Mr. Ceo's Woman - Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
Caily tiba-tiba merasa kesakitan di hatinya, tapi semua ini sangat masuk akal.
Sinar di hati Jaylen selama ini adalah Jolie, oleh karena itu tidak ada salahnya Jaylen membiarkan dia dan menolong Jolie, tapi setidaknya melemparkan sebuah pelampung keselamatan agar dia bisa menolong dirinya sendiri, kan?
Dia akhirnya tidak bisa berteriak lagi, seluruh tenaganya sudah habis, tidak peduli orang di kapal berteriak sekeras apa, dia juga sudah tidak bisa mendengar suara mereka.
Tubuhnya perlahan-lahan tenggelam mengikuti air laut yang dingin, udara di paru-parunya sudah tidak bersisa, air laut memasuki tubuhnya dari seluruh tempat.
Mungkin hari ini dia benar-benar akan mati disini?
Jelas-jelas dia tidak melakukan kesalahan apapun, mengapa masih ada orang yang begitu kejam ingin dia mati?
Di dalam lautan dalam sangat gelap, tidak ada sedikitpun cahaya yang masuk, dia pun menutup matanya, merasa seluruh indranya perlahan-lahan meninggalkan tubuhnya.
Detik berikutnya, dia merasakan ada sebuah tenaga yang hangat perlahan-lahan menariknya.
Kemudian, udara perlahan-lahan datang dari bibirnya yang menyentuh sesuatu, kesadarannya yang hampir hilang pun samar-samar terbangun.
Karena naluri bertahan hidupnya, dia pun mengulurkan lengan dan kakinya untuk memeluk erat orang itu, seakan takut orang itu akan pergi meninggalkannya.
Oksigen di mulut orang itu sudah hampir semuanya diberikan kepadanya, namun dia seperti hantu air yang sudah meninggal bertahun-tahun, tetap tidak terpuaskan.
Ketika kesadarannya sudah kembali, dia melihat wajah Jaylen yang sangat dekat dengannya, wajahnya yang biasanya tegas juga menjadi samar karena air laut.
Dia datang menolongnya?
Hatinya berdetak kencang sejenak, tapi Jaylen berturut-turut dua kali lompat ke laut untuk menolong orang, tidak peduli sebaik apa fisiknya kali ini juga pasti kelelahan, namun tadi dia malah berusaha merebut oksigen Jaylen yang tidak banyak?!
Setelah mengerti hal ini, Caily pun merasa malu dan bersalah di dalam hati.
Dia tidak pernah berharap Jaylen akan melompat ke laut untuk kedua kalinya demi menolongnya, hanya saja sekarang, dia bisa merasakan tenaga di tangan Jaylen sedang melemah secara perlahan, Jaylen sudah tidak ada tenaga untuk berenang kembali ke kapal!
Di atas permukaan laut sepertinya masih penuh dengan teriakan orang-orang, tapi untuk mereka yang berada di bawah permukaan laut, suara-suara ini sudah terdengar tidak nyata.
Dia berusaha ingin menarik Jaylen yang mulai kehilangan kesadaran ke atas, namun dia akhirnya menyerah melakukan pemberontakan yang tidak berguna.
Saat ini di geladak kapal, Wilson melihat situasi yang terjadi tiba-tiba di depan matanya, jari-jarinya gemetaran sampai tidak bisa menjepit sebatang rokok.
Sinyal di laut tidak bagus, tidak bisa menelepon polisi, mereka yang sekarang seperti berada di sebuah pulau terpencil, di sekitar mereka hanyalah laut yang penuh bahaya.
Wajah Jolie sangat pucat, suaranya bergetar tanpa kendali.
Saat ini dia seperti hantu air yang baru saja ditarik dari air, rambutnya seperti rumput laut menempel di wajahnya, kondisinya terlihat tragis.
Dalam hatinya muncul ketakutan yang datang terlambat, karena dia tidak menyangka, setelah menolongnya, Jaylen akan pergi lagi untuk menolong Caily tanpa ragu.
Dia awalnya membahayakan dirinya sendiri untuk mengulur Jaylen, kemudian membiarkan Caily mati di lautan dalam ini, hanya saja dia telah meremehkan posisi Caily di dalam hati Jaylen.
Jaylen bukannya sangat membenci Caily? Mengapa masih bisa berkorban untuk menolongnya?
Saat ini, sebuah tangan menepuk bahunya, dia berbalik dan melihat seorang lelaki, lelaki itu tersenyum kepadanya dan memberikannya segelas susu hangat.
"Nona Nie seharusnya ketakutan, minumlah sedikit susu untuk menenangkan diri."
Jolie terdiam sejenak, kemudian menerima segelas susu yang diberikan orang itu.
"Terima kasih."
"Instruktor..... Instruktor kenapa masih tidak kelihatan? Kenapa penulis Man juga tidak naik?"
"Tidak mungkin, kan? Tidak mungkin mati begitu saja, kan?"
Nora dan Ashley yang sebelumnya masih bermusuhan sekarang sedang menggenggam erat tangan satu sama lain, air mata yang sebelumnya tidak bisa menetes bagaimanapun caranya sekarang menetes deras ke lantai.
"Sutradara? Sutradara? Apa yang harus kita lakukan?"
Suara orang-orang yang bertanya padanya membuat Sutradara Lee bingung, kata-kata orang misterius itu masih terngiang di telinganya.
Tidak peduli apa yang terjadi di atas kapal, jangan pedulikan, anggap saja tidak terjadi apa-apa.
Tapi sekarang sudah menyangkut nyawa orang!
Awalnya dia pikir hanyalah candaan atau lelucon ringan, namun tidak disangka dirinya sudah terlibat dalam kasus pembunuhan!
"Sutradara? Apa yang harus kita lakukan? Tidak ada sinyal, tidak bisa menelepon keluar!"
Orang-orang di atas kapal mulai panik, karena semua yang ikut kali ini adalah staff-staff TV, mereka tidak pernah bertemu kejadian seperti ini sebelumnya, apalagi artis-artis kecil yang baru saja mulai berkarir.
"Balik kapalnya, kita pulang dulu!"
Wajah Sutradara Lee pucat seperti hantu, angin yang tajam berhembus menyayat daging di wajahnya, dia pun gemetaran, tiba-tiba dia merasa seperti ada sepasang tangan besar yang sedang mencekik lehernya di dalam kegelapan.
........
Ombak mendarat di pasir berwarna emas, terkadang meninggalkan beberapa kerang yang berwarna.
Caily mengerutkan keningnya, dia merasa seakan seluruh tulangnya patah, di bawah tubuhnya ditusuk-tusuk oleh batu-batu kecil membuatnya kesakitan, hanya saja dia merasakan sinar matahari yang hangat menyinari punggungnya, membuatnya merasakan kehangatan.
Dia membuka mata secara perlahan--------
Sinar matahari emas tidak sesilau bayangannya, malah membawa kehangatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Dia bernafas dengan susah payah, setelah tahu kulitnya yang terekspos tergosok oleh pasir yang keras sampai-sampai berbekas, otaknya yang sudah lama berhenti pun mulai berputar: Dia belum mati!
Caily tersenyum merasakan kesakitan yang terasa dari berbagai bagian di tubuhnya.
Tidak peduli bagaimanapun, yang penting adalah masih hidup.
Kelihatannya dia dibawa oleh arus air sampai ke pulau terpencil terdekat, oleh karena itu dia bisa mempertahankan nyawanya.
Kedinginan kemarin membuat kepalanya terasa sakit, wajah pucat Jaylen muncul di pikirannya.
"Jaylen Kou?"
Dia pun langsung bangun duduk, dia melihat tepi pantai yang kosong dengan perasaan bersalah, seketika merasa ketakutan yang tidak pernah dia rasakan.
Dia jelas-jelas mengingat hal yang dilihat terakhir kali olehnya adalah kedua tangan Jaylen yang sudah kehabisan tenaga, tapi mengapa dia tidak tiba di pulau ini juga? Apakah dia sekarang masih terombang-ambing di laut?
Begitu terpikirkan adanya kemungkinan ini, dia pun meremas dadanya, hatinya terasa sakit.
Apakah dia yang menyebabkan kematian Jaylen?
"Akhirnya sudah bangun?"
Terdengar suara yang familiar dari belakang, dia tersentak dan berbalik ke belakang, hatinya yang tergantung pun akhirnya lega.
Saat ini Jaylen sedang berbaring tidak jauh dari Caily, matanya setengah terbuka, seluruh tubuhnya basah.
Dia bernafas dalam dan cepat, kemejanya yang basah lengket di dadanya yang naik turun.
Tapi kondisinya saat ini tidak baik, wajahnya pucat, kulit bibirnya juga mulai terkelupas karena tidak meminum air dalam waktu yang lama, dilihat dari atas sampai bawah dia terlihat lelah dan tidak bertenaga.
Caily tidak bisa mendeskripsikan perasaan yang dia rasakan ketika dia melihat Jaylen muncul di depannya, seakan tempat yang kosong kembali diisi penuh.
Mungkin karena dehidrasi, dia sama sekali tidak bertenaga, dengan oyong-oyong berjalan ke sisi Jaylen, belum sampai di sisi Jaylen dia lagi-lagi karena kehilangan tenaga, terjatuh tepat di bagian perut Jaylen.
Jaylen mengerutkan kening dan mengerang, berkata dengan lemah: "Caily Man, dendammu terhadapku seberapa besar? Aku tidak mati tenggelam, malah mati karena ditimpa olehmu."
Novel Terkait
The Richest man
AfradenCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThe Sixth Sense
AlexanderSang Pendosa
DoniPejuang Hati
Marry SuLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyTen Years
VivianMr. Ceo's Woman×
- Bab 1 Akhirnya cerai !
- Bab 2 Dia Menghormati Orang Tua dan Tidak Menyayangi yang Lebih Muda
- Bab 3 Mantan Suami!
- Bab 4 Karma Ya!
- Bab 5 Orang-Orang Kota Mempunyai Banyak Trik
- Bab 6 Misi Rahasia? Menyelesaikan Dari Akar Masalah!
- Bab 7 Kerjasama Win-Win
- Bab 8 Kenapa Tiba-Tiba Marah
- Bab 9 Dia Tidak Menyangka
- Bab 10 Pilihan Hidup Dan Mati
- Bab 11 Caily Terluka
- Bab 12 Komentar Netizen
- Bab 13 Pertama sekali bertemu
- Bab 14 Aku akan menerima tawaranmu
- Bab 15 Menambahkan sedikit hiburan
- Bab 16 Mantan suamiku yang tercinta
- Bab 17 Sakit, namun bahagia
- Bab 18 Tidak mempunyai kecocokan
- Bab 19 Bangkit untuk melawan
- Bab 20 Tidak akan tinggal diam !
- Bab 21 Mengunjungi Bangunan Tua Pada Malam Hari
- Bab 22 Tidak Bisa Mentolerirnya
- Bab 23 Sangat Konyol
- Bab 24 Jujur Atau Tantangan
- Bab 25 Putri Angkat Keluarga Man
- Bab 26 Gaun yang Misterius
- Bab 27 Membuat Mereka Menjadi Topik Pembicaraan!
- Bab 28 Aku Adalah Nona Muda Keluarga Man
- Bab 29 Dia Tidak Memiliki Hak Untuk Memiliki Nama?
- Bab 30 Mendapatkan Hadiah Tanpa Perlu Berusaha
- Bab 31 Surat Wasiat yang Tersembunyi
- Bab 32 Benar-Benar Sial
- Bab 33 Menepati Janji
- Bab 34 Konspirasi Dan Kecelakaan
- Bab 35 Teman yang Tulus
- Bab 36 Menyiram Minyak ke Dalam Api
- Bab 37 Aku Benar-Benar Merindukan Kamu
- Bab 38 Hebat Dalam Memarahi Orang
- Bab 39 Jika Tidak Berusaha, Maka Tidak Akan Mendapatkan Hasil
- Bab 40 Aku Ini Memang Orang yang Sangat Perhitungan
- Bab 41 Mengajari Cara Memancing
- Bab 42 Perebutan Gaun
- Bab 43 Kamu Adalah Istriku
- Bab 44 Perubahan yang Mendadak
- Bab 45 Matthew
- Bab 46 Kelanjutan Dari Ikatan Takdir yang Buruk
- Bab 47 Konferensi Skenario
- Bab 48 Hadiah Dari Penggemar
- Bab 49 Suatu Hal Kecil Membuat Masalah yang Besar
- Bab 50 Istirahat Sama Dengan Berhenti Kerja
- Bab 51 Terlambat
- Bab 52 Kemalangan yang terus terjadi
- Bab 53 Konfrontasi
- Bab 54 Hari yang spesial
- Bab 55 Hanya melakukan apa yang bisa dilakukan
- Bab 56 Kelicikan vs. Kelicikan
- Bab 57 Harus Tambah Uang
- Bab 58 Rencana Tersembunyi
- Bab 59 Jebakan Dalam Jebakan
- Bab 60 Pulau Terpencil
- Bab 61 Tunggu Aku
- Bab 62 Bertahan Hidup
- Bab 63 Efek Kupu-Kupu
- Bab 64 Lolos dari Bahaya
- Bab 65 Jebakan Demi Jebakan
- Bab 66 Masuk Penjara
- Bab 67 Nona Besar, Aku Datang Menjemputmu
- Bab 68 : Antara Cinta dan Benci
- Bab 69 : Mambawa Pergi Secara Paksa
- Bab 70 : Drama Tiga Wanita
- Bab 71 Membongkar Rahasia Diri Sendiri
- Bab 72 Menelusuri Sampai Akhir
- Bab 73 Mengulangi Kesalahan yang Sama
- Bab 74 Celah
- Bab 75 Undangan Herbert Song
- Bab 76 Perperangan empat orang
- Bab 77 Memulainya dengan menjadi teman
- Bab 78 Menimbulkan perselisihan
- Bab 79 Jebakan
- Bab 80 Kehilangan petunjuk
- Bab 81 Pertemuan Bahaya
- Bab 82 Terkena Jebakan
- Bab 83 Melewati Bahaya
- Bab 84 Tepi Antara Kenyataan dan Halusinasi
- Bab 85 Keegoisan Herbert Song
- Bab 86 Livia Mo
- Bab 87 Membuat Kesepakatan
- Bab 88 Licik
- Bab 89 Bukan Orang yang Sebelumnya
- Bab 90 Masa Mudanya Telah Dimakan Oleh Seekor Anjing
- Bab 91 Kamu Sangat Hebat!
- Bab 92 Tempat Ini Akan Selalu Menjadi Rumahmu
- Bab 93 Kejahatan Dilupakan Selama Ribuan Tahun
- Bab 94 Gosip
- Bab 95 Lakukan Semuanya Seperti Biasa
- Bab 96 Paling Menyedihkan Dari Semua Yang Hadir
- Bab 97 Dia Tidak Mengerti Dunia Orang Kaya
- Bab 98 Persaingan Dua Orang Pria
- Bab 99 Kaya, Bersikap Suka-Suka!
- Bab 100 Mendadak Terkenal
- Bab 101 Dikepung
- Bab 102 Pahlawan penyelamat wanita
- Bab 103 Dua orang yang perkataannya tidak sejalan dengan isi hati
- Bab 104 Sedikit tersentuh olehnya
- Bab 105 Pria bajingan masuk penjara
- Bab 106 Diculik
- Bab 107 Kebenaran Tahun Itu
- Bab 108 Memberi Wajah Kepada Keluarga Pei
- Bab 109 Tolong, Bawa Aku Pergi
- Bab 110 Aku Akan Menganggap Seekor Anjing Telah Menggigitku
- Bab 111 Drama Kembali Dilaksanakan
- Bab 112 Dunia Ini Benar-Benar Sempit
- Bab 113 Menjadi Wanita Tercantik
- Bab 114 Hehe Wanita
- Bab 115 Jus VS Arak
- Bab 116 Dare Yang Membuat Merona Dan Berdetak Kencang
- Bab 117 Seorang Manusia Serigala
- Bab 118 Cahaya Lampu Dan Bintang
- Bab 119 Pembagian Tim Syuting
- Bab 120 Keadaan Darurat
- Bab 121 Terhambat
- Bab 122 Jaylen Kou turun tangan
- Bab 123 Komunikasi antar pria
- Bab 124 Tamu tak diundang
- Bab 125 Pertemuan canggung di pemandian air panas
- Bab 126 Keangkuhan Dan Pemihakan
- Bab 127 Bibi Wang Sakit Kritis
- Bab 128 Mantan Pacar Yang Terus Menguntit
- Bab 129 Pemangsa Bertamu Ke Rumah Mangsa
- Bab 130 Musuhnya Musuh Identik Dengan Teman
- Bab 131 Mempersembahkan diri
- Bab 132 Hidup Kembali di Tengah Keputusasaan
- Bab 133 Maaf, datangnya terlambat
- Bab 134 Rumit
- Bab 135 Kalau tangannya sudah tidak mau, aku bantu kamu menghancurkannya
- Bab 136 Tidak Bisa Menjelaskan
- Bab 137 Foto yang Berharga
- Bab 138 Syuting di Kota X
- Bab 139 Menunjukkan Kekuatan
- Bab 140 Pembuat Onar
- Bab 141 Ledakan
- Bab 142 Gosip
- Bab 143 Menggunakan tangan orang untuk membunuhnya
- Bab 144 Adu domba
- Bab 145 Masalah yang terjadi di depan mata
- Bab 146 Dia adalah seorang pembunuh
- Bab 147 Pemaksaan
- Bab 148 Benar atau salah, tidak berani untuk mengatakannya
- Bab 149 Kamu adalah pembohong
- Bab 150 Menggumparkan Gosip