Mr. Ceo's Woman - Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
Tentu saja, dia sudah mengenal tubuh seksi Jaylen Kou sejak lama, tapi dibandingkan dengan itu, bekas luka silang di punggung Jaylen Kou saat ini membuatnya lebih tidak bisa berpaling.
Sebagai kolonel termuda di Tiongkok, Jaylen Kou menjadi bangga tiada tara, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan memiliki begitu banyak bekas luka di tubuhnya.
Jaylen Kou mengenakan jubah mandinya dan melihat ekspresi kaget Cally Man ketika dia menoleh. Setelah berpikir sejenak, dia secara alami mengerti mengapa dia memiliki reaksi ini.
"Luka kamu ..."
Jaylen Kou menyeka rambutnya yang basah dengan handuk mandi, matanya kelam, dengan dingin berkata, "Apa, menggagetkan kamu?"
Memang, bekas lukanya yang berbintik-bintik benar-benar tidak dapat dibandingkan dengan kulit mulus pemuda yang berkilauan di bawah terik matahari, Jaylen Kou merasa sedikit tidak nyaman ketika dia memikirkan senyum bahagia dari lubuk hati ketika Cally Man bersama mereka hari ini.
"Aku bukan para idola, tentu saja tidak akan glamor seperti yang lain.”
Dengan berkata seperti itu, Jaylen Kou langsung meninggalkan bak mandi, meninggalkan Cally Man sendirian dalam kebingungan.
"Apa yang membuat Jaylen Kou terprovokasi hari ini?"
Syuting kedua tim berjalan cukup lancar. Meski ada masalah dengan aktor spesial di tim putra, Sutradara Li tidak bisa menahan kegembiraan dengan tambahan Jaylen Kou, jadi wajar saja dia tidak melanjutkan masalah ini.
Kedua tim akhirnya memutuskan untuk syuting di West City, tujuannya karena West City berada di barat laut, memiliki hamparan gurun yang luas, dan konten pemotretan berikutnya terutama akan berputar di sekitar kehidupan pelatihan di tengah gurun.
Namun, gurun pasir selalu kering dan kekurangan air, bahayanya angin dan pasir terhadap kulit dan dampak dari paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama, bukanlah tantangan kecil baik bagi kru fotografi maupun para aktor.
Oleh karena itu, karena tugas pengambilan gambar selanjutnya sangat berat, sangat penting untuk berkumpul bersama untuk meningkatkan semangat sebelum pengambilan gambar.
Apakah itu perlu? Cally Man bergumam dalam hati.
Kali ini jelas Sutradara Li telah belajar dari kejadian semua orang mabuk terakhir kali, dan tidak ingin membuat adegan itu terlalu jelek.
Biarkan semua orang berkumpul sebentar, makan, minum, dan bertukar pikiran tentang pengambilan gambar dan kemajuan pengambilan gambar setiap kelompok, yang akan dianggap sebagai laporan komunikasi jangka menengah sementara waktu.
"Cally Man, berkat kamu dan Jaylen Kou yang bertanggung jawab atas tim pria, semua bisa berjalan dengan lancar."
Tiba-tiba disebut oleh Sutradara Li di meja anggur, Cally Man merasa sedikit kaget. Jika memungkinkan, dia hanya berharap menjadi orang yang transparan di sepanjang proses.
"Aku sudah mendengar dari wakil sutradara, jika bukan karena kalian, syutingnya tida6k akan berjalan mulus. Sekali lagi, aku ingin berterima kasih kepada kalian atas kontribusinya kepada para kru.”
Begitu Sutradara Li berbicara, semua benar-benar menanggapi.
Cally Man terpaksa menghadapinya dengan sedikit menyeringai, diam-diam mengutuk Jaylen Kou di dalam hatinya.
Karena kondisi syuting yang berikutnya cukup sulit, kru secara khusus menyetujui liburan tiga hari untuk memberi mereka istirahat yang baik. Tapi Jaylen Kou, si raja neraka langsung kembali ke rumah Kou tanpa menghadiri pertemuan kecil ini. Apa daya, dia bersedia berpartisipasi saja sudah sangat memberi muka.
"Sebenarnya, kali ini aku berpikir bahwa Alina telah melakukan pekerjaan dengan baik. Dia bisa menerima kesulitan dan mau bekerja keras. Saat ini, sangat sedikit orang seperti Alina yang bekerja keras dan jujur."
Mendengarkan pujian yang diberikan oleh Sutradara Li untuk Alina Rong, Cally Man samar-samar mendengar maksud lain.
Kerja keras? Bersedia bekerja? Bagaimana mungkin ini termaksud memuji seorang penulis skenario, ini jelas memuji seorang pekerja serabutan! Pujian Sutradara Li yang berlandaskan "perasaan yang sebenarnya" benar-benar membuat orang "bersyukur sambil terharu."
Benar saja, Alina Rong masih dimanfaatkan oleh orang-orang dalam kelompok itu, yang membuatnya sangat tidak senang.
Cally Man membanting gelas anggur dengan keras di atas meja dengan "buk", menarik perhatian semua orang.
"Sutradara Li, maafkan atas kebodohanku. Kamu sedang memuji Alina kami, atau sedang mengerjainya?"
Cally Man mencibir dan menyipitkan mata pada anggota kelompok perempuan. Pada saat ini, mereka menghindari pandangannya satu per satu, jelas petanda mengakui.
"Cally Man, aku baik-baik saja, semua orang memperlakukan aku sebagai teman."
Alina Rong melihat suasananya agak kaku, segera menyempurnakan, tetapi kata-katanya jelas tidak terlalu berbobot.
"Sutradara Li, apakah aku perlu menegaskan kembali bahwa Alina Rong bergabung dengan grup sebagai penulis skenario? Sampai batas tertentu, dia memainkan peran sebagai aku. Poin ini, harap kamu dan kalian semua yang hadir tidak melupakannya."
Dia paling membenci penindasan terhadap orang lemah dalam hidupnya, terlebih lagi tabu untuk penggertakan terhadap orang di sekitarnya.
“Kakak benar, tapi semua adalah anggota keluarga. Aku sebenarnya juga bersedia melayani Kakak dengan teh dan air, memijat pinggang dan paha, apakah Kakak butuh layanan aku sekarang?”
Pada saat kritis, AA lebih cerdik, dengan beberapa kata menyelesaikan suasana memalukan saat ini, tetapi jelas kata-kata Cally Man masih memiliki berefek di tempat kejadian.
Hanya saja wajah Alina Rong murung, dia menggigit bibir bawahnya sedikit, dan berkata dengan ringan: "Maaf, aku ke kamar mandi dulu."
Jolie Nie melirik Alina Rong yang tampak tidak normal, dan Cally Man yang mengikutinya, dia tersenyum tipis, sepertinya roda nasib sudah berubah.
"Alina, apakah mereka menggertak Kamu?"
Cally Man melihat wajah Alina Rong berubah. Setelah beberapa saat, dia berkata: "Cally Man, kenapa kamu selalu ikut campur urusan aku?"
"Alina, apa maksudmu? Apakah kamu bersedia diperintah oleh mereka? Aku tidak menempatkan kamu di sini untuk diperintah oleh mereka."
Alina Rong memandangi Cally Man yang membela kebenaran di depannya, dan tiba-tiba memahami jarak besar yang tidak dapat diatasi antara keduanya.
"Cally Man, apa kamu masih belum jelas? Aku dan kamu, atau dengan kata lain kamu berbeda dari kebanyakan orang."
Alina Rong bersandar di pintu kamar mandi, mengulurkan tangan dan mengunci kenop pintu, Dia tidak ingin apa yang dikatakan di dalam hari ini tersebar keluar.
“Kamu memiliki latar hidup yang menonjol sejak lahir. Kemana pun pergi, dengan sendirinya akan ada orang-orang yang memperhatikan identitas kamu dan memperlakukan kamu dengan baik. Ditambah dengan bakat kamu, semua orang tidak akan memiliki pendapat tentang kamu, tetapi aku berbeda, aku hanyalah orang dari keluarga biasa, dan biaya rawat inap di keluarga harus ditanggung oleh aku, jadi aku akan menghargai setiap kesempatan untuk bekerja."
"Alina, apa yang kamu bicarakan? Apakah kamu mabuk?"
Cally Man merasa cara Alina Rong memandangnya sedikit aneh hari ini, seperti agak merajuk dan iri, yang membuatnya sedikit gelisah.
"Tidak, aku sangat sadar, Cally Man, apa kamu tahu bahwa jika aku mengambil tambahan perencanaan, maka aku bisa mendapatkan lebih banyak uang untuk mensubsidi keluarga? Apa kamu tahu bahwa jika ingin dihargai oleh orang lain, maka aku harus bekerja mulai dari level bawah? Aku bukan kamu, aku tidak memiliki latar belakang keluarga yang baik untuk mendukung, semua hanya bisa mengandalkan diri sendiri, dan aku tidak punya pilihan sama sekali."
Cally Man sedikit mengernyit, dia tidak mengerti jelas-jelas keberhasilan diraihnya lewat perjuangan sendiri selangkah demi selangkah, mengapa orang lain selalu fokus pada masalah lain.
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiThick Wallet
TessaAfter Met You
AmardaI'm Rich Man
HartantoMarriage Journey
Hyon SongMy Goddes
Riski saputroMy Lifetime
DevinaMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip