Mr. Ceo's Woman - Bab 88 Licik
Setelah situasi canggung yang telah diperhitungkan oleh Alina Rong sebelumnya, Caily Man yang memiliki prinsip bahwa jika ada dendam harus dibalaskan langsung meledak ketika dia datang ke perusahaan.
"Alina Rong, apa maksudmu?"
Pada saat ini, dia bersandar di kantor Alina Rong dengan wajah dingin, mengabaikan tatapan kaget dan bisikan orang-orang di sekitarnya, dia jelas ingin mempermalukan Alina Rong.
"Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu, tetapi tidak disangka aku telah memelihara seekor ular? Keuntungan apa yang diberikan Andreas Pei kepadamu sampai kamu bisa mencelakaiku?"
Caily Man memandang Alina Rong yang telah menjadi tidak dikenal di depannya, dia merasa depresi di dalam hatinya.
"Caily Man, bisakah kita bicara di kantormu?"
Alina Rong dari awal sudah mengetahui bahwa Caily Man pasti tidak akan melepaskannya hari ini, jadi dia berpura-pura berkata dengan sedih.
"Huh, apa lagi yang bisa kubicarakan denganmu? Kamu sudah sangat hebat, aku tidak bisa menahanmu lagi!"
"Caily Man, jangan seperti ini."
Alina Rong membuat ekspresi ngeri, dia mengulurkan tangan dan mencoba memegang Caily Man, lalu dia sengaja memperlihatkan lengannya yang memar pada Caily Man.
Ketika Caily Man melihat ini, ekspresinya sedikit berubah, dan akhirnya dia merasa tidak tega.
"Baiklah, aku akan mendengar karanganmu."
Setelah keduanya pergi, wajah para karyawan terlihat senang karena akan ada drama yang bagus.
"Ck ck, Caily Man ini benar-benar seperti anjing gila yang selalu menggigit orang, tidak masalah jika dia memarahi orang lain, tetapi dia juga memarahi Alina Rong yang lemah lembut ini? Sebaiknya, kita diam saja."
"Oh, betul, hanya karena ada sesuatu di perutnya dia menjadi sombong di perusahaan sepanjang hari, Alina Rong melayaninya sepanjang waktu seperti sedang melayani seorang ratu, apa lagi yang tidak dia puasi?"
"Betul, biasanya dia yang selalu memikirkan trik untuk mencelakai orang lain, tetapi hari ini dia malah bertanya kepada Alina Rong, Alina Rong bisa memikirkan trik apa? Dia bahkan tidak berani membalas setelah dimarahi, apakah kamu ingat pemecatan skala besar di departemen pemasaran beberapa waktu yang lalu? Aku dengar itu karena orang-orang di departemen itu mengatakan beberapa kata tentangnya dan dia langsung pergi menemui ketua dan melaporkan perbuatan mereka, dan memaksa ketua untuk memecat mereka."
"Wow, ada hal yang seperti ini? Dia benar-benar licik."
Alina Rong sepenuhnya menundukkan kepalanya dan mengikuti di belakang Caily Man ke dalam kantor, lalu menutup pintu dengan patuh, dan dia sudah memiliki rencana di dalam pikirannya.
Caily Man duduk di kursi kantor, mengerutkan kening terhadap Alina Rong di depannya, dan mencibir.
"Hehe, Alina Rong, aku menyarankanmu untuk tidak perlu berakting lagi, kamu saja bisa mencelakaiku, sekarang sudah tidak ada gunanya kamu berakting seperti ini di hadapanku."
Alina Rong menghela napas, lalu mengepalkan tinjunya dan tersenyum masam.
“Hm, betul, Caily Man, akulah yang mencelakaimu, aku iri padamu, aku juga sudah lama tidak ingin bekerja di perusahaan, aku hanya ingin memberitahu sesuatu padamu hari ini, aku berencana untuk menikah dengan Andreas Pei, selamat tinggal."
Setelah mengatakan semua ini dalam satu tarikan napas, Alina Rong berbalik dan ingin pergi seolah-olah sedang menghindari sesuatu.
Ekspresi Caily Man berubah, dia segera bangkit dan meraih pergelangan tangannya.
Ekspresi Alina Rong berubah pada saat pergelangan tangannya yang sakit dipegang oleh Caily Man.
Kecuali jika kemampuan aktingnya sebanding dengan aktris, Caily Man pasti bisa melihat kekurangannya.
Namun, dia tidak menemukan rasa sakit di wajah Alina Rong.
Dia tidak bisa menahan diri untuk menarik lengan baju Alina Rong ke atas, dan terlihat banyak bekas luka di lengannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
Alina Rong mengubah wajahnya dan menarik lengannya dari tangan Caily Man, dan berkata dengan suara rendah: "Caily Man, ini sudah bukan urusanmu lagi, kamu tidak perlu memedulikanku lagi."
Caily Man mengerutkan kening, dia hanya merasa dirinya seperti dilemparkan ke dalam gudang es yang dingin oleh seseorang, dan bulu kuduk di seluruh tubuhnya berdiri.
"Sebaiknya kamu jelaskan padaku, apa yang terjadi? Andreas Pei mengancammu, bukan?"
Alina Rong menundukkan kepalanya dan tidak melihat ekspresi Caily Man saat ini.
"Tidak, kami berdua baik-baik saja, ini.....ini hanya sebuah kecelakaan."
Caily Man menarik napas dalam-dalam, dan dengan kuat menggenggam luka Alina Rong, kedua matanya menatap wajahnya dengan erat, seperti tidak ingin melewatkan 1 ekspresi pun.
"Alina Rong, kamu menyebut ini dengan kecelakaan? Luka yang disengaja tidak dihitung, ini adalah pembunuhan, apakah kamu mengetahuinya?"
Pergelangan tangan Alina Rong memiliki banyak bekas luka, beberapa di antaranya bahkan ada di dekat arteri, ketika Caily Man sekilas melihatnya, dia sudah memaafkan Alina Rong dari lubuk hatinya.
"Caily Man, jangan pedulikanku lagi, aku tahu dia mencintaiku, selain itu....."
Alina Rong sengaja menghindari tatapannya, dan sengaja tidak melanjutkan lagi.
"Dia mencintaimu? Lalu apakah kamu mencintainya? Apakah kamu benar-benar memiliki hobi khusus? Seperti suka disiksa oleh orang lain?"
Caily Man masih berhati lembut, dia telah tinggal di keluarga yang sangat sedikit memiliki ketulusan sejak dia masih kecil, jadi dia lebih bersemangat daripada yang lain untuk merawat para wanita yang terluka dan menjadi tempat berlindung yang aman bagi mereka.
"Caily Man, lebih baik kamu tidak mengetahui masalah ini, kamu tidak bisa membantuku, kali ini, kamu tidak bisa membantuku."
Mata Alina Rong memerah ketika dia kembali mendongak, dengan sedikit rasa takut dan sakit di ekspresinya.
"Maaf, aku memberimu obat hari itu, Caily Man, aku tidak ingin menyakitimu, maafkan aku....."
Setelah mengatakan ini, dia menggigit bibir bawahnya dan menatap Caily Man, lalu berkata dengan ragu-ragu: "Sebenarnya, aku diancam oleh Andreas Pei, dia mengirimku sebuah video, dan mengancam bahwa aku harus memberimu obat, jika tidak dia akan menyebarkan video ini."
"Video? Video apa?"
Alis Caily Man berkerut, dia sangat marah setiap kali memikirkan Andreas Pei si bajingan itu.
Alina Rong perlahan-lahan menyalakan ponselnya, seolah-olah dia sedang menguatkan dirinya, dan meletakkannya di depan Caily Man.
Caily Man mengambilnya, videonya hanya dimainkan selama beberapa detik dan dia hampir menghancurkan ponsel Alina Rong.
"Dia mengancammu dengan video semacam ini! Bajingan ini! Binatang buas! Tidak tahu malu!"
Dia menggigit buku jari telunjuknya, dengan kecemasan di matanya yang tidak seperti sebelumnya.
"Jika dianalisis dari situasi saat ini, dia pasti memiliki banyak salinan, kita tidak bisa menyentuhnya untuk sementara waktu, tetapi kamu tidak perlu khawatir, cepat atau lambat dia akan dimasukkan ke dalam penjara, selama aku masih hidup, aku pasti tidak akan melepaskan bajingan sampah ini!"
Setelah mengeluarkan pernyataan yang berapi-api, dia menyerahkan proposal yang telah dia kerjakan kepada Alina Rong, dan memberinya tatapan penuh perhatian.
"Alina, tidak ada yang salah denganmu, kamu dipaksa olehnya, tetapi ketika kamu menghadapi masalah seperti ini, kamu seharusnya memberitahuku, kita seharusnya memikirkan solusi untuk masalah ini bersama-sama, untuk saat ini, kamu teruslah berpura-pura mematuhi bajingan itu, aku harus pergi mengurus masalah sore ini, kamu bisa menindaklanjuti dan mengoreksi proposal ini. Kamu tidak perlu khawatir, karena dia berani melakukan ini padamu, aku pasti tidak akan membiarkan dia begitu saja! "
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoVillain's Giving Up
Axe Ashcielly1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaDoctor Stranger
Kevin WongCinta Tapi Diam-Diam
RossieHalf a Heart
Romansa UniverseMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip