Mr. Ceo's Woman - Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
"Cally Man, aku sangat senang kamu membantu aku berbicara, tapi kamu punya jalan sendiri yang harus dilalui, sedangkan aku juga punya jalan sendiri yang harus aku lewati, jadi bisakah minta tolong kamu untuk tidak ikut campur dengan jalan aku?"
"Tapi aku demi kamu, aku tidak ingin melihat kamu berjalan memutar."
Alina Rong terkekeh pelan dan berkata, "Aku tidak pernah takut jalan memutar, jadi mohon jangan ikur campur pekerjaan aku lagi."
Setelah berbicara, Alina Rong membuka pintu dan berjalan keluar tanpa menoleh ke belakang. Cally Man menatap tubuhnya yang terhuyung-huyung tetapi bertekad bulat, tahu bahwa inilah saatnya untuk melepaskan tangan.
Dia menghela nafas sedikit, mungkin dia memang terlalu bertindak sesuka hati, dan melindungi Alina Rong dengan caranya sendiri. Bukankah ini jenis lain dari penyiksaan dan depresi?
Setelah memikirkan hal ini, dia berjalan ke dalam kolam, dan air dingin mengalir ke ujung jarinya, membuat otaknya yang pusing sejenak tenang.
Wajah Alina Rong yang canggung dan tidak senang muncul di hadapannya, tampak begitu keras kepala dan menyakitkan, Dia merasa bahwa mungkin dia harus meminta maaf kepada Alina Rong untuk sementara waktu, atas kenekatan dan sok pintarnya.
Mungkin Alina Rong benar, dia hanya membantunya dari sudut pandangnya sendiri, tapi tidak tahu apa yang sebenarnya dia butuhkan.
"Berdengung—"
Ponsel di sakunya berdengung tanpa henti, dan dia merasa sedikit kesal.
Dia mengeluarkan ponselnya dan melihatnya. Itu adalah serangkaian nomor yang tidak dikenal. Dulu, dia hanya akan menolak untuk menerima panggilan nomor tersebut. Namun, karena suasana hatinya yang buruk hari ini, dia mengangkatnya dengan kesal.
"Siapa yang kamu cari?"
Orang di sisi lain telepon jelas terpana, lalu bertanya dengan samar: "Maaf, apakah kamu Nona Cally Man?"
"Yah, ada apa?"
"Oh, halo, kami menelepon untuk memberi tahu kamu bahwa Bibi Wang di ranjang ketiga sedang kritis. Apa kamu punya waktu untuk datang ke rumah sakit sekarang?"
"Sakit kritis? Kamu bilang Bibi Wang sakit kritis?"
Tangan Cally Man yang memegang ponsel bergetar, dia tidak bisa mempercayai apa yang telah dia dengar untuk sementara waktu.
Awalnya, setelah mengirim Louise Wang, dia sudah memutuskan untuk merawat ibunya dengan baik, tetapi beberapa hari berlalu tanpa terasa, dia berpikir bahwa Bibi Wang akan bangun suatu hari, tetapi tidak disangka dia akan menerima berita sakit kritis.
"Aku akan segera pergi, kalian segera selamatkan dia, tolong!"
Bayangan kematian menyelimuti Cally Man dengan kuat, menyebabkan dia bernapas sedikit lebih cepat.
"Tidak, tidak mungkin. Ketika aku menjenguknya terakhir kali, Bibi Wang normal, bagaimana bisa ..."
Dengan satu "klik", telepon jatuh ke lantai marmer halus dengan suara yang tajam.
Cally Man kemudian menyadari bahwa ketika dia mengangkat telepon di tanah, retakan di layar tampak seperti jaring laba-laba Dia melihat wajahnya yang rusak di jaring laba-laba yang tebal.
Tanpa ragu tentang sekelompok orang yang masih minum dan menyanjung, dia bergegas ke tempat parkir bawah tanah.
Setelah Cally Man pergi, dalam kegelapan, sosok Jolie Nie berangsur-angsur muncul, bibirnya melengkung dengan senyum mencemooh, dan dia dengan cepat menelepon.
"Andi, kamu bersiap untuk memposting beberapa video indah di tangan kamu ke Internet."
Setelah selesai memberikan tugas, dia dengan cepat menutup telepon, mengatur ekspresinya, dan memutar telepon Jaylen Kou lagi.
"Jaylen, aku agak mabuk, kamu datang jemput aku, oke?"
...
Cally Man mengemudikan mobilnya dengan cepat di jalan. Untung tidak ada lampu merah di sepanjang jalan. Cally Man menginjak pedal gas langsung ke pintu masuk rumah sakit.
Sepatu hak tinggi membuat kakinya sakit, tetapi dia tidak punya waktu untuk peduli tentang hal-hal kecil ini.
Saat dia bergegas ke rumah sakit sepanjang jalan, Cally Man memiliki firasat samar di dalam hatinya.
Hanya saja ketika dia dengan tertatih-tatih menuju bangsal, yang dia lihat adalah tempat tidur yang ditutupi kain putih.
Dia berulang kali memeriksa nomor tempat tidur, tetapi tangannya tidak bisa berhenti gemetar.
"Apa maksud kalian? Saat menelepon aku tadi, bukankah bilang hanya ... hanya sakit kritis?"
"Nona Cally Man, maaf, kami telah mencoba yang terbaik."
"Mencoba yang terbaik?"
Dalam sekejap, gamaran tumpang tindih muncul di mata Cally Man, dan dia mencibir.
"Apa yang kalian lakukan? Hanya lima belas menit dari menelepon aku sampai aku tiba di rumah sakit. Jika kalian melakukan yang terbaik, bagaimana ini bisa terjadi sekarang?"
Para dokter dan perawat melihat ekspresi Cally Man saat ini, dan tidak tahu harus berkata apa untuk sementara waktu.
"Bibi Wang, sebenarnya ada apa dengan dia? Kalian jelaskan dengan jelas kepada aku."
Dokter pimpinan mendorong kacamatanya, dan mendesah.
“Pada dasarnya lansia yang terserang stroke kemungkinan sembuh cukup tipis. Apalagi daya tahan fisiknya kurang baik, selalu berada dalam keadaan bahaya. Jadi kami juga tidak berada menghadapi hasil seperti itu. Hanya bisa meminta kamu untuk tidak terlalu berduka."
“Jangan terlalu berduka?"
Cally Man memandang dokter dengan tidak percaya dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak, sejak masa kanak-kanak hingga dewasa, satu-satunya hal yang kalian katakan kepada aku adalah mencoba yang terbaik dan jangan bersedih, tetapi tidak pernah menyembuhkan orang yang seharusnya kalian sembuhkan."
Ada guntur teredam menggelinding di luar jendela. Cally Man duduk tak berdaya di koridor rumah sakit dan menyaksikan mereka mendorong tubuh Bibi Wang ke kamar mayat. Pintu dingin tiba-tiba tertutup, benar-benar menyatakan bahwa bibi yang baik hati itu telah meninggal.
Pada akhirnya, Cally Man tidak bisa bertekad, ataupun tidak punya nyali untuk melihatnya untuk terakhir kalinya, seperti sebelumnya, dia hanya menyusut di pojok dan melihat dahi ibunya perlahan didorong ke dalam insinerator, dengan demikian maka benar-benar sudah berakhir.
Dia menggenggam tangannya dengan erat, dan tiba-tiba merasa kedinginan tanpa alasan.
Louise Wang meninggal dunia, dan Bibi Wang juga meninggal dunia. Hanya saja kedua orang ini meninggal dengan kondisi terlalu menyedihkan. Selain dia, diperkirakan tidak ada orang lain yang peduli dengan kepergian mereka.
Tidak tahu berapa lama duduk sendirian di koridor, hanya merasakan sensasi pegal di sekujur tubuhnya, baru menyadarinya.
Tidak tahu mengapa pada saat ini dia ingin menemukan seseorang yang dapat membantu dirinya, menghiburnya dan memberinya kekuatan.
Dia terbiasa menjadi kuat di hari kerja, tetapi hanya saat menghadapi kematian, dia tampak lebih lemah dari orang lain.
Ketika otaknya menyadari bahwa dia secara tidak sadar menelepon Jaylen Kou, sudah ada nada tunggu yang lama di ujung telepon lainnya.
"Bip — bip — bip—"
"Bip — bip — bip—"
Beberapa kali, Cally Man ingin menutup telepon, tetapi masih belum menemukan keberanian.
"Hei, Cally Man, ada apa?"
Tapi tidak disangka yang menjawab telepon ternyata adalah Jolie Nie. Saat itu, dia seperti badut yang dipermak kembali ke bentuk aslinya, terduduk di bangku dengan linglung, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Oh, kamu cari Jaylen ya? Dia sedang mandi, hal penting apa yang bisa kubantu sampaikan."
“Tidak perlu."
Cally Man berbicara dengan ringan, suaranya lemah.
Tidak perlu, karena orang yang sangat dipedulikan Jaylen Kou bukanlah dia.
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviLove at First Sight
Laura VanessaHis Second Chance
Derick HoSang Pendosa
DoniMy Cute Wife
DessyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Enchanting Guy
Bryan WuPrecious Moment
Louise LeeMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip