Mr. Ceo's Woman - Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
Ketika dia sedang mandi pada keesokkan harinya, dia hampir saja pingsan karena terkejut melihat sosok yang muncul di cermin.
Dengan lingkaran mata hitam dan kulit kusut, Caily Man yang biasanya sangat disukai orang-orang pun terlihat seperti hantu!
Caily Man pun menutupi wajahnya yang terlihat buruk itu dan berkata: "Jaylen Kou aku benci padamu!"
Karena memikirkan keadaan Alina Rong yang seperti berada di ujung jurang, maka dari itu pada proses syuting kali ini, Caily Man sengaja mengajak Alina Rong dengan jabatan asisten pemimpin redaksi. Meskipun dia mengatakan untuk membantu meringankan pekerjaan dia, akan tetapi sebenarnya agar dia tidak terus mendapatkan hujatan dari pekerja-pekerja lainnya.
Akan tetapi jika dipikirkan lagi pada saat ini, keputusannya yang dulu itu benar-benar sangat tepat.
Pada saat ini dia sedang bersandar pada kursi barisan belakang mobil dengan wajah mengantuk, dia terlihat sangat lemah.
"Caily Man apakah kamu tidak istirahat dengan baik pada kemarin malam?"
Alina Rong melihat ke arah Caily Man melalui kaca spion dengan kebingungan.
Dia sudah mengenal Caily Man begitu lama, setiap kali dia selalu melihat sosok dia yang sangat luar biasa. Ini merupakan pertama kalinya dia meliat Caily Man yang seperti ini.
Caily Man tertawa pelan sambil melambaikan tangannya: "aku baik-baik saja, akan tetapi kita tidak boleh terlambat untuk acara konferesi pers kali ini."
Sedikit banyaknya dia sudah merasa tidak enak karena sebelumnya dia sudah keseringan terlambat.
"Intinya nanti jika sudah tiba kamu bangunkan saja aku. Aku ingin tidur terlebih dahulu."
Caily Man memejamkan matanya. Kegelapan di depannya perlahan-lahan menjauh dari pikiran rumit itu dan suaranya menjadi jauh lebih lembut dalam kelelahan dan ketenangan.
"Kamu sudah bekerja keras Alina."
Tangan Alina Rong yang sedang memegang alat setiran pun terhenti, dia menggunakan kaca spion melihat wajah Caily Man yang kelelahan lalu mengigiti bibirnya.
Sedikit banyaknya dia tahu mengapa Caily Man kali ini memaksa menggunakan jabatan sebagai asisten pemimpin redaksi untuk membawa dia ke tempat syuting. Dia juga mengerti masalah Andreas Pei yang membesar itu dan dia juga tidak memiliki keahlian seperti Caily Man, tentu saja wajar jika dia dipecat oleh perusahaan. Akan tetapi saat ini dia masih berada di perusahaan dengan tenang, ini semua pasti memiliki hubungan dengan Caily Man.
Begitu terpikirkan hal ini, Alina Rong tiba-tiba merasa malu. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Caily Man setelah dibawa pergi oleh Keluarga Pei. Akan tetapi dari tatapannya dapat terlihat bahwa itu pasti bukan sebuah peristiwa yang baik.
"Maaf Caily Man."
Satu kalimat permintaan maaf ini diucapkan dengan suara yang sangat kecil, seolah-olah berhenti di ujung bibir Alina Rong dan ditelan kembali.
Dia menghela nafas dengan pelan lalu menaikkan jendela mobil untuk Caily Man.
Dia berharap semua rasa tidak puas dan tidak terima itu sirna dan dia masih menjadi asisten Caily Man, mungkin dengan begitu saja sudah cukup bukan?
Bergantung pada keengganannya untuk terlambat dan keterampilan mobil Alina Rong yang baik, Caily Man merasa beruntung menjadi orang kreatif pertama yang datang ke konferensi pers. Begitu dia membuka pintu, dia disambut oleh sekelompok orang. Para wartawan yang telah lama berdiri di sana.
"Cekrek........"
"Nona Caily Man sebagai editor naskah ini, apakah ada alasan lain dengan adanya penghentian dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan ini?"
"Apa pendapat Anda mengenai kekasih gosip Herbert Song dan mantan suami Kolonel Kou yang bersama-sama memasuki kelompok syuting ini?"
"Cekrek......."
"Nona Caily Man Anda terlihat tidak sehat pada hari ini, apakah hal ini dikarenakan mendapatkan hujatan-hujatan yang diarahkan kepada Anda di sosial media pada akhir-akhir ini?"
Kekasih gosip Herbert Song? Mendapatkan hujatan-hujatan dari sosial media?
Tanpa disadari kepala Caily Man pun terasa sakit, dia ini hanyalah seorang editor, darimana asal semangat para wartawan ini untuk lebih memilih mewawancarai dia dibanding dengan aktor-aktor muda yang tampan itu.
Kurang lebih dia sudah dapat memikirkan apa judul berita untuk sore hari ini: penulis skenario medali emas Caily Man tampil menyedihkan di konferensi pers dengan wajah yang kuyu.
Ckck, tidak masalah jika berselisih dengan siapa saja, akan tetapi jangan pernah berselisih dengan sekelompok media yang memiliki imajinasi yang luar biasa.
Meskipun di dalam hatinya dia berpikir ingin mengambil paksa salah satu kamera dan membantingkannya ke lantai, akan tetapi dia masih merasa takut terhadap mulut dan tangan mereka. Maka dari itu dia pun hanya dapat menundukkan kepalanya dan berpikir untuk bergegas pergi dari arena peperangan ini. Ini pertama kalinya Caily Man merasa dia sangat salah dengan datang lebih awal!
"Mohon untuk memberikan jalan, kami akan menjawab pertanyaan kalian pada konferensi pers nanti."
Dia menggunakan tangannya menghalangi wajah dia dan dia berpikir untuk meminta Alina Rong memperbaik riasan wajahnya nanti di ruang istirahat. Dia tidak ingin foto buruk dia tersebar di dunia maya.
Hanya saja meskipun dia berbicara dengan sangat sopan, tetapi para wartawan itu tidak terlihat memiliki niatan untuk melepaskan dia.
Jaylen Kou tidak pernah terbiasa untuk datang terlambat. Hanya saja ketika dia melangkah ingin masuk ke dalam, dia melihat sosok yang sedang berada di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang menutupi wajah dia.
"Caily Man? Datangnya pagi juga."
Ucapan dia pada hari itu pun kembali terngiang-ngiang di telinganya, ekspresi Jaylen Kou menggelap, menundukkan kepalanya dan melangkah dengan cepat lalu berpura-pura tidak melihat peristiwa itu.
Dia dan Caily Man sudah tidak memiliki hubungan apa pun, untuk apa dia masih memedulikan dia?
"Cekrek......."
"Nona Caily Man apakah karena kamu mengandung anak Kolonel Kou sehingga proses syuting pun dihentikan?"
"Aku......."
"Dengar-dengar kamu sedang berada di tengah-tengah Herbert Song dan Jaylen Kou, apakah kamu terlihat begitu kuyu karena hal ini?"
"Hah?"
"Dengar-dengar Jaylen Kou menyetujui mengambil peran di dalam naskah ini karena kamu, apakah kamu ingin memberikan penjelasan untuk hal ini?"
Begitu mendengar banyaknya nama dia yang disebutkan, Jaylen Kou pun mengerutkan keningnya.
Mengapa dia harus terseret dalam masalah dia? Lagipula Caily Man ini suka mencari perhatian, dia tidak ingin nama dia terus dikaitkan dengan dia untuk berita pada esok hari.
"Permisi...."
"Nona Caily Man....."
Caily Man merasa dia sangat sulit untuk melangkah pada saat ini ketika berada di tengah-tengah kerumunan para wartawan ini. Alina Rong sudah berada di luar kerumunan sejak tadi dan pada saat ini dia sedang bertarung seorang diri.
Hanya saja ekspresi tidak tenang dia meningkatkan semangat mereka yang mengerumuni dia untuk terus bertanya dan terus memotret yang membuat matanya sakit karena terus terkena cahaya kamera.
"Hei aku rasa kalian sudah cukup."
Pada saat ini terdengar suara berat yang sangat familiar. Hati Caily Man menegang dan menolehkan sedikit kepalanya lau melihat ekspresi dingin Jaylen Kou yang berjalan semakin dekat ke arah dia.
Dunia ini benar-benar sempit!
Mengapa selalu bertemu dengan dia setiap kali dirinya sedang dalam keadaan yang mengenaskan? Lagipula sebelumnya dia sudah berbicara begitu kasar kepadanya, bagaimana mungkin dia akan begitu baik membantu dirinya?
Ekspresi pria itu semakin dingin akan tetapi dia sama sekali tidak ingin melihat ke arah dia.
Dia dengan kesal mendorong menjauh semua kamera yang diarahkan kemari lalu menggendong dia dan berjalan masuk ke dalam.
"Sebaiknya jaga mulutmu."
Nada bicara dia terdengar seperti menyalahkan dia. Tangan besar dia bagaikan sesuatu yang sedang mengunci dia yang membuat dia merasa tidak nyaman.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlEternal Love
Regina WangPejuang Hati
Marry SuAsisten Bos Cantik
Boris DreyLoving Handsome
Glen ValoraMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip