Mr. Ceo's Woman - Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
“Aku? Aku……CEO Song, Anda tunggu sebentar, aku cari di internet dulu.”
Livia Mo sangat kagum terhadap otak CEO-nya, dia sudah masuk ke perusahaan Song's Entertainment sejak lulus, walaupun kebanyakan kejadian besar pernah dia saksikan, tetapi seperti hal mengatasi kondisi keracunan, dia pertama kali mengalami, tak terhindar juga merasa sedikit bingung.
Herbert Song mendengar perkataan dia, juga menyadari perintah dari dirinya sedikit memaksa dan berkata: “Begini saja, kamu hubungi dokter pribadi kita, utus dia cepat kemari untuk mengatasi.”
“Oke, baik.”
Caily Man merasa sekeliling tubuhnya seperti dibungkus oleh sebuah kehangatan, dia membuka mata perlahan-lahan, saat mendengar di sekeliling ada suara air, dia terkejut.
“Jangan mendekat! Aku peringati kamu! Aku tidak akan mengampunimu begitu saja!”
Herbert Song mengangkat tangan dan menggenggam tangan dia, lalu menenangkan dengan suara pelan: “Caily Man, ini aku, aku Herbert Song, tidak ada apa-apa, sekarang aku segera lakukan tindakan darurat terhadapmu, tetapi kamu harus mempertahankan kesadaran, paham tidak?”
Caily Man mengangguk dengan bingung, setidaknya dia tidak dibawa pergi Andreas Pei, ini sudah termasuk kabar terbaik.
Rasa pusing yang hebat memenuhi kepalanya, adegan di depan matanya terus menerus menjadi kabur, kemudian menjadi jelas kembali.
Dia memegang dahi dan duduk di pinggir kasur, samar-samar bisa melihat sepertinya di samping dirinya berdirilah seseorang?
Tubuh orang ini terlihat sangat dikenal, saat ini kedua tangannya berada di dalam kantong dan sedang membelakangi dirinya, membuat dia merasa sedikit tegang dalam sesaat.
“Siapa kamu?”
Mendengar suara Caily Man, dia balik badan pelan-pelan, membuatnya mendadak tertegun.
“Jaylen Kou? Mengapa kamu di sini?”
Mengapa setiap kali rupa dia yang begitu berantakan selalu terlihat olehnya?
Caily Man ingin menyandar ke belakang, tetapi tubuhnya tidak bisa menggunakan tenaga sama sekali, hanya rasa dingin di seluruh tubuh yang memaksa dia untuk tetap sadar.
“Aku masih ingin bertanya mengapa kamu di sini?”
Sepasang mata Jaylen Kou sangat dalam, tetapi tidak ada kehangatan sama sekali, seolah-olah kembali ke saat mereka pertama kali bertemu.
Dia mendekat perlahan-lahan, tangan besarnya yang kuat menahan dagu Caily Man yang kecil dan cantik, dia memaksanya mengangkat kepala dan melihat dirinya, sepasang mata dipenuhi rasa cari tahu.
“Caily Man, kamu menggunakan cara seperti ini untuk naik ke atas ranjang pria ya?”
Dia menaikkan sudut bibir dan menunjukkan senyuman yang menyindir, Caily Man merasa seolah-olah sekeliling dirinya ditekan oleh aura dia yang kuat.
“Sebelumnya aku, sekarang siapa? Herbert Song, atau Andreas Pei? Ck ck, ternyata benar kalau bercerai denganmu adalah keputusan yang paling tepat.”
Andreas Pei?
Bagaimana Jaylen Kou bisa kenal dengannya?
Caily Man hanya merasa otaknya seperti setumpuk lem, sangat kacau.
Dia berusaha melihat orang di hadapannya dengan jelas, tetapi penglihatannya semakin kabur, dalam sesaat, orang di depan mata menjadi seorang wanita yang cantik.
“Caily Man, lama tak jumpa.”
Orang ini adalah……Jolie Nie!
Jolie Nie mendekat di pinggir bathtub dengan tertarik, rambutnya yang tebal dan sedikit keriting diturunkan dengan rapih, wajah yang cantik dipenuhi makna yang dalam.
“Jolie Nie? Mengapa kamu?”
“Aku masih ingin bertanya denganmu, Caily Man, sebelumnya bukannya jelas-jelas kamu pernah bilang tidak akan ada maksud lain terhadap Jaylen Kou? Mengapa sekarang berubah pikiran?”
“Tidak, aku, aku tidak.”
Caily Man berusaha meringkuk, ada sebuah rasa aneh yang tidak bisa dideskripsikan membuat dia merasa sangat tidak nyaman.
Tiba-tiba, sebuah tangan hitam besar mendadak menangkap pergelangan tangan dia dan menarik tangan dia keluar dengan kuat.
Dia mengangkat kepala dan langsung bertatapan dengan mata yang menyeramkan itu.
Pria itu!
Pria yang mendorong dia ke laut!
“Mati kau!”
Tiba-tiba dia maju dan mencekik leher Caily Man dengan kuat, tangannya perlahan-lahan diperkuat.
“Argh argh argh……ja, jangan……tolong……”
Rasa kekurangan oksigen semakin terasa, tetapi saat ini detak jantung yang semakin kencang seolah-olah adalah perlawanan terakhir yang tidak berdaya saat nyawa sudah tiba di ujung.
Pandangannya semakin gelap, Caily Man merasa kesadarannya seperti sudah mau tenggelam di dalam kegelapan yang membuat orang tidak bisa bernapas ini.
Rasanya aliran darah di pembuluh darah seluruh tubuh pun juga sedang membara, membuat tenggorokannya terbakar sampai tidak bisa teriak minta tolong sama sekali.
“Caily Man! Caily Man! Kamu yang sadar.”
Suara yang kabur terdengar seperti dibatasi satu lapis selaput tipis, dia tidak bisa berteriak, hanya bisa mengulurkan tangan dan menarik orang itu dengan naluriah.
Tubuhnya mendadak menjadi dingin, padangannya juga perlahan-lahan menjadi jelas.
Saat ini, Caily Man baru sadar saat ini dirinya masih berada di dalam bathtub, tetapi air di bathtub sudah menjadi dingin sejak tadi, juga karena rangsangan seperti ini, baru membuat kesadaran dia yang awalnya tenggelam menjadi pulih sebentar.
Di dalam kamar mandi dipenuhi bercak air, kelihatannya seperti baru terjadi sebuah peperangan yang sengit.
Dia melihat saat ini Herbert Song berjongkok di samping dan menggenggam tangan dia yang dingin.
Saat ini seluruh tubuh dia basah kuyup, rambut dia turun di dahi dengan lemas, dibanding dengan biasanya, menjadi ada rasa yang dimiliki pemuda, tetapi meski saat ini dia basah kuyup, kelihatannya tidak berantakan sama sekali.
Livia Mo menggigit bibir bawah, berjalan maju dan mengatakan sesuatu kepada Herbert Song dengan suara pelan, dahi dia mendadak dikerutkan.
“Dasar brengsek! Licik sekali dia!”
Livia Mo menghela napas dan berjalan ke depan Caily Man.
“Nona Caily Man, yang barusan kamu lihat adalah halusinasi, bukan asli, obat yang kamu makan, tidak hanya bisa membuat tubuh terasa……bergairah, di saat bersamaan juga ada efek menyebabkan halusinasi yang kuat, kalau memakai berlebihan, sangat mungkin merusak sel saraf otak, tadi aku sudah menghubungi dokter pribadi, dia akan tiba dengan sangat cepat, tetapi sekarang kami ingin mulai melakukan tindakan darurat padamu, kami berharap kamu bisa bekerjasama dengan tindakan kami dan pertahankan kesadaran setiap saat, baik tidak?”
Caily Man mengangguk dengan sulit, saat ini dia merasa seluruh tubuhnya panas dingin, tetapi setelah mendengar perkataan Livia Mo, dia tetap berusaha ingin membuat dirinya mempertahankan kesadaran.
Bibir yang kering membuat dia merasa sedikit menderita, dia berusaha buka mulut dan bertanya: “Air, kalian ada air tidak?”
Livia Mo tertegun sesaat, lalu langsung berjalan ke luar.
“Nona Caily Man, tunggu sebentar.”
Rasa gerah memenuhi dadanya, tidak tahu mengapa sekarang dia sangat menginginkan sentuhan dari orang lain, baju yang dipakai di tubuhnya seolah-olah menjadi keberadaan yang mengganggu.
“Tidak nyaman……”
Seiring kecepatan aliran darah bertambah, saat ini kegerahan di tubuhnya sudah menyebar ke seluruh tubuh, sedangkan suhu dingin di dalam bathtub masuk dari kulit ke dalam saraf dan membuat tubuhnya gemetar.
“Uhhh……”
Dia mengeluarkan sebuah suara erangan pelan yang sangat lembut dengan refleks, membuat Herbert Song di samping mendadak menelan air liur.
Saat ini tindakan refleks wanita di depan mata seperti sekuntum bunga poppy yang sangat menawan, seberapapun dia terhormat, dia juga hanyalah seorang pria normal yang memiliki hasrat.
Melihat adegan di depan mata yang begitu cantik, tubuh dia juga menjadi sedikit gerah, dia hanya bisa memaksa menekan pikiran yang buruk dengan akal sehatnya yang tersisa.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMy Greget Husband
Dio ZhengThe Gravity between Us
Vella PinkyUnperfect Wedding
Agnes YuMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip