedding
Agnes YuMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip