Mr. Ceo's Woman - Bab 63 Efek Kupu-Kupu
"Jaylen Kou, aku tidak bisa berhutang budi kepada orang lain."
Caily Man tersenyum pelan, tetapi di balik matanya terlihat kesepian tiada tara.
Di dunia ini, semua komoditas sudah dikasih harga dari awal, inilah ilmu yang pertama kali ia pelajari setelah memasuki dunia orang dewasa.
Harganya adalah menikah dengan Jaylen Kou.
Sorot mata Jaylen Kou menjadi gelap, dan dia membuka mulutnya seolah ingin berdebat, tapi bibirnya tidak bisa mengatakan hal-hal yang baik, jadi akhirnya dia hanya bisa mendengus.
"Kalau begitu ikuti aku."
Caily Man menatap wajah serius Jaylen Kou di depannya, lalu menunduk, dan melihat bahwa luka di kakinya yang semula dibalut mengeluarkan sedikit darah.
Ikuti dia atau tidak?
Caily Man, yang tidak pernah mau mempercayai perkataan orang lain, untuk pertama kalinya sangat ingin mempercayai kalimat Jaylen Kou ini.
Dengan mengikutinya, mungkin benar-benar akan bisa bertahan, bukan?
Mumpung langit belum benar-benar gelap, mereka berdua akhirnya menemukan sebatang pohon besar yang dekat ke tepi laut lalu duduk disitu, yang penting lewati dulu malam ini.
Tak jauh di depan pohon besar itu, mereka berdua sibuk dalam waktu yang lama, dan akhirnya baru bisa membuat tulisan "SOS" dengan menggunakan batu.
Dengan menggunakan kayu bakar yang dipungutnya, Jaylen Kou dengan enggan membuat api dengan cara menggosokkan ranting kayu sehingga terciptalah sedikit asap biru, tetapi pada detik berikutnya langsung tertiup angin laut sampai mati.
Hampir tidak mungkin untuk membuat api di dekat laut, tetapi saat ini di keremangan malam, jelas lebih tidak rasional lagi untuk masuk ke dalam hutan lebat.
Dua orang yang sudah di ambang kehancuran itu pun berdiskusi singkat, berniat untuk meninggalkan ide membuat api dengan menggosokkan ranting, dan membiarkan percikan api yang samar-samar itu melayang tertiup angin.
Angin laut di malam hari terasa suram dan dingin, dinginnya membekukan tulang, jika tidak bisa menemukan tempat untuk bersembunyi dari hembusan angin laut, maka mungkin mereka berdua benar-benar tidak bisa melihat matahari lagi keesokan harinya.
Pohon besar itu jelas merupakan tempat yang bagus, jadi mereka berdua dengan enggan meringkuk ke balik pohon besar, menyaksikan asap hijau kecil itu pelan-pelan menghilang.
Caily Man meringkuk sambil memeluk lututnya, mencoba membungkus dirinya menjadi seperti bola kecil, sambil menatap langit yang berbintang.
Di langit yang tenang, saat ini bergantung bintang-bintang yang berkilauan.
"Jaylen Kou, kuharap ketika bangun besok, aku masih bisa melihatmu hidup-hidup."
Caily Man tersenyum tipis, lalu tiba-tiba merasakan sebuah mantel diletakkan bahunya, mantelnya masih terasa hangat karena suhu tubuh sang empunya.
Dengan wajah bingung, dia menoleh untuk melihat ke arah Jaylen Kou, yang mengenakan baju berlengan pendek sambil tidak bisa mengendalikan giginya yang gemetaran, dalam sesaat dia tidak tahu harus berkata apa.
"Jaylen Kou, apakah kamu ingin bunuh diri agar bisa menuduhku nanti?"
Dia ingin sekali mengatakan bahwa dia akan melepaskan mantel hangatnya, tetapi dihentikan oleh Jaylen Kou yang mengangkat tangannya.
"Pakailah! Kecuali jika kamu ingin mati beku!"
Dengan nada suara yang tidak bisa ditolak lagi, Caily Man mengangkat alisnya dan menatap matanya yang dalam dengan ekspresi tidak mau kalah.
"Jaylen Kou, atas dasar apa kamu bisa memerintahku?"
"Apa kamu tidak tahu kondisi tubuhmu sendiri? Jangan memaksa jika tubuhmu tidak tahan, lihat bibirmu sendiri telah memutih!
Caily Man merasa bingung, bukankah dia yang terluka?
Baru saja mencoba untuk mendebatnya beberapa kata lagi, dirinya malah mengikuti pandangan mata Jaylen Kou yang sedang melihat sedikit warna kemerahan di antara kedua kakinya, dengan segera semua pertahanan dirinya pun hancur.
Dia bahkan lupa bahwa dia sedang dalam periode khusus!
Benar saja, itu karena terlalu banyak hal yang dia alami akhir-akhir ini, sehingga membuat otaknya berada dalam keadaan mati.
Pantas saja sepanjang hari ini dia terus merasa dirinya sakit setengah mati, dikiranya dengan temperamennya yang lamban, Jaylen Kou pasti tidak mungkin bisa menyadarinya, tapi tidak disangka tubuhnya telah mengekspos dirinya terlebih dulu.
Untuk menyembunyikan rasa malunya, dia hanya bisa menutup mulutnya dengan patuh dan menyembunyikan kakinya.
Jelas sekali bahwa Jaylen Kou adalah seorang prajurit yang adil dan jujur, ketika mengalami situasi yang memalukan seperti ini, mengapa harus selalu dia yang menemukan?
Di antara gelapnya malam, dia perlahan-lahan mencondongkan tubuhnya bersandar ke arah Jaylen Kou, membentangkan mantel lebarnya di atas tubuh Jaylen Kou tanpa sepatah kata pun, dan dirinya meraih pinggir yang sebelahnya lagi.
Jaylen Kou jelas terpana, dia malah berkata duluan: "Aku merasa terlalu dingin, tolong bantu aku menghangatkannya."
Dalam nafas panjang, tidak ada yang berkata-kata lagi.
Hanya saja pada malam ini keduanya disiksa bolak-balik karena kesakitan yang diderita masing-masing, namun mereka berdua adalah orang yang memiliki harga diri yang kuat, sama sekali tidak mau menunjukkan kelemahan sedikitpun, oleh karena itu mereka saling berkompetisi bertahan hingga subuh, barulah keduanya tidak bisa menahan rasa kantuk yang semakin dalam, dengan kepala yang saling bersandar, tertidur begitu saja.
...
Di villa resor di pulau Negara S.
Setelah Herbert Song menyelesaikan urusan yang ada, dia masuk ke ruangan dan melihat beruang kecil yang ditempatkan di ruangan itu, lalu tersenyum penuh arti.
Ini secara tidak sengaja ditinggalkan Caily Man ketika dia dan Caily Man naik pesawat yang sama.
Dia mengambil beruang kecil yang ada di atas meja itu, seolah-olah dia melihat Caily Man yang bisa-bisanya begitu linglung, merasa sangat menarik.
Bagaimana bisa seorang wanita melupakan periode menstruasinya?
Tapi lebih baik mencari waktu untuk mengembalikan beruang kecil ini kepadanya, ya kan?
Memikirkan hal ini, dia pun mengangkat teleponnya dan menelepon asistennya.
"Halo, bagaimana situasi kru film?"
"CEO Song, kami belum menerima rombongan kru film."
"Apa? Belum menerimanya?"
Matanya yang tadinya tersenyum menghilang dalam sekejap, dan tangannya yang memegang telepon pun sedikit menegang.
"Seharusnya pagi ini mereka sudah sampai bukan? Ini sudah sore, mereka masih belum mendarat di pulau itu?"
"Hmm, aku juga ingin berbicara dengan penanggung jawab kru, tapi sepertinya tidak bisa nyambung teleponnya."
Telepon tidak bisa nyambung?
Sekelompok orang diam di kapal begitu lama, pasti ada yang salah!
Bagaimanapun, kehilangan seluruh awak kapal akan menjadi pukulan serius bagi Perusahaan Besar Song, dirinya pun mengerutkan alis dengan tegang.
"Terus hubungi penanggung jawabnya, dan kirim dua kapal lagi untuk mencari orang di laut. Pastikan untuk memastikan keselamatan kru!"
Setelah menutup telepon, dalam hatinya Herbert Song masih sedikit ketakutan. Syuting serial TV tersebut merupakan kerja sama pertama antara Perusahaan Besar Song dan military region. Setiap kecelakaan dalam pembuatan film ini masih ada ruang untuk perubahan, tetapi kalau sampai menghilangkan Tuan Muda keluarga Kou**, dia tidak akan sanggup menanggung tuduhan itu!
"Apa yang terjadi? Sepertinya aku harus pergi ke sana sendiri!"
...
"Kenapa masih belum sampai di pelabuhan?"
Wilson Lee dengan cemas bertanya kepada nahkoda kapal, hatinya berdebar-debar.
"Tsk, arahnya seharusnya sudah benar, kenapa?"
Keringat sebesar kacang naik ke dahinya, dia telah mengemudikan kapal selama lebih dari sepuluh tahun, dan itu adalah pertama kalinya dia menemukan situasi seperti "hantu menabrak dinding" di laut.
"Sutradara Lee, menurutmu apakah hantu Editor Man dan Kolonel Kou datang untuk merenggut nyawa kita? Bagaimana pun, saat itu tidak ada satu pun dari kita yang mencoba menyelamatkan mereka, jadi mungkinkah mereka ingin menjebak kita hidup-hidup di kapal ini?"
Manager panggung mereka hanyalah seorang gadis muda yang baru tumbuh dewasa, dan kelompok sebelumnya yang dia ikuti membuat film dengan tema supernatural, jadi imajinasinya pun sebanding, ditambah lagi ini adalah pertama kalinya dia menghadapi situasi ini, wajahnya yang kecil menjadi pucat pasi karena ketakutan setengah mati!
"Merenggut nyawa? Nyawa apa? Bagaimana panel instrumen bisa bermasalah?"
Wilson Lee mengepalkan tinjunya, sebenarnya dari lubuk hatinya juga sudah mulai merasa gelisah dan cemas, rasa cemas itu secara perlahan mulai menyebar ke anggota tubuhnya.
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraDoctor Stranger
Kevin WongSomeday Unexpected Love
AlexanderMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip