Mr. Ceo's Woman - Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
"Haha, kamu tetap tidak tahu saja, lagipula jika aku menyingkirkanmu, mungkin Vincent Man akan sangat berterima kasih padaku, kamu harus tahu, ketika kamu berkata di depan banyak orang bahwa kamu ingin bersaing dengannya untuk mengambil ahli Perusahaan Perhiasan Man, ini adalah sebuah langkah yang cukup berbahaya, bagaimanapun juga, dia adalah seorang pengusaha."
"Hei, apa yang ingin kamu katakan? Katakan saja dengan jelas!"
Caily Man sangat tidak terkendali saat ini dan tubuhnya mulai gemetar, dibandingkan dengan rasa sakit yang menimpanya, tampaknya apa yang disebut dengan kebenaran yang dilontarkan oleh Nyonya Pei lebih menyiksanya.
Nyonya Pei mengambil jarum suntik dari pria berbaju hitam dan memandang Caily Man dengan jijik.
"Aku tidak memiliki banyak waktu kosong untuk menjelaskan begitu banyak hal kepadamu, tetapi dengan obat ini, aku khawatir jika orang-orang di sini mungkin tidak dapat memuaskanmu."
"Apa katamu?"
Caily Man melihat ke tabung yang berisi cairan dengan ketakutan, dia samar-samar sudah dapat menebak isinya.
"Ck ck, tidak perlu terlalu takut, bagaimanapun juga pada saat itu kami akan mengirimmu ke negara kecil di perbatasan Barat dan membuatmu menjadi pelacur di sana, menurutku kamu cukup cocok."
"Cih! Jangan pernah berharap!"
Pada saat ini, mata Caily Man memerah, dia tidak memedulikan rasa sakit dari tali di tangannya, dia terus berjuang, hatinya samar-samar muncul sedikit rasa keputusasaan.
Negara kecil di perbatasan Barat, di sana terkenal dengan patriarki-nya, jika dia yang merupakan seorang wanita yang tidak memiliki kekuatan terlempar ke sana, dia sudah dapat memikirkan betapa tragisnya hidupnya.
"Jangan berharap? Lihatlah apakah aku berani atau tidak, cepat, tahan dia!"
Kedua pria berbaju hitam di sampingnya melangkah maju dan dengan kuat menahan bahu Caily Man yang gemetar, ditahan dengan sekuat ini, tidak peduli seberapa keras Caily Man berjuang, dia tetap tidak bisa membebaskan dirinya.
"Tahukah kamu,,,,,apa akhir dari perbuatan ini?"
Caily Man memandang Nyonya Pei yang semakin dekat dengannya, dia mengertakkan gigi dan mengancamnya.
"Hah? Akhir? Putraku telah dikirim ke penjara olehmu, sudahkah kamu mempertimbangkan akhirmu sebelum mengirimnya ke penjara? Selain itu, kamu pikir kamu siapa? Kamu hanyalah bidak catur yang digunakan oleh orang lain, kesalahanmu adalah kamu seharusnya tidak menyentuh orang dari Keluarga Pei, apalagi putraku!"
Segera setelah itu, jarum dingin menusuk kulitnya yang lembut, Caily Man hanya bisa merasakan jejak cairan dingin yang perlahan mengalir ke dalam tubuhnya, dia sangat ketakutan sehingga hanya bisa melihat cairan biru itu disuntikkan ke dalam pembuluh darahnya sedikit demi sedikit dan mendidih di bawah pembuluh darah.
"Ini adalah barang baru, jadi aku ingin kamu yang mencoba efek obatnya terlebih dahulu."
Wajah Nyonya Pei berangsur-angsur menjadi kabur di mata Caily Man, tiba-tiba dia merasakan sensasi panas keluar dari tubuhnya tanpa sebab yang jelas, perasaan ini belasan kali lebih kuat dari obat sebelumnya yang pernah diberikan oleh Andreas Pei!
Nyonya Pei duduk di kursi, dia memasang kamera, menyesuaikan sudutnya dan mengangkat kepalanya ke arah orang-orang berbaju hitam di sekitarnya.
"Apa yang kalian tunggu? Cepat pergi bantu dia!"
"Jangan.....kalian.....jangan datang!"
Namun, peringatannya berubah menjadi erangan lembut karena efek obat, yang terdengar lebih seperti kalimat sambutan.
Setelah melihat ini, orang-orang berbaju hitam juga menunjukkan sedikit keterkejutan dan ketidaksabaran di wajah mereka, satu demi satu melepas pakaian mereka dan mulai menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah di tubuh Caily Man yang mulai kehilangan kesadarannya.
"Pergi! Kalian....."
Caily Man sedikit menggigit bibir bawahnya, hanya untuk menemukan bahwa ancamannya tidak terdengar menakutkan bagi orang-orang di depannya.
Sebagian besar pakaian bagian atasnya telah dirobek dan memperlihatkan bra tipis di dalamnya.
Angin sejuk bertiup, Caily Man merasa hidupnya akan segera berakhir saat ini.
Dia berpikir dengan putus asa, dia jelas-jelas melakukan hal yang benar, tetapi tampaknya nasib buruk selalu menjeratnya.
Dalam keadaan linglung, dia sepertinya melihat wajah ibunya yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit yang terlihat sangat pucat dan lemah, dia sedikit mengulurkan tangannya, seolah-olah dia bisa memegang tangan ibunya di detik berikutnya.
"Ibu, bawa aku pergi."
Dia berbisik, air mata mengalir di matanya.
Detik berikutnya, pintu gudang ditendang dari luar, tiba-tiba angin dingin bertiup masuk.
"Siapa itu!"
Nyonya Pei mengerutkan kening dan bangkit, tetapi dia melihat sosok tinggi yang berjalan ke dalam selangkah demi selangkah, dengan aura yang cukup untuk menindas semua orang.
Pada saat mata dingin Jaylen Kou bertemu dengan Caily Man yang sudah telanjang di atas lantai, matanya langsung menyala-nyala.
"Kalian semua jangan masuk!"
Dia berteriak pada sekelompok orang di luar, dengan amarah yang tak ada habisnya di dalam suaranya.
"Oh, ternyata Tuan Muda Kou, ada angin apa yang membawamu datang kemari?"
Nyonya Pei mengubah wajahnya dalam sekejap, dia berjalan maju 2 langkah dan mencoba menghalangi Caily Man.
"Selamatkan aku, tolong, selamatkan aku......"
Merasa ada orang yang masuk, Caily Man berusaha keras untuk meminta bantuan, namun saat ini dia sedang disiksa oleh obat dan sama sekali tidak bisa melihat orang di depannya dengan jelas, dia hanya mengandalkan instingnya untuk melakukan perjuangan terakhir dengan suaranya yang sudah serak.
Mata Jaylen Kou mengamati kerumunan dengan tatapan dingin, tangannya terkepal, setelah beberapa saat kepalan di tangannya terlepas.
Dia melangkah maju dan menghampiri Caily Man yang sedang terbaring di atas lantai yang dingin, dia melepas mantelnya dan membungkusnya dengan erat tanpa ragu dan dengan hati-hati memeluknya.
Pada saat menyentuhnya, Caily Man mengeluarkan beberapa bisikan yang ambigu, Jaylen Kou hampir tidak perlu memikirkannya, dia sudah memahami seluk beluk dari masalah ini.
"Kamu memberinya obat? Siapa yang memberimu keberanian ini!"
Dia mengatakannya sambil mengertakkan giginya, gudang yang dingin ini tiba-tiba menjadi gudang es, semua orang yang hadir menggigil.
Tetapi Nyonya Pei adalah orang yang telah melihat dunia, dia terkejut sesaat sebelum mencoba membujuk Jaylen Kou.
"Tuan Muda Kou, ini adalah urusan pribadi antara Keluarga Pei dan gadis ini, bukankah kamu sudah lama menceraikan wanita pelacur ini? Kudengar kamu pernah dicelakai olehnya sebelumnya, kan? Untuk apa kamu masih memedulikannya? Kamu pasti tidak tahu hal-hal yang dia lakukan di belakang layar, bukankah dia juga pernah menggoda CEO dari Perusahaan Besar Song?"
Nyonya Pei kurang lebih mengetahui tentang Keluarga Kou, dia mengetahui bahwa Jaylen Kou bisa menikahi Caily Man karena terpaksa, jadi dia berusaha membujuknya, lagipula dia bisa menyentuh Caily Man, tetapi ketika dia bertemu dengan Jaylen Kou, dia sama sekali tidak berani menyentuh jarinya.
Jaylen Kou tidak mengatakan sepatah kata pun, dia berdiri dengan diam, hanya sepasang matanya yang bergerak, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.
Nyonya Pei berpikir bahwa Jaylen Kou telah memakan bujukannya, mau tidak mau dia merasa gembira.
"Dan kamu pasti tidak tahu, gadis ini ternyata sangat licik, jika bukan karena perbuatannya, apakah Keluarga Pei akan menghabiskan banyak uang untuk menyewa pengacara tetapi satu pun tidak ada yang ingin menerimanya? Putraku yang tersayang sekarang telah dimasukkan ke dalam penjara karena perbuatannya dan dia masih ingin makan-makan untuk merayakannya? Karena Anda membenci wanita pelacur ini, kami kebetulan ingin membereskannya, bagaimana jika, Anda anggap tidak melihatnya hari ini dan memberikan wajah kepada Keluarga Pei?"
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviBeautiful Love
Stefen LeeAdore You
ElinaMore Than Words
HannyMy Cute Wife
DessyMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip