Mr. Ceo's Woman - Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
"Permisi, apakah kalian adalah sanak keluarga dari pasien?"
Caily Man mendapatkan kembali kesadarannya dan menatap ke arah perawat yang ada di sampingnya dan melihat ke arah Ibu Wang dan menganggukkan kepalanya.
Meskipun dia tidak memiliki hubungan apa pun dengan Louise Wang, akan tetapi saat ini emosi Ibu Wang tidak terlalu baik, dia butuh seseorang yang berjaga di sisinya, tentu saja dia tidak boleh pergi sekarang.
"Benar, bagaimana keadaan Louise Wang saat ini?"
"Pasien dibawa kemari tadi pagi. Mengenai penyakit pasien, sebaiknya kalian menanyakannya kepada dokter karena kami juga tidak tahu jelas."
"Kalau begitu permisi, siapa dokter yang menangani dia?"
Sang perawat menatap ke arah Caily Man lalu membalikkan badan menunjuk ke arah depan: "kamu jalan mengikuti lorong ini hingga ujung, nanti kamu akan bertemu dengan Dokter He, beliau mendapat giliran berjaga pada hari ini. Kamu dapat menanyakan apa yang ingin kamu tanyakan."
"Terima kasih."
Caily Man mengikuti ucapan sang perawat sambil menggandeng Ibu Wang berjalan hingga ke depan ruangan dokter yang memiliki jadwal berjaga hari ini. Baru saja dia ingin mengetuk pintu, pintu dibuka dengan tiba-tiba dan seorang dokter yang mengenakan jas berwarna putih pun muncul di depan Caily Man dan Ibu Wang dan berhasil membuat mereka berdua merasa terkejut: "ada urusan apa?"
Caily Man menggenggam erat tangannya dan tatapannya penuh dengan rasa cemas.
"Dokter He aku ingin mengetahui mengenai keadaan Louise Wang."
Dokter melihat Caily Man yang berdiri di depan pintu pun menganggukkan kepalanya lalu memiringkan badannya untuk memberikan jalan kepada mereka, "silahkan masuk untuk kalian berdua dan silahkan duduk."
Caily Man dan Ibu Wang bersama-sama memasuki ruang jaga. Meskipun sudah duduk di atas kursi, akan tetapi Ibu Wang terlihat tidak tenang dan merasa sangat gugup begitu melihat ekspresi serius sang dokter.
"Dokter He, bagaimana keadaan Louise Wang?"
Dokter He membuka data laporan di depannya sambil mengerutkan keningnya.
"Pasien diantar tadi pagi ke rumah sakit karena terjadi sebuah kecelakaan. Otaknya terbentur keras sehingga menyebabkan terjadinya gegar otak yang parah. Ada luka parah di dahi dan pipinya yang memiliki ukuran cukup besar. Dia kehilangan banyak darah sehingga membuat otak hipoksia dalam waktu lama."
Dia berhenti sejenak lalu mengisyaratkan kami untuk melihat pada gambar yang dia tunjukkan pada layar.
"Selain itu, pasien mengalami beberapa lecet parah pada tubuhnya, tulang betis dan kakinya patah dan juga terdapat memar pada tangannya. Singkatnya, kondisinya agak buruk."
Setelah Caily Man mendengar ucapan Dokter He, rasa takut timbul di dalam hatinya. Terlihat dengan sangat jelas bahwa kondisi seperti ini bagi siapa pun merupakan keadaan yang tidak baik.
Ibu Wang membuka mulutnya dan bibirnya bergetar selama beberapa saat setelah mendengar kabar ini. Akan tetapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Caily Man bergegas mengenggam tangan Ibu Wang begitu melihat keadaannya. Dia merasa tangannya sangat dingin lalu dia menolehkan kepalanya menatap ke arah dokter yang duduk di seberangnya.
"Lalu berdasarkan ucapan Anda, maka apa yang akan terjadi terhadap Louise Wang?"
“Hal terpenting bagi pasien adalah karena dia telah terluka dalam waktu lama tanpa mendapatkan pengobatan, sehingga menyebabkan hipoksia di otak. Kita semua tahu bahwa otak adalah bagian tubuh manusia yang paling rumit dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan menyatukan operasi semua bagian tubuh. Sehingga ada beberapa orang yang mengalami cedera tetapi keadaannya baik-baik saja. Namun sebagian orang mengalami hipoksia pada otaknya dan syok yang berkepanjangan juga bisa berujung pada menjadi orang yang vegetatif. Seperti adegan yang sering kita lihat di acara TV. Ada sebagian orang yang terkena benturan keras dan menyebabkan kerusakan otak, ketika dia siuman, dia akan melupakan beberapa hal. Oleh karena itu, aku tidak dapat membuat kesimpulan akhir tentang situasi ini. Kita harus menunggu hingga masa kritis pasien berlalu barulah membuat keputusan."
Dokter He tetap memberikan penjelasan kepada mereka, akan tetapi ekspresinya terlihat jelas sangat kesal.
Caily Man mengaitkan banyak adegan yang sering terjadi di dalam drama-drama. Dia mengerutkan keningnya dan tidak menyangka suatu hari nanti akan ada hal seperti ini yang timbul dalam hidupnya.
"Akan tetapi jika dilihat dari keadaan ketika pasien dibawa kemari, penyebab terjadinya kecelakaan ini karena sang pasien sebelumnya minum banyak minuman beralkohol."
Mendengar nada bicara Dokter He, meskipun Caily Man tidak dapat menerimanya, akan tetapi sedikit banyaknya dia dapat mengerti.
Akhir-akhir ini insiden kematian diri sendiri dan orang lain yang disebabkan oleh mengemudi dalam keadaan mabuk semakin meningkat, sehingga membuat masyarakat memiliki resistensi yang kuat terhadap orang yang mengemudi sambil minum.
"Bagaimana mungkin? Louise sendiri juga merupakan seorang dokter, biasanya dia tidak pernah menyentuh setetes arak sedikit pun. Bagaimana mungkin dia meminum arak sebelum menyetir!"
Penjelasan Ibu Wang membuat tatapan sang dokter sedikit berubah. Caily Man mengerutkan keningnya.
Meskipun dia sangat benci terhadap orang-orang yang menganggap nyawa dirinya sendiri dan orang lain seperti sebuah permainan, akan tetapi sebelum kebenaran terkuak, semua penjelasan ini hanyalah sebuah presepsi.
"Kalau begitu dokter, jika kamu suka menjadi seorang polisi, apakah aku bisa mengatur perpindahan rumah sakit sekarang juga?"
Begitu Ibu Wang mendengar ucapan Caily Man, hatinya timbul rasa terima kasih karena dirinya mengerti bahwa dia ingin Louise Wang mendapatkan pengobatan yang lebih baik.
"Terima kasih Caily Man. Terima kasih."
Dokter He terlihat tidak senang. Dia tahu jika dia tidak bergegas mengatur perpindahan rumah sakit, maka keadaan Louise Wang pasti akan semakin memburuk.
"Melihat profesi aku sebagai seorang dokter, aku tidak menyarankan untuk memindahkan dia sekarang, jika kamu ingin mengatur perpindahan, setidaknya kamu harus menunggu pasien melewati masa kritis ini."
Begitu mendengar kata-kata masa kritis, Ibu Wang menggepalkan tangannya semakin erat.
"Kalau.....kalau begitu butuh berapa lama untuk melewati masa kritis?"
"Selama pasien berhasil melewati masa kritis selama seminggu tanpa menunjukkan adanya gejala yang tidak baik, artinya pasien untuk sementara aman."
"Lalu ... jika, maksudku jika, dia tidak dapat melewatinya ..."
Caily Man mengucapkan beberapa kata ini dengan susah payah dan dia sudah tidak dapat melanjutkan perkataannya.
Dia bahkan tidak berani menatap ekspresi Ibu Wang. Dia merasa sangat jahat ketika dirinya mengucapkan hal tersebut.
Dokter He menatap Caily Man sambil mengerutkan keningnya, tatapannya terlihat sangat kesal.
"Jika begitu maka aku hanya dapat meminta maaf, kami sudah berusaha sepenuh tenaga."
Berusaha sepenuh tenaga? Ucapan dia yang ini terdengar seolah-olah dia sudah memenuhi tanggung jawabnya.
"Bibi, Anda duduk di sini terlebih dahulu dan tunggu aku. Ada beberapa hal yang masih ingin aku bicarakan dengan Dokter He."
Ibu Wang menatap Caily Man, hatinya perlahan-lahan menjadi tenang.
Jika dia adalah orang yang paling dipercayai Louise Wang, maka tentu saja dia tidak memiliki alasan untuk mencurigai apa pun lagi.
"Baik, aku akan pergi melihat Louise kembali. Caily Man, kamu juga tidak perlu berusaha terlalu keras, ini adalah takdirku."
Begitu mendengar ucapan dia, hati Caily Man melunak lalu menganggukan kepalanya.
"Bibi, kamu tenang saja. Louise Wang ada orang yang baik, aku yakin dia akan mendapatkan kesehatannya lagi di masa yang akan datang. Kamu juga harus memperhatikan kesehatan dirimu, jangan nanti ketika dia sadar, kamu yang jatuh sakit."
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCutie Mom
AlexiaTakdir Raja Perang
Brama aditioPejuang Hati
Marry SuMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip